Sepulang dari kafe tersebut, Floey hanya terus melamun sepanjang jalan. Pikirannya melayang ke berbagai hal, hingga tiba-tiba...
Brrukk... ia tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang
"Maaf, saya tidak sengaja," ucap Floey terburu-buru.
"Lo nggak kenapa-napa?" tanya orang yang ditabraknya.
Floey melirik dan terkejut. "Felix! Aku kirain siapa tadi?"
Felix mengernyitkan kening. "Lo kenapa?"
"Hah, kenapa? Apanya?" tanya Floey bingung.
"gue perhatiin lo ngelamun terus dari tadi," ungkap Felix.
"Hah, enggak. Perasaanmu aja kali," balas Floey cepat.
"lo ngapain di sini?" tanya Felix sambil melihat sekitar.
"Hah? Mau pulanglah," jawab Floey.
"Emang jalan pulangnya ke arah sini?" tanya Felix penasaran.
"Ya ini... Lah, kok aku kesini?" Floey memandangi sekitaran jalan dengan kebingungan.
"Haha, makanya jangan melamun. Ayo, gue anterin pulang," tawar Felix.
"Dia ketawa?" gumam Floey dalam hati, terkejut dengan tindakan Felix.
"Hey, ayo malah bengong," goda Felix.
"Nggak usah, aku sendiri aja!" tolak Floey.
"Nggak, nanti yang ada lo ngelamun lagi," ajak Felix dengan nada meyakinkan.
"Nggak bakalan... Eeh?" Tangan Floey secara tidak sengaja tergenggam dengan tangan Felix.
Floey kaget dan tidak berkutik.
"Ehh, ayo, tuh kan ngelamun," ucap Felix sambil tersenyum.
"E-enggak," balas Floey dengan suara yang sedikit gemetar.
"Yaudah, ayok," ajak Felix.
Dalam setengah perjalanan, langkah kaki Floey terhenti. Ia melihat Kieran dengan seorang wanita di depan kafe. Mereka terlihat akrab, dan Floey melihat wanita itu mencium pipi Kieran.
"Kieranza dengan siapa dia?" batin Floey penuh tanya.
"Kenapa?" tanya Felix yang melihat Floey berhenti.
"Hah, tidak. Ayok," ucap Floey, mencoba melanjutkan perjalanan.
Suasana mulai hening, dan Floey mencoba membuka pembicaraan.
"Ngomong-ngomong, mobil kamu kemana?"
Felix tersenyum. "Di rumah. gue sengaja jalan kaki, itung-itung olahraga."
"Oh, begitu!" Floey menjawab sambil tersenyum.
Tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Floey.
"Makasih udah nganterin," ucap Floey dengan rasa terima kasih.
"Iya, sama-sama. Yaudah, gue pamit!" ucap Felix sambil berpamitan.
"Iya, dah," jawab Floey sambil melengos masuk kedalam rumah dan langsung pergi ke kamarnya.
Keesokan harinya...
" aku berangkat!" seru Floey sambil mengambil tas sekolahnya.
Di tengah perjalanan menuju sekolah, tiba-tiba tali sepatu Floey lepas. Ia berhenti sejenak untuk membenarkannya.
Tampak Kieran melintas dengan motor tanpa menyapa Floey, fokus dengan pandangannya yang lurus ke depan.
"Ih, kenapa dia? Biasanya nggak seperti itu!" kesal Floey dalam hati.
Tiiitt...
"Ih, siapa lagi sih?" Floey melirik.
"Ini gue?" Felix muncul dengan wajah ceria didalam mobil
"Felix!" Floey melanjutkan perjalanan tanpa banyak kata.
"Eh, tunggu dong, jangan ngambek," ajak Felix.
"Siapa yang ngambek!" Floey berkata sambil terus berjalan.
"Mau ikut nggak? Nanti bisa telat. Ayo!" Felix mempersilakan Floey masuk ke mobil dengan lembut.
Tiiitt...
Tiiitt...
Tiiitt...
"Ayok!" seru Felix sambil turun dan membuka pintu mobil.
"Yaudah iyaaaaa, bawel banget sih," ucap Floey sambil masuk dan duduk di dalam mobil.
"Nah gitu dong," kata Felix sambil menjalankan mobilnya.
"Hemz," wajah Floey masih terlihat cemberut.
"lo kenapa pagi-pagi udah cemberut!" tanya Felix penasaran.
"Nggak kenapa-napa," jawab Floey singkat.
Sesampai di depan parkiran mobil sekolah...
"Hepttt," Floey menarik nafas panjang dan mencoba bersembunyi di dalam mobil.
"Ehh, lo ngapain?" tanya Felix heran.
"Ssst, ada Becca di depan!" ucap Floey dengan suara pelan.
"Ahaha! Hai, Felix!" sapa Becca sambil berjalan menuju kelas.
"Dia pergi tuh!" ucap Felix
"Udah nggak ada?" tanya Floey memastikan.
"Udah," jawab Felix sambil membuka pintu mobil.
Sambil berjalan menuju kelas...
"Felix, apa pahlawan khayalan itu nyata?" tanya Floey tiba-tiba.
"Uhuk uhuk, ahaha-nya enggak lah," jawab Felix sambil tertawa.
"Tapi beneran ada kok," ucap Floey dengan serius.
"Ahaha, sudahlah, ayo ke kelas," kata Felix sambil menarik tangan Floey.
Dikelas...
"Kieran!!!" seru Floey sambil menaruh tasnya di bangku, ia terus memperhatikan Kieran.
Kieran, yang berpapasan dengan seorang gadis berrambut diikat, hanya berjalan melewatinya begitu saja tanpa menyapanya.
"Kieran, tentang rapat OSIS nanti, kamu mau datang nggak?" tanya Qilla sambil menepuk pundaknya.
"Iya, ayo bicarakan di kantin saja, aku laper belum makan," jawab Kieran.
"Ouh, yaudah, ayo," ajak Qilla sambil menarik tangan Kieran.
Mereka berdua berjalan meninggalkan Floey, terus berbicara seolah-olah tidak melihat Floey yang sedang berdiri di sana.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nisa Anisya
itu ngapain woy
2023-06-25
0
Nisa Anisya
Terjadi sesuatu pada Ju-hwan 😦
2022-08-17
2
naumiiii🎈✨
Tiba-tiba liat foto kising🤭🤧
2022-06-29
0