Episode Sebelumnya
### Flashback On
-Jasmine Cafe-
Cafe itu adalah usaha milik Arini. Dia ingin membuka sebuah usaha dan keinginan terwujud. Jasmine Cafe sudah buka hampir 2 tahun lamanya. Arini pandai memasak, terutama untuk membuat makanan dan minuman ringan. Hari ini, Arini akan bertemu dengan calon suaminya, sahabatnya sendiri, Arfan.
"Maaf baru datang, tadi aku baru selesai mengantar Sonya", Arfan datang dan duduk di hadapan Arini.
"Waalaikumsalam", senyuman manis terukir indah di bibir Arini. Sejak mereka dijodohkan, Arfan berubah. Dia seperti orang asing bagi gadis cantik berjilbab pink itu.
"Hahhhh, iya, Assalamualaikum", salam Arfan sambil meminum kopi hangat yang telah di pesan oleh calon istrinya. Arini sangat mengenal dirinya.
"Bagaimana kabarmu?"
"Baik, baca dan tanda tangan", tanpa basa-basi, Arfan langsung menyerahkan sebuah map coklat beserta pulpen hitam. Dia sangat menyiapkan segala sesuatunya.
Arini mengambil map itu, dan mulai membacanya.
"1 tahun?", tanya Arini setelah selesai membaca isi map coklatnya.
"Kamu sudah membacanya", Arfan meminum lagi kopi hangatnya. Dia tidak tahu saja, jika kopi itu buatan khusus langsung oleh calon istrinya, sahabatnya, Arini.
"Hmmm, rasa kopi yang pas", gumamnya dalam hati.
*** Kontrak Pernikahan ***
Pihak pertama yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Arfan Anggara
Pihak kedua yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Arini Andika
Pihak kedua harus mematuhi segala hal yang tertulis dan disebutkan oleh pihak pertama, sebagai berikut:
Pihak kedua tidak mencampur urusan pihak pertama, apapun itu.
Pihak kedua tidak wajib menjalankan tugasnya sebagai istri, termasuk hubungan suami istri.
Masa pernikahan selama 1 tahun
Pihak pertama tetap memberikan nafkah lahir atau segala kebutuhan pihak kedua.
Adapun, pihak kedua boleh mengajukan syarat kepada pihak pertama sebagai berikut:
1.
Ttd
Pihak Pertama
Arfan Anggara
Ttd
Pihak Kedua
Arini Andika
***
"Kamu isi syarat dari mu untukku di bagian yang sudah tersedia", Arfan mengambil pie buah. Laki-laki itu sangat suka makan, terutama camilan seperi pie buah, brownies dan makanan ringan lainnya.
"Ya Allah, apakah ini takdirku?", ucap Arini dalam hatinya.
"Hmmm, baik", gadis cantik itu mulai menulis di lembaran kontrak pernikahan nya.
Setelah itu, ...
"Dilarang poligami, maksudmu?", tanya Arfan setelah membacanya.
"Iya"
"Baiklah, tanda tangan segera tepat di atas materai nya. Nanti akan aku urus sendiri ke pengacara", tandatangan dari pihak pertama telah terukir indah.
"Pengacara? menurut ku surat ini tidak perlu di bawa ke pengacara, cukup hal ini hanya kita berdua saja yang tau. Aku takut keluarga kita mengetahui hal ini, bagaimana?", tanya Arini sebelum menandatangani surat nya.
"Hahhhh, baiklah"
"Kalau begitu aku pergi dulu", tanpa salam Arfan langsung pergi meninggalkan Arini sendiri setelah surat kontrak nya terdapat dua tanda tangan.
"Waalaikumsalam", jawab Arini setelah dia mengucapkan salam dalam hatinya mewakili sahabatnya, Arfan.
"Semoga ini langkah yang akan selalu berada dalam ridho Allah. Amin", usapan lembut dari kedua tangannya pada permukaan wajahnya.
Arini masih berdiam di ujung ruangan cafe tersebut. Entah kemana pikirannya saat ini. Dia hanya bisa berdo'a semoga semua akan baik-baik saja nanti.
### Flashback off
Adzan maghrib mulai mengumandangkan iramanya yang merdu sebagai tanda bahwa waktu sholat maghrib telah dimulai, terlihat pula matahari terbenam mulan menghilang dari penglihatan Arini yang masih berdiri di balkon kamarnya.
"Kak Rini? Kata Ayah sholat jamaah di musholla", panggil adik Arini, Aflah Andika. Adik Aflah memanggil kakaknya di balik pintu kamar kakak tercintanya.
"Iya, dek", Arini mulai mengambil wudhu dan bersiap sholat berjamaah bersama keluarganya di musholla lantai bawah rumahnya.
Setelah Arini dan keluarga telah menyelesaikan sholat jamaah bersama, mereka melakukan kegiatan rohani masing-masing, seperti sholat rawatib ba'diyah magrib atau mengaji sebentar.
"Kak, Bunda sudah masak untuk makan malam, kamu makan duluan saja tidak apa-apa, setelah itu langsung istirahat ya, biar besok bisa fresh, oke", perintah Bunda Rina sambil melipat mukenanya.
"Iya, Bunda"
"Kamu baik-baik saja kan Sayang?, tanya Ayah Andika kepada putrinya, dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh putri cantiknya.
"Rini baik, Ayah", senyuman manis terlihat di raut wajah putihnya.
"Alhamdulillah, yaudah kamu makan duluan ya terus istirahat"
"Cieee, bentar lagi adek jadi anak tunggal nih di rumah, yahhh, kakak buruan hamil ya terus adek biar ada teman main", senyum usil dari Adek Aflah.
"Ntar adek ganti panggilan jadi Abang aja ya, kan adek masih mudah lho, ga pantes di panggil om atau paman", mode kekanakannya masih ada walaupun umur nya sudah beranjak dewasa, karena laki-laki yang berlesung pipi seperti kakaknya, mulai masuk masa perkuliahan.
Arini diam, entah jawaban apa yang harus dia utarakan.
"InsyaAllah", Arini langsung melepaskan mukenanya, dan beranjak ke dapur untuk makan malam dan langsung ke kamar nya.
Esok hari yang cerah menandakan hari ini akan berjalan dengan baik. Arini telah bersiap untuk pernikahannya hari ini. Halaman rumahnya sudah ramai karena acara ijab qabul akan segera di mulai.
"Wahhh, mbak cantik natural lhooo. Saya jadi pangling", seorang MUA perempuan selesai melaksanakan tugas nya untuk mempercantik sang mempelai wanita.
Tidak lama kemudian, Bunda Rina, Mama Risa dan putri pertamanya, Ratih, kakak perempuan Arfan masuk ke dalam kamar Arini.
"Aduh aduh, menantu Mama cantik banget sih", Mama Risa memeluk pelan menantu perempuannya.
Menantu?
Yap, karena Arfan telah menyelesaikan ikrar janji pernikahannya dengan wali Ayah Andika.
"Eh iya ya Ma, ehem adik ipar kakak cantiknya plus plus ya", Kakak Ratih mengusap pelan pundak Arini.
"Putri Bunda memang sangat cantik, cantik wajah dan hatinya", kini giliran Bunda Rina memeluk pelan putrinya sambil meneteskan air matanya.
"Yuk, kita keluar, suami kamu sudah menunggu kedatangan istri cantiknya ini", kedipan mata Bunda Rina membuat rona merah di wajah Arini.
-Halaman Rumah Arini Anggara-
Arfan Anggara, laki-laki tampan itu tidak mengedipkan mata nya sama sekali ketika melihat sahabat (dulu), sekarang telah menjadi istrinya. Cantik alami masih terlihat di wajahnya.
"Nah, pengantin laki-laki bisa mengedipkan mata sejenak ya, kemudian ayo di pasang cincinnya dan tanda tangan surat nikahnya, Hahahaha", canda Pak Penghulu membuat semua orang melihat dan tertawa geli kepada sang pengantin Pria.
"Hahahahah", tawa bahagia memberikan suasana acara menjadi meriah.
"Ehem, iya", Arfan menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
*"Ada apa denganku? Arfan, ingat dia adalah orang yang telah merusak kehidupan percintaan mu bersama Sonya", Arfan memperingatkan kepada dirinya sendiri dalam hatinya. *
Setelah, Arfan dan Arini saling memasangkan cincin nikah dan tanda tangan buku nikah. Arini mencium takdim punggung tangan sahabatnya, bukan lagi, kini dia adalah suaminya. Spontanitas, Arfan mencium pelan kening sahabatnya, atau musuh, atau istrinya (entah bagaimana menurut Arfan, dia bingung), Arini Andika. Nama itu telah dia ucapkan secara lantang ketika ijab qabul di depan ayahnya, Ayah Andika.
Matahari telah menyelesaikan tugas mulianya untuk menyinari bumi, kini Bulan yang bersinar terang yang menjadi pengganti cahaya sang mentari. Setelah acara akad nikah dan resepsi pernikahan berakhir dengan lancar, seluruh keluarga termasuk sang pengantin baru pulang ke rumah masing-masing.
Rumah masing-masing?
Iya, Arfan langsung membawa Arini untuk ke apartemen yang dibelinya beberapa bulan yang lalu.
"Kamar itu adalah kamarmu", Arfan menunjuk kamar yang berada di lantai bawah.
Arini tau jika dia tidak akan tidur bersama suaminya.
"Iya, Mas", Arini memegang erat kopernya.
"Mas? oke tidak apa-apa, ingat jangan pernah masuk ke dalam kamarku di lantai atas. Ingat itu baik-baik", Arfan langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
Begitu pula dengan Arini, wanita cantik itu mengetuk pintu kamarnya terlebih dahulu dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum", Arini membuka pelan pintu kamarnya.
Ada bunga mawar dan beberapa lilin yang masih menyala terang. Aroma ruangan yang menenangkan. Ternyata di sini adalah kamar pengantin untuknya dan Arfan, suaminya. Gadis itu duduk di pinggir kasur yang berukuran besar, dan melihat sekeliling ruangan itu.
"Sebaiknya, aku membersihkan bunga-bunga ini, mandi, sholat dan memasak makan malam"
❤️❤️❤️
Aku mau ikut lomba, semoga lolos ya 😁✌️
Dukung aku :]
Follow, Like dan comment ya ....
Aku masih pemula teman-teman. Semoga kalian suka ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nona Bucin 18294
haii kak aku mampir...
2022-10-12
0
EuRo
Aku mampir kak ... ceritanya bagus. 🖒
2021-12-08
1