Happy reading!
***
"Gue gak punya utang kan, Don?!" tanya Mira polos. Di otaknya saat ini benar-benar tak ada alasan yang menjadikan Donny harus datang menemuinya. Secara, selama ini Donny selalu saja berlaku kejam terhadap Mira.
Donny belum menatapnya. Cowok dingin dan datar itu hanya duduk terdiam seribu bahasa di kursi teras rumah Mira, sambil arah pandangannya lurus ke depan, bukan menghadap Mira yang berada di sampingnya. Mira duduk di kursi satunya, persis kayak waktu pertama kali Donny datang. Dan ini kedua kalinya cowok itu menginjakkan kakinya di rumah Mira.
Lima menit..
Sepuluh menit..
Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Donny. Mira tidak tahan dengan diamnya cowok itu. Ada rasa kesal di hatinya. "Dona, elo cuma numpang duduk doang nih? Apa elo lagi nungguin Diva ya?"
"..."
"Aelah, banyak nyamuk, Dona!" keluh Mira sambil menepuk lengannya yang terasa habis gigit nyamuk. Jangan salah, nyamuk di lingkungan Mira tuh nyamuk kelas kakap dan pendendam. Selain gigitannya yang bikin kesel, temen-temennya itu loh, langsung menyerang begitu ada satu nyamuk yang berhasil Mira tabok. "Elo gak tau aja nyamuk di sini tuh udah berevolusi jadi monster-"
"Tadi sore elo kemana?"
"Ha?" Mira seakan takut salah dengar. Kenapa Donny menanyakan tentang tadi sore? Memangnya penting ya?
"Lupain! Gue balik." bersamaan dengan Donny yang bangkit dari kursi, mama Mira baru datang dari arah luar. Donny berpamitan dengan mama Mira dan segera pergi.
Absurd banget yah itu orang.. ck..
kenapa deh dia tuh?
sangat sangat gajeeee woiiii...
Mira melongo melihat punggung Donny yang membelakanginya dan semakin menjauh. Sampai cowok itu naik ke motornya, Mira masih tetap melongo di tempatnya.
"Yaelaaa.. Seember deh tuh iler yang netes.." Mama Mira tuh yang ngomongnya begitu. "Awas nyamuk numpang tidur di tenggorokan kamu. Ngeliatin cowok sampe segitu mupeng nya."
Glek.
Mira menelan ludah. Kejam sih mamanya.. Padahal Mira bukan mupeng. Sama sekali. Mira cuma heran yang teramat heran. Apa maksudnya Donny kesini? Cuma buat melempar pertanyaan absurd lalu pergi?
Apa mungkin Donny kesambet? kerasukan? hihhh...
Mira benar-benar tak habis fikir.
.
.
Hari berjalan terasa membosankan untuk Mira. Sehabis sekolah trus pulang. Sekolah lagi trus pulang lagi. Diva lagi nggak ada kegiatan, makanya Mira jadi nggak ada kegiatan juga. Begini deh anak burung yang induknya lagi lockdown..
Mira gabut, sodara-sodara...
Memikirkan kelakuan Donny yang absurd kemarin malam itu, otak Mira sudah buntu. Alias nggak sampe deh otaknya buat menjawab alasan si Donny datang tiba-tiba ke rumahnya. Nggak mungkin dong si Donny naksir Mira?
Waduh!
Itu sama aja kayak dengan fitnah Donny bahwa Donny adalah seorang waria. Jelas gak mungkin kan! Jadi ya sudahlah.. Lupakan! Mungkin saat itu Donny sedang khilaf karena salah alamat. Atau mungkin... beneran ketempelan demit.
Hp Mira berdering. Tapi pemiliknya tidak ada di kamarnya. Sang mama yang mumet mendengar dering ponsel itu sedang menarik nafas sekuat tenaga, lalu.. "Miraaaaaaaaaa..!! Hp kamuuuuu bunyiiiiii...!!!!!"
Hening.
Sore itu cuma ada Mira dan Mama, penghuni rumah yang lain belum kembali dari kegiatannya.
"MIRAAAAAAAAA... !!" sekali lagi suara Mama membahana seantero jagat Rt 01.
Suara derap langkah tergesa-gesa memasuki rumah. Tentu saja itu berasal dari Mira. Sumpah deh si Mama tuh, suaranya juara banget.
"Ya ampun Mama, toa masjid aja kalah suaranya sama Mama. Suara Mama tuh sampe kedengeran satu RT loh, Ma. Aku lagi di rumah Iyas padahal, tapi suara Mama bikin bumi gonjang-ganjing-"
"KAMU TUH YAAA-"
"becanda, Ma, becanda.." Mira segera mengambil hpnya di kamar kemudian lari lagi keluar rumah. Bahkan dia pura-pura tidak mendengar suara Mamanya yang membahana itu.
Mira tuh lagi asik nongkrong di bawah pohon Jambu rumah Ilyas, bersama tiga orang genk jaman oroknya, yaitu Lukman, Ilyas dan Ridho. Tapi jangan salah, Mira tuh bukan nongkrong buat merokok atau hal-hal negatif lainnya. Mereka berempat tuh cuma main Monopoli, gaesss..
"Elo bertiga main curang ya waktu gue pulang?" tuduh Mira pada teman-temannya.
"Enak aja. Elo emang udah nyaris bangkrut kali." sahut Ilyas.
"Bangkrut ya bangkrut aja, Mir." Ridho masih khusyuk menghitung duit Monopolinya.
"tau lo! Main gak pernah menang aja.." Lukman menambahkan.
Mira tidak fokus lagi pada teman-temannya itu saat melihat notif panggilan telfon tak terjawab yang tadi sempat mampir di hpnya.
Ryo.
Deg
Aduh, kok gue deg-degan segala cuma karena baca nama bocah songong itu..
Masa iya gue GR?
iya bener sih
tapi kan
hush hush.. gak boleh, GR!
eh, kenapa dia telfon gue ya?
Mira tidak berkeinginan untuk menghubungi balik Ryo. Dia membiarkan saja. Toh kalau Ryo memang ada perlu banget pasti bakal telfon lagi. Sedangkan kalau dia telfon balik ada kemungkinan Ryo bakal jawab 'salah pencet, sori.'
hadeehhh...
hancur berkeping-keping deh GR gue..
Lalu sebuah chat masuk ke hpnya.
Mir, habis Maghrib kita ke mall yuk, gue mau cari kado
akhirnya Lockdown induk burung udah selesai ya Allohhh...
.
.
Di mall, Diva sedang memilih benda-benda yang dirasanya bakal pantas buat kado sepupunya yang akan berulang tahun lusa. Sedangkan Mira melangkah ke rak rak lain untuk melihat-lihat saja. Siapa tahu ada benda yang menarik kan, boleh lah dibeli...
Hp Mira berbunyi. Ryo menelfon lagi.
Deg
Mira menarik nafas sekali, antara deg-degan sama bahagia tapi malu. Gak jelas deh pokoknya. Setelah menarik nafas sekali lagi, akhirnya dia menerima panggilan itu.
"Kenapa?" jawab Mira langsung tanpa basa-basi. Tangannya sedang memegang boneka-boneka yang lucu.
"Mirasantika! Telfon gue tadi sore gak diangkat ihh.."
" Sori, gue lagi main keluar rumah. Jadi gak tau. Emang kenapa? Ada yang penting?" Mira berusaha menjaga suaranya agar terdengar seperti biasanya. Walaupun deg-degan itu belum juga reda.
"gue mau ngajak lo main, Mir. Kasian gue sama lo yang gak pernah kemana-mana kalo artisnya gak pergi mah.."
kok dia bisa tau?
"hinaan lo udah belom?"
"hehe.. Belom sih. Belom puas gue kalo belom menghina lo. Kenapa ya, Mir?"
sarap!
batal gue deg-degan nya.. nih anak ngeselin lagi sih
"Gue tutup ajalah. Gak penting lo!"
"eh tunggu-tunggu! Kok elo kayak lagi di luar ya, Mir? gue dengar suara mbak-mbak yang lagi ngomingin diskon tuh?"
"Kepo."
"elo di mana, Mir?"
"Kepo amat sih!"
"di mana?" suara Ryo terdengar tidak sabar.
"Ada deh-"
Suara Diva memanggil Mira menyela, "Mir, ini bagus gak?" tanyanya sambil membawa boneka beruang raksasa.
"iya bagus-bagus!" jawab Mira langsung.
"Mirasan, elo di mana sih?" Ryo masih penasaran dari sebrang telfon.
"Gue di mall."
"Serius? Yah, tau gitu kan bareng. Gue juga mau ke mall."
"trus?"
"ya udah deh. Gitu aja. Udah dulu ya, Miras! Gue ada urusan."
"NGGAK PAKE 'S'!! gue bukan alkohol!"
"hahaha.. enakan pake 's', Mir.. dingin."
"sinting."
"haha.. Bye Mir!"
"hm."
.
.
Setelah memasukkan hpnya ke dalam tas, Mira melangkah mencari-cari keberadaan Diva yang tak nampak di matanya. Dan ternyata Diva sudah tidak ada di dekat rak-rak boneka. Bisa gawat kan kalau 'artisnya' itu hilang. Mira gak bakal berani pulang. Mending Mira ikut hilang aja sekalian!
Menjelejahi toko mainan itu, akhirnya Mira menemukan Diva. Tunggu, Diva rupanya sedang mengobrol dengan seorang cowok yang berdiri membelakangi Mira.
Mira pun berjalan menghampiri Diva. Jaga-jaga jangan sampai Diva kena godaan cowok trus dihipnotis, trus dibawa, trus-
Ha?
Deg
waduh, kenapa deg-degannya kumat juga cuma karena lihat si Donny?
Ah, ini pasti karna gue belom makan malem kan?! ini pasti karna gue laper.
iya pasti begitu.
hufffft..
"Liat, Mir! Jakarta sempit banget ya, masa ketemu si Donny lagi.." kata Diva menoleh.
Sedangkan Donny setelah menoleh sebentar ke arah Mira, cowok itu melihat ke arah Diva lagi.
huh!
yaiyalah..
kalo melihat Diva tuh, mata menjadi sejuk. sedangkan kalo melihat gue, mata lo jadi busuk.
tau gue..
tau banget..
sadar banget..
"Gue mau lihat boneka lagi ah, Mir. Sepupu gue tuh bocah yang doyan boneka banget soalnya," oceh Diva sambil melangkah lagi. "Bye, Don!"
Mira ditinggal berdua dengan Donny saja.
Lah?
bahaya ini..
gue mesti gimana coba?
Awkward banget...
Lalu tanpa suara, Donny bergerak melangkah. Mira juga tak berniat mencegah. Apalagi basa-basi, Mira tau kalaupun dia basa-basi sama cowok itu, pasti Donny nggak bakalan menyahut.
Saat Donny melirik ke arahnya lagi, Mira cuma senyum tipis saja. Anggap saja Mira sedang bersedekah senyuman. Ikhlas kok. Nggak mengharap balasan apa-apa. Biar Tuhan aja yang balas senyumnya.
Donny pun berjalan pelan melewatinya, saat sesuatu Mira rasakan telah menyentuh kepalanya. Sebuah usapan. Singkat. Dan rasanya seperti halusinasi.
i.. itu tadi..
Donny usap kepala gue????
bohong banget!
halu doang ahhh.
sumpeh loh?
Donny usap kepala gue??
CCTV mana CCTV?
gue perlu bukti
yang tadi tuh nyata atau cuma hayalan gue doang??
Gue jadi.....
merinding.
***
plis like n comment ya biar aku lanjutin ceritanya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
banyakan bahasa ghaibnya wkwwk
2024-03-03
0
yuli islamiyah
suka
berasa muda aq bacanya 😍
2020-11-13
1
putri cikal
Kya ny doni suka sma mira deh...kya Kya sih
2020-09-29
1