Kisah Brian dan Sinta 2

Dengan perasaan percaya diri yang memancar dari tubuhnya, Brian keluar dari dalam rumah. Ia sudah siap melangkahkan kakinya untuk berjalan ke arah gerbang samping.

Baru saja ia keluar dari gerbang, tiba-tiba ia mendengar suara seseorang.

"Permisi..."

Kedengarannya suara itu datang dari arah rumah Brian. Saat itu Brian mencoba untuk berbalik.

"Si montok!"

Tak sengaja ia mengeluarkan suara karena terkejut melihat si montok yang akan ia temui sedang berada di depan rumahnya. Brian langsung menengok-nengok ke sekitarnya, karena takut suaranya tadi terdengar oleh seseorang. Tapi untungnya saat itu tidak ada orang.

'Hadehh... dia masuk lewat gerbang depan ternyata.'

Brian langsung berjalan kembali menuju ke rumahnya dan menghampiri si montok.

"Hai," sapa Brian.

"H-hai, siapa ya?" Saat itu si montok berbalik dan bertanya.

'Buset! Lebih mantep!'

"Aku? Yang punya rumah," jawab Brian dengan perasaan percaya diri.

"O-oh! Ma-maaf. Ini, dari ibuku," terlihat si montok memegang sebuah bingkisan dan menyerahkannya.

"Oh? Apa ini?"

"Itu, oleh-oleh dari Australia."

'Hah?! Australia? Jadi ini cewek orang Australia?! Busett jauh banget, pantesan cantik.'

(Padahal Australia letaknya ada di sebelah bawah Indonesia. Tapi kalo jalan kaki... ya emang jauh).

"Ohh.. ini, tadi aku juga mau kasih ini ke rumah kamu." Brian menyerahkan makanan yang dibawanya.

"Bekal?" Si montok merasa keheranan. Ternyata wadah yang tadi Brian gunakan untuk makanan itu adalah wadah bekal.

"Kenapa?" Brian merasa bahwa wadah itu sudah benar. Menurutnya itu terlihat higienis karena ada penutupnya.

"A-ah! Tidak, tidak! Terimakasih, kalau begitu aku pulang dulu," si montok melangkahkan kakinya ke arah gerbang depan.

"Hey!" Sahut Brian yang ingin membenarkan arah jalan pulang si montok.

"Ya?" Si montok berbalik dan menghentikan langkahnya.

"Di samping rumah juga ada pintu kecil, kamu tidak perlu jauh-jauh lewat ke gerbang depan."

"O-oh? Iya? Aku tidak tahu," si montok tersenyum malu.

"Ayo, biar aku antar." Ucap Brian sambil berjalan ke arah samping. Langkah kakinya diikuti oleh si montok.

'Apa gue harus minta nomor ponselnya sekarang ya? Tapi, rasanya itu agak keliatan kayak buaya deh. Ya udah lain kali aja.'

"Terimakasih ya, aku pergi."

Si montok pergi dan masuk ke dalam rumahnya. Brian juga kembali ke rumahnya dan langsung melihat isi bingkisan itu.

"Apaan? Katanya dari Australia? Yang kayak gini mah di sini juga ada."

Tenyata isinya adalah Cokelat dan beberapa souvenir. Tapi saat itu juga ada ponsel!

"Ponsel?! Dia ngasih ponsel secara cuma-cuma?!"

"Tapi kok gak ada dus nya?"

Brian mencoba menyalakannya. Terlihat foto si montok yang dijadikan lock screen.

'Whoaa! Ponsel punya si montok!'

'Hehe.. pura-pura gak tau ah, biar dia dateng lagi ke sini.'

Brian tersenyum nakal dan segera memasukkan kembali isi bingkisan itu. Lalu ia membawa bingkisan itu ke dalam kamarnya.

Tak menunggu lama, sore nya si montok datang lagi ke rumah. Saat itu Brian dan Ibu baru saja selesai membuat bakso.

"Tok.. Tok.. Tok.."

"Permisi..."

Mendengar sahutan orang dari luar, Ibu pun langsung bergegas membukakan pintu.

"Ehh.. kamu Nak Sinta yang dari rumah baru itu kan?" Tanya ibu dengan senyum ramah.

"Iya Bu." Sinta tersenyum.

"Ada perlu apa ya Nak Sinta?"

"Itu Bu, tadi Sinta ngasih bingkisan, terus Sinta lupa kalo ada ponsel Sinta di dalemnya."

"Bingkisan... coba Ibu tanya Brian."

Ibu menampakkan wajahnya ke dalam rumah.

"Brian, kamu tadi yang ngambil bingkisan kan?"

"Iya Bu,"

"Ada ponsel gak di dalemnya?"

"Gak tau Bu, Ibu liat aja. Bingkisannya ada di kamar Brian kok."

"Mmm.. sebentar ya Ibu ambilkan dulu. Ayo sini Nak, masuk dulu." Ucap Ibu kepada Sinta.

"Iya Bu,"

Ibu mempersilahkan Sinta untuk menunggu di sofa. Lalu Ibu pergi ke kamar Brian untuk mengambil bingkisan itu.

'Hehe.. biar namu nya lebih lama, gue bawain minum ahh.'

Brian yang saat itu tengah berada di dapur, menuangkan sirup ke dalam gelas dan membawanya menuju ke arah Sinta.

"Silahkan diminum," ucap Brian sambil meletakkan sirup itu di atas meja.

"Aduh, gak usah repot-repot, aku gak lama kok." Sinta melambai-lambaikan tangannya. Ia terlihat montok dan menggemaskan.

"Gak papa lama juga kok Nak Sinta," ucap Ibu yang baru saja kembali.

'Ohh.. Sinta namanya.' Gumam Brian yang baru tahu.

"Oh! Kebetulan kita abis bikin bakso. Makan bareng yuk Nak Sinta. Nanti sekalian juga kamu bawa ke rumah ya, soalnya Ibu bikin banyak, kan sayang kalo gak ada yang makan."

'Bagus Bu! Bagus!' Brian merasa sangat senang.

Sinta merasa tidak enak jika menolak, karena ini adalah tetangganya dan juga jarak rumahnya sangat dekat, jadi Sinta mengiyakan saja.

"Kamu kok bisa ikut masukin ponselnya ke dalem sih?" Tanya Ibu di sela-sela makan.

"Hehe.. tadi Sinta pikir di rumah gak ada orang Bu, jadi Sinta niatnya mau pulang dan gak sengaja masukin ponsel Sinta ke dalem."

"Ada ada aja kamu masa bisa lupa kayak gitu."

'Soalnya aku panik pas dia dateng!' Ucap Sinta dalam hatinya. Saat itu ia hanya tersenyum.

Setelah makan selesai, Ibu memberikan Sinta rantang yang berisikan bakso.

"Nak Sinta, ini dibawa ya buat keluarga kamu di rumah."

"Terimakasih Bu."

"Gimana enak gak baksonya? Ini Ibu sama Brian loh yang bikin."

"Enak Bu."

"Eh, Kalian udah pada kenal belum?" Tanya Ibu.

"Belum Bu," ucap Brian, sementara Sinta hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenalin Nak Sinta, ini Brian, anak Ibu. Gimana? Ganteng kan?"

Ibu memperkenalkan anaknya seperti orang yang sok akrab. Tapi Sinta hanya tersenyum karena bingung harus menjawab apa.

"Brian, ini nak Sinta. Tetangga baru kita. Dia baru aja pindah dari Australia loh." jelas Ibu.

Ternyata memang benar Sinta itu adalah orang Australia. Jadi, kilas cerita, Ibunya itu adalah orang Indonesia, tetapi Ayahnya adalah orang Australia.

Dulu, mereka berada di Indonesia dan membuat rumah di sini. Tapi, tiba-tiba saja pihak keluarga laki-laki menginginkan mereka berdua untuk tinggal di sana. Orang tua mereka yang berada di Australia ingin melihat cucu pertamanya tumbuh dewasa di sana. Lantas rumah yang sedang dibangun itu tidak dilanjutkan pengerjaannya.

Mereka terbang ke Australia dan tinggal di sana. Tepatnya di kota Bunbury. Di tempat yang indah itu, mereka melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka. Hingga sampai lah dimana satu per satu ayah dan ibu mereka yang berada di sana pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.

Lalu, mereka memutuskan untuk menjual rumah dan kembali ke Indonesia. Meskipun sudah lama tinggal di Australia, tapi sang ibu tetap mencintai tanah airnya. Ia selalu berbicara Bahasa Indonesia kepada keluarganya. Karena itu, meskipun mereka baru saja pindah, mereka langsung bisa berbahasa Indonesia dengan lancar.

Bersambung...

Next Chapter Kembali Ke Masa Kini! 😉

Terpopuler

Comments

ayam receh

ayam receh

ohh

2021-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 Berpindah Masa
2 Hari Minggu
3 Mulai Belajar
4 Kedatangan Ibu Negara
5 Bertemu Sang Kurcaci
6 Perasaan Mitha
7 Ritual Rehabilitasi
8 Base Camp
9 Ketahuan
10 Permintaan Yuna
11 Menjenguk Gadis Kurcaci
12 Sinta Menunggu
13 Halusinasi?
14 Sinta Sakit
15 Kejadian Semalam
16 Makan Bersama
17 Ungkapan Sinta
18 Kisah Brian dan Sinta 1
19 Kisah Brian dan Sinta 2
20 Brian dan Wendy
21 Meninggalkan Yuna
22 Yuna dan Wendy
23 Mendekati Wendy
24 Menjenguk Wendy
25 Seharian Bersama
26 Mengintrogasi Yuna
27 Ke Danau
28 Tak Sia Sia
29 Bertemu Kembali
30 Ulang Tahun Brian
31 Bukan Susu Nasional
32 Keras Kepalaaa
33 Kado Untuk Gadis Kurcaci
34 Rencana Pertemuan Kedua
35 Jadi Anak Futsal
36 Drama Sebelum Rapat
37 Saksen
38 Selalu Salah
39 Bukan Reuni
40 Ke Kamar Sinta
41 Malam Jum'at Hangat
42 Saling Mendekat
43 Bermalam
44 Nobar Lagi
45 Saatnya Pulang
46 Pagi Yang Dingin
47 Obrolan Aneh
48 Mulai Akrab
49 Diolok-olok
50 Keberuntungan Tak Berpihak
51 Warkop
52 Berdua Saja
53 Tak Ku Biarkan
54 Sendiri Sepi
55 Kasus
56 Latih Tanding
57 Ponakan Sinta
58 Uh Ah
59 Main PS
60 Waduh!
61 Kenapa Sih?
62 Keju!
63 Kang Bakso Laknat
64 Fix
65 Terbelenggu
66 Ohh Gitu
67 Ending Film
68 Kacau
69 Membekas
70 Emosian Ah
71 Sukses!
72 Broken Angel
73 Lah Ketebak
74 Ngomongin Orang
75 Remedial Tibaa
76 Mencintaimu Lagi
77 Egois
78 Jalan Juga
79 Mataku Ternodai!
80 Cari Alamat
81 Ahh Basah
82 Paket Hemat
83 Tambah Nih?
84 Penjahat Dalaman
85 Nambah Masa
86 Ngurus Jompo
87 Persiapan
88 Perpisahan
89 Sekolah Baru
90 Masing-masing
91 Pengumuman
92 MOPED
93 Berpetualang
94 Malam Terakhir
95 Bukan Ajang Bakat
96 Bubar
97 Hari Pertama
98 Maksa Banget Dah
99 Biasalah
100 Ora Mudeng
101 MM
102 Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103 Panikue
104 Mupon
105 Mengindahkan
106 Eh, Tengsin Dong
107 Jangan Salah Ngertiin Cewek
108 Di Negeri Wakanda
109 Jalan Sama Sinta
110 Murid Jenius
111 Jadi Terbang Nih?
112 Cerah
113 Reunian
114 Waktu Tak Tepat
115 Mendapatkanmu
116 Kacamata dan Sandwich
117 Menghotel
118 Pikiran Yang Berenang
119 Ternyata Punya Tuyul
120 Balik Lagi
121 Surprise!
122 Kisah Silam
123 Kaitan Kisah Nyata
124 Masih Berdiskusi
125 Legenda Selanjutnya
126 Bisa Dimaafkan
127 Usai
128 Mengenai Sinta
129 Lanjutan
130 Tiba Waktunya
131 Berubah?
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Berpindah Masa
2
Hari Minggu
3
Mulai Belajar
4
Kedatangan Ibu Negara
5
Bertemu Sang Kurcaci
6
Perasaan Mitha
7
Ritual Rehabilitasi
8
Base Camp
9
Ketahuan
10
Permintaan Yuna
11
Menjenguk Gadis Kurcaci
12
Sinta Menunggu
13
Halusinasi?
14
Sinta Sakit
15
Kejadian Semalam
16
Makan Bersama
17
Ungkapan Sinta
18
Kisah Brian dan Sinta 1
19
Kisah Brian dan Sinta 2
20
Brian dan Wendy
21
Meninggalkan Yuna
22
Yuna dan Wendy
23
Mendekati Wendy
24
Menjenguk Wendy
25
Seharian Bersama
26
Mengintrogasi Yuna
27
Ke Danau
28
Tak Sia Sia
29
Bertemu Kembali
30
Ulang Tahun Brian
31
Bukan Susu Nasional
32
Keras Kepalaaa
33
Kado Untuk Gadis Kurcaci
34
Rencana Pertemuan Kedua
35
Jadi Anak Futsal
36
Drama Sebelum Rapat
37
Saksen
38
Selalu Salah
39
Bukan Reuni
40
Ke Kamar Sinta
41
Malam Jum'at Hangat
42
Saling Mendekat
43
Bermalam
44
Nobar Lagi
45
Saatnya Pulang
46
Pagi Yang Dingin
47
Obrolan Aneh
48
Mulai Akrab
49
Diolok-olok
50
Keberuntungan Tak Berpihak
51
Warkop
52
Berdua Saja
53
Tak Ku Biarkan
54
Sendiri Sepi
55
Kasus
56
Latih Tanding
57
Ponakan Sinta
58
Uh Ah
59
Main PS
60
Waduh!
61
Kenapa Sih?
62
Keju!
63
Kang Bakso Laknat
64
Fix
65
Terbelenggu
66
Ohh Gitu
67
Ending Film
68
Kacau
69
Membekas
70
Emosian Ah
71
Sukses!
72
Broken Angel
73
Lah Ketebak
74
Ngomongin Orang
75
Remedial Tibaa
76
Mencintaimu Lagi
77
Egois
78
Jalan Juga
79
Mataku Ternodai!
80
Cari Alamat
81
Ahh Basah
82
Paket Hemat
83
Tambah Nih?
84
Penjahat Dalaman
85
Nambah Masa
86
Ngurus Jompo
87
Persiapan
88
Perpisahan
89
Sekolah Baru
90
Masing-masing
91
Pengumuman
92
MOPED
93
Berpetualang
94
Malam Terakhir
95
Bukan Ajang Bakat
96
Bubar
97
Hari Pertama
98
Maksa Banget Dah
99
Biasalah
100
Ora Mudeng
101
MM
102
Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103
Panikue
104
Mupon
105
Mengindahkan
106
Eh, Tengsin Dong
107
Jangan Salah Ngertiin Cewek
108
Di Negeri Wakanda
109
Jalan Sama Sinta
110
Murid Jenius
111
Jadi Terbang Nih?
112
Cerah
113
Reunian
114
Waktu Tak Tepat
115
Mendapatkanmu
116
Kacamata dan Sandwich
117
Menghotel
118
Pikiran Yang Berenang
119
Ternyata Punya Tuyul
120
Balik Lagi
121
Surprise!
122
Kisah Silam
123
Kaitan Kisah Nyata
124
Masih Berdiskusi
125
Legenda Selanjutnya
126
Bisa Dimaafkan
127
Usai
128
Mengenai Sinta
129
Lanjutan
130
Tiba Waktunya
131
Berubah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!