"Cih, beraninya main keroyokan dan apa-apaan ini gunting? Emangnya mau potong rambut apa?" Ejek seseorang yang menahan tangan seorang pembuli.
"Brengsek, jangan ikut campur urusanku!" maki orang tersebut.
"Wah..wah.. berani juga kau memakiku." Sambil melirik name tag si pemegang gunting dan dua teman lainnya
"Baiklah Tayuya, Guren, dan kau sara jika aku sampai melihat kalian membully lagi, jangan harap aku akan melepaskan kalian." Ancamnya lalu melirik ke adiknya dan gadis yang sedang dibully tadi. Sejenak di tertegun melihat seringai gadis berambut Indigo dan seringai itu pun tak luput dari pandangan sang adik meski gadis itu menunduk dalam.
"Ayo ikut kami ke UKS!" Ajaknya
Mereka bertiga berjalan menuju Uks, setelah menanyakan arahnya pada gadis yang dibully tersebut. Saat sampai ke UKS, mereka tak mendapati seorang yang menjaga UKS.
"Baiklah kau duduk tenang, Naru bisa kau ambilkan beberapa perban dan plester serta obat-obatan untuk lukanya.”
"Hn" Lalu berjalan mengambil apa yang diminta sang kakak dan membawanya untuk mengobati si gadis.
"Siapa namamu?"
"Hi..hii..na..naa..ta, ari.rigatou hum?" jawabnya gugup.
"Aku Naruko dan dia adikku Naruto, sudahlah tak usah berpura-pura gugup begitu." Mendengar 2 orang di depannya mengetahui dirinya hanya berpura-pura gugup, Hinata membulatkan matanya tak percaya.
"Hn, lagian kenapa tidak melawan sih saat mereka membullymu?" Tanya Naruto.
"Apa kalian bisa aku percaya?" Tanya Hinata tanpa terbata.
"Kau bisa percaya pada kami"
"Hn"
"Aku masuk di sekolah ini dengan menyembunyikan identitasku sebagai pewaris Hyuuga, 2 tahun lalu setelah kematian Ibu dan adikku, aku yang paling terakhir meninggalkan makam mereka, dan saat aku sampai di rumah, aku mendengar seseorang mengancam ayahku dan menyebut-nyebut 2 nama yaitu Orochimaru dan Danzo. Jika ayah tidak menuruti keinginan mereka, mereka akan membunuhku, aku sangat takut, tapi aku mendengar suara sepupuku memanggil Ayahku dengan sebutan Tou-sama seolah ingin menyembunyikanku dan mau tak mau ayah menuruti kemauan mereka dan aku tak tahu apa itu, dan dengan menyembunyikan statusku aku dengan leluasa menyelidiki tentang mereka termasuk seorang yang selalu berada di sekitar kakak sepupuku dengan terus memasang senyum palsunya.”
Setelah mendengar penjelasan Hinata, Naruto dan Naruko mendapat ide.
"Hinata, pulang sekolah kau ikutlah dengan kami, ada sesuatu yang harus kau tahu."
"Tumben kau bicara panjang lebar Naru."
"Ck, diamlah Nee-san."
"Baiklah, aku ikut kalian, tapi kita harus kembali ke kelas bel masuk akan berbunyi."
Mereka pun segera kembali ke kelas mereka, dan tak menyadari 3 pemuda tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
"Mendokuasi, aku pun curiga dengan si tuan senyum palsu itu."
"Bukan cuma kau, aku dan Gaara juga curiga seakan dia sedang mengawasi pergerakan kita."
"Kita ikuti saja pergerakan 3 gadis nekat itu, ayo kita kembali ke kelas!" ajak Gaara.
.....
Teeetttttttttt
Bel pulang pun berbunyi, semua murid berbondong bondong untuk segera kembali ke rumah mereka, mungkin juga ada yang pergi kencan. Setelah sekolah mulai sepi, Naruto, Hinata, dan Naruko menuju parkiran.
Sebelum memasuki mobil, Naruto menanyai Naruko.
"Nee-san apa kau tak masalah kalau pulang terlambat?"
Mendengar pertanyaan Naruto untuk Naruko, Hinata menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Memangnya kalian tidak tinggal serumah? Bukankah kalian kembar?"
"Tak apa Naru, aku sudah menghubungi Kaa-san, ya kami tak tinggal bersama Hinata, karena suatu kejadian."
Hinata mengangguk saja mendengar jawaban Naruko, lalu melirik ke Naruto yang memainkan ponselnya
"Kau ngapain Naru?"
"Aku cuma bertanya pada Dei-nee tentang barang-barangku apa sudah dipindahkan ke apartemenku, dan Dei-nee bilang sudah, bahkan sudah tersusun rapi, kalau begitu ayo kita ke apartemenku."
Mereka lalu memasuki mobil milik Naruto. Naruto menyetir mobilnya dengan kecepatan normal, dia tahu kalau ada yang membuntuti mereka sedari keluar dari halaman sekolah.
"Naru sepertinya itu mobil milik Tou-san, kita ikuti dulu mau ke mana dia."
"Baiklah Nee-san, Hinata tak apa kan?"
"Lanjutkan saja."
Mereka pun mengikuti mobil Minato dan menjaga jarak agar tak ketahuan, mobil Minato memasuki area pemakaman dan berhenti di parkiran dan menuju sebuah makam.
"Mau apa Tou-san ke sini?" Tanya Naruko
"Kita ikuti saja."
Setelah memarkirkan mobilnya, Naruko, Naruto dan Hinata turun terus membuntuti minato yang tengah menangis di depan makam yang bertuliskan Haruko Namikaze.
Mereka bersembunyi dengan berpura pura menjadi pengunjung makam
"Haru Tou-san harus apa, maaf karena keputusan Tou-san, kau pergi meninggalkan kami, Tou-san sangat menyesal, Tou-san menyayangimu Haru..."
3 gadis yang menyamar mendengar semua apa yang diucapkan Minato
Naruto dan Naruko yang mengerti hanya tersenyum tulus dan memandang sang ayah.
"Gomen Tou-san, Ini belum saatnya." ucap keduanya.
Mata Hinata membola saat melihat sosok yang sangat dikenalinya.
"Naru, Ruko, itu orang yang mengancam ayahku."
Beritahunya pada Naruto dan Naruko seraya menunjuk seseorang mencurigakan.
Mata mereka kembali membola saat melihat orang tersebut mengeluarkan senjata tajam dan menatap Minato dengan pandangan membunuh.
"Cih, merepotkan." Gumam Naruto seraya mengeluarkan Revolver miliknya dari balik rok di paha bagian kirinya. Naruko dan Hinata membuka mulutnya lebar melihat Naruto mengeluarkan senjata api.
Naruto mengambil sapu tangan di balik saku seragamnya dan 1 botol obat bius. Ya Naruto memang sengaja mempersiapkan itu semua untuk berjaga-jaga.
"Nee-san tolong bius Tou-san dengan ini, aku tak ingin tou-san kaget mendengar suara tembakan, tapi bergeraklah perlahan." Sambil menyerahkan sapu tangan dan obat bius, Naruko mengambilnya dan mendekati sang ayah secara diam-diam.
3 pemuda yang membuntuti mereka menatap bingung dengan kelakuan mereka, tapi 3 pemuda itu tidak menyadari orang misterius yang kapan saja akan membunuh Minato.
Naruko kini berada di belakang sang ayah bersiap membius Minato, tapi sebelum itu di melirik ke Naruto yang juga sedang bersiap menembak orang yang akan membahayakan Minato. Naruko berhasil membius Minato, betapa kagetnya sosok misterius yang ingin membunuh Minato karena dirinya didahului oleh seorang gadis
Dan setelah Minato pingsan, suara tembakan pun terdengar.
Dor
Aaaaaarrrrrrrgggg
Teriak seseorang terkena tembakan di bagian kakinya.
3 pemuda yang mengikuti Naruto dkk membulatkan mata tak percaya melihat Naruto menembak seseorang.
Orang yang di tembak masih bisa bergerak meski terpincang.
Dor
Sekali lagi suara tembakan terdengar
"Aaaaaarggh sial, siapa yang menembakku?”
Orang tersebut tak bisa berjalan dikarenakan kedua kakinya telah tertembak dan memilih mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi atasannya, baru saja ingin menghubungi sang atasan, tapi tangannya ada yang menendang.
BUUGH
Sreeet
Sosok misterius itu memandang benci pada gadis yang menendangnya dengan menenteng revolver.
"Brengseeeeek!!" Makinya.
"Cih, mencoba mencelakakan Tou-san, he?" Ucapnya sarkas dengan seringai.
"Tak akan kubiarkan itu terjadi, nah Hinata bius dia! kita membutuhkan keterangan si brengsek ini."
Hinata mengangguk dan segera membius sosok misterius itu.
Naruto memandang ke arah tempat 3 pemuda yang bersembunyi.
"Mau sampai kapan kalian di situ, bantu kami membawa si brengsek ini!”
3 pemuda yang bersembunyi kaget bukan main dan akhirnya mereka keluar dari persembunyiannya.
"Mendokusai"
"Hn"
"Cih, kita ketahuan"
Mendengar gerutuan tak jelas ketiga pemuda di depannya, Naruto Sweatdrop dan beralih menatap pada Naruko.
"Kita bawa Tou-san ke Rumah sakit saja Nee-san, setelah itu kita ke kediaman utamaku untuk membereskan si brengsek ini."
Beralih menatap ke 3 pemuda di depannya.
"Kalian bertiga bawa orang itu dan ikuti kami, kalau kalian tidak menurut akan kuledakkan kepala kalian." ancam Naruto ke 3 pemuda itu hanya meneguk ludah secara paksa dan mengangguk
....
Kini mereka berada di halaman Konoha Hospital.
"Kalian tunggu di sini, jaga orang brengsek itu!" Perintah Naruto mutlak
"Ayo Hinata, Nee-san kita segera bawa Tou-san." Mereka memanggil perawat untuk segera menolong ayah mereka yang tadi di bius, setelah Minato selesai ditangani, Naruto menyuruh Hinata menghubungi kediaman Namikaze setelah meminta Nomor dari Naruko untuk mengabari jika Minato berada di rumah sakit sekarang dan menitipkan Minato pada perawat rumah sakit setelah itu mereka pergi.
"Ayo kita ke kediaman utama!" Ajak Naruto pada semuanya
.....
Tak butuh waktu lama mereka telah sampai di kediaman Utama Ootsutsuki, 3 pemuda yang membuntuti mereka seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya begitu pun dengan Hinata
"Kalian bawa si brengsek itu, dan ikuti aku!"
"Naru tenanglah dari tadi kau terus emosi seperti itu." ucap Naruko menenangkan
"Hn" (Ya)
Mendengar gumamam Naruto semua Sweatdrop
Naruto berjalan menuju pintu mansionnya diikuti beberapa orang di belakangnya
BRAAKKK
Suara pintu ditendang mengagetkan orang yang berada dalam Mansion.
Begitu pula dengan beberapa orang yang mengikuti Naruto melihat Naruto menendang pintu yang tak bersalah hingga roboh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
💙anggur 💙
up terus ya kak
2020-06-12
1
Lenha oks
🆙🆙🆙🆙
2020-04-13
0
jannah024
kak semangat lanjut nya
2020-04-11
0