Kejadian Semalam

Sore hari, Brian yang sedang melangkah dalam perjalanan pulang dari rumah si gadis kurcaci tiba-tiba mendengar suara Gilang memanggil dari kejauhan.

"Bro! Bro!"

Brian yang mendengar suara yang tak asing itu langsung menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Ngapain kalian di sini?" Tanya Brian melihat Anang dan Gilang.

"Elu yang ngapain?! Dari tadi kita nyariin lu!" Ucap Anang dengan nada tinggi.

"Ada apa emangnya?" Tanya Brian.

"Si Wendy! Dihajar sama orang gak dikenal!"

"Lah? Kok bisa?!" Brian terkejut saat mendengarnya.

"Gue juga gak tau!"

"Pokoknya lu ikut dulu!"

Karena mengetahui temannya sedang berada dalam masalah, Brian langsung berbalik arah. Mereka bertiga berjalan menuju ke sekolah dengan langkah yang cepat.

"Gue gak tau apa masalahnya, tapi pas keluar dari gerbang tiba-tiba aja si Wendy dihajar sama tu orang!" Jelas Gilang yang saat itu terlihat panik.

*singkat cerita*

Saat itu sekolah sudah usai. Anang, Wendy, dan Gilang hendak pulang dan berjalan menuju gerbang seperti biasanya.

Tiba-tiba, tak jauh beberapa meter setelah keluar dari gerbang, seseorang menarik tubuh Wendy dari kerumunan. Saat itu juga ia langsung dihajar oleh 2 orang yang tidak dikenal. Yang pastinya orang itu bukan dari sekolahan yang sama, karena mereka berbeda seragam.

Wendy yang tiba-tiba mendapat pukulan itu, langsung membela dirinya dan menyerang balik kedua orang itu. Mereka beradu jotos di tempat. Meskipun 2 lawan 1, perkelahian berjalan dengan seimbang. Semua siswa yang melihat kejadian itu langsung panik dan ketakutan.

Melihat perkelahian itu, mereka langsung memanggil pihak sekolah dan akhirnya ketiganya dibawa menuju ke ruang BK. Saat itu Anang dan Gilang tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Gilang sempat melihat Brian pergi bersama si gadis kurcaci, ia pikir saat itu Brian belum pulang ke rumahnya. Lantas mereka mencoba mencari Brian untuk mengabarinya.

*end*

"Loh? Itu Wendy?" Tanya Brian keheranan. Beberapa meter sebelum sampai di sekolah, terlihat Wendy yang tengah berjalan keluar dari gerbang sekolah.

"Oh, iya. Kayaknya udah."

"Gimana Wen? Lu tadi ngapain aja di ruang BK? Gak dikeluarin kan lu?!" Tanya Gilang menghampiri Wendy.

"Gak kok, cuma disuruh damai aja. Trus gue di skors 1 minggu." Ucap Wendy dengan wajah datar.

"Kok elu sih yang dihukum? Emang lu salah apaan?!" Gilang merasa emosi.

"Katanya gara-gara gue balik mukul tu orang."

"Sial! Emang kalo ada yang gebukin lu, lu harus diem aja gitu?!" Anang ikut merasa kesal.

"Ntar malem, gue bakal selesai in masalah ini." Ucap Wendy.

Setelah dibebaskan dari ruang BK, Wendy dan orang itu sudah berjanji akan melanjutkan perkelahian di suatu tempat. Mereka hanya pura-pura berdamai di hadapan pihak sekolah agar dibebaskan.

Jauh di dalam hati mereka masing-masing masih terdapat emosi yang bergejolak. Tapi saat ini mereka tahu, jika mereka melanjutkannya di lingkungan sekolah maka mereka akan berurusan lagi dengan pihak sekolah.

"Lu? Lu mau pergi sendirian?! Kalo mereka bawa orang banyak gimana?!" Tanya Gilang merasa khawatir.

"Gue gak papa kok sendirian, tapi kalo kalian mau ikut terserah. Pokoknya gue harus hajar balik tu orang!" Ucap Wendy dengan tatapan penuh emosi.

"Loh? Bukannya tadi kamu bilang, kamu udah damai?" Tanya Brian keheranan. Seketika tatapan tajam Anang dan Gilang mengarah ke arahnya.

"Lu mau diem aja ngeliat temen lu diginiin?!" Ucap Anang sewot.

"Tapi, aku gak tau siapa yang salah," jawab Brian.

"Jadi lu pikir Si Wendy yang salah?!" Gilang berkata dengan nada tinggi.

"Udah, kalo si Brian gak mau ikut biarin aja. Lagian gue gak minta," Wendy langsung pergi melangkahkan kakinya.

"Ngapain juga tadi kita nyariin lu!" Anang dan Gilang langsung pergi dan mengikuti Wendy.

Saat itu Brian bingung harus bagaimana. Ia enggan bertindak karena tidak tahu siapa yang salah. Tapi sudah hampir 3 tahun ia mengenal ketiga temannya itu. Lantas Brian mencoba untuk mempercayai mereka dan ikut.

Malamnya, sampailah mereka di sebuah tempat. Saat itu terlihat ada 1 orang pria yang sedang duduk.

"Dateng sama siapa lu?"

"Heleh.. beraninya maen keroyokan!" Ucap pria itu saat melihat kedatangan Wendy bersama 3 temannya.

Tanpa basa-basi, Wendy langsung menghajar orang itu. Amarah yang sudah ia simpan-simpan, sekarang ia lampiaskan.

"Buk! Buk!"

Orang itu terlihat kewalahan saat melawan Wendy. Karena emosi yang mendalam, Wendy terlihat sangat sadis. Belum beberapa lama, pergerakan musuh sudah mulai melambat. Ketiga remaja itu hanya diam dan memperhatikan.

Tak lama, tiba-tiba serangan demi serangan datang menghampiri mereka yang sedang terdiam. Rupanya mereka sudah dikepung!

"Buk! Buk! Buk!"

Mereka yang mendapat serangan secara tiba-tiba itu langsung terjatuh. Ada lebih dari 10 orang yang menyerang mereka saat itu.

Sudah mereka duga hal ini akan terjadi. Apa jadinya jika mereka membiarkan Wendy datang sendirian. Pasti dirinya sudah habis dipukuli.

Sebagai seorang anak SMP, keempat pemuda itu cukup kuat. Mereka sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal yang seperti ini.

Beberapa lawan diantara mereka ada yang membawa balok kayu, sedangkan keempat pemuda itu hanya datang dengan tangan yang kosong.

Meskipun masih bisa bertahan, lawan yang jumlahnya lebih banyak tak bisa di elakkan. Rasa sakit terus datang bertubi-tubi. Lama kelamaan pun mereka kewalahan.

'Bagaimana aku bisa berkelahi dengan tubuh sekecil ini?'

Brian kesulitan saat melawan, ia merasa sudah mengayunkan tangan dan kakinya dengan sekuat tenaga, tetapi energi yang saat itu keluar, sangat berbeda dengan yang ia harapkan.

Ia merasa telah memukul dengan benar, tapi saat itu lawan masih saja bertahan. Efek yang ia timbulkan rasanya sangat kecil. Meskipun begitu, saat ini hanya ia yang terlihat masih bisa bertahan.

'Sial! Gue bisa mati kalo kayak gini terus!'

Gilang yang tadinya berkobar, kini menciut. Ia takut mati di tempat. Saat itu dirinya berusaha mencari celah untuk kabur.

Karena masih memiliki energi, dengan sekuat tenaga Gilang mencoba menghempaskan lawan dan berlari. Melihat Gilang yang saat itu melarikan diri, Anang dan Wendy tersadar, dengan jumlah yang kecil, mereka tidak akan bisa menang.

Meskipun terlihat seperti seorang pengecut, entah berhasil atau tidak, akhirnya satu per satu dari mereka juga ikut kabur. Mereka yakin bahwa Brian juga akan ikut menyusul.

Lawan tentunya tidak tinggal diam, mereka ikut mengejar para pemuda yang melarikan diri itu. Tapi tak lama, mereka kembali lagi ke tempat semula, mereka takut orang-orang akan curiga dan melaporkannya kepada polisi.

Yang tersisa hanyalah Brian. Ia masih sibuk memikirkan mengapa dirinya ini sangatlah lemah. Brian tak sadar jika teman-temannya sudah tak lagi bersamanya. Lama-kelamaan Brian mulai menjadi mainan mereka. Ia tak mampu lagi untuk menghempaskan tinju dan sebagainya.

"Buk! Buk! Buk!"

Saat itu Brian yang tak berdaya dipukul dan ditendang. Dirinya sudah mati rasa, ia tak bisa membedakan lagi serangan-serangan yang datang dari lawan. Pandangannya pun perlahan semakin kabur.

"Oi.. oi.. udah! Cabut! Tar anak orang mati!"

Mereka tak berani menghabisi nyawa Brian dan pergi meninggalkan Brian.

Terpopuler

Comments

ayam receh

ayam receh

Wahh Gak SK

2021-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 Berpindah Masa
2 Hari Minggu
3 Mulai Belajar
4 Kedatangan Ibu Negara
5 Bertemu Sang Kurcaci
6 Perasaan Mitha
7 Ritual Rehabilitasi
8 Base Camp
9 Ketahuan
10 Permintaan Yuna
11 Menjenguk Gadis Kurcaci
12 Sinta Menunggu
13 Halusinasi?
14 Sinta Sakit
15 Kejadian Semalam
16 Makan Bersama
17 Ungkapan Sinta
18 Kisah Brian dan Sinta 1
19 Kisah Brian dan Sinta 2
20 Brian dan Wendy
21 Meninggalkan Yuna
22 Yuna dan Wendy
23 Mendekati Wendy
24 Menjenguk Wendy
25 Seharian Bersama
26 Mengintrogasi Yuna
27 Ke Danau
28 Tak Sia Sia
29 Bertemu Kembali
30 Ulang Tahun Brian
31 Bukan Susu Nasional
32 Keras Kepalaaa
33 Kado Untuk Gadis Kurcaci
34 Rencana Pertemuan Kedua
35 Jadi Anak Futsal
36 Drama Sebelum Rapat
37 Saksen
38 Selalu Salah
39 Bukan Reuni
40 Ke Kamar Sinta
41 Malam Jum'at Hangat
42 Saling Mendekat
43 Bermalam
44 Nobar Lagi
45 Saatnya Pulang
46 Pagi Yang Dingin
47 Obrolan Aneh
48 Mulai Akrab
49 Diolok-olok
50 Keberuntungan Tak Berpihak
51 Warkop
52 Berdua Saja
53 Tak Ku Biarkan
54 Sendiri Sepi
55 Kasus
56 Latih Tanding
57 Ponakan Sinta
58 Uh Ah
59 Main PS
60 Waduh!
61 Kenapa Sih?
62 Keju!
63 Kang Bakso Laknat
64 Fix
65 Terbelenggu
66 Ohh Gitu
67 Ending Film
68 Kacau
69 Membekas
70 Emosian Ah
71 Sukses!
72 Broken Angel
73 Lah Ketebak
74 Ngomongin Orang
75 Remedial Tibaa
76 Mencintaimu Lagi
77 Egois
78 Jalan Juga
79 Mataku Ternodai!
80 Cari Alamat
81 Ahh Basah
82 Paket Hemat
83 Tambah Nih?
84 Penjahat Dalaman
85 Nambah Masa
86 Ngurus Jompo
87 Persiapan
88 Perpisahan
89 Sekolah Baru
90 Masing-masing
91 Pengumuman
92 MOPED
93 Berpetualang
94 Malam Terakhir
95 Bukan Ajang Bakat
96 Bubar
97 Hari Pertama
98 Maksa Banget Dah
99 Biasalah
100 Ora Mudeng
101 MM
102 Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103 Panikue
104 Mupon
105 Mengindahkan
106 Eh, Tengsin Dong
107 Jangan Salah Ngertiin Cewek
108 Di Negeri Wakanda
109 Jalan Sama Sinta
110 Murid Jenius
111 Jadi Terbang Nih?
112 Cerah
113 Reunian
114 Waktu Tak Tepat
115 Mendapatkanmu
116 Kacamata dan Sandwich
117 Menghotel
118 Pikiran Yang Berenang
119 Ternyata Punya Tuyul
120 Balik Lagi
121 Surprise!
122 Kisah Silam
123 Kaitan Kisah Nyata
124 Masih Berdiskusi
125 Legenda Selanjutnya
126 Bisa Dimaafkan
127 Usai
128 Mengenai Sinta
129 Lanjutan
130 Tiba Waktunya
131 Berubah?
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Berpindah Masa
2
Hari Minggu
3
Mulai Belajar
4
Kedatangan Ibu Negara
5
Bertemu Sang Kurcaci
6
Perasaan Mitha
7
Ritual Rehabilitasi
8
Base Camp
9
Ketahuan
10
Permintaan Yuna
11
Menjenguk Gadis Kurcaci
12
Sinta Menunggu
13
Halusinasi?
14
Sinta Sakit
15
Kejadian Semalam
16
Makan Bersama
17
Ungkapan Sinta
18
Kisah Brian dan Sinta 1
19
Kisah Brian dan Sinta 2
20
Brian dan Wendy
21
Meninggalkan Yuna
22
Yuna dan Wendy
23
Mendekati Wendy
24
Menjenguk Wendy
25
Seharian Bersama
26
Mengintrogasi Yuna
27
Ke Danau
28
Tak Sia Sia
29
Bertemu Kembali
30
Ulang Tahun Brian
31
Bukan Susu Nasional
32
Keras Kepalaaa
33
Kado Untuk Gadis Kurcaci
34
Rencana Pertemuan Kedua
35
Jadi Anak Futsal
36
Drama Sebelum Rapat
37
Saksen
38
Selalu Salah
39
Bukan Reuni
40
Ke Kamar Sinta
41
Malam Jum'at Hangat
42
Saling Mendekat
43
Bermalam
44
Nobar Lagi
45
Saatnya Pulang
46
Pagi Yang Dingin
47
Obrolan Aneh
48
Mulai Akrab
49
Diolok-olok
50
Keberuntungan Tak Berpihak
51
Warkop
52
Berdua Saja
53
Tak Ku Biarkan
54
Sendiri Sepi
55
Kasus
56
Latih Tanding
57
Ponakan Sinta
58
Uh Ah
59
Main PS
60
Waduh!
61
Kenapa Sih?
62
Keju!
63
Kang Bakso Laknat
64
Fix
65
Terbelenggu
66
Ohh Gitu
67
Ending Film
68
Kacau
69
Membekas
70
Emosian Ah
71
Sukses!
72
Broken Angel
73
Lah Ketebak
74
Ngomongin Orang
75
Remedial Tibaa
76
Mencintaimu Lagi
77
Egois
78
Jalan Juga
79
Mataku Ternodai!
80
Cari Alamat
81
Ahh Basah
82
Paket Hemat
83
Tambah Nih?
84
Penjahat Dalaman
85
Nambah Masa
86
Ngurus Jompo
87
Persiapan
88
Perpisahan
89
Sekolah Baru
90
Masing-masing
91
Pengumuman
92
MOPED
93
Berpetualang
94
Malam Terakhir
95
Bukan Ajang Bakat
96
Bubar
97
Hari Pertama
98
Maksa Banget Dah
99
Biasalah
100
Ora Mudeng
101
MM
102
Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103
Panikue
104
Mupon
105
Mengindahkan
106
Eh, Tengsin Dong
107
Jangan Salah Ngertiin Cewek
108
Di Negeri Wakanda
109
Jalan Sama Sinta
110
Murid Jenius
111
Jadi Terbang Nih?
112
Cerah
113
Reunian
114
Waktu Tak Tepat
115
Mendapatkanmu
116
Kacamata dan Sandwich
117
Menghotel
118
Pikiran Yang Berenang
119
Ternyata Punya Tuyul
120
Balik Lagi
121
Surprise!
122
Kisah Silam
123
Kaitan Kisah Nyata
124
Masih Berdiskusi
125
Legenda Selanjutnya
126
Bisa Dimaafkan
127
Usai
128
Mengenai Sinta
129
Lanjutan
130
Tiba Waktunya
131
Berubah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!