My Fantasy Hero
...SINOPSIS...
Mengisahkan tentang Floreylla Flara Lysandra, seorang siswi SMA yang menemukan sebuah buku antik yang penuh misteri. Saat membuka buku tersebut, ia menemukan kalung berbentuk gembok yang terhubung dengan nasib seorang lelaki bernama Felix,pada awalnya, felix adalah seorang manusia biasa. Namun, saat ia memakai kalung berbentuk kunci yang diberikan oleh mendiang ibunya, kehidupannya berubah menjadi luar biasa.
Ia dianugerahi kekuatan super yang membuatnya menjadi pahlawan yang memiliki kemampuan luar biasa. Tanpa diketahui felix dan Floreylla memakai kalung yang sama-sama terikat namun kalung itu tidak akan bisa dilihat oleh semua orang kecuali apabila Floreylla dan felix bersatu dengan cinta sejati mereka.
Namun, ada ancaman yang mengintai. Setiap kali halaman buku antik tersebut robek, Felix merasakan kesakitan yang tak terbayangkan dan kehilangan kekuatannya. Demikian pula, Floreylla hanya merasa sesak dan terbatas saat bukunya mengalami kerusakan.
Selain itu, Floreylla memiliki keinginan yang kuat untuk menemukan sosok ayah kandungnya yang telah berpisah darinya sejak kecil. Ibunya, seorang yang kuat dan mandiri, telah menjaga rahasia tentang keberadaan ayah Floreylla selama bertahun-tahun.
Apakah Floreylla akan berhasil menemukan ayahnya yang lama berpisah dan bisakah bersatu dengan Felix?
*
*
Floreylla berlari secepat kaki mungilnya memungkinkan, mencoba untuk mengejar waktu yang terus berlalu.
Hari itu adalah hari pertama sekolah setelah liburan musim panas, dan ia tidak ingin terlambat.
Namun, semuanya terasa berjalan melawan dirinya. Tas ranselnya terjatuh, menghambat langkahnya, dan tali sepatunya terlepas.
"Ahh ayolah aku tidak ingin terlambat"
kesalnya mengikat kembali tali yang terlepas Meskipun Floreylla sudah mengikat tali sepatunya dan siap untuk berlari ke sekolah, pandangannya tiba-tiba teralih pada seorang wanita paruh baya yang tampak kesusahan, sedang berjuang untuk mendorong gerobak berisi bawang-bawangan yang bergetar di setiap dorongan.
"Tapi aku harus buru-buru kesekolah kalau tidak nanti terlambat" gumam batin Floey.
Tergerak oleh kepedulian dan empati Tanpa ragu, dia berlari mendekati gerobak dan bersedia untuk memberikan tangan pertolongan yang dibutuhkan.
"Nek! Mari saya bantu, nenek mau kemana?"
"Eh *** tidak usah repot-repot!"
"Tidak kok nek Santai saja."
Tak beberapa lama akhirnya Floey dan nenek tua itu sampai disebuah rumah tua yang terletak di pelosok sebuah kampung yang tidak jauh dari sekolah.
"Yaudah nek saya pamit dulu ya!"
"Tunggu sebentar!" nenek itu memberikan sebuah buku tua dengan sampul yang lembut dan halaman yang sudah mulai menguning.
"Ini adalah buku yang telah aku simpan selama bertahun-tahun," kata nenek itu.
"Sekarang, aku merasa sudah saatnya untuk memberikannya kepada seseorang yang akan menghargainya. Aku merasa bahwa kamu adalah orang itu."
Floey menerima buku itu dengan hati-hati. . Ia merasa ada sesuatu yang istimewa dalam buku itu, seolah-olah menyimpan rahasia-rahasia yang menunggu untuk diungkap.
"Mengapa nenek memberikannya kepada saya?" tanya Floey, wajahnya penuh tanda tanya.
"Karena ini memang hak kamu untuk menyimpannya."
Karena tidak ingin lebih terlambat akhirnya Floreylla pun mengiyakan permintaan nenek tersebut dan segera pamit untuk berangkat sekolah.
Dengan napas tersengal-sengal, ia akhirnya tiba di depan gerbang sekolah.
Namun, bel telah berdentang, menandakan bahwa ia sudah terlambat. Ia merasa kecewa dan sedikit putus asa. Sebagai hukuman, ia harus membersihkan perpustakaan setelah sekolah.
Begitu bel istirahat berbunyi, dirinya memutuskan untuk pergi ke kantin dan membeli makanan.
Setelah mendapatkan makanannya, dia mencari bangku kosong untuk duduk dan menikmati istirahatnya.
Namun, takdir berkata lain saat ia tanpa sadar duduk di bangku yang ternyata adalah milik geng Becca.
"Aduh, enaknya duduk di situ?" sindir Qilla dengan nada sinis.
"Aduh, ya pasti enaklah di situ. Tempatnya kan bersih, wangi... Tapi kok ini ada bau apa gitu ya? Kecium nggak?" Becca mendekati Floey dan mencoba mengendus-endus baju yang dipakainya.
Sementara mereka asik membuli Floey dengan perkataan mereka, tiba-tiba dari arah belakang muncul Kieranza.
ia dengan sengaja menubruk Qilla untuk membuka jalan, kemudian dengan cepat menariknya menjauh dari geng Becca. Dia membawa Floey pergi dari situ, memberikan kesempatan untuk gadis ringkih itu melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan tersebut.
Kieranza menarik tangan Floey sampai ke taman sekolah terlihat Floey hanya menundukkan kepalanya.
"Makasih ya udah nolongin aku!"
"Hey nggak usah sungkan kita kan udah temenan dari dulu dan aku masih heran kenapa Qilla tega sama kamu."
"Hmm entahlah aku juga nggak ngerti kenapa dia berubah begitu cepat." Floey terduduk di kursi taman dengan menahan rasa laparnya.
"Nih kamu pasti lapar." Kieran menyodorkan satu bungkus roti isi dan sebotol air yang dibawanya seusai jajan dikantin.
"Loh bukannya ini buat kamu makan? Terus kamu?"
"Jangan pikirkan soal itu, pikirkan tuh cacing yang udah demo dari tadi."
Setelah jam pelajaran selesai, Floey langsung menuju perpustakaan untuk membereskan beberapa buku lalu ia pulang ke rumah dan merebahkan diri di atas kasurnya yang sederhana.
Dengan tatapan terarah ke langit-langit kamar, ia teringat akan pemberian dari nenek-nenek tadi.
"Ouh iya buku itu, aku hampir lupa"
Namun, saat Floey tidak sengaja menyentuh jilid buku tersebut, tiba-tiba ada cahaya muncul dan bersinar terang, membuatnya terkejut.
"Aaa!" ia spontan melepaskan buku tersebut hingga jatuh ke lantai.
"Cahaya apa itu?"ia bertanya pada dirinya sendiri sambil mencoba mengumpulkan keberanian untuk memungut buku yang terjatuh.
Kali ini, buku itu tidak lagi mengeluarkan sinar apa pun. Ia membuka halaman-halaman dengan hati-hati dan menemukan sesuatu yang mengejutkan sebuah kalung yang tersembunyi di dalamnya.
dengan tangannya ia mengangkat kalung itu dengan penuh rasa ingin tahu.
"Kenapa ada kalung didalam buku? Apa nenek itu lupa meletakkan kalungnya?"
Karena penasaran ia mencoba mengenakan kalung berbentuk gembok itu , tapi sayangnya saat ia ingin melepaskan kalung itu, kalung tersebut malah menghilang dan seakan menyatu dengan tubuhnya.
"Loh? Kalungnya kemana?" Floey memandang cermin dengan keterkejutan, menyaksikan pantulan dirinya tanpa kalung. Kalung itu berubah transparan dan menghilang begitu saja.
"Kalung itu?? Hah?" ia mencoba meraba lehernya, merasa jantungnya berdetak kencang. Tapi tak ada jejak kalung yang bisa ia temukan.
"Apa aku sedang bermimpi? Kemana perginya kalung itu?" kini ia berjongkok, mencari kalung yang hilang di lantai. Tapi tak ada tanda-tanda kalung itu ada di sana.
"Ini hanya mimpi, tolong ini hanya mimpi. Mana mungkin kalung itu menghilang begitu saja?" ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
CLEK ..terdengar saat Zeora membuka pintu.
"Floey, ibu memanggilmu dari tadi. Kenapa tidak menjawab? Kamu sedang apa?Cepat antar pesanan ke rumah Qilla."
"Rumah Qilla?" Floey terkejut, tapi dia berusaha mengumpulkan pikirannya.
Floey meninggalkan kamar dengan hati yang masih berdegup kencang. Ia tak bisa menghilangkan kebingungannya tentang kejadian tadi.
🍁🍁
Floey berjalan tergesa-gesa untuk pulang setelah selesai mengantarkan pesanan ke rumah Qilla. Di dalam perjalanan, ia merasa terganggu oleh kehadiran Qilla dan teman-temannya yang mengikutinya.
"Kenapa mereka terus mengikuti ku"Gumam batin
Tak beberapa jauh berjalan ia melihat sebuah gang buntu di depannya. Hatinya berdesir cemas, tak tahu apa yang harus dilakukan.
"Hah? Aku harus gimana ini?" gumam Floey dalam kepanikan.
Tiba-tiba, suara tegas dan misterius menghentikan langkah Qilla dan teman-temannya yang hendak menyerang Floreylla. Mereka berubah menjadi patung tak bergerak yang dihentikan oleh waktu.
Floreylla terkejut dan melihat sosok laki-laki bertopeng hitam mengenakan pakaian serba hitam di hadapannya.
"Hey siapa kamu? Kenapa mereka bisa jadi patung begitu?" tanya Floreylla dengan heran.
Lelaki bertopeng hitam itu tidak menjawab, melainkan meraih tangan Floreylla dan membawanya menjauh dari tempat itu.
Mereka berlari secepat angin, seolah menghindari bahaya yang mengintai. Namun, begitu tiba di suatu tempat yang jauh dari kejaran, lelaki itu melepaskan genggaman tangannya dan segera menghilang dalam bayangan. Floreylla kembali tercengang dengan kejadian yang baru saja dialaminya.
Floreylla berdiri di sana, bingung dan penuh tanda tanya. Apa yang baru saja terjadi? Mengapa lelaki itu menyelamatkannya dan mengapa Qilla dan teman-temannya berubah menjadi patung?
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
handykann
salken thor
2023-05-23
1
Nisa Anisya
ih seru banget 😭
2023-05-11
0
mozank imuet
udh mampir nih
2023-01-21
2