### Bab sebelumnya ...
Suasana ruangan itu menjadi hening.
Panggilan Arini menyadarkan lamunan Jacob.
"Kamu, kenapa tanya kayak gitu?"
"Aku butuh jawaban, bukan pertanyaan"
"Tapi, aku udah janji"
"Aku istrinya, biarkan aku tau, Jac. Aku mohon"
"Hemmm, sebenarnya aku tidak berjanji untuk merahasiakan ini dari yang bersangkutan."
"Terus?"
"Janji ya, jangan bilang kalo kamu tahu rahasia ini dari aku. Janji?"
"Iya, janji. Cepat beri tahu aku"
Akhirnya, Jacob menceritakan perihal pernikahan kedua suami Arini sekaligus sahabatnya sendiri dengan Sonya. Namun, dia tidak bercerita alasan sesungguhnya mengenai pernikahan itu terjadi.
Arini meneteskan air matanya.
"Arini?," panggil Jacob saat dia selesai bercerita alias mengungkap rahasia pernikahan kedua Arfan.
"Aku harus bagaimana, Jac? hiks ... hiks ... haruskan aku mengalah dan pergi dari kehidupan Mas Arfan ... hiks"
"Jangan. Kamu harus tetap di samping Arfan, apapun keadaannya. Aku tahu jika berita ini berat buat kamu. Tapi, saat ini, Arfan sedang salah jalan. Aku yakin, suatu saat nanti dia akan menyadari semuanya."
"Sebelum kami menikah, Mas Arfan membuat kontrak pernikahan. Dan aku memberi syarat agar Mas Arfan tidak poligami."
Jacob terkejut. "Ya ampun. Anak itu"
"Surat itu sah di mata hukum?"
"Tidak, aku melarangnya"
*_____*
"Syukurlah, jangan pedulikan surat kontrak itu. Kamu harus pertahankan pernikahan mu. Aku yakin, Arfan akan sadar jika ada perempuan yang sangat mencintainya dengan tulus yaitu kamu. Aku yakin"
Arini hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku akan pertahankan pernikahanku, Jac"
"Bagus."
Kling
Bel pintu cafe berbunyi.
"Bro"
Arini tahu, siapa pemilik suara itu.
"Kamu kenapa nangis?," tanya Arfan saat dia duduk di kursi kosong yang berada di tengah-tengah istrinya dan sahabatnya.
"Oh, gapapa, Mas. Tadi mata ku kemasukan debu."
"Benarkah?"
"Iya"
"Ada ya mata yang kemasukan debu tapi sampek air matamu berjatuhan kayak gitu. Kamu jangan bohong, Arin"
"Ga kok, Mas. Ini beneran kemasukan debu. Hmmm, debunya banyak jadi keluar air mata deh. Iya kan, Jac?"
"Oh eh, iya," Jacob gerogi. Dia tidak menyangka, Arfan datang di waktu dan tempat yang salah.
Arfan hanya menganggukkan kepalanya.
"Arini?"
"Iya, Mas?"
"Aku pesan kopi seperti biasa"
"Iya"
"Tunggu"
"Aku mau kamu yang buat kopinya"
"Iya"
Setelah Arini pergi dari hadapan dua laki-laki itu. Jacob bertanya, "Tumben lo ke sini?"
"Tumben?"
"Kata siapa?"
Arfan membuka toples kecil yang berisi cookies, yang memang tersedia gratis di setiap meja.
"Yahhh, kata gue"
"Lo salah. Gue sering ke sini"
"Hmmm gitu ya"
"Kangen istri ya?"
"Bisa jadi"
"Gimana sama istri kedua?"
"Hus." Arfan melihat di sekitarnya.
"Lo dah tinggal sama dia?"
"Ga"
Tidak lama kemudian, Arini datang dengan secangkir kopi panas dan puding rasa strawberry kesukaan suaminya.
"Selamat menikmati, Mas"
"Mau kemana kamu?," tanya Arfan ketika melihat istrinya yang langsung pergi dari hadapannya.
"Aku mau ke dapur dulu, Mas"
"Duduk"
Ucapan suaminya itu, membuat Arini duduk kembali ke kursi yang tadi dia duduki sebelumnya.
"Kenapa kamu ga pernah pakai kartu yang aku kasih pas awal kita nikah"
"Ouh itu"
"Jawab, Sayang"
Arini gerogi sebab panggilan sayang pertama kali dari sang suami. "Oh itu ... hmmm"
"Cie cie, sayang," goda Jacob di depan pasangan pengantin yang masih dibilang baru, bukan seperti dirinya yang sudah lawas. Hahahah
"Arin," panggilan dari Arfan menyadarkan Arini.
"Iya, Mas"
"Jawab"
"Hmmm begini, Mas ga kasih tahu aku ... pin kartunya"
"Kenapa ga tanya?"
"Aku lupa, Mas"
"Kita pulang sekarang"
"Lho? Tapi?"
Tiba-tiba, Farah yang menggendong Jef datang ke meja suaminya.
"Papa, pulang yuk"
"Siap, Sayangku. Gue balik dulu, makasih traktirannya, Arini"
"Sama-sama, Jac"
"Jumpa lagi, Farah"
"Harus dong"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah keluarga kecil Jac menghilang dari jangkauan mata, Arini menatap suaminya yang masih asyik dengan handphone nya.
"Mas?," panggil Arini.
"Hmmm?"
"Jadi pulang?"
"Bentar"
"Aishhh, bego banget sih"
"loser emang mereka"
"ampun deh"
Ternyata mas tampan sedang menikmati dunia nya di permainan mobile. Dia lupa jika ada istrinya yang setia menunggunya. Arini hanya diam dan menatap ke arah jendela yang terkena cipratan air hujan. "tahu aja hati aku lagi nangis," ujarnya.
"Yuk pulang"
"Iya, Mas. Bentar, aku ambil barang-barang ku dulu"
***
Sesampainya di apartemen, Arini langsung menuju dapur untuk membuat minuman hangat. Setelah itu, membawa dua gelas coklat panas dan cookies di ruang santai depan televisi.
"Minum dulu, Mas. Mumpung masih hangat"
Mereka berdua hanya diam sambil menikmati coklat panas dan cookies yang dibuat Arini.
"Aku jujur satu hal," ujar Arfan.
"Ya Allah, semoga bukan kejujuran tentang cerita Jacob tadi," ucapnya dalam hati.
"Arini?"
"Iya, Mas?"
"Aku menikah lagi"
Arini menghembuskan nafas nya dengan perlahan, dia mencoba untuk tetap tenang. "Tidak apa-apa, aku bahagia kalau Mas Arfan juga bahagia,"
"Kamu tidak marah?"
"Siapa maduku, Mas?"
Arfan terkejut dengan ekspresi istri pertamanya yang kelewat biasa saja. Dia pikir, akan ada lempar piring, gelas, atau benda yang lain. Tapi, kenapa ekspetasi nya jauh sekali dari kenyataan.
"Kamu ... kamu tidak marah?"
"Siapa maduku, Mas?"
Istri Arfan mengulang pertanyaan yang sama. "Sepertinya dia memang marah yang bersifat cantik, dan tetap tenang," ucap laki-laki itu dalam hati sambil melihat dengan dalam kedua mata Arini.
"Kamu sudah tahu sebelumnya kan?"
"Aku pikir, dua kali pertanyaan ku tadi bisa kamu jawab dengan satu kata, Mas"
"Sonya"
"Baiklah. Satu hal yang aku pinta ke kamu, Mas. Aku mohon, jangan biarkan perempuan itu tinggal satu atap denganku dan kamu"
Setelah mengucapkan syarat tersebut, Arini langsung pergi ke kamarnya di lantai satu. Dia menutup pintu kamar nya.
"Hiks ... hiks ... hiks ... Kuatkan hati hamba, Ya Allah. hiks ... hiks ...." Arini menangis di balik pintu kamarnya. Dia memegang dengan kuat dadanya.
Di ruang santai, Arfan masih berdiri dengan kaku. Dia melihat ke arah pintu kamar tamu yang tertutup, "dia nangis?," tanyanya saat terdengar suara orang menangis.
"Hahhhh, Ya Allah. Semoga pilihan ku untuk menikah lagi, akan memberikan kebahagian dalam keluarga ku. Amin"
❤️❤️❤️ Macan
Aku mau ikut lomba, semoga lolos ya 😁✌️
Dukung aku :]
Follow, Like dan comment ya ....
Aku masih pemula teman-teman. Semoga kalian suka ya.
Tunggu kelanjutan cerita MATAHARI TERBENAM DENGAN CINTA ya. Jangan lupa mampir di novel aku lainnya, AYAH UNTUK ARLAN, CINTA PERTAMA
############################################
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments