Mira sedang tertawa terbahak-bahak di tempat tidurnya, saat Ghani sang adik memasuki kamarnya untuk meminjam buku.
"Waras sedikit kenapa, Mir.. Sedikit aja, gak usah banyak-banyak. Udah makasih deh gue."
Mira tidak tersinggung sedikitpun. Dia masih terbawa suasana lucu pada apa yang menjadi fokusnya kini di layar hp. Tiba-tiba dia bangkit dari tidurannya dan memegang erat kedua pipi adiknya itu. Lalu menggerakkan ke kanan ke kiri wajah adiknya yang mulai terlihat kesal itu.
"Apasiii???" Ghani menyentakkan tangan kakaknya yang nyaris gila itu.
"Gue cuma mau lihat, lubang hidung lo gede sebelah apa nggak?"
"Orang gila."
"Yeh, ini beneran, Gan. Barusan gue lihat di grup pecinta drama Korea, ada yang nge-post kalo ternyata setelah dilihat-lihat lubang hidung artis korea tuh banyak yang gak seimbang. Alias gede sebelah. Gak terima sih gue, masa iya? tapi lucu juga postingannya."
Ghani mentoyor kening Mira. "Sarap."
"Ish, gue mau lihat lubang hidung lo juga, Ghani. Sapa tau lubang hidung lo juga gede sebelah."
"Sinting."
"Dih, gue tuh perhatian, bukan sinting."
"najis lubang hidung gue diperhatiin sama lo. Mending sekalian nih, elo hitung, bulu ketiak gue ada berapa helai? Biar waras deh otak lo!"
Ghani pergi. Saking kesalnya dengan kelakuan absurd sang kakak, dia bahkan lupa dengan tujuannya untuk meminjam buku pada Mira.
"Yee.. Tuh anak sensi amat. Lagi 'dapet' apa ya.."
Mira berjalan ke arah cerminnya berada. Dia pun memperhatikan dengan seksama lubang hidungnya.
lubang hidung gue normal kayaknya..
-
-
Ryo merasa tidak tenang dalam kelasnya. Bukan di sekolah, saat ini dia sedang les bahasa Inggris seperti biasa di sore hari. Dia memegang tengkuknya yang seakan ada hawa-hawa makhluk ghaib. Serasa sedang mendapat tatapan dari sang hantu.
"**** Mira..!" desisnya pelan. Saat ini mereka sedang mengisi lembar soal dari Syahrul.
Mira yang posisi duduknya di sisi kanan Ryo pun mendengar ucapan cowok itu. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kenapa?" tanyanya pelan, gak ngerti.
"ngapain elo ngeliatin gue kayak gitu?"
"hah?"
"Gue emang setampan dan seganteng itu, tapi jangan ngeliatin gue sampe segitunya. Bukannya ge-er, gue malah takut, Mir."
"takut apa?"
"Gak tau. Pastinya gue takut liat tatapan lo itu, karena gue yakin, ada yang gak bener dari otak lo."
Bedebah itu mulut.
"Eh, Yo!"
"Apa?"
"Gue boleh gak- eh, gak jadi deh!"
"tuh kan.. Koslet."
Setelah menyadari sudah terlalu lama dia memperhatikan lubang hidung Ryo, entah kenapa sekarang Mira malah merasa kalau pipinya sendiri jadi merona.
Astaga...
ini kenapa ya?
Kenapa gue jadi deg-degan melihat mukanya si Ryo?
Apa gue terkena kutukan ya?
Nggak. gue nggak boleh naksir si Ryo.
Nggak boleeeeeeehhhh!!!!
.
.
Seminggu kemudian.
Mira baru saja duduk di kursi kantin. Dia harus menjaga kursi yang akan ditempatin genknya itu, karena suasana kantin yang penuh seperti biasanya. Sekarang Mira sudah mempunyai genk yang terdiri dari dirinya, Solihati, Pramita, dan Rizka. Tapi Pram dan Rizka sedang ke toilet, sedangkan Soli bertugas memesan makanan.
"Hai, Mir..!"
Tiba-tiba Rendi mengisi kursi kosong di sebrangnya. Cowok itu tersenyum manis setelah meneguk minuman kalengnya. Dan fokus Mira pertama kali adalah..
Lubang hidung Rendi..... seimbang.
ya ampun, udah seminggu kenapa gue terobsesi sama lubang hidung orang coba?
ini gak bener.
Waras, Mir, waras.. Waras, Mir, waras!
Kayak yang Ghani bilang, gue mesti waras, walau sedikit.
"Hei, Ren!"
"Sendirian aja?"
"Lagi jaga lapak ini. Bentar lagi temen-temen gue dateng kok."
"Oh.. Elo ikut kemah akhir bulan ini?"
"Kemah?"
"Iya. Elo ikut ekskul Pramuka gak sih?"
"Ohh.. Gue sih, apa aja ikut."
"Emang boleh?"
"Ya nggak sih, hehe.. Tadinya gue ikut Paskibra. Kan udah kelas dua belas jadi gak terlalu fokus sama ekskul. Yaa.. Sebenernya sih emang gue-nya yang males." Mira nyengir. Rendi pun tertawa kecil.
"Tapi setiap anak-anak Pramuka pada kemah gue ikutan terus." lanjutnya. "Uhm, jadi mau ada kemah lagi nih?"
"Iya. Ikutan yuk!"
"Emang lo Pramuka, Ren?"
"Iya."
"trus mau kemah dimana acaranya?"
"Biasalah. Buperta Cibubur. Jambore."
"Mau ah, mau. Gue seneng kalo nginep di hutan gitu."
"Bukan hutan, Mir.."
"iya gue tau kok, Ren. Udah beberapa kali juga gue ikut tidur di Jambore."
Rendi terkekeh. "Tidur mah di kasur, Mir."
"Ya sama-sama tidur kan?! Gak penting tempatnya dimana."
"Iya dah, iya."
Selama ini dalam kegiatan sekolah apapun bentuknya, kedua orang tua Mira memang tidak pernah melarang. Tapi Mira sanksi untuk kali ini. Soalnya, beberapa hari yang lalu Papa sudah mulai menyuruhnya mengurangi baca komik, nonton drama, dan lebih fokus pada belajar. Serta mengurangi main, nongkrong gak jelas, dan pergi kelayapan. Seakan-akan UN itu besok terjadi. huhhh
.
.
Pulang sekolah, Mira menunggu Diva di depan gerbang sekolah. Dia berjongkok saat menyadari tali sepatunya lepas. Saat sedang serius mengikat tali sepatu, ada sepasang sepatu yang berhenti tepat di depannya. Mira pun mendongak.
Ya ampun... lubang hidung...
Astaga! gila! gila! otak gue gak beres!
Mira bangkit dan mendapati Donny yang sedang menatapnya datar. Entahlah, Mira gak pernah bisa menebak ekspresi mukanya si Donny tuuuh.. Lempeng, datar, jutek, tak terbaca deh pokoknya.
"Apa?" Mira buka suara duluan.
Donny menyodorkan sebotol minuman dingin. Mira melongo menatap botol karena gak mengerti.
"Ambil!" suruh Donny singkat.
"buat?"
"buat setan. Ya buat elo lah!"
Najissuuuunnnnn itu mulut................
"Kenapa buat gue?"
"Ambil aja! Gue ogah."
"lah?" ini orang memberi kok terasa ngebebanin banget sih!
Donny yang tak sabar segera mengambil tangan Mira dan meletakkan botol minum itu di tangan Mira.
"Ta-tapi kenapa-"
"Anggap aja gue lagi buang sampah!" ucap Donny seraya langsung beranjak pergi. Meninggalkan Mira yang menjadi kesal karena dianggap tempat sampah. Ingin rasanya dia memaki sambil melempar botol itu ke arah kepala Donny yang mulai menjauh. Tapi itu cuma berlaku di dalam drama. Karena pada kenyataannya, setelah dilihat-lihat itu botol minuman, kan lumayan. Siang hari gini, panas, masa rezeki dibuang? Mubazir lah.
Akhirnya Mira buka tutup botol dan mulai meminum isinya.
Lumayan kan.. Rezeki anak sholehah gak boleh ditolak meskipun datangnya dari makhluk gak punya hati.
"Mir...!!"
Diva datang juga setelah sekian lama Mira menunggunya. Biasalah si Diva tuh bagian mengunci pintu kelas kayaknya. Soalnya dia kalau pulang selalu paling akhir.
"Gue abis ditembak sama Donny."
Mira yang sedang menenggak minumannya jadi tersedak karena mendengar perkataan Diva yang tiba-tiba itu. Entah kenapa rasanya dia kaget banget.
"Hah? Se-serius?"
"Iyalah." Diva mulai melangkahkan kakinya. Mira pun segera menyamakan langkah mereka.
"Trus? Trus?"
"trus apa?"
"Elo terima apa tolak?"
"ih kepo."
"Aelah, Div. Diantara kita kan gak ada rahasia."
Diva tersenyum penuh arti. Ada seringai yang sempat tersungging sebelumnya. "Belum gue jawab. Bingung kalo banyak yang nembak tuh, Mir."
Mira tersenyum saja. Iya sih, Diva kan cantik pake banget. Dia pasti fikir-fikir dulu, mempertimbangkan dulu, membandingkan dulu....
Kebalikan dari Mira yang menunggu satu aja yang nembak tapi gak ada...
Kemudian dia tersadar sesuatu,
Eh?
Jadi Donny suka sama Diva?
Yaeyalah Mir.. Itu berarti mata Donny normal kan.. Itu berarti Donny waras kan...
Kok rasanya...
gue sedih ya?
.
Sampai di rumah, Mira mendapati keadaan rumah yang sepi. Tak ada sang Mama yang biasanya menyambut Mira dengan ceramahnya.
"Maaa..!!!!"
"Gaaaann..!!"
Celingak-celinguk dia menyisir tiap sudut rumah. Tapi tak ada seorang pun yang ditemukannya. Mira berfikir mungkin saja mamanya sedang nyangkut di tetangga. Atau pergi kondangan. Atau lagi main ke rumah tante Wirda. Mira mengganti baju seragamnya dulu, baru setelah itu dia berniat menghubungi mamanya.
Setelah dia ganti pakaian, terdengar suara motor berhenti di depan rumahnya. Lalu suara klakson dari motor itu yang membuat Mira berjalan keluar dari rumah untuk melihat siapa yang datang.
"Eh, Yo?" matanya melihat Ryo yang sedang menepi dengan motornya.
Ryo membuka helm fullface nya. "Mir, ayo ikut!"
"Ha? Kemana?"
"Nyokap lo dibawa ke rumah sakit."
"Apa?? Kok bisa??" kepanikan mulai melanda Mira. "Kok elo tau?" Dia menghampiri Ryo.
"Udah ayo ikut, ntar gue ceritain sambil jalan."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Atik
Mamanya kenapa😭😭
2020-08-17
0
muhammad zanky
lama kali up nya kak
2020-04-26
0