"Banguuuuuunnn.... Keboooo...!!!!" Shelia menguncang-guncang tubuh Mira yang masih bersembunyi dalam selimut.
"Ah resek banget sih, Seelll.." gerutu Mira sambil bertahan di posisinya yang melilitkan badan dengan selimut meskipun sudah dikoyak-koyak oleh kakaknya itu. "Gue baru tidur subuh tadi.. Hoaamm..."
"Elo ngapain aja tidur subuh? Nonton drakor ni pasti. Kebiasaan lo ya, gue bilangin Mama nih,"
"nggak nonton.." sahut Mira malas. Kesadarannya 40 persen saja.
"trus ngapain lo? Ngepet?"
"iya, gue jaga lilin, elo yang ngepet."
Shelia melempar bantal ke badan Mira. Lebih tepatnya, berkali-kali memukul adiknya itu secara sengaja.
"apasi, SEL??"
"melek!! Noh, ada yang ngapel!"
Mira mengerjap-ngerjapkan matanya. Tapi kelopak matanya masih amat sangat berat. "ngapel pagi-pagi buta? Ngapelin kucing gue?"
"pagi buta mata lo somplak! Ini udah jam 10. Beruntung Mama lagi bantuin tetangga hajatan sejak pagi, makanya elo lolos dari terkaman Mama."
"jam sepuluh? Ini pagi apa malem?"
"pagi, oneng! Udah sana mandi! Diapelin cowok tapi masi bau iler. Iiih memalukan banget deh lo!"
Mira bangun juga. Kesadaran 70 persen. "siapa yang ngapelin gue? Elo kali yang diapelin?" kan biasanya yang diapelin tuh selalu Sheli, mana ada ceritanya Mira yang-
"sayangnya mata tu cowok payah. Dia malah nyariin elo."
"oh.."
"elo pacaran sama Donny?? Ciee.. Ntar ada sukuran ini mah kita sekeluarga. Akhirnya sang ratu jomblo mengakhiri masa jabatannya."
Kesadaran 100 persen. Mata Mira melotot. "Donny???"
"iyeee.."
Haduuuuhhh... ngapain sih tuh orang? udahan semaleman gue gak bisa tidur gegara mikirin dia.. eh sekarang udah nongol aja..
Setelah ritual mandi yang nggak butuh waktu lama, soalnya Mira deg-degan, akhirnya Mira bergegas pakai baju, sisiran, trus poles bedak sedikit. Grogi gimana gitu Mira tuh. Perdana punya pacar ya gini rasanya. Eh tunggu, serius bukan sih mereka pacaran?
Donny sedang ngobrol dengan Ghani rupanya, waktu Mira akhirnya keluar dari kamar dan berjalan ke ruang tamu. Diliat dari gelagatnya, pembicaraan mereka pasti tentang sepak bola. Soalnya Ghani tu penggemar berat sepak bola, dan sepertinya Donny memiliki hobi yang sama.
Mira melewati dua cowok yang berada di ruang tamu itu begitu saja. Nggak ada niatannya buat ikut ngobrol atau apa. Jujur Mira tuh malu juga dengan status dadakannya dengan Donny.
Mira keluar rumah dan mendapati Diva yang baru saja sampai di depan gerbang rumahnya.
Baru semalam Mira mendengar kesinisan Diva tentang kedekatan dirinya dengan Donny, apalagi kalau Diva tau bila Mira sudah punya status dengan Donny, entah bagaimana hubungan persahabatan mereka sekarang.
Semalam Mira hanya diam saja. Dia hanya perlu diam dan mengalah kan?! Hutang budi keluarganya terhadap keluarga Diva tidak akan pernah dia lupakan sedikitpun. Sampai kapanpun.
"Sini!" panggil Diva pelan dan tajam. Dia menyuruh Mira agak bersembunyi di balik tembok pagar. Mira pun menuruti dengan sabar.
Mau apa sih, Div? aura lo nyeremin banget..
"Itu motor Donny gue tau pasti. Ngapain dia disini?" bisiknya sambil melotot.
Apa yang salah dengan Donny di sini?
Jadi begini ya, Div, saat semua sifat baik lo lenyap. Yang tersisa adalah kesinisan dan seratus persen... jahat.
"Dia lagi ngobrol sama Ghani." jawab Mira datar.
Diva menatap mata Mira. Awalnya terlihat tajam dan menusuk, tapi sekarang berubah jadi melunak dan seakan mengiba. "Gue suka Donny, Mir," katanya pelan dan terkesan sedih. Pandangannya sedikit menunduk.
Mira tak tau harus menyahut apa. Dia pun mengalihkan pandangannya kemana saja, asal nggak menatap mata Diva.
"Gue harap elo mau bantuin gue buat deket sama Donny." kata Diva lagi.
Apa deh?
dia minta apa?
Sekarang mereka bertatap-tatapan, walaupun Mira masih tak tahu harus berkata apa.
"Mir.." kali ini Diva mengguncang lengan Mira. "elo mau kan bantuin gue? Elo keliatan cukup deket sama Donny, jadi elo pasti bisa kan comblangin gue ke Donny?"
"Div-"
"Elo pasti bisa, Mir. Gue yakin. Belum pernah gue jatuh cinta kayak gini. Gue bener-bener jatuh cinta sama Donny, Mir."
"Gue-"
"Elo harus bantuin gue, Mir. Harus! Kayak biasanya, elo harus selalu berada di pihak gue! Nanti gue bantuin elo buat deket sama Ryo deh. Ryo cakep kok, Mir. Elo juga akrab sama dia. Biar nanti gue comblangin-"
"Diva-"
"ayo, elo harus deketin gue sama Donny."
"Tapi, Div.."
"Tapi apa, Mir? Jangan bilang kalo elo keberatan? Elo gak mungkin naksir Donny juga kan?! Donny itu punya gue-"
"Mira sama gue udah resmi pacaran sejak kemaren." suara Donny mengambil alih jawaban. Dia tiba-tiba sudah berdiri di dekat Mira dan melihat ke arah Mira.
Mira terkejut juga. Ini tidak pernah dia bayangkan akan terjadi juga dalam hidupnya. Dia menoleh pada Diva yang terlihat syok dan menganga.
Donny merangkul bahu Mira. Sebisa mungkin Mira ingin melepasnya karena nggak enak sama Diva, tapi Donny tak membiarkannya.
"Bener, Mir??" tanya Diva yang masih sangat terkejut.
Mira hanya tak tau harus berkata apa. Memang tak dapat jawaban yang harus dia katakan. Mau bilang iya, pasti salah. Mau bilang nggak juga, kurang tepat. Nggak tau lah!
"beneran, Div. Ngapain gue bohong?" sahut Donny lagi. "Gue suka sama Mira, dan Mira juga."
Mira merasakan hawa dingin di tubuhnya. Ini dilema besar dalam hidupnya untuk pertama kalinya. Selama ini dia hanya menjadi bayang-bayang Diva saja. Asisten dalam hidup Diva. Tapi sekarang, dia tiba-tiba berada di posisi sebagai tokoh utama. Lengkap dengan pendamping dan orang ketiga.
Diva menggeleng-geleng cepat. "Nggak, Don. Elo sukanya sama gue. Dan Mira sama Ryo."
"Kenapa Mira harus sama Ryo? Gue udah jadi pacarnya. Nggak usah sebut yang nggak penting deh!" sahut Donny sengit.
Ini beneran gue jadi tokoh utama ya? gue nggak kena prank kan?!
Tapi masalahnya kenapa harus bersaing sama Diva? ini nggak pernah seperti yang gue bayangin...
"Donny.." lirih Diva. "Gue suka sama lo."
°°°
Ini bukan sinetron.
Mira berada di posisi tokoh utama sebagai protagonis. Sedangkan Diva sebagai antagonisnya. Sepertinya begitu keadaannya. Kira-kira begitulah kondisinya.
Selain itu..
Jadi inikah rasanya jatuh cinta?
Eh?
Mira jatuh cinta?
Sepertinya...
Ini berbeda dari hayalan Mira selama ini. Sebagai seorang jomblo sejati, Mira selalu membayangkan bila suatu saat nanti cinta akan hadir dalam hidupnya. Maka dia akan menjalani pacaran yang normal dan bahagia.
Tapi apa?
Saat akhirnya Mira mendapatkan seorang pacar dengan cara yang tak disangka, pada akhirnya Mira merasa terkejut juga dengan kerumitannya. Bentuk cerita yang nggak mudah dan nggak sederhana.
Kenapa harus seperti ini rasanya?
Andai dia memang harus menjalani hubungan dengan Donny, cowok yang telah membuat hatinya berdebar, maka dia ingin memulai sebuah hubungan yang indah. Yup, jujur Mira selalu berdebar saat ada Donny. Meskipun kedekatan mereka selama ini terlihat 'buruk'.
Ini jangankan untuk memulai, untuk mengatakan 'ya' saja rasanya dia tak sanggup.
'ya, gue punya pacar'. Sesederhana itupun Mira takut untuk berucap. Karena yang dia hadapi adalah Diva. Kenapa cowok yang ditakdirkan menjadi pacarnya itu harus berada diantara dirinya dengan Diva? Kenapa harus Donny juga yang Diva suka?
Diva.. Diva..
Mira berhutang banyak dengan Diva. Lebih tepatnya keluarga Mira dengan keluarga Diva. Hutang materi dan hutang budi. Setelah hutang materi dapat terbayar, maka hutang budi akan terngiang sampai mati. Bahkan selama ini Mira rela melakukan apapun asal Diva bahagia. Apa saja. Menjadi bodyguard, asisten, bayang-bayang, atau apapun, Mira terima. Dan kali ini dilema terbesarnya adalah kenapa harus Donny?
"Elo kenapa bengong di situ? Ntar ketuker lo sama monyet!" seru Shelia dari bawah.
Setelah Donny pulang siang tadi, sekarang Mira malah melamun di atas pohon Jambu belakang rumah. Iyap, nangkring di pohon Jambu itu indah banget, pemirsa..
Adem, banyak angin sepoi-sepoi. Dan gak ada yang kepoin juga. Tapi akhirnya malah ketauan Shelia, kakaknya.
"Monyetnya kan elo!" sahut Mira tak semangat.
"Sini turun, cerita sama gue!"
"Cerita apaan?"
"Yaelaa, gue tau elo lagi mikirin sesuatu. Dan sayangnya, muka lo gak pantes banget jadi muka orang 'pemikir'."
"elo ngeselin sih, Sel!"
"ya sini, gue dengerin deh kekeselan lo."
Mira turun juga dari pohon Jambu setelah menimbang-nimbang apakah harus cerita ke Shelia atau nggak. Tapi kalau dia gak cerita, alamat dia begadang lagi ntar malem karna gak bisa tidur. Lebih buruk kan jadinya. Secara, besok senin ceria. Sekolah lagi, ketemu lingkaran cinta segitiga lagi. hmm...
Mira duduk di kursi kayu yang ada di dekat pohon Jambu, di sisi Shelia. Terkadang, selain jago bully dirinya, Shelia juga bisa menjadi kakak sekaligus teman curhat yang asik. Jarak usia mereka yang berdekatan membuat mereka seperti sahabat. Kadang-kadang loh ya!
"Elo punya pacar pada akhirnya. Kenapa malah sedih begitu? Gue tuh liatnya jadi eneg."
Mira tau, meskipun bahasa Shelia seperti itu, tapi kakaknya itu sebenarnya perhatian dan peduli padanya.
"Menurut lo Donny gimana?" tanya Mira agak canggung. Lucu, baru kali ini Mira menyebut nama cowok yang seakan telah menjadi miliknya. Ada gelitik tersendiri di dalam perutnya.
"cakep."
"selain itu?"
"keren."
"trus?"
"cool."
"jangan fisik doang, elah."
"Ya jujur gue iri sama lo, Mira. Elo tuh beruntung, ada cowok seganteng, sekeren, setampan Donny naksir sama lo. Elo maen dukun ya?!"
"sarap. Dukun beranak?"
Shelia tertawa. Dia hanya ingin menggoda adiknya saja.
"kata siapa Donny naksir gue?" tanya Mira.
"lah? Jadi elo masih belom PD nih ceritanya... Uwahahahaha..." lagi, Shelia terbahak. "ya wajar sih, selama ini siapa sih yang udah ngelirik lo? Nggak ada. Hahahaha..."
"puas?!"
"iya iya. Haha.. Denger ya, ade gue yang jelek..."
"Yaelah, Sel. Ntar gue bunuh diri nih?"
"tumbenan elo gak tahan bully?"
"Udah lanjutin!" Mira nggak sabar dengan ledekan kakaknya itu.
"percaya sama gue Mir, gue bisa liat cowok yang tulus sama nggak. Dan berdasarkan penglihatan gue, Donny keliatan kok lagi naksir sama lo. Meskipun elo jelek sih,"
Mira nggak peduli dengan kalimat terakhir Shelia, yang dia ambil intinya saja. "beneran? Donny naksir gue?"
"Lah, elo udah ditembak kan ama dia?! Berarti dia udah bilang dong kalo dia naksir sama lo?"
Mira menggeleng polos.
"Jadi kalian belum jadian?"
"udah jadian, Shel. Kata Donny, sejak kemarin gue sama dia tuh pacaran. Gitu."
Shelia mengernyit. "Yaela, ada aja deh cerita lo. Berarti nggak ada tembak-tembakan nih?"
"nggak."
"trus lo terima?"
"kan dia nggak minta gue buat jawab terima apa nggak."
Shelia makin penasaran juga. "lah trus jadinya? Kalian pacaran gak sih?"
Mira mendadak bingung juga. "Kata Donny iya gue sama dia pacaran. Dia yang nentuin begitu. Dan gue nggak bisa nolak juga,"
"oke-oke. Trus elo sendiri gimana? Jangan ****-**** amat ya jadi adik gue!"
Mira berfikir sebentar. "ya gue senang-lah!"
"Senang karena? Punya pacar?"
"ya karena punya pacar dia. Biarpun mulutnya pedes dan gak disaring, tapi entah kenapa gue suka kok sama dia." akhirnya, untuk pertama kalinya Mira berani jujur dengan perasaannya sendiri. Yup, dia sudah yakin kalau dia suka dengan Donny.
"ya udah, dia suka lo, dan elo suka dia. Apalagi dia maunya elo jadi pacar dia. Selesai deh! Apa lagi?"
Mira kali ini menghela nafas. Ya, seharusnya seperti itu. Dia bahagia dengan kehidupan remaja yang normal, yang sedang jatuh cinta. Tapi apa, nyatanya hatinya resah luar biasa. Apalagi kalau bukan karena Diva?
*****
Ini mau ending, tapi dibagi dua part aja deh. Jadi part selanjutnya ending ya. Kayaknya begitu.. 😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
NH
hidupnya mira kek ga da tenang tenang ya hahahha... tapi masih sampek sini, okeh lanjut aja kl gitu..
2020-11-09
1
astri rory ashari
yaellah Mir...lu g usah mikirin Divalah..cinta itu g bisa di request jd kalo hatimu fix sama Donny jalani ajalah.....ehh tapi boleh tuch si Ryo buat cadangan kali ntar Donny bosen sama elu😁
2020-10-13
1
Atik
Aaaa
2020-08-18
1