Curiga

### Episode sebelumnya ...

"Mas? Jangan pergi. Aku mohon. Kamu ga lupa kan, Mas? Malam ini, malam pertama kita." Sonya berusaha menahan lengan suaminya.

"Aku ada acara makan malam dengan klien penting. Kita bisa melakukannya kapan saja. Lagi pulan, ini bukan lagi malam pertama bagi kita kan?"

Sonya melemas genggaman tangannya.

"Lebih baik kamu istirahat saja. Oke," sambung Arfan setelah mencium kening Sonya.

"Aku pergi. Assalamualaikum"

Istri kedua Arfan tidak menjawab salam nya. Wanita itu hanya diam dan melihat ke arah pintu yang sudah tertutup dari luar. Itu pertanda jika Arfan telah pergi.

Sedangkan di mobil. Arfan menyandarkan kepalanya di kemudi mobi. Dia merasa sangat berat di kepala dan ... hatinya.

"Semuanya baik-baik saja kan?," tanyanya pada dirinya sendiri.

Ada keraguan setelah dia berhasil menikahi Sonya sebagai bukti tanggung jawabnya. Arfan melihat sebuah foto di dompetnya, yang selalu dia simpan sejak dulu.

"Arin, aku berharap kamu masih mau menjadi sahabat ku meski suatu hari nanti, kita berpisah karena pernikahan keduaku." Arfan mengelus bagian wajah istrinya di foto pernikahan nya dengan sahabatnya sendiri. Entah siapa yang meletakkan foto pernikahan pertamanya itu. Tapi, laki-laki itu tidak pernah mengeluarkan atau mengganti foto itu.

*_____*

Selama hampir 2 hari Sonya tinggal di hotel. Hubungan dirinya dan Arfan yang terikat dalam pernikahan, membuat hubungan yang dulu manis menjadi pahit. Kenapa? Sejak malam pertama pernikahannya, suaminya tidak pernah tidur satu ranjang dengan dirinya. Ada saja alasan yang Arfan buat ketika dirinya mengajak suaminya tidur di ranjang yang sama.

"Aku tidur di sofa aja"

"Nonton bola di sofa lebih asyik"

Begitulah alasan yang Arfan buat untuk menolak permintaan istri keduanya itu.

Hari ini, Sonya pindah ke apartemen yang sudah dia beli. Arfan hanya memberinya uang untuk membeli apartemen atau tempat tinggal mereka berdua. Laki-laki itu tidak menentukan dimana dan seperti apa tempat tinggal mereka.

## POV Arini ##

Aku selalu berharap jika cinta ku akan berlabuh dan aku bisa melihat lagi Matahari Terbenam dengan Arfan, Cinta ku, sama seperti masa-masa persahabatan kita dulu. Namun, aku tidak bisa memaksakan kehendak hati. Aku hanya bisa terus berdoa agar cinta hadir dalam kehidupan pernikahan ku dengan Arfan. Suatu saat nanti. Semoga, aku masih bisa merasakan kebahagian dalam pernikahanku. Amin.

Hari ini Mas Arfan lembur lagi di kantor.Terkadang, aku ingin bertanya kepadanya. Misalnya, apa aku boleh membawakannya makan malam nya ke kantor atau boleh kah aku menemaninya di kantor. Hah, sayangnya aku dan Mas Arfan hampir tidak pernah bicara dalam durasi lebih dari 5 manit.

Aku sadar jika Mas Arfan belum bisa menerima pernikahan ini meski sudah 5 bulan pernikahan telah berlalu. Waktu yang singkat ternyata. Selama itu pula, keluarga ku dan keluarga Mas Arfan masih beranggapan jika pernikahan kami bahagia, begitulah jika dilihat dari luar rumah. Mas Arfan akan bersikap mesra kepada istrinya apabila kita berada di luar rumah. Ketika kejadian itu terjadi, aku bahagia sekali. Aku senang saat Mas Arfan memanggil namaku, atau merangkul ku dalam pelukannya. Pasangan yang sempurna dan mesra, itulah pikiran orang lain. Walaupun kami bersikap seperti dua orang asing jika di dalam rumah, aku masih tetap menjalankan kewajiban ku sebagai istri, selain memberinya hak suami yakni hubungan suami istri. Mas Arfan tidak pernah menyentuhku. Sebenarnya, aku sedih. Aku merasa, jika ada kekurangan dalam diriku sehingga Mas Arfan tidak meminta nafkah batin kepada ku.

Hari ini, aku berencana pergi ke cafe ku yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal ku. Aku selalu menghubungi Mas Arfan setiap aku pergi, yah walaupun lewat pesan singkat saja. Tidak apa-apa, mungkin Mas Arfan sedang sibuk.

Klik

Pintu apartemen sudah aku tutup dari luar. Aku mulai melangkah kaki ku ke lift. Namun, aku tidak sengaja menabrak seseorang sebab dia berjalan sambil bermain handphone.

Brug

"Ishhh"

Barang bawaan wanita itu jatuh dan berantakan di lantai.

"Maaf," ketika aku membantunya berdiri. Aku terkejut. Aku kenal betul siapa wanita di hadapanku ini. Dia, Sonya Sans, pacar sahabatku, namun sekarang adalah suaminya. Tunggu, apakah mereka masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang salin mencintai? Hah, aku tidak tahu, dan tidak peduli.

"Dasar, jalan tuh pakek mata dong"

Aku hanya melongo melihat Sonya memarahiku. Siapa yang salah dan siapa yang disalahkan. Sepertinya. Mas Arfan tidak mengenalkan ku sebagai sahabat nya kepada Sonya. Buktinya, wanita itu pergi begitu saja.

Lagi. Aku terkejut. Kenapa wanita itu berdiri di depan pintu kamar yang berada dua kamar sebelah kanan kamar ku dengan Mas Arfan. Sonya berhasil meng-input password kamar itu dan masuk ke dalam. Jadi, Sonya tinggal di apartemen yang sama dengan ku bersama ... Mas Arfan? Bagaimana bisa? Apakah Mas Arfan sendiri yang merekomendasikan unit kamar di apartemen ini?

POV Arini END

Arini mengendarai mobilnya menuju Jasmine cafe. Dia sedikit tidak berkonsentrasi saat menyetir. Dia tidak menyangka, dirinya akan bertemu dengan Sonya, mantan pacar Arfan, bukan, pasti mereka masih berpacaran hingga saat ini.

"Apa ... Sonya dan Mas Arfan tinggal bersama?." Arini menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin. Mas Arfan tidak mungkin tinggal bersama perempuan yang bukan mahram nya. Iya kan?," ada keraguan dalam hati Arini. Dia takut, jika dugaan nya salah.

Tidak terasa, Arini telah sampai pada tujuannya. Dia menetralkan detak jantung nya yang berdetak cepat. Dia masih belum bisa menghilangkan praduga nya ketikan pertemuannya dengan Sonya. Sebenarnya, dia ingin bertanya langsung kepada suaminya.

"Aku coba tanya langsung aja deh ke Mas Arfan"

Namun, gerakan tangan Arini berhenti ketika ada suara ketukan kaca di mobilnya.

"Ada apa?," tanya nya setelah keluar dari dalam mobil.

Seorang karyawan di cafe nya langsung menarik tangan kanan Arini ke dalam.

PYAR

Suara pecahan benda kaca berhasil mengejutkan pendengaran Arini saat dirinya melewati pintu masuk.

"Apa yang terjadi, Nada?," Arini menggerakkan jari-jari tangannya untuk membentuk beberapa kata dalam pertanyaan itu kepada sahabat, sekaligus pegawainya, Nada.

"Cika tidak sengaja menjatuhkan minuman ke pakaian wanita itu. Kaki wanita itu membuat Cika tersandung." Nada menjawabnya dengan bahasa isyarat juga, biasanya dia selalu menggunakan buku catatan kecil yang selalu dia bawa.

Arini mengatur nafasnya perlahan. Dia harus tetap tenang.

"Maaf atas kelalaian pegawai saya. Kami mohon maaf"

"Dasar. Kamu manager nya hah? atau pegawai di cafe ini? Jawab!"

"Kami akan memberikan kompensasi atas tidak kenyamanan dalam pelayanan kami." Arini tidak menjawab pertanyaan dari pelanggannya.

"Seharusnya aku tidak datang ke tempat ini. Semuanya tidak becus. Ceroboh," wanita paruh baya itu menunjuk ke seorang perempuan dengan name tag Cika.

"Kamu! Pegawai macam apa yang datang tidak tepat waktu hah" lagi, dia memandang sengit Arini.

"Dan dia! Ya ampun, bagaimana bisa cafe ini memperkerjakan orang cacat seperti dia." Nada menjadi sasaran terakhir amukan dan penghinaan dari wanita itu.

"Kampungan"

Terdengar suara seorang laki-laki tampan yang duduk tepat di sebelah meja pelanggan yang sedang mengamuk tidak jelas, begitulah pikiran orang-orang di cafe pada siang hari yang panas.

"Kampungan? Heh, jaga bicaramu!"

"Cafe ini pasti ada kamera CCTV kan?," tanya pelanggan yang mengatakan 'kampungan' kepada Nada yang berada di sampingnya.

Nada menganggukkan kepalanya, kemudian dia langsung berlari ke lantai dua untuk mengecek kamera CCTV.

Vano, sekretaris Arfan tersenyum tipis melihat Nada yang langsung menghilang dari hadapannya, "tanggap sekali"

Tidak lama kemudian, Nada membawa sebuah laptop dan meletakkannya di meja yang ditempati Vano. Tanpa disuruh, Nada menekan tombol play untuk memutar video.

"Saya rasa permintaan maaf tadi salah sasaran, bukannya begitu?," tanya Vano sambil menatap dingin ke arah pelanggan yang telah mengganggu acara santainya.

Ibu paruh baya itu langsung keluar dari cafe, tanpa mengucapkan kata-kata.

"Huft." Arini menghembuskan dengan pelan nafasnya. Sepertinya di melupakan keinginannnya tadi di mobil untuk menghubungi suaminya.

"Terima kasih, Vano," senyuman manis terukir indah di bibir Arini.

"Sama-sama, Arini"

"Kami minta maaf atas ketidaknyamanan pada siang ini di Jasmine Cafe." Arini sedikit menundukkan badannya kepada seluruh pelanggan cafenya, diikuti oleh pegawainya.

"Bagaimana kabarmu?," tanya Vano setelah melihat istri bosnya duduk di depannya.

"Alhamdulillah, baik. Kamu?"

"Alhamdulillah"

Saat mereka berbincang, Nada memberikan sebuah buku catatannya kepada Arini.

aku ijin pulang sebentar, jemput nino sekolah

Arini tersenyum kepada Nada, "Baiklah, hati-hati di jalan." Arini menjawabnya dengan cara yang dia lakukan sebelumnya.

terimakasih

Langkah Nada terhenti sebab suara Vano.

"Aku akan mengantarmu," ujar Vano.

"Vano?"

"Ijinkan aku untuk mengantarnya"

"Nada? Kamu mau ya diantar temanku, Vano?"

Ada keraguan di mata Nada.

"Tenang saja, dia teman baikku. Jika dia macam-macam, hubungi aku," tatapan tajam Arini membuat Vano tersenyum geli.

Nada menganggukkan kepalanya.

❤️❤️❤️ Macan

Aku mau ikut lomba, semoga lolos ya 😁✌️

Dukung aku :]

Follow, Like dan comment ya ....

Aku masih pemula teman-teman. Semoga kalian suka ya.

Tunggu kelanjutan cerita MATAHARI TERBENAM DENGAN CINTA ya. Jangan lupa mampir di novel aku lainnya, AYAH UNTUK ARLAN, CINTA PERTAMA

############################################

Terpopuler

Comments

@callm3_macan

@callm3_macan

up lg dong

2021-12-08

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Pernikahan
2 Hari Pernikahan
3 Dia adalah Suamiku
4 Teman Baru
5 Kedatangan Tamu Istimewa
6 Percakapan Pertama sebagai Suami Istri
7 Terulang Lagi
8 Ayah dan Bunda
9 Terpaksa
10 Curiga
11 Kamu Kenal Arfan?
12 Mencari Kebenaran
13 Terus Terang
14 Hai, Steve!
15 Jangan Ambil
16 Aku Bukan Pel*cur
17 Terbongkar
18 Tidak Seperti Biasanya
19 Ada Rahasia Lain
20 Haruskah Aku Ikhlas, Lagi?
21 Gadis yang Manis
22 Bunga Cantik untuk Sahabatku
23 Sudah Punya Bayi
24 Sesak dalam Hati
25 Pergi ke Rumah Mertua
26 Sembunyi Sementara
27 Rujak dari Mr. Ar
28 Siapa yang ngidam?
29 Kak Ratih
30 Arin Hamil?
31 Voice Note
32 Sofa Baru
33 Manfaat Olahraga
34 Drama Romantis
35 Pengumuman
36 Babak Satu
37 Babak Dua
38 Hadiah Kecil
39 Makan Malam Minggu
40 Rindu
41 Memaafkan
42 Menantu dan Putri
43 Selamat Tinggal
44 Dugaan Penculikan
45 Pesan
46 Bukan Stip
47 Nasihat Papa Anggara
48 Papa Benar
49 Wajah yang Tidak Asing
50 Ayah Bayi Sonya
51 Dua Istri
52 Nasihat dari Sahabat
53 Khawatir
54 Rindu
55 Keputusan
56 Kapan Kita Bahagia seperti Mereka?
57 Berdebar
58 Aku Datang, Suamiku
59 Penjelasan
60 Kritis
61 Mantan
62 Perceraian
63 Sahabat
64 Ha-hamil?
65 Cium Aku
66 Rumah Impian Kita
67 Arfan Menangis
68 Mandi Bersama
69 Cerita Sebelum Tidur
70 Teka-teki
71 Jalan-jalan
72 Dilarang Senyum
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Awal Pernikahan
2
Hari Pernikahan
3
Dia adalah Suamiku
4
Teman Baru
5
Kedatangan Tamu Istimewa
6
Percakapan Pertama sebagai Suami Istri
7
Terulang Lagi
8
Ayah dan Bunda
9
Terpaksa
10
Curiga
11
Kamu Kenal Arfan?
12
Mencari Kebenaran
13
Terus Terang
14
Hai, Steve!
15
Jangan Ambil
16
Aku Bukan Pel*cur
17
Terbongkar
18
Tidak Seperti Biasanya
19
Ada Rahasia Lain
20
Haruskah Aku Ikhlas, Lagi?
21
Gadis yang Manis
22
Bunga Cantik untuk Sahabatku
23
Sudah Punya Bayi
24
Sesak dalam Hati
25
Pergi ke Rumah Mertua
26
Sembunyi Sementara
27
Rujak dari Mr. Ar
28
Siapa yang ngidam?
29
Kak Ratih
30
Arin Hamil?
31
Voice Note
32
Sofa Baru
33
Manfaat Olahraga
34
Drama Romantis
35
Pengumuman
36
Babak Satu
37
Babak Dua
38
Hadiah Kecil
39
Makan Malam Minggu
40
Rindu
41
Memaafkan
42
Menantu dan Putri
43
Selamat Tinggal
44
Dugaan Penculikan
45
Pesan
46
Bukan Stip
47
Nasihat Papa Anggara
48
Papa Benar
49
Wajah yang Tidak Asing
50
Ayah Bayi Sonya
51
Dua Istri
52
Nasihat dari Sahabat
53
Khawatir
54
Rindu
55
Keputusan
56
Kapan Kita Bahagia seperti Mereka?
57
Berdebar
58
Aku Datang, Suamiku
59
Penjelasan
60
Kritis
61
Mantan
62
Perceraian
63
Sahabat
64
Ha-hamil?
65
Cium Aku
66
Rumah Impian Kita
67
Arfan Menangis
68
Mandi Bersama
69
Cerita Sebelum Tidur
70
Teka-teki
71
Jalan-jalan
72
Dilarang Senyum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!