Kedatangan Ibu Negara

"Aku sudah menelpon Mama dan mengabarinya, mamaku bilang jam 5 harus sudah pulang," ujar Mitha saat baru turun dari taksi.

"Oke," Brian menggeser pagar besi rumahnya.

Akhirnya mereka sampai di depan pintu rumah Brian. Mitha terlihat melirik ke sana ke mari, melihat pemandangan asing yang baru ia kunjungi.

"Ini rumahmu ya? Nyaman sekali," Mitha terkagum-kagum melihat bangunan putih nan besar yang di sekitarnya terdapat rerumputan hijau.

Sebuah kolam ikan kecil, deretan pot tanaman hias, dan bunga-bunga yang sangat cantik membuat dirinya tak habis pikir dengan sikap asli pemilik rumah.

"Iya, ayo masuk, hanya ada Ibu di dalam," ajak Brian langsung membukakan pintu.

"Degh!"

'Apa yang sebenarnya ia rencanakan?'

Jantung Mitha seketika mendapat serangan, mereka masuk dan mendapati ibunya Brian yang sedang menyiapkan makanan di atas meja.

"Aku pulang.." Brian mencium tangan ibunya, diikuti juga oleh Mitha.

"Selamat datang Sayang. Wahh.. cepat sekali kamu bawa pacar kamu ke sini, padahal Ibu belum nyiapin apa-apa." Ucap Ibu melihat anaknya datang bersama perempuan.

'M-menyiapkan apa? Ranjang?!'

Dikira pacar, jantung Mitha kembali mendapat serangan. Kembali juga ia berpikir ke arah sana. Yang ia tahu, Brian itu adalah orang mesum, ia pikir otak mesumnya Brian adalah didikan dari orang tuanya.

"H-halo Bu, perkenalkan nama saya Mitha," dengan gugup Mitha memperkenalkan dirinya.

Brian yang berada di samping Mitha melambai-lambai kecil ke arah ibunya, memberi kode bahwa Mitha itu bukan pacarnya. Untungnya Ibu langsung mengerti.

"Hai, nak Mitha ya? Ayo kita makan dulu, Ibu udah nyiapin makanannya." Ajak Ibu.

"Ahaha.. Ibu repot-repot." Mitha tertawa malu.

'Siapa yang repot? Orang tiap hari aku masak gini buat Brian seneng-seneng aja,' batin Ibu saat sudah tahu bahwa Mitha bukanlah pacar anaknya.

Sebelum mulai belajar, mereka menyantap makanan yang masih hangat itu.

"Brian minta bantuan Mitha untuk belajar bersama Bu," ujar Brian sambil mengambil secentong nasi.

"Wahh! Tumben banget anak Ibu ini!" Ibu mencubit gemas pipi Brian dan membuat Brian sedikit malu.

'Gak biasanya Brian ngajak temennya buat belajar,' pikir Ibu dalam hatinya.

Setelah selesai makan, Mitha dan Brian membantu Ibu membereskan meja makan.

"Ayo Mitha," ajak Brian untuk mengikutinya.

"Yang semangat yaa!" Teriak Ibu dari bawah.

"Iya Bu!" Jawab Brian.

"K-kita mau kemana?" Mitha merasa gugup.

"Ke kamarku." Jawab Brian.

'Hah?! Kamarnya?!' Mitha tercengang.

'Yang se-ma-ngat ya? Yang se-ma-ngat ya?' Mitha mencoba memikirkan makna dari kata-kata itu.

Setelah menaiki tangga dan berjalan beberapa saat, Brian membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan tuan putri untuk masuk.

"Duduk di sini saja," Brian menepuk-nepuk kasurnya, menyuruh Mitha untuk duduk di atasnya. Perintahnya itu membuat Mitha tak berhenti berdebar-debar.

'Belajar? Bersama? Di kamar?'

Tak henti-henti otak Mitha berjalan jauh. Sebenarnya mereka ini akan belajar apa? Mitha hanya duduk sembari melihat sekeliling kamar. Di dekat cermin, Brian terlihat sedang membuka kancing bajunya. Mitha yang melihatnya langsung merasa pasrah dengan keadaan.

Usai membuka baju, Brian membukakan jendela kamarnya dan melihat ke arah rumah Sinta.

"Hah.. gerah sekali bukan? Ayo, kita mulai." Ajak Brian semangat.

"H-hah? J-jendelanya?" Mitha merasa malu.

"Kenapa?"

"A-aku agak malu kalau jendelanya terbuka."

"Tidak papa, kita akan belajar di bawah."

"Oh. Ya.."

Dengan perasaan yang masih berdebar-debar, Mitha duduk di lantai yang sudah dilapisi oleh tikar. Ia bersandar pada kasur dan sedikit mengangkangkan kedua kakinya.

Saat tengah dalam posisi itu, Mitha melihat Brian yang sedang membawa alat tulisnya. Dengan cepat ia langsung merapatkan kedua ujung kakinya. Ternyata itu hanya pikiran mesumnya saja.

'Aaahh! Tidak! Brian tidak seperti yang ku pikirkan!'

Mitha menggeleng-gelengkan kepala untuk menyadarkan diri. Dengan pikiran yang masih kemana-mana, ia mencoba untuk menjawab soal-soal bersama dan menjelaskan beberapa yang tidak dimengerti oleh Brian.

"Tok.. tok.. tok.."

Di sela-sela pembelajaran, terdengar suara pintu kamar itu diketuk.

"Brian, ini ada Nak Sinta datang," ucap Ibu yang belum membukakan pintu.

"Masuk," titah Brian.

Sinta pun masuk dan menutup pintu setelah Ibu pergi. Ia langsung menyergap dan merangkul Brian.

"Ohh.. jadi kau menolakku kemarin karena ingin bermain dengan wanita ini?" Ucap Sinta pelan.

Kemarin, saat Brian mendengar permintaan Sinta yang ingin tidur di kamarnya, Brian langsung berlari ke rumah dan meninggalkan Sinta begitu saja.

"Kau pikir aku tidak tahu kalau kau membawanya secara diam-diam?" Bisik Sinta namun sengaja dikeraskan.

"Aku tidak sedang bermain-main, aku sedang belajar, lihatlah," Brian merasa terkekang sekaligus malu dilihat oleh Mitha.

"Mmmm..." Sinta menoleh ke arah buku-buku dan mengeluarkan suara manja sambil terus menempel.

"Cup!"

Sinta mencium pipi Brian sambil tersenyum jahat ke arah Mitha. Ia tahu bahwa Mitha memiliki perasaan kepada Brian si tampan.

Brian yang saat ini sedang menempel mesra dengan Sinta tak kuasa menahan jantungnya yang sedang berdebar-debar.

"Sinta, aku sedang belajar," Brian mencoba menenangkan dirinya.

"Oo.. baiklah, aku akan mengawasi." Jawab Sinta sambil menjauh.

Akhirnya mereka melanjutkan pembelajaran dengan sebuah perasaan tak nyaman yang datang dari tatapan tajam sang pengawas.

Saat itu juga Mitha tidak berani berbuat apa-apa dan hanya fokus mengerjakan soal-soal. Jantungnya yang berdebar-debar dan pikirannya yang kemana-mana kini sudah menjadi sangat fokus.

'Bagaimana ya agar aku bisa memutuskan mereka dengan cara yang lembut?' Brian bergumam di sela-sela pembelajaran.

Akhirnya pembelajaran itu selesai sekitar pukul 4 sore, mereka menarik nafas lega dan melihat Sinta yang sudah terbaring nyenyak di atas kasur.

"Ya ampun," Brian menepuk jidatnya saat melihat kelakuan Sinta.

Mitha yang melihatnya hanya tersenyum, ia tidak berani berpikiran aneh lagi, seperti...

'Apa yang akan dilakukan Brian kepadanya setelah aku pulang?'

Karena pembelajaran sudah selesai dan Mitha tidak boleh pulang terlalu sore, Brian pun mengantarkan Mitha ke depan pintu gerbang. Sebelum itu Brian sudah memakai kembali pakaiannya, tidak lupa Mitha juga berpamitan kepada Ibu.

"Brian, apa itu pacarmu?" Tanya Mitha penasaran.

"Bukan, dia cuma tetanggaku. Tapi dia dekat denganku." Brian berbohong, tapi itu ia ucapkan karena ia akan segera memutuskan Sinta.

"Ah, dan, tolong jangan berpikir yang aneh-aneh ya." Brian tidak ingin dirinya dikira orang mesum yang sudah berkali-kali melakukan hal itu dengan Sinta.

Tapi Mitha salah pengertian, ia pikir maksud Brian adalah, dirinya harus percaya, bahwa wanita yang bernama Sinta itu tidak lebih hanya sebatas tetangga.

"Baiklah," Mitha tersenyum lalu pergi menaiki taksi.

Brian kembali ke kamarnya dan mendapati Sinta yang sudah bangun dan tengah duduk di atas kasur. Tidak ada sepatah kata apapun, Brian pergi ke kamar mandi untuk bebersih diri. Tidak lupa ia membawa baju ganti karena saat ini ia tidak bisa berganti pakaian di kamarnya.

Setelah keluar dari kamar mandi, ia mendapati Sinta yang masih duduk di atas kasur.

'Sebelumnya dia menghadap ke arah pintu kamar, tapi sekarang dia sudah menghadap ke arah pintu ini.' gumam Brian masih berdiri kaku di depan pintu.

Brian bingung mau berkata apa, ia berjalan dan berniat membawakan jus untuk Sinta yang sudah menunggu lama.

Tapi tiba-tiba, Sinta berdiri dan menarik tangan Brian, membuat sebagian tubuh Brian jatuh ke atas kasur. Brian terkejut, ia hendak bangun tetapi saat ini Sinta tengah berada di atas tubuhnya.

Deg! Deg! Deg!

"Kenapa kau mengabaikanku hah?" Tanya Sinta lembut.

Namun, sebelum Brian mengeluarkan suaranya, bibirnya sudah terbungkam. Wajah cantik Sinta yang sedang terpejam terlihat sangatlah dekat. Brian tak habis pikir, apa yang terjadi dengannya jika kemarin ia mengizinkan Sinta untuk menginap di kamarnya.

Memang, pikirannya menolak Sinta untuk tidur bersamanya. Tapi berbeda dengan hati kecilnya, semalam pun ia tak bisa tidur memikirkan hal-hal mesum yang bisa ia lakukan kepada Sinta. Saking mesumnya, ia bermain-main dengan bantal gulingnya.

Dan kini, bukan bantal guling lagi. Seorang wanita asli tengah berada tepat di atasnya. Yang perlu ia lakukan hanyalah membalas, membalas serangannya!

Terpopuler

Comments

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

ini brian kayak bukan jiwa nya dari masa depan, tapi jiwa seorang wibu jomblo, perjaka, naif dan munafik

serius, emang apa salahnya mau sukses sama jadi brandalan...kalo bisa di lakukan keduanya, kenapa harus milih satu?

2021-11-30

2

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

ajg brian dapet banyak cok

2021-11-30

1

ayam receh

ayam receh

Oho

2021-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 Berpindah Masa
2 Hari Minggu
3 Mulai Belajar
4 Kedatangan Ibu Negara
5 Bertemu Sang Kurcaci
6 Perasaan Mitha
7 Ritual Rehabilitasi
8 Base Camp
9 Ketahuan
10 Permintaan Yuna
11 Menjenguk Gadis Kurcaci
12 Sinta Menunggu
13 Halusinasi?
14 Sinta Sakit
15 Kejadian Semalam
16 Makan Bersama
17 Ungkapan Sinta
18 Kisah Brian dan Sinta 1
19 Kisah Brian dan Sinta 2
20 Brian dan Wendy
21 Meninggalkan Yuna
22 Yuna dan Wendy
23 Mendekati Wendy
24 Menjenguk Wendy
25 Seharian Bersama
26 Mengintrogasi Yuna
27 Ke Danau
28 Tak Sia Sia
29 Bertemu Kembali
30 Ulang Tahun Brian
31 Bukan Susu Nasional
32 Keras Kepalaaa
33 Kado Untuk Gadis Kurcaci
34 Rencana Pertemuan Kedua
35 Jadi Anak Futsal
36 Drama Sebelum Rapat
37 Saksen
38 Selalu Salah
39 Bukan Reuni
40 Ke Kamar Sinta
41 Malam Jum'at Hangat
42 Saling Mendekat
43 Bermalam
44 Nobar Lagi
45 Saatnya Pulang
46 Pagi Yang Dingin
47 Obrolan Aneh
48 Mulai Akrab
49 Diolok-olok
50 Keberuntungan Tak Berpihak
51 Warkop
52 Berdua Saja
53 Tak Ku Biarkan
54 Sendiri Sepi
55 Kasus
56 Latih Tanding
57 Ponakan Sinta
58 Uh Ah
59 Main PS
60 Waduh!
61 Kenapa Sih?
62 Keju!
63 Kang Bakso Laknat
64 Fix
65 Terbelenggu
66 Ohh Gitu
67 Ending Film
68 Kacau
69 Membekas
70 Emosian Ah
71 Sukses!
72 Broken Angel
73 Lah Ketebak
74 Ngomongin Orang
75 Remedial Tibaa
76 Mencintaimu Lagi
77 Egois
78 Jalan Juga
79 Mataku Ternodai!
80 Cari Alamat
81 Ahh Basah
82 Paket Hemat
83 Tambah Nih?
84 Penjahat Dalaman
85 Nambah Masa
86 Ngurus Jompo
87 Persiapan
88 Perpisahan
89 Sekolah Baru
90 Masing-masing
91 Pengumuman
92 MOPED
93 Berpetualang
94 Malam Terakhir
95 Bukan Ajang Bakat
96 Bubar
97 Hari Pertama
98 Maksa Banget Dah
99 Biasalah
100 Ora Mudeng
101 MM
102 Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103 Panikue
104 Mupon
105 Mengindahkan
106 Eh, Tengsin Dong
107 Jangan Salah Ngertiin Cewek
108 Di Negeri Wakanda
109 Jalan Sama Sinta
110 Murid Jenius
111 Jadi Terbang Nih?
112 Cerah
113 Reunian
114 Waktu Tak Tepat
115 Mendapatkanmu
116 Kacamata dan Sandwich
117 Menghotel
118 Pikiran Yang Berenang
119 Ternyata Punya Tuyul
120 Balik Lagi
121 Surprise!
122 Kisah Silam
123 Kaitan Kisah Nyata
124 Masih Berdiskusi
125 Legenda Selanjutnya
126 Bisa Dimaafkan
127 Usai
128 Mengenai Sinta
129 Lanjutan
130 Tiba Waktunya
131 Berubah?
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Berpindah Masa
2
Hari Minggu
3
Mulai Belajar
4
Kedatangan Ibu Negara
5
Bertemu Sang Kurcaci
6
Perasaan Mitha
7
Ritual Rehabilitasi
8
Base Camp
9
Ketahuan
10
Permintaan Yuna
11
Menjenguk Gadis Kurcaci
12
Sinta Menunggu
13
Halusinasi?
14
Sinta Sakit
15
Kejadian Semalam
16
Makan Bersama
17
Ungkapan Sinta
18
Kisah Brian dan Sinta 1
19
Kisah Brian dan Sinta 2
20
Brian dan Wendy
21
Meninggalkan Yuna
22
Yuna dan Wendy
23
Mendekati Wendy
24
Menjenguk Wendy
25
Seharian Bersama
26
Mengintrogasi Yuna
27
Ke Danau
28
Tak Sia Sia
29
Bertemu Kembali
30
Ulang Tahun Brian
31
Bukan Susu Nasional
32
Keras Kepalaaa
33
Kado Untuk Gadis Kurcaci
34
Rencana Pertemuan Kedua
35
Jadi Anak Futsal
36
Drama Sebelum Rapat
37
Saksen
38
Selalu Salah
39
Bukan Reuni
40
Ke Kamar Sinta
41
Malam Jum'at Hangat
42
Saling Mendekat
43
Bermalam
44
Nobar Lagi
45
Saatnya Pulang
46
Pagi Yang Dingin
47
Obrolan Aneh
48
Mulai Akrab
49
Diolok-olok
50
Keberuntungan Tak Berpihak
51
Warkop
52
Berdua Saja
53
Tak Ku Biarkan
54
Sendiri Sepi
55
Kasus
56
Latih Tanding
57
Ponakan Sinta
58
Uh Ah
59
Main PS
60
Waduh!
61
Kenapa Sih?
62
Keju!
63
Kang Bakso Laknat
64
Fix
65
Terbelenggu
66
Ohh Gitu
67
Ending Film
68
Kacau
69
Membekas
70
Emosian Ah
71
Sukses!
72
Broken Angel
73
Lah Ketebak
74
Ngomongin Orang
75
Remedial Tibaa
76
Mencintaimu Lagi
77
Egois
78
Jalan Juga
79
Mataku Ternodai!
80
Cari Alamat
81
Ahh Basah
82
Paket Hemat
83
Tambah Nih?
84
Penjahat Dalaman
85
Nambah Masa
86
Ngurus Jompo
87
Persiapan
88
Perpisahan
89
Sekolah Baru
90
Masing-masing
91
Pengumuman
92
MOPED
93
Berpetualang
94
Malam Terakhir
95
Bukan Ajang Bakat
96
Bubar
97
Hari Pertama
98
Maksa Banget Dah
99
Biasalah
100
Ora Mudeng
101
MM
102
Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103
Panikue
104
Mupon
105
Mengindahkan
106
Eh, Tengsin Dong
107
Jangan Salah Ngertiin Cewek
108
Di Negeri Wakanda
109
Jalan Sama Sinta
110
Murid Jenius
111
Jadi Terbang Nih?
112
Cerah
113
Reunian
114
Waktu Tak Tepat
115
Mendapatkanmu
116
Kacamata dan Sandwich
117
Menghotel
118
Pikiran Yang Berenang
119
Ternyata Punya Tuyul
120
Balik Lagi
121
Surprise!
122
Kisah Silam
123
Kaitan Kisah Nyata
124
Masih Berdiskusi
125
Legenda Selanjutnya
126
Bisa Dimaafkan
127
Usai
128
Mengenai Sinta
129
Lanjutan
130
Tiba Waktunya
131
Berubah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!