"Mira mau ke Korea, Pa!!"
"Ha????"
Keterkejutan bukan hanya berasal dari sang Papa uculala, Papa yang lucu dan care buat Mira. Tapi mulut menganga juga datang dari Mama dan Shelia. Sedangkan Ghani...sibuk main game di hpnya. Biarpun badai datang, adiknya itu gak akan peduli deh.
Malam itu tumbenan Mira bersaudara komplit ada di rumah. Karena biasanya salah satu, atau salah dua deh (Shelia+ Ghani) selalu pulang telat. Cuma Mira sang Cinderella yang always jadi upik abu selalu ada di rumah kecuali pada jam sekolah dan les.
"Lo mau minta tanda tangan siapa? Lee min ho? Song joong ki? Song he kyo? Blackpink?" cerocos Shelia yang sedang mengunyah keripik kentang di sofa.
"Diem deh, Shel! Ntar gendut lo ngemil mulu!"
"Segendut-gendutnya gue, masih gendutan lo!"
"Gue gak gendut tuh!"
"Yee gak sadar.. Awas lo hati-hati, tau-tau badan lo segede kuda nil secakep Babon!"
"Elo yang Kuda nil!"
"Hey!" Papa menyela debat kedua putrinya. "Jadi siapa yang tadi bilang mau ke Korea? Kuda nil?"
Shelia tertawa puas. Mira mendengus menoleh pada Papanya. "Papa! Mira bukan Kuda nil!"
"Lagian kenapa jadi bahas si Kuda nil?"
"Sesama Kuda nil.." gumam Ghani yang untungnya tak terdengar ke telinga Shelia ataupun Mira.
"Sheli tuh, Pa!"
Shelia hanya menjulurkan lidahnya pada Mira dan ia masih melanjutkan ngemil wajibnya.
"Yang ngemil siapa, yang dikatain Kuda nil siapa," Mira masih panas dengan celaan kakaknya itu. "Pa, Kuda nil tuh- eh aku tuh yang-"
Shelia terbahak. Begitupun dengan Ghani yang matanya masih belom beralih dari hp ikut terbahak. Mira tuh gitu, kadang kali, eh sering kali dia keselip lidah dengan menyebut topik yang habis dibahas padahal maksud hati memulai topik yang baru.
"jadinya si Kuda nil apa kamu nih?" tanya Papa masih meledeknya.
Mira yang tadi masih berdiri di tengah ruang, sekarang membanting tubuhnya di sofa samping Shelia. "Terus aja bahas Kuda nil sampe Kuda poni beranak Kambing." gerutunya sebal. Keluarganya gitu sih suka membully, walau sebenarnya Mira sudah terbiasa tapi kali ini ada hal yang hendak dia sampaikan. Makanya hatinya jadi agak sensitif kaya bisul.
"Ya.. Ya.. Kamu mau ngapain ke Korea?" tanya Papa santai. Bukan berarti dia hendak mengabulkan keinginan putrinya itu, tapi lebih kepada dia ingin mendengarkan apa isi fikiran putri ajaibnya itu. Yap, Mira seorang putri ajaib.
"Mira mau-"
"Ketemu Kim apa deh?" Ghani menyela.
"JANGAN DISELA, TAYO!!!" teriak Mira kesal.
Shelia malah ngobrol dengan Ghani. "Kok elo tau artis Korea sih, dek?"
"Di lemari kamarnya Mira kan ada poster siapa itulah. Kim kim apalah.."
"Ooo.."
Mira yang kekesalannya memuncak, langsung saja berdiri dan membisiki telinga Papanya. "Mira mau operasi plastik di Korea."
Papanya yang baru saja menyeruput tehnya, malah menyemburkan teh yang sudah masuk ke mulutnya begitu mendengar bisikan putrinya.
"Papa kenapa?" tanya Shelia.
"Mira ngomong apa, Pa?" Ghani juga kepo.
Mira berdehem. Kemudian dengan lantang dia bilang, "GUE MAU OPERASI PLASTIK!"
"HAAA???" Shelia spontan teriak. Sedangkan Ghani kembali menatap hpnya.
Klontang.
Suara panci jatoh terdengar dari arah dapur. Itu pasti sang Mama Pertiwi yang sedang asik di dapur dan mendengar suara menggelegar Mira.
.
.
Sebagai remaja yang normal, Mira pun tak luput terkena arus K-pop. Nggak full ngefans sih, karena hobbinya Mira tuh nonton film, maka dia lebih cenderung naksir artis Korea setelah nonton dramanya. Baru deh dia stalk pemeran utamanya sampe ke medsosnya.
Oke, jadi waktu hari libur nasional kemarin itu dia manfaatkan waktu liburnya dengan menonton drama Korea. Karena kabar baik tumben datang menghampirinya. Sang Mama Pertiwi punya asisten. Otomatis kerja sambilan Mira sebagai babu tuh berkurang 70%. Dan datanglah saat-saat indahnya menonton drama Korea yang paling terbaru.
Drama kali ini menceritakan tentang operasi plastik. Dan Mira seperti mendapat jalan keluar dari kejombloannya yang sudah dalam tahap ngenes sengenes-ngenesnya. Dia terinspirasi buat operasi plastik seperti yang sang tokoh utama lakuin. Dan kemudian mendapat pacar tamvan lalu merajut cinta yang indah.
Baru membayangkannya saja Mira sudah mesem-mesem gak jelas. Walaupun seingat dia semalam adalah...
"Mir.. Besok mama beliin plastik, trus bawa deh sana ke dokter, minta operasi pake bpjs. Beres kan?!"
Mama Pertiwi terlalu... Jahat.
.
.
Baru saja Mira dan Diva sampai di depan sekolah setelah diantar bang Irwan seperti biasa. Tapi si Diva tuh ada acara nyangkut dulu di tukang bubur sebrang sekolah. Di sana ada Donny yang baru saja Mira tahu kalau Diva berniat menggebet Donny.
huh
kenapa harus Donny?
why?
Nasib jaket Donny saja masih ada di lemari Mira, sebodo amat. Karena Si Donny juga tak menanyakan jaketnya kembali. Dan Mira berniat mengembalikannya nanti, kalau sudah mood baik datang menyerang.
Mira berdiri di belakang Diva, menunggu gadis itu yang sedang say hello sama Donny. Dia sih cuek saja. Pura-pura memainkan hpnya padahal telinganya siaga mendengarkan perbincangan mereka. Bukan Mira kepo apalagi cemburu, bukan... bukan itu. Mira hanya siap siaga kalau-kalau nanti Diva gak tahunya berniat berkelana entah kemana atau punya rencana apa, lalu saat mami Diva bertanya padanya maka Mira bisa menjawabnya dengan jelas.
"Pur.. Wooiii!!!"
Mira tahu itu suara Donny yang memanggilnya seenak mulutnya. Tapi Mira merasa bukan namanya maka dia enggan menoleh sama sekali. Gak perduli.
"Pur!!" Donny menepuk bahu Mira.
Mira menoleh dengan kesal. "Almira, Don! Nama gue Almira. Donaaaa!!!"
"Terserah! Elo lagi ngapain sih? Jadi nyamuk? Apa jadi satpam?"
percuma elo ganteng, Don.. tapi mulut lo nyinyir dan.. jahad.
"TERSERAH GUE DONG! mau jadi nyamuk, jadi laron, jadi bekicot pun terserah gue. Hidup-hidup gue. Urusan gue! Kepo aja lo!"
"Lebay si Purwanti!"
"Dona!"
"Apasih lo berdua? Pagi-pagi udah ribut aja." kata Diva menyela. "Mir, bentar dulu ya gue mau pesen bubur dulu."
Diva menghampiri tukang bubur yang berada beberapa lengkah dari tempat mereka berdiri saat ini.
"Parasit!" desis Donny dekat telinganya sebelum cowok itu berlalu meninggalkan Mira yang serasa hatinya ditimpuk batu.
Parasit?
Benarkah Mira itu parasit?
kok rasanya.. sakit.
----
Mengisi waktu sebelum jam istirahat berakhir tuh kadang Mira duduk di depan kelas. Menonton anak-anak cowok yang sedang bermain basket. Kali ini yang bikin permainan basket itu terlihat indah karena ada Rendi sebagai salah satu pemain.
Bila sudah melihat Rendi dan keindahannya a.k.a senyumannya, buat Mira yang lain tuh udah gak penting. Gak perlu repot-repot melihat yang gak enak, kalau senyum Rendi saja udah bikin Mira bahagia. Simple kan?!
"Rendiiiiii!!! Semangaaaattt!!!!"
Teriakan itu bukan dari mulut Mira, melainkan dari mulut Ryo. Entah sejak kapan si bocah resek itu sudah duduk di samping Mira. Dan parahnya, tuh bocah malah bikin Rendi nengok ke arah mereka berada sekarang.
Sialaaaaann!
Mira melotot.
"REN-" sebelum Ryo berteriak lagi, Mira membekap mulut ember si sipit kamvret itu. Kemudian Ryo dengan tangan Mira yang masih membekapnya, dia malah memajukan wajahnya mendekati wajah Mira hingga Mira mendorong bocah itu sambil melepaskan tangannya.
"Geli deh gue liat lo begitu."
"yee.. si Mira.. Gue kan mewakili jeritan hati lo.."
"hah? Jeritan apaan?"
"Suara hati lo."
"Kagak ada. Hati gue gak jerit apa-apa."
"Hati lo kan lagi manggilin si Rendi bukannya?"
"Sotoy!"
kenapa tuh anak bisa tau ya? Apa jangan-jangan sebenarnya dia tuh dukun? atau cenayang? atau mak lampir?
Ah tau ah!
"Sotoy ayam? Sotoy lamongan? Sotoy makassar?"
"Serah!" Mira bangkit. "Soto kek, gado-gado kek, ketoprak kek, semuanya enak!"
Mira berjalan meninggalkan Ryo. "Mir, mau kemana??"
"Beli soto. Laper gue!"
********
Mau dibawa kemana ya nasibnya si Mira? Siapakah yang cocok dengan Mira?
**lebih tepatnya siapakah yang apes jadi pacarnya si Mira??
****
plis like, vote, atau apa aja deh boleh. Jangan cuma baca doang ya, berilah apresiasi! 😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
ngakak gw pas operasi plastik thor 😁🤪
2024-03-03
1
Gechabella
sama ryo aja mir..somplak loe berdua
2021-07-03
0
Utami Nurul
gokil dr bab awal dh cengar cengir sndri 😂
Almira peran utama yang slalu jadi figuran
2021-03-07
1