Mencari Kebenaran

### Bab sebelumnya ...

"Nak, Ma"

"Iya enak. Jangan banyak-banyak ya makannya"

Jef tidak mempedulikan ucapan ibunya. Anak kecil itu asyik menikmati cookies buatan tantenya yang sangat enak sambil menonton film kartun di handphone milik Farah.

"Kamu habis nangis ya, Arini?"

"Ga kok. Oh ya, kamu ke sini sama siapa?"

"Tadi diantar Mas Je. Nanti Mas Je juga ke sini lagi buat jemput kita"

Arini hanya tersenyum saja.

"Kamu mau cerita?"

"Boleh?"

"Dengan senang hati"

Arini menceritakan perihal pertemuannya tadi dengan Sonya. Dia tidak mengatakan perihal Sonya adalah kekasih suaminya, itu adalah rahasia dari beberapa rahasia dalam pernikahan nya dengan Arfan. Dia hanya cerita jika Sonya adalah salah satu teman wanita yang cukup dekat dengan suaminya.

"Aku yakin Kak Arfan tidak mungkin melakukan hal itu. Mungkin, mereka ada keperluan saja, tidak mungkin mereka tinggal bersama. Kamu harus percaya. Hmmm, atau kamu bisa tanya langsung ke Kak Arfan"

"Aku pikir juga begitu. Aku yakin, Mas Arfan tidak mungkin berbuat hal yang sangat dibenci Allah"

Percakapan mereka terhenti sebab Jef yang mengantuk.

"Mama, antuk"

"Bobok ya, Sayang?"

"Tidurkan di ranjang itu saja, Far," tunjuk Arini ke arah ranjang yang tadi sempat dia tiduri. Untung saja, ranjang itu berada di pinggir dan dekat dengan dinding.

"Tidak apa-apa, Arini?"

"It's oke"

*_____*

"Arini?"

"Iya?"

"Kira-kira tanggal 2 di bulan ini, mungkin sekitar 1 minggu lagi, di rumahku ada pengajian bersama anak yatim untuk acara ulang tahun, Jef. Aku dan Mas Je sepakat menggunakan jasa Jasmine Case untuk makanan dan minuman di acaranya nanti. Bisa ga ya, Arini?"

"Alhamdulillah. Pasti bisa"

"Syukurlah"

"Sebentar, aku ambil daftar menu di cafe ini," Arini mengambil buku menu dan buku catatannya.

Arini dan Farah saling berbincang dan tertawa bersama.

"Mama ... hiks ... hiks ...," suara tangisan Jef, membuat dua wanita itu terkejut.

"Eh, anak Mama kok nangis, Sayang. Cup cup cup, Mama di sini." Farah memeluk sambil mengelus punggung putra kecilnya.

"Kenapa, Far?"

"Jef terkejut karena tidur di tempat yang bukan kamar nya, asing gitu"

"Oalah. duh kok aku tambah gemes ya lihat Jef nangis gitu. Pipi nya merah. Hehehehe"

Farah tersenyum melihat teman barunya tertawa seperti itu.

Tok tok tok

Klik

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam," jawab serempak Arini dan Farah.

"Yey, Papa pulang. Sayang, tuh Papa pulang." Farah menepuk dengan lembut putranya.

"Papa?"

"Loh? Jagoan Papa kok nangis sih." Jacob menggendong Jef, putranya.

"Tadi dia tidur, sepertinya bangun terus lihat kok kamar nya beda, nangis dah jadinya," jelas Farah.

"Cup cup cup, bobok ya putra tampan Papa"

Jacob mengayunkan putranya dalam gendongannya sambil bersenandung shalawat.

"Wah, sejak kapan kamu jadi agamis gitu, Jac?," tanya Arini saat mendengar suara merdu temanya yang ber shalawat.

"Setahun terakhir ini aku memang sedang belajar dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Doakan ya"

"Amin, Ya Allah"

"Pas waktu Mas Je mau datang ke pengajian di dekat rumah kita, aku juga kaget lho, Arini"

"Benarkah?"

"Iya, aku pikir Mas Je ada kemasukan jin baik"

"Ya Allah, Ma," rajuk Jacob kepada sang istri.

"Hahaha," mereka semua tertawa bersama.

"Mas aku udah bilang ke Arini buat acara ulang tahun Jef nanti"

"Mohon bantuannya ya, Ar"

"Tenang saja. Serahkan kepada ahlinya. Hehehehe"

Mereka bertiga saling berbincang dengan santai.

"Jac? Kamu pertama kali ketemu Farah, dimana?"

"Ouh, dimana ya Sayang?"

"Kamu lupa pertemuan pertama kita, Sayang?"

"Bukan lupa, tapi tidak ingat."

"Sama aja itu," ujar Arini.

Farah memegang bagian pelipis di kepalanya. Perempuan itu berusaha mengingat sesuatu.

"Kalo ga salah sih, pas kita makan bubur di taman Bunga"

"Kok makan bubur?," tanya Jacob sambil sesekali mengayunkan kedua tangannya yang menggendong putranya.

"Kan bener, pas itu aku pertama kali ketemu kamu yaaa waktu kita makan bubur"

"Ishhh, bukan. Wah, kamu yang lupa ternyata"

"Lho, terus yang bener apa?"

Arini hanya menjadi penyimak dalam obrolan nya dengan pasangan suami istri yang sudah hampir menikah 1 tahun lebih.

"Pas kita beli bubur"

"Sama itu mah"

"Beda. Tadi kamu bilang pas kita makan bubur. Yang bener itu, ketika beli bubur"

"Itu sama, Jac," ujar Arini.

"Ga sama. Nih ya, aku pertama kali ketemu Mama ya pas aku beli bubur. Mungkin, pertama Mama kali ketemu aku pas kita makan buburnya. Jadi, beda. Hahahaha"

Suasana ruangan itu menjadi hening.

"Ga lucu, Sayang," sahut Farah sebal karena usaha suaminya untuk melucu yang tidak berhasil.

"Oh ya, Jac. Aku mau tanya sesuatu ke kamu. Boleh?"

"Oke. Bentar ya aku tidurin dulu putra tampan ku ini," Jacob menidurkan Jef di ranjang.

"Farah, aku pinjam sebentar ya suami mu"

"Iya, tidak apa-apa"

Arini keluar terlebih dahulu.

"Aku keluar sebentar ya, Sayang," ujar Jacob sebelum mencium kening istri dan putranya, bergantian.

"Iya, Sayang," balas Farah sambil tersenyum.

***

Di meja dekat jendela, Arini duduk saling berhadapan dengan sahabat suaminya, Jacob.

"Mau tanya apa, Ar?"

"Hmmm, apa kamu ada sesuatu rahasia yang tidak aku ketahui tentang ... "

"Tentang?," tanya Jacob sambil meminum jus jeruk kesukaannya.

"Mas Arfan dan ..."

"Dan? Ishhh, kenapa putus-putus sih tanyanya," sebal Jacob.

"Sabar dong"

"Haahhh, oke"

Dua menit berlalu.

"Dan siapa?"

"Mas Arfan dan Sonya"

Jacob kaget dan terdiam. "Perasaan istri kepada suaminya memang sangat kuat ya," ucapnya dalam hati.

"Jac?,"

Panggilan Arini menyadarkan Jacob yang melamun sebentar.

"Kamu, kenapa tanya kayak gitu?"

"Aku butuh jawaban, bukan pertanyaan"

"Tapi, aku udah janji"

"Aku istrinya, biarkan aku tau, Jac. Aku mohon"

"Hemmm, sebenarnya aku tidak berjanji untuk merahasiakan ini dari yang bersangkutan."

"Terus?"

"Janji ya, jangan bilang kalo kamu tahu rahasia ini dari aku. Janji?"

"Iya, janji. Cepat beri tahu aku"

Akhirnya, Jacob menceritakan perihal pernikahan kedua suami Arini sekaligus sahabatnya sendiri dengan Sonya. Namun, dia tidak bercerita alasan sesungguhnya mengenai pernikahan itu terjadi.

Arini meneteskan air matanya.

"Arini?," panggil Jacob saat dia selesai bercerita alias mengungkap rahasia pernikahan kedua Arfan.

"Aku harus bagaimana, Jac? hiks ... hiks ... haruskan aku mengalah dan pergi dari kehidupan Mas Arfan ... hiks"

"Jangan. Kamu harus tetap di samping Arfan, apapun keadaannya. Aku tahu jika berita ini berat buat kamu. Tapi, saat ini, Arfan sedang salah jalan. Aku yakin, suatu saat nanti dia akan menyadari semuanya."

"Sebelum kami menikah, Mas Arfan membuat kontrak pernikahan. Dan aku memberi syarat agar Mas Arfan tidak poligami."

Jacob terkejut. "Ya ampun. Anak itu"

"Surat itu sah di mata hukum?"

"Tidak, aku melarangnya"

❤️❤️❤️ Macan

Aku mau ikut lomba, semoga lolos ya 😁✌️

Dukung aku :]

Follow, Like dan comment ya ....

Aku masih pemula teman-teman. Semoga kalian suka ya.

Tunggu kelanjutan cerita MATAHARI TERBENAM DENGAN CINTA ya. Jangan lupa mampir di novel aku lainnya, AYAH UNTUK ARLAN, CINTA PERTAMA

############################################

Episodes
1 Awal Pernikahan
2 Hari Pernikahan
3 Dia adalah Suamiku
4 Teman Baru
5 Kedatangan Tamu Istimewa
6 Percakapan Pertama sebagai Suami Istri
7 Terulang Lagi
8 Ayah dan Bunda
9 Terpaksa
10 Curiga
11 Kamu Kenal Arfan?
12 Mencari Kebenaran
13 Terus Terang
14 Hai, Steve!
15 Jangan Ambil
16 Aku Bukan Pel*cur
17 Terbongkar
18 Tidak Seperti Biasanya
19 Ada Rahasia Lain
20 Haruskah Aku Ikhlas, Lagi?
21 Gadis yang Manis
22 Bunga Cantik untuk Sahabatku
23 Sudah Punya Bayi
24 Sesak dalam Hati
25 Pergi ke Rumah Mertua
26 Sembunyi Sementara
27 Rujak dari Mr. Ar
28 Siapa yang ngidam?
29 Kak Ratih
30 Arin Hamil?
31 Voice Note
32 Sofa Baru
33 Manfaat Olahraga
34 Drama Romantis
35 Pengumuman
36 Babak Satu
37 Babak Dua
38 Hadiah Kecil
39 Makan Malam Minggu
40 Rindu
41 Memaafkan
42 Menantu dan Putri
43 Selamat Tinggal
44 Dugaan Penculikan
45 Pesan
46 Bukan Stip
47 Nasihat Papa Anggara
48 Papa Benar
49 Wajah yang Tidak Asing
50 Ayah Bayi Sonya
51 Dua Istri
52 Nasihat dari Sahabat
53 Khawatir
54 Rindu
55 Keputusan
56 Kapan Kita Bahagia seperti Mereka?
57 Berdebar
58 Aku Datang, Suamiku
59 Penjelasan
60 Kritis
61 Mantan
62 Perceraian
63 Sahabat
64 Ha-hamil?
65 Cium Aku
66 Rumah Impian Kita
67 Arfan Menangis
68 Mandi Bersama
69 Cerita Sebelum Tidur
70 Teka-teki
71 Jalan-jalan
72 Dilarang Senyum
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Awal Pernikahan
2
Hari Pernikahan
3
Dia adalah Suamiku
4
Teman Baru
5
Kedatangan Tamu Istimewa
6
Percakapan Pertama sebagai Suami Istri
7
Terulang Lagi
8
Ayah dan Bunda
9
Terpaksa
10
Curiga
11
Kamu Kenal Arfan?
12
Mencari Kebenaran
13
Terus Terang
14
Hai, Steve!
15
Jangan Ambil
16
Aku Bukan Pel*cur
17
Terbongkar
18
Tidak Seperti Biasanya
19
Ada Rahasia Lain
20
Haruskah Aku Ikhlas, Lagi?
21
Gadis yang Manis
22
Bunga Cantik untuk Sahabatku
23
Sudah Punya Bayi
24
Sesak dalam Hati
25
Pergi ke Rumah Mertua
26
Sembunyi Sementara
27
Rujak dari Mr. Ar
28
Siapa yang ngidam?
29
Kak Ratih
30
Arin Hamil?
31
Voice Note
32
Sofa Baru
33
Manfaat Olahraga
34
Drama Romantis
35
Pengumuman
36
Babak Satu
37
Babak Dua
38
Hadiah Kecil
39
Makan Malam Minggu
40
Rindu
41
Memaafkan
42
Menantu dan Putri
43
Selamat Tinggal
44
Dugaan Penculikan
45
Pesan
46
Bukan Stip
47
Nasihat Papa Anggara
48
Papa Benar
49
Wajah yang Tidak Asing
50
Ayah Bayi Sonya
51
Dua Istri
52
Nasihat dari Sahabat
53
Khawatir
54
Rindu
55
Keputusan
56
Kapan Kita Bahagia seperti Mereka?
57
Berdebar
58
Aku Datang, Suamiku
59
Penjelasan
60
Kritis
61
Mantan
62
Perceraian
63
Sahabat
64
Ha-hamil?
65
Cium Aku
66
Rumah Impian Kita
67
Arfan Menangis
68
Mandi Bersama
69
Cerita Sebelum Tidur
70
Teka-teki
71
Jalan-jalan
72
Dilarang Senyum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!