Cemburu

Hari peringatan tujuh hari kematian mendiang ayah Erika akhirnya berjalan dengan sangat baik dan hikmat. Semua berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Erika terlihat sedih ketika harus mengingat kembali masa-masa bersama ayahnya dulu ketika beliau masih hidup. Ia masih tak menyangka jika ayah yang sangat di sayanginya akan pergi begitu cepat. Padahal ia selalu berharap ketika ia akan menikah nanti, ia ingin ayahnya mendampinginya. Tapi semua itu tidak mungkin terjadi lagi, semua sudah berubah ketika ayahnya pergi untuk selamanya. Hidup Erika tiba-tiba berubah, dari menjalani kehidupan sebagai seorang nona muda kini ia harus menjalani kehidupa layaknya gadis biasa dari keluarga sederhana. Bahkan kini demi membayar hutang dan memenuhi kehidupan sehari-hari ia telah menggadaikan dirinya sendiri kepada seorang pria berhati dingin yang tak bisa di tebak sifatnya.

Sejenak Ariana kembali melamun di teras rumahnya saat acara sudah selesai. Dave tidak hadir tadi saat acara, Erika tidak tahu kemana perginya Dave, karena Dave belum menghubunginya sama sekali seharian ini. Ia melirik jam tangannya berkali-kali, sudah banyak detik waktu terlewati, tapi belum ada juga kabar dari Dave. Entah mengapa Erika sangat mengharapkan kehadiran pria tersebut. Ia ingin Dave bisa menghiburnya saat ia merasa sedih seperti sekarang ini.

Dave dimana kau? Kenapa kau selalu melakukan ini padaku? Aku butuh kamu Dave. Walaupun aku tahu, aku tak berhak meminta untuk itu.

Wajah Erika terlihat makin sendu. Ia menatap layar ponselnya berkali-kali, berharap ada satu pesan saja dari Dave, pasti itu sudah cukup untuk membuatnya merasa lebih baik. Tapi sayangnya satu pesanpun dari Dave Taka ada yang masuk. Entah harus bagaimana lagi Erika mengungkapkan kerinduannya pada pria tersebut.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di perkarangan rumah Erika saat tamu-tamu sudah mulai sepi. Dada Erika terhenyak, berharap yang akan keluar dari mobil mewah tersebut adalah pria yang sangat ia rindukan, yaitu Dave.

Erika menunggu saat-saat pria tersebut keluar dari dalam mobil, ia mendekat ke arah tiang teras rumahnya dengan tatapan harap-harap cemas.

Tak lama kemudian munculah seorang pria dari dalam mobil, Mendadak perasaan Erika merasa sedikit kecewa, karena yang baru saja keluar dari mobil adalah Mark, bukan Dave. Tapi tunggu dulu, Mark kembali membukakan pintu mobil untuk seseorang. Ya..Untuk yang kedua kalinya kali yang keluar dari mobil adalah Dave.

Raut wajah Erika kembali senang, lalu ia segera memasang wajah manisnya untuk menyambut kedatangan Dave.

"Hai..Calon suamiku, akhirnya kau datang juga, kau tidak tahu apa aku sangat merindukanmu!" Ujarnya dengan nada menggoda, padahal seluruh tubuhnya sudah gemetaran, bagaimana bisa ia mengatakan hal segila itu di hadapan pria yang selalu bersikap seenaknya itu padanya.

"Oh..jadi begitu, apa kau sehat hari ini?" Tukas Dave sambil membuka kaca mata hitamnya dengan gaya sok elegant.

Erika sedikit mengeriyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"

"Ya..Aku kira kau sedang tidak sehat, aku lihat tanganmu tiba-tiba gemetar tadi. Kau harus perbaiki aktingmu lagi." Ujar Dave datar.

Hah..Siapa yang lagi berakting, aku sungguh sedang merindukanmu Dave. Ah...Ya ampun bahkan ia dapat menyadari gerak tubuhku yang tak biasa.

Erika seolah tak Inging mendengar celotehan Dave. Kini matanya tertuju pada Mark yang berdiri satu meter di belakan Dave. Mark terlihat sangat patuh dengan Tuannya itu. Entah berapa ia mendapatkan gaji dari Dave hingga ia bisa sepatuh itu. "Hai Mark, apa kabarmu hari ini, apa kau merindukanku seperti kemarin?" Seru Erika dengan nada ringan. Kali ini dengan Mark ia benar bercanda saja.

Mark tertegun, seketika merasa tidak enak pada Dave saat tuannya itu seketika menoleh ke arahnya dengan tatapan menyelidik, melihat ke arah Mark dan Erika secara bergantian. Sedangkan Erika masih tetap memasang senyum riangnya.

Erika aku mohon jaga sikapmu, jangan begini, aku tidak mau tuan Dave berpikir yang macam-macam. Mark.

Ada apa ini dengan mereka berdua? Kenapa Mark juga tiba-tiba jadi aneh seperti itu. Dave.

"Ada apa? Kenapa kalian berdua jadi diam?" Seru Erika lagi dengan tatapan bingung.

"Terserahlah, aku juga tidak peduli!" Ujar Dave akhirnya seraya menyerahkan buket bunga yang ada di tangannya pada Erika. "Aku turut berduka cita, maaf waktu di pemakaman waktu itu aku tidak jadi hadir." Lanjut Dave lagi.

Maksud dia apa tadi dengan mengatakan tak peduli.

"Hai Mark, kenapa kau ikut diam saja. Aku kan tanya tadi apa kau merindukanku hari ini?" Erika mengulum senyum, ia senang sekali menggoda Mark, ah..Sebenarnya tidak. Erika hanya ingin tahu apakah Dave akan cemburu bila ia menggoda Mark.

Wajah Mark sudah berubah pias sekarang. Entah apa yang ia katakan pada bosnya nanti untuk menjelaskan semua ini.

"Tenang saja, kalian punya hubunganpun aku juga tak peduli." Dave mengambil kacamatanya kembali dari saku kemejanya, dan kemudian memakainya lagi. "Mark aku ingin pergi lagi, ada meeting dengan client."

"Baik Tuan!" Ujar Mark seraya menundukkan kepalanya dan mempersilahkan Dave untuk berjalan menuju mobil lebih dulu.

Mereka bos dan asistent terlihat seperti sedang main drama saja, kaku sekali. Dan Mark, apa kau memang sepatuh itu? Batin Erika seraya menahan senyumnya.

"Kalian mau kemana? Kalian kan baru datang?" Seru Erika berusaha menghentikan langkah mereka.

Erika berlari ke arah mereka berdua. Kemudian menarik ke dua lengan pria tersebut. "Jangan pergi dulu, kalian harus temani aku makan siang, aku belum makan sejak pagi." Ujar Erika manja.

Dave menatap Erika dengan wajah kesal, kemudian segera mengibaskan tangan Erika dengan sedikit kasar. "Lepaskan tanganku, memangnya siapa kau berani memerintahku untuk menemani kau makan siang?"

Erika masih terdiam, menahan segala kekesalannya dengan semua ucapan yang terlontar dari bibir Dave. Meskipun Erika sudah faham, cara bicara Dave memang kejam. Namun begitu, tetap saja itu kadang masih membuatnya sakit hati.

Melihat perubahan air muka antara keduanya. Mark dengan sopan melepaskan tangan Erika dari tangannya. "Maaf nona, jangan begini, hargailah perasan tuan muda!"

Mendengar itu Dave malah berubah sewot. "Memangnya aku kenapa? Kalo kalian berdua ingin makan siang, silahkan saja. Aku masih bisa menyetir sendiri." Ujar Dave dengan muka dingin dan datar.

"Tidak mau, aku maunya di temani kamu sayang!" Erika merajuk manja. Ia tak ingin mengambil hati perkataan Dave sebelumnya. "Aku merindukanmu sayang!" Goda Erika lagi. Kali ini ia tak perlu memikirkan rasa malunya. Meskipun terlihat bercanda. Tapi itu adalah isi hati Erika yang sebenarnya.

"Ehhgg..Apa-apaan kau ini, Mark kau temani saja dia kalo kau mau, aku sudah sangat terlambat. Mana kunci mobilnya." Muka Dave sudah berubah kesal sekarang.

Mark tampak salah tingkah, ia seolah sedang terjebak dalam drama telenovela. Dimana ia seolah mendapat peran jadi orang ketiga. Sangat tidak enak. Begitu pikirnya.

"Biar aku mengantar tuan saja!" Ujar Mark dengan masih menundukkan kepalanya.

"Tidak perlu, kau temani gadis manja ini saja!"

"Tapi tuan..."

"Hah..sudah, aku bisa berangkat sendiri!" Dave meraih kunci mobil di tangan Mark.

"Hei..calon suamiku, apa kau begitu pemalu sampai kau kabur begitu." Erika mengulum senyumnya agar gelak tawanya tidak pecah. Baginya wajah Dave sangat lucu. Ia berharap pria itu benar-benar cemburu dengan aksinya menggoda Mark tadi.

Dave bergeming, ia segera menuju mobil, masuk ke dalamnya, menyalakan mesinnya, menginjak pedal gas lalu melesat pergi.

Tinggallah Erika dan Mark berdiri di tempat semula. Mark terlihat sangat canggung dan kikuk.

Erika meraih lengan Mark sekali lagi. "Ayo Mark temani aku makan, kau dengarkan tadi Dave tidak keberatan kau menemaniku makan siang." Erika bicara dengan nada normal. Tapi Mark tak bisa menanggapinya dengan sama normalnya.

Sekilas Mark melirik lengannya yang di pegang oleh tangan Erika. Tiba-tiba debaran jantungnya yang tak biasa kembali muncul.

Erika tolong jangan bersikap begini padaku? Atau aku tidak akan bisa menahan perasanku lebih lama lagi.

"Hai Mark, kenapa kau malah bengong begitu. Ayo kita masuk!" Seru Erika lagi seraya menarik tangan Mark untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah. "Jangan bilang kau ada rasa padaku Mark, Haha." Celoteh Erika ringan seraya tergelak.

Apa?

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Dewi Soraya

Dewi Soraya

menurutq ko q g sk skap erika terlalu g pny harga dri msak dh dikasari msh ngejar2.malu dkit np jd cwek

2020-12-24

3

D😙RAEM😎N

D😙RAEM😎N

next

2020-04-20

2

Kim Miso

Kim Miso

lanjut thorr

2020-04-20

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!