Istri pura-pura

"Ini kartu namaku! Kalo kau setuju dengan rencana ku, telpon aku, kalo tidak, datanglah ke kantor, kau pasti tahu tempatnya kan?" Dave berkata seraya berjalan kembali menuju mobilnya yang di ikuti oleh sopirnya yang galak juga sama sepertinya.

"Tenang saja tuan, aku pasti akan datang, aku malah langsung ingin datang ke kamarmu tuan!" Seru Erika seraya menyeringai kecil, rupanya sikap dingin dari Dave membuatnya penasaran hingga ia ingin menjahili pria tersebut.

Mendengar kata-kata dari Erika, wajah Dave tiba-tiba memerah.

Dasar gadis aneh, rupanya dia ingin menggodaku, aku ingin lihat sampai dimana keberanianmu.

Dave hanya diam, kemudian ia segera masuk ke dalam mobilnya setelah sopirnya yang sebenarnya asisten pribadinya itu membukakan pintu mobil untuknya.

Mobil Dave memutar arah, dia tak jadi menghadiri pemakaman peredir grup S, karena sepertinya pemakaman telah usai.

Sedangkan Erika masih diam termangu melihat mobil Dave yang sudah mulai menjauh. Kemudian memandang kartu nama Dave untuk sekali lagi sebelum akhirnya ia memasukkannya ke dalam tas selempang kecil miliknya. Ini sungguh hari yang tak terduga, bagaimana bisa ia berlaku seolah bukan dirinya pada pria yang baru saja ia kenal.

Baru saja Erika ingin masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba seorang pria yang sudah sangat ia kenal datang untuk menemuinya.

"Erika!" Seru pria tersebut dan membuat Erika menoleh ke arahnya, menghentikan aksinya masuk ke dalam mobilnya.

Sejenak Erika berdecak seraya memalingkan wajahnya, seolah enggan melihat seorang pria yang kini ada di hadapannya.

"Erika! Aku turut berduka cita atas kepergian ayahmu, maaf aku datang tanpa mengabarimu terlebih dahulu." Ujar pria tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Kenzo mantan kekasih Erika sejak duduk di bangku SMA, sebenarnya mereka juga sudah kenal sejak kecil, mereka tumbuh bersama bersama seorang anak laki-laki lagi yang merupakan sodara kembar Kenzo, yaitu Keinan yang kini tengah ada di luar negri.

"Untuk apa kau datang kesini kalo hanya untuk berbasa-basi, aku tidak perlu rasa kasihan darimu!" Erika menatap tajam ke arah Kenzo, seolah sedang ingin meluapkan semua kekesalannya.

"Aku tidak kasihan padamu, tapi karena aku sedikit merindukanmu!" Ujar Ken dengan suara lemah, ia tampak ragu-ragu saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Cih, omong kosong macam apa lagi itu, lebih baik kau simpan kata-kata manismu itu untuk calon istrimu yang manja dan pandai merayu itu, kau ingat, bahkan aku bukanlah seorang nona muda lagi, saat ini aku hanya gadis biasa, mana mungkin kan kau mengharapkan cinta dariku." Erika benar-benar tak bisa lagi menahan diri sekarang, apa yang selama ini ingin di ucapkannya pada pria itu akhirnya tersampaikan juga sekarang.

"Erika, kenapa bicaramu tega sekali padaku, kau jelas tahu aku di jodohkan dan aku tak bisa menolak." Suara Ken berubah meninggi, terpancing oleh kata-kata dari Erika yang seolah sedang memojokkannya.

"Aku sudah tidak peduli lagi dengan urusanmu, toh pada kenyataanya kamu tidak bisa menolak perjodohan itu demi mengejar ku, bagaimana bisa aku mempercai ucapanmu, bagiku kau hanyalah seorang pengecut." Erika memasang wajah tak peduli, kemudian dengan cepat masuk ke dalam mobilnya.

"Erika! Kenapa bicaramu jadi kejam begini!" Ken mulai mengepalkan tangannya sendiri hingga buku-buku jarinya memutih, berusaha menahan amarahnya sendiri. "Ku pikir kau wanita yang lembut, aku tidak menyangka dalam sekejap mata kau bisa berubah menjadi wanita iblis berhati kejam." Seru Ken sekali lagi, tapi sepertinya Erika bergeming, ia malah menyalakan mesin mobilnya lalu segera pergi dari tempat itu, meninggalkan Ken sendiri dalam kemarahannya.

Terserah kau mau menyebutku apa, bagiku bersikap baikpun di hadapanmu tak ada gunanya lagi, kau sudah meninggalkanku, jadi bukan salahku jika aku sedikit berubah.

********

Sesampainya di rumah, para pelayan di rumah Erika sudah tampak rapi berbenah, dalam waktu dekat rumah akan ditempati Leh pemilik barunya, jadi Erika menyicil membenahi barang-barang yang akan di bawanya ke rumah barunya. Hari ini juga adalah hari terakhir para pelayan bekerja di rumah Erika. Kedepannya Erika tak kan bisa menggaji pelayan lagi, mulai besok ia harus hidup berhemat dan harus mulai mencari pekerjaan. Tapi apa yang bisa di lakukan oleh seorang mantan nona muda sepertinya. Ia terbiasa hidup manja dan tak pernah bekerja. Tiba-tiba ia teringat kartu nama yang di berikan Dave olehnya.

Mungkin aku bisa meminta bantuan orang ini untuk mempertahankan saham milik ayahku yang ada di grup E, walaupun cuma sepuluh persen setidaknya aku bisa mendapatkan sebuah jabatan di kantor keluarga milik grup S.

******

Tanpa harus berpikir lama, malam itu juga Erika mendatangi kediaman Dave yang alamatnya tertera di kartu nama yang di berikannya tadi siang.

Erika berdandan secantik mungkin, itu mengingat pria itu katanya sulit untuk di tahlukkan. Jadi ia seolah membuat partaruhan dengan dirinya sendiri. Ingin tahu, bisakah dirinya melembutkan hati pria dingin tersebut.

Dengan langkah tenang walaupun sebenarnya tubuhnya sudah gemetar, ia segera memasuki pekarangan rumah Dave sesaat keluar dari mobilnya.

Ia mengatur nafasnya sejenak, berharap debaran jantungnya yang terlalu kencang itu berkurang. Kemudian melanjutkan langkahnya dengan mantap.

Sedetik kemudian ia sudah berdiri di depan pintu utama rumah mewah itu, kemudian memencet bel pintunya dengan ragu-ragu. Lalu di detik berikutnya keluarlah seorang pelayan membukakan pintu untuknya.

"Masuklah nona, tuan muda sudah menunggumu di kamarnya!"

Mata Erika tampak terbelalak dan mulutnya menganga, merasa terkejut. Bagaimana dia bisa tahu kalo aku datang, tadi kan aku tidak menelponnya.

"Tuan muda sudah melihat kedatangan nona dari cctv rumah ini!" Ujar sang pelayan seolah tahu apa yang ada di pikiran Erika.

Oh...Jadi begitu. Sambil matanya mengawasi cctv yang ada di atasnya. Kemudian memasang senyum seraya melambai ke arah kamera cctv.

Dasar gadis aneh, sepertinya dia cukup berani untuk datang kesini. Ujar Dave di dalam kamarnya sambil menatap layar cctv nya.

Tok...tok...tok...

Tak berapa lama kemudian terdengar ketukan pintu di depan kamarnya. Dave mempersilahkan orang yang ada di luar untuk masuk tanpa mengubah duduknya yang kini sedang membelakangi meja kerjanya sendiri yang ada di dalam kamar.

Erikapun mulai membuka pintu kamar Dave dengan ragu-ragu.

"Ceklek..!" Terdengar bunyi handle pintu kamar Dave terbuka, perlahan Erikapun masuk ke dalam kamar yang super mewah itu. Bergaya klasik dan sangat elegant. Erika harus mengakui bahwa selera Dave sangatlah berkelas.

"Permisi!" Ujar Erika dengan suara manisnya. Dave belum juga menoleh ke arahnya.

"Hemm!" Jawab Dave singkat.

"Aku datang!" Ujar Erika lagi, sebenarnya sudah tampak gemas dengan sikap Dave yang sangat irit bicara.

"Lalu?" Jawab Dave datar, sekarang ia sudah mulai memutar kursi kerjanya ke arah depan menghadap Erika yang sudah tampak berdiri di depan pintu kamarnya. Sejenak ia merasa terpukau, tiba-tiba gadis itu terlihat lebih cantik daripada tadi siang saat ia melihatnya.

Lalu? Apa maksudnya dengan lalu? Dahi Erika mengeriyit, sedikit merasa bingung dengan ucapan Dave.

"Ya..Aku datang untuk membicarakan penawaranmu tadi siang padaku!" Erika terlihat sedikit kikuk saat Dave mulai memandanginya dengan tatapan tak biasa.

Dave menyeringai jahat. "Aku menyuruhmu menelponku, kalo tidak temui aku di kantor, tidak ku sangka kau benar-benar berani menemuiku dikamarku."

Apa yang kau inginkan gadis kecil, tingkahmu sudah mirip rubah kecil.

"Ahaha..Iya maafkan aku, aku datang kesini karena aku tidak sabar untuk menunggu hari esok untuk menemuimu di kantor. Jadi ku putuskan untuk datang kemari saja. Maaf jika aku tidak menelponmu terlebih dahulu tadi." Erika berkata dengan nada setenang mungkin, meskipun sebenarnya jantungnya sudah sangat deg-degan menahan rasa was-was yang tiba-tiba merayapinya.

"Hemm begitu ya! Ku pikir kau datang kesini sengaja ingin menggodaku, kalo kau mau aku bisa memberimu sejumlah uang, tidak perlu menggodaku seperti ini!" Mata Dave memandang tajam ke arah Erika. Berharap gadis itu mengerti dengan kata-katanya.

"Ahaha..!" Erika pura-pura tergelak, padahal itu hanya untuk menutupi rasa malunya sendiri karena perkataan Dave barusan. Pria itu bahkan sudah menolaknya sebelum ia memulai aksinya. "Tidak ku sangka tuan muda benar-benar baik hati, aku yang merusak mobil tuan, tapi tuan malah menawarkan sejumlah uang untukku, padahal tadi aku berniat menggantinya dengan tubuhku." Tiba-tiba wajah Erika memucat dengan sendirinya setelah menyelesaikan kalimatnya sendiri.

Oh..Ya ampun, aku pasti sudah gila mengatakan semua hal itu tadi, bagaimana bisa aku merendahkan diriku sendiri dengan mengatakan akan menyerahkan tubuhku, aku hanya penasaran saja dengan tuan muda yang sombong ini. Tidak ku sangka ia bisa menolak pesonaku.

"Bersikaplah selayaknya gadis baik-baik, sudah ku bilang kan, aku tidak membutuhkan tubuhmu, yang ku butuhkan adalah dirimu dan sandiwaramu!" Dave beranjak dari kursi kerjanya dan pindah duduk di meja kerjanya secara menyedekapkan tangannya sendiri ke dadanya. " Jadi jangan salah paham, aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuhmu!" Lanjutnya seraya menatap lurus ke arah Erika.

Erika merasa merinding mendengar ucapan Dave, ia jadi semakin penasaran dengan pria yang ada di hadapannya saat ini. Pria yang seperti apa dia sebenarnya. Begitu pikirnya.

Erika lagi-lagi pura-pura tergelak demi menutupi rasa gugupnya. "Ahaha..Maafkan aku jika aku salah paham, mungkin akulah yang terlalu berharap untuk bisa jadi wanitamu." Ujarnya seraya menahan getir di dalam hatinya, merasa heran pada dirinya sendiri, kenapa kata-kata sememalukan itu malah keluar dari mulutnya. Bermimpi untuk gadis seperti ini pun ia tidak pernah. Begitu pikirnya.

"Benarkah? Kalo begitu lakukan saja dalam mimpimu untuk bisa jadi wanitaku."

Glek...Erika merasa kesulitan menelan ludahnya sendiri, kenapa kata-kata Dave terdengar kejam di telinganya.

"Ah..Iya aku mengerti tuan!" Memasang muka semanis mungkin, agar terlihat seolah tak ada satu kata-katapun yang bisa menyakitinya.

Dave tersenyum tipis melihat tingkah gadis yang ada di hadapannya. Hemm..Sepertinya dia memang gadis yang pandai bersandiwara, tidak salah bila aku akan memintanya untuk jadi istri pura-puraku.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

semangat Erika..

2022-09-17

0

ima Gallardiev

ima Gallardiev

sangat sangat menarik thor. aq baru mampir dan jatuh hati pada karyamu yg satu ini.

2021-10-05

1

Oi Min

Oi Min

Menarik otor....

2020-12-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!