Sam merasa takjub dengan anaknya, benihnya ternyata luar biasa hingga menghasilkan anak yang hebat, kira- kira apalagi yang bisa dilakulan Gibran.
"Hebat kamu nak, terima kasih, sejak umur berapa kamu main komputer?" Tanya Sam pada Gibran yang sedang mengetil di laptop abinya untuk memperbaiki file dan mengembalikan file yang hilang serta memberi pengamanan anti virus dan penyusup agar tidak ada yang bisa meretasnya lagi .
" Sejak Gibran umur 2 tahun, tapi Gibran mempelajari lebih dalam ketika umur 3 tahun."
"Abi umur segitu masih main lego sama lilin pledoh ,kamu udah main komputer."
" Sudah selesai , coba abi cek data -data abi sudah rapi belum, ada yang Gibran rubah File -file yang penting dan rahasia sudah dipisahkan, dan diberi pengamanan ekstra hanya abi yang bisa membukanya.
"Sudah , semua sudah beres ."
Gibran melihat jam sudah pukul setengah sembilan, dia harus cepat pulang atau umi akan marah.
" Abi..Gibran pulang dulu, Gibran janji sama umi jam 9 sudah di rumah ."
" Ok boy, sorry kita gak bisa bersenang -senang,"
" Justru Gibran bersenang-senang sama abi melawan hacker."
" Abi juga ...ayo abi anter pulang, sudah malem ."
Gibran dianter Samuel dengan mobil, tapi Gibran tidak turun hanya mengawasi , begitu Gibran sudah masuk le dalam rumah, Sam langsung melajukan mobilnya kembali pulang.
...----------------...
Suasana di pagi hari sangat indah apalagi di daerah pedesaan yang masih asri dengan banyaknya pohon, ayam berkokok sebagai alarm alami. dan suara burung mengiringi mentari terbit, warna langit khas fajar bagai emas dipadu hijau daun dan coklat ranting , angin sejuk membelai raga, Hiruplah udara dan kau dapat mencium wangi pohon, bunga dan berbagai macam aroma theraphy alami yang begitu segar dan menenangkan. Seperti Sam yang kini sedang berlari pagi dan menghirup udara segar , oh dia sangat suka suasana ini. Sam terus berlari ke arah rumah Milla , dia sengaja ingin bertamu ke rumah Milla.
Saat yang sama Gibran juga bersiap untuk lari pagi dia sudah tampan memakai kaos lengan pendek hijau dan celana training panjang Nike serta sepatu sport hitam Nike.
Gibran berlari ke arah tempat penginapan Sam .Mereka bertemu di tengah-tengah, dan ketika bertemu mereka melakukan high five , dan berlari bersama, inilah yang Gibran impikan berlari bersama abinya Gibran sangat bahagia. Gibran merasa lapar dan mengajak abinya pulang untuk ikut sarapan di rumah.
Milla yang sedang duduk di teras menikmati sinar pagi memejamkan mata dan merasa terusik ketika mendengar pagar di buka, Milla melihat Gibran dan Sam masuk, diapun memejamkan mata kembali. Lalu seketika Milla melotot .
" Tunggu dulu ,siapa tadi ? Sam? kok bisa dia di sini sama Gibran !!" gumam Milla.
"Assalamu'alaikum .." Sapa Gibran dan Sam.
Gibran mencium tangan Milla sedangkan Milla hanya menganggukkan kepala dan menaruh tangan di dada sebagai salam pada Sam.
"Wa'alaikumsalam, kok bisa barengan sama tuan Sam ?"
"Jangan panggil ' tuan ' Milla, panggil saja Sam atau sayang juga boleh ..eh maaf keceplosan." Sam hanya tersenyum menampakkan giginya dan Gibran dia tersenyum melihat abinya sudah mulai melakukan serangan pdkt pada uminya.
Milla tersenyum salah tingkah
"Ah..iya Say...a mau siapkan sarapan dulu, silahkan masuk, saya tinggal sebentar."
" Ayo a...uncle kita masuk, uncle harus liat kamar Gibran." Gibran menarik tangan Sam.
Sam mengikuti Gibran masuk ke kamarnya setelah membuka sepatu di pintu depan.
Begitu Gibran membuka pintu Sam melihat kamar yang rapi dan piala berjejer di lemari kaca Sam mendekati lemari itu dan membacanya , banyak sekali prestasi anaknya bahkan dari umur 3 tahun, ada juga foto-foto di atas meja samping kasur foto bayi yang menggemaskan
"Is that you ?" tunjuk Sam pada foto bayi itu.
" Iya itu Gibran ."
" Gib.. sarapan siap..!!" teriak Milla.
"Abi ayo kita sarapan .."
"Gib tunggu dulu, kalau mjsalnya abi katakan sekarang kalau abi adalah ayah kamu bagaimana apa kamu setuju?"
" Gibran setuju, lebih cepat lebih baik bi."
Mereka turun ke bawah dan keruang makan. Di sana Milla sudah menunggu sambil menuangkan air minum.
" Silahkan duduk Sam , sarapan seadanya, maaf kalau kurang berselera , Gibran duduk nak !!" Sam dan Gibran duduk bersebelahan.
Milla yang melihat mereka duduk berdampingan mengakui bahwa mereka terlihat serupa bukan mirip lagi. Hah, Milla menghela nafasnya , kalau memang mereka ayah dan anak apa yang harus dia lakukan.
" Wah..terima kasih sudah mengijinkan saya ikut sarapan, tenang ...saya bukan tipe pemilih makanan begitu juga pasangan, bagi saya yang penting enak dan nyaman ." kata Sam menyelipkan kode, ya modus-modus dikit boleh lah.
"..........?" pikiran Gibran
" .........maksudnya ? hubungan sama pasangan apa?" Benak Milla.
" oh....Alhamdulillah bagus deh , ayo silahkan dicicipi," kata Milla.
" wah kalau cuma cicipi saya gak akan kenyang dong..tetep aja laper" tutur Sam.
" uncle kalau cicipi gak bikin kenyang tapi bikin baper.." kata Gibran
" Heh...???" Sam dan Milla langsung melihat kepada Gibran dengan bingung kenapa Gibran tahu baper terus maksud perkataannya apa.
" kamu masih kecil tahu-tahunya baper.." kata Milla
" Tahu dong gini-gini Gibran kan up to date."
"Terus tadi maksudnya apa cicipi bikin baper..??"tanya Sam.
" iya cicipi kepanjangannya cium-cium pipi."
" Hus..anak kecil ngomong cium-cium gak boleh !!" Milla terkejut dan jadi malu sendiri anaknya punya pikiran seperti itu. Sam tersenyum anaknya kenapa bisa berpikir ke sana dia saja yang sudah dewasa tidak ada berpikiran begitu wah Sam harus lebih kreatif lagi buat modus sama umi Gibran.
" iya Gibran tahu dari mana yang begituan , jangan ditiru ya belum cukup umur bahas yang begituan..!!" kata Sam menasehati.
" iya maaf umi ,uncle tadi cuma pikiran spontan aja." jawab Gibran sambil tersenyum .
Lalu mereka makan dan Sam menyukai masakan Milla rasanya sangat enak, nasgor udang ditambah ketimun dan tomat sangat pas di lidahnya.
" Sangat enak sekali mantul rasanya , kalau tiap hari makan masakan kamu , hidup saya pasti sejahtera dan bahagia." kata Sam dan memberi kode pada Gibran untuk meninggalkan mereka berdua. Gibran pun pergi ke kamarnya.
Milla merasa ada yang ingin disampaikan oleh Sam, jadi Milla hanya diam mendengarkan.
" Mil...aku tahu, kalau kamu tahu aku tahu tentang Gibran. Kamu tahukan bukan hal yang susah untukku mencari tahu tentang kamu dan Gibran. Tapi aku gak perlu melakukan sampai sejauh itu sebab hanya dengan melihat Gibran lalu bertemu kamu aku tahu kalau Gibran anakku, aku ingat kejadian 7 tahun lalu dan aku ingat wajahmu walaupun aku sedang mabuk, toleransiku pada alkohol cukup tinggi , tapi tidak pada obat sialan itu. Gibran anak yang pintar dia sudah curiga dengan kemiripan wajahnya denganku, lantas dia datang menemuiku dan meminta satu hal yaitu agar aku mau melakukan tes DNA ,bukan karena agar aku percaya sebab aku percaya kalau dia anakku tapi karena untuk pengakuan.." Gibran berhenti sejenak untuk menghela nafas dan memberi waktu pada Milla untuk mencerna perkataannya.
" pengakuan..?" tanya Milla.
" ya...pengakuan bukan pengakuanku tapi pengakuan dunia, masyarakat ,dengan bukti DNA tidak akan ada yang meragukannya lagi kalau dia memang punya ayah, hanya kondisinya berbeda jadi dia tidak bisa bersama terdiam dan mengambil nafas
" Mil.....aku minta maaf untuk semua yang terjadi padamu, aku minta maaf karena tak ada disisimu dan membuat Gibran tumbuh tanpa sosok ayah, andai aku lebih gigih lagi mencarimu, andai aku menemukanmu lebih cepat, aku tak akan kehilangan momen bersama Gibran, aku juga gak ngerti kenapa kamu gak hubungi aku Mil?" Sam bertanya pada Milla.
" Aku...aku merasa bukan salah kamu dan juga bukan kewajiban kamu untuk tanggung jawab karena itu aku besarkan dia sendiri lagi pula bukankah kau sudah memberi aku uang sebagai kompensasi dari kejadian itu, uang itu aku pakai untuk modal usahaku. Lantas kau pikir aku masih punya muka untuk meneleponmu dan menuntut kau untuk menikahiku. aku merasa seperti wanita panggilan yang kau bayar untuk memenuhi nafsumu ." ujat Milla panjang lebar sambik meneteskan air mata.
" lagipula aku tidak ingin menikah tanpa cinta walau sudah punya anak..dan aku takut , kau akan mengambil Gibran dan menjauhkannya dariku , hanya dia yang ku punya di dunia ini, jika kau ambil dia aku akan mati !!" Mila takut Sam akan mengambil Gibran.
" Aku tahu...aku tidak akan mengambil Gibran darimu karena itu akan membuat kalian menderita, tapi aku juga ingin berada di sisi Gibran, memberinya kasih sayang seorang ayah sehingga dia bisa merasakan seperti orang lain yang punya orang tua lengkap. Maka dari itu ijinkan aku terus bersama kalian dan menjadi bagian dari kisah kalian . Mil...ijinkan aku untuk mencintaimu dan menjadi pendampingmu ..Will you marry me ? "
Milla shock bukan main pikirannya blank dia melihat ke kamar Gibran dan ternyata ada Gibran di sana menatapnya dengan tatapan sendu dan memohon, Haruskah dia menikah dengan Sam, agar Gibran bahagia, Milla melihat Gibran mengusap air matanya. oh jangan menangis sayang ,umi tidak rela air mata itu keluar dari mata indahmu. Baiklah jika ini yang membuatmu bahagia akan umi lakukan.
" Baiklah...Sam, yes i will.." Milla menatap Sam, Sam tersenyum Gibran berlari memeluk uminya dan mencium pipinya, lalu dia loncat kepelukan abinya, oh Tuhan semoga pilihanku benar batin Milla melihat Gibran bahagia.
Sam minta ijin untuk pulang dan mandi , dia juga bilang akan melamar Milla secara resmi di hadapan keluarganya maka dari itu Sam mengajak Milla untuk ikut dengannya ke London tapi Milla menolak karena masih takut, akhirnya Sam meminta ijin Gibran untuk ikut dengannya sedangkan Gibran tak ingin ikut kalau umi gak ikut. Akhirnya dengan berat hati Milla memutuskan untuk ikut ke London.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Shelvi Yani
ni dr awal aku baca ceritax blak2 aj,,,
2022-02-13
2
Ibroatul Hasanah
di restuin g ni tar
2022-02-08
0
Renireni Reni
gibran pinter banget....ngasih kesempatan sm abinya...
2022-01-26
0