"Pak, sebenarnya ada apa?" tanya Ayah Becca dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Apa kamu ingin tahu kelakuan anakmu di sekolah?" kata Zergan sambil menatap Becca dengan tajam.
"Tapi, Pah, aku nggak sengaja," jawab Becca dengan nada penyesalan.
"Hm, maksudmu pembulian itu tidak sengaja?" tanya Ayah Becca dengan ekspresi serius.
"Maksud ucapan Pak Zergan apa, Becca?" tanya Ayah Qilla, kepala sekolah, memalingkan pandangannya ke putrinya.
"Anak Anda telah melakukan bullying kepada salah satu siswa," ucap Zergan dengan tegas.
"Apa? Mana mungkin anak saya melakukan perbuatan sekeji itu," Ayah Becca menolak dengan keras.
"Iya, Om, mana mungkin Becca melakukan itu," ucap salah satu teman Becca dengan yakin.
"Baiklah, kalau Becca tidak melakukan itu, tetapi kamu yang memulai pembulian itu?" tanya Ayah Qilla.
"Tidak, Om, tidak. Sebenarnya, kami disuruh Becca untuk melakukan itu!" ucap teman Becca dengan ragu.
"What's heh, kalian," tegur Becca dengan raut wajah terkejut.
"Alasannya kenapa kalian membuli Floey?" tanya Ayah Qilla dengan suara tegas.
"Karena--"
"Karena Floeylla nakal sama aku! Dia jahat," potong Becca dengan suara bergetar.
"Dia atau kamu?" tanya Zergan sambil melengos keluar dari ruangan.
"Tunggu, Pak!" Ayah Becca mengejar.
"Ada yang mau kamu tanyakan?" tanya Ayah Qilla ketika mereka berdua mengejar Zergan.
"Pak, maafkan putri saya. Kejadian seperti ini tidak akan pernah terulang lagi!" ucap Ayah Becca sambil memegang tangan Zergan.
"Baiklah, saya akan memaafkan apabila anak Anda melakukan permintaan maaf kepada anak itu. Dan ini peringatan kepada kamu sebagai kepala sekolah di sini, jangan sampai ada seorang siswa yang terbuli di sekolah ini. Kalau itu terjadi, saya akan menurunkan pangkatmu," kata Zergan sambil melengos pergi.
"Huhh," Ayah Becca menarik nafas panjang. "Becca, ayo ikut ke ruangan Papah!"
"Iya, Pah. Guys, kalian pergi ke kelas duluan saja. Aku mau ikut Papah dulu sebentar," ucap Becca sambil pergi meninggalkan teman-temannya.
Dalam ruangan tersebut, Ayah Becca dan Becca duduk berhadapan satu sama lain
"Kamu beneran ngebully Floreylla??" tanyanya
"Iya pahh aku benci sama dia! dia itu ngerebut felix dari aku, dan kenapa sih papah takut sama ayahnya felix emangnya dia siapa bisa ngatur-ngatur papah disini?"
"pelan kan suara kamu pak zergan itu ketua dewan sekolah dan gara-gara kamu sekarang jabatan papah berada ditangan Floreylla."
"Maaf pah."
Saat Becca keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menulusuri lorong sekolah, pandangannya tidak sengaja terhenti pada Floey dan Felix yang sedang tertawa kecil. Hati Becca terasa panas melihat mereka berdua bersama. Rasa benci dan kekesalan kembali muncul, dan kali ini dia tidak bisa menahannya lagi.
"Awas aja kamu, Floey," bisik Becca dalam batinnya sambil melihat mereka dengan pandangan tajam.
Namun, langkah Floey tiba-tiba terhenti. Dia merasakan keberadaan seseorang di depannya. dia melihat Becca dengan tatapan yang penuh tekad.
"Kenapa berhenti?" tanya Felix, bingung.
Floey hanya menggelengkan kepala dan melihat ke depan, di mana Becca berdiri.
"Tidak apa-apa, gue ada di sini," kata Felix sambil memegang tangan Floey dengan lembut.
Becca berjalan melewati mereka dengan diam. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Di parkiran mobil...
"Pak, Pak Zergan, tunggu!" ucap Sekretaris Kepala Sekolah atau Ibunya Kieranza, memanggil dari belakang.
"Iya?"
"Ini berkas Anda, ketinggalan."
"Oh, iya. Terima kasih banyak, Bu Yeri."
"Iya, sama-sama, Pak. Kalau begitu, saya permisi."
"Tunggu, ada yang ingin saya bicarakan."
"Berbicara apa, Pak?"
"Sebaiknya kita mengobrol di kafe dekat sekolah saja."
---
Di kafe...
"Begini, Bu, apakah Ibu kenal dengan murid yang bernama Floreylla?" tanya Pak Zergan sambil menyesap kopi.
"Iya, saya kenal. Itu teman anak saya," jawab Bu Yeri, sambil melihat Pak Zergan dengan keingintahuan.
"Saya ingin Ibu melindunginya dari Becca. Jangan sampai dia membulinya lagi," lanjut Pak Zergan dengan serius.
"Becca membuli Floreylla?" tanya Bu Yeri dengan kaget.
"Iya, Bu. Tadi saya melihat sendiri. Kalo misalkan Ibu bisa melindunginya, saya akan menaikkan jabatan Ibu menjadi Wakil Kepala Sekolah," tawar Pak Zergan.
Tatapan Bu Yeri memperlihatkan pertimbangan. Dia tahu bahwa melindungi murid adalah tugasnya sebagai pendidik. Setelah beberapa detik berlalu, Bu Yeri mengangguk dan tersenyum.
"Tapi bagaimana dengan Pak Won?" tanya Bu Yeri, merujuk pada Wakil Kepala Sekolah saat ini.
"Pak Won akan saya jadikan Kepala Sekolah apabila dia juga membela dan melindungi Floey dari Becca. Apa Ibu setuju?" tanya Pak Zergan sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Bu Yeri memandang tangan yang ditawarkan dengan sikap teguh. Setelah sejenak berpikir, dia menganggap ini sebagai kesempatan untuk perubahan positif di sekolah.
"Baiklah, saya setuju," jawab Bu Yeri sambil memberikan jabatan tangan dengan tegas.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nisa Anisya
haduh so sweet
2023-06-28
0