Mira tahu kalau sekarang adalah saat yang dia nantikan sepanjang hidupnya. Puncak kebahagiaan hidup yang akhirnya datang juga. Karena pada akhirnya, setelah bertahun-tahun yang terasa perih karena jomlo yang tak kunjung tamat, di hari ini Mira sangat sangat bahagia. Rupanya, hidup Mira nggak selamanya cuma ada derita dan kesengsaraan doang. Buktinya..
Di samping kanan Mira sekarang ada seorang cowok dengan sekuntum mawar merah di tangannya. Cowok super duper ganteng itu tersenyum manis pada Mira setelah beberapa saat yang lalu dia menyatakan cintanya pada Mira.
See??
Akhirnya ada juga yang jatuh cinta sama Mira. Cowok ganteng pula. Mira yakin kalau Shelia tau pasti kakaknya itu akan iri lalu pingsan. hahaha
Tak cukup sampai situ, di sebelah kiri Mira pun ada cowok yang nggak kalah gantengnya dari cowok di sebelah kanan. Dia menyodorkan sebuah mini cake kesukaan Mira setelah beberapa saat yang lalu cowok itu pun 'menembak' Mira.
Double kebahagiaan!
Bayangkan, dua cowok habis nembak Mira? Durian runtuh namanya!
Kebahagiaan masih ada lagi. Selanjutnya datang dari seorang cowok yang berdiri tepat di depan Mira. Cowok dengan level kegantengan yang hakiki itu membawakan coklat kesukaan Mira. Dan baru saja dia bilang 'cinta' juga kepada Mira.
Triple kebahagiaan!
Ini syurga????
Pasti ini syurga!
Mira tak sanggup menahan senyumnya agar tidak merekah menghadapi, mandapati kenyataan bahwa ada tiga cowok yang sedang menyatakan cinta padanya.
Pusing kepala Mira tuh. Sekalinya hadir cowok ke dalam kehidupan Mira, kenapa langsung 3 begini? Kan Mira bingung mau pilih yang mana? Semuanya ganteng parah, semuanya Mira syuka. Bunging ini tuuuuu....
Gue cuma punya satu hati, tapi yang dateng malah tiga begini? gak ada yang bisa gue tolak. Boleh gak kalo gue terima semuanya-
.
.
.
.
"MIRAAAAAAA....!!!!!!"
"BANGUN!!!!!"
Mira mengerjapkan matanya.
Loh
Lah
Jungkook mana?
Boemgyu mana?
soobin?
Huaaaaaaaaaa!!! kaga adaaaaa!!!! cuma mimpiiii siyalaaaannnn.. !!!
Mira patah hati. Dia merebahkan dirinya lagi. Tapi sebuah cubitan di pipinya terasa amat pedih.
"Mama.. sakiiitt ish!!!"
Dia menggosok-gosok pipinya. Terkadang kekuatan Ibu Pertiwi tuh kayak.. gitu deh. Ah pokoknya Mama Mira tuh wanita super.
"Bangun, Mira! Hari ini hari bersejarah dalam keluarga kita."
"Hari bersejarah?" Mira bingung. Mencoba berfikir. "Emangnya keluarga kita pernah menang melawan penjajah ya, Ma?"
"penjajah dari Hongkong! Udah bangun sana mandi dulu. Tuh iler bikin kamu nggak pantes disebut gadis tau!"
"Emang monster doang yang boleh ngiler, Ma?"
"Ini anak ngejawab terus dibilanginnya. Buruan mandi! Tuh ada cowok dateng nyariin kamu."
Mira melongo. What? Pantesan aja mama bilang ini hari bersejarah.
Tapi..
Cowok mana yang datang nyariin Mira????
Karena penasaran Mira langsung berlari keluar kamar. Dia mengintip dari ruang tamu, karena tamunya berada di teras depan.
Tunggu..
ini mata gue gak salah lihat kan?!
itu kan..
Donny?
.
.
.
"Rumah Diva elo kan udah tau, Don!" kata Mira begitu berdiri di hadapan Donny. Dia sudah mandi kilat dan pake bedak bayi. Biar pun mau ketemu musuh, Mira juga berhak dong tampil secara manusiawi. "Itu tuh yang cat Ungu sebelah warung."
"Ngapain gue nyari Diva ke rumah lo?"
Muka datar Donny, dan omongan pedasnya yang mirip cabe setan. Itu loh, cabe rawit gendut merah. Kata Mama dan ibu-ibu tetangga namanya cabe jablay. Itu cabe nackal kali ya... iyuh!
"Lah terus?"
"Gue mau ambil jaket."
"Oh.. iya iya gue lupa." Mira beranjak masuk ke dalam rumah. Ingin mengambil jaket Donny yang ada di lemari. Tapi di ruang tamu dia menemukan mamanya sedang menggunakan kamera ponselnya. Membidik Donny dan Mira, persis seperti wartawan gosip.
"Mama apa-apaan sih?"
"Sstt! Jangan berisik! Mama tuh saksi hidup satu-satunya yang melihat kamu diapelin cowok. Mama lagi bikin dokumentasi buat ditunjukkin ke Papa, Sheli sama Ghani."
Astaga, Mamanya Shelia Ghani n Mira...
Memang, sabtu pagi itu Papa sudah pergi kerja untuk lembur. Sedangkan Shelia ada urusan apa gitu sama temennya dan pergi bareng Papa sejam yang lalu. Trus Ghani lagi pergi nginep di rumah temennya. Makanya, pagi itu cuma ada Mira dan sang ibu Pertiwi.
Setelah mengambil jaket cowok itu, Mira kembali ke teras untuk menyerahkannya, kemudian dia duduk di kursi satunya.
"Makasih ya, Don.." hanya itu ucapan Mira. Donny belum menyahut apa-apa.
Awkward deh kondisinya Mira saat ini. Karena sepertinya belum ada tanda-tanda cowok itu untuk segera bangkit dan pergi.
"Ryo itu udah punya cewek." kata Donny datar.
Yailah, "Gue tau."
"Trus lo masih mau?"
"Hah?" Mira nggak ngerti maksud Donny. Memangnya mau apaan sama Ryo?
"Lupain! Gue balik." katanya sambil bangkit.
"Eh? Iya."
Donny masih berdiam diri.
"Kenapa?" tanya Mira saat dilihatnya Donny belum jalan juga.
"Nyokap lo mana? Gue mau pamit."
"eh? Oh Iya bentar."
Mira masuk ke dalam rumah lagi untuk memanggil Mamanya. Sang Mama pun keluar untuk menemui Donny.
"Pamit dulu ya, Tante." ucap Donny begitu Mama Mira menghampiri. Dia mencium tangan Mama Pertiwi dengan sopan.
"Kok sebentaran banget, nak Donny? Mira-nya nyebelin ya?! Emang sih Mira tuh suka ngeselin."
"Mama!" Apasih Mama tuh? Menjatuhkan harga diri gue aja..
Donny tersenyum.
What?
Ini pertama kalinya gue lihat Donny senyum.
Manis pula.
dih dih, gue gak waras.
"Nggak kok, Tante. Saya permisi dulu."
"Hati-hati ya, Nak!"
---
Sabtu sore Mira habis main ke rumah Diva. Biasa, untuk berbagi komik. Diva tuh punya banyak koleksi komik. Mira juga punya sih, cuma nggak sebanyak Diva. Nah, setiap Mira atau Diva punya komik baru maka mereka akan baca bergantian. Kali ini Diva yang punya banyak komik baru, makanya Mira betah deh tuh dari pagi sampe sore nongkrong di kamar Diva. Pulang cuma buat makan siang + sholat. Abis itu balik lagi ke rumah Diva hingga lewat Ashar baru dia bener-bener pulang.
"Mama mau kemana? Udah menor aja!" tanya Mira sewaktu mendapati sang Mama sudah cantik bak biduan dangdut.
"Menar-menor.." sahut Mama sedikit kesal "Cantik gini, Mir."
"Ya deh.. kok mama udah cantik aja, mau kemana emangnya?"
Mama Mira sedang merapihkan jilbabnya di depan cermin. "Mama mau kondangan sama ibu-ibu tetangga."
"Nggak ajak Papa?"
"Papa kamu pulang malam. Dia mampir ke rumah sakit dulu nengokin temennya."
Ghani pulang bersamaan dengan datangnya seseorang yang membuat Mama Mira terkejut lagi.
"Assalamu'alaikum, Tante!"
"Ryo!" Mira pun terkejut dengan datangnya cowok half Jepang itu.
"Wa'alaikumsalam. Eeeh.. temennya Mira nih?" sahut Mama seakan tak percaya.
Ryo mencium tangan mama Mira. "Iya sih, Tante. Aku sama Mira satu sekolah. Aku sekelas Diva. Aku Ryosuke."
"Oohh.. Ya udah atuh, silakan duduk, Nak Ryo!" Mama Mira yang sudah rapi menengok pada Mira. "Ambilin minum sana, Mir!"
"nggak usah repot-repot, Tante!" cegah Ryo. "Ini aku cuma disuruh anterin ini sama tante Wirda." dia menyerahkan sebuah paper bag.
Mama Mira menerimanya. "Ini apaan, Nak Ryo? Kok kamu kenal sama Wirda?"
"Tante Wirda itu Tantenya aku."
"owalah..."
"Itu oleh-oleh dari Papa aku yang baru dateng dari Jepang. Trus kata Tante Wirda disuruh sekalian anter buat Tante Tiwi."
Mama Mira tersenyum. "Makasih banyak ya, Nak Ryo. Sampein makasih juga buat Wirda. Eh, gak usah deh! Ntar tante WA aja langsung."
"Iya, Tante."
"Loh, Mir! Mana minumnya? Kan kasian Ryo sudah repot-repot nganterin oleh-oleh buat kita."
"Elo udah mau cabut kan, Yo?!" tanya Mira yang dibalas seringaian dari cowok itu.
"Belom tuh!" Ryo menoleh lagi ke Mama Mira. "Tante, aku boleh main dulu kan sebentar?"
"Oh boleh. Boleh banget. Silakan duduk, Nak Ryo!" jawab Mama Mira dengan senyum semanis madu. Kemudian dia menarik tangan Mira dan membawa Mira ke dapur.
Mira sempat melotot pada Ryo sebelum menghilang ke dapur bersama mamanya.
"Mama kenapa sih?"
"Eh, kamu tuh Mir, ini sejarah lagi loh dalam hidup kamu, ada teman cowok yang mampir main tanpa harus ada acara belajar. Satu-satunya temen cowok yang main kesini kan dulu waktu SD tuh si Johan. Itu pun karena harus belajar. Jadi mending sekarang kamu bikin minum buat Ryo, trus.."
"trus apa, Ma?"
"Trus ya kalian ngobrol aja!"
"Nggak bisa, Ma. Aku sama Ryo tuh bisanya berantem. Ribut. Nggak bisa ngobrol."
"Ish, kamu tuh anak cewek. Masa berantem?"
"Ryo nggak sebaik yang Mama kira.."
"Udah-udah, cepet bikin minum sekarang! Mama tunggu di sofa sama Ryo. CEPETAN!"
Dengan terpaksa Mira membuat minuman dan membawa ke meja ruang tamu. Tapi begitu dia kembali dengan minuman, ternyata Mamanya sudah tidak ada di sana.
"Nyokap lo udah pergi kondangan." kata Ryo memberitahu. Lalu dia meminum minumannya.
"Oh! Trus lo mau ngapain lagi nih?"
"Yaelah, Mir.. jangan jutek gitu. Masa temen mau main malah diusir?"
"Siapa yang ngusir?"
"Ntar nggak laku loh!"
"Siapa yang jualan?"
"Mirasantikaaaa..."
"apa?"
"Gue buka lowongan."
"Hah?"
"Gue baru putus.."
"Hah?"
••••
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Liefa Alrozy
suka ceritanya kak..ringan bikin cengar cengir gak jelas ini dari awal baca😂😂😂😂😂
2021-03-08
1
Ina-san
pantesan si Ryo ke rumah Mira 😆
2020-12-02
2
NH
gemeeeezzzzz.....
2020-11-09
1