Kosong

Kosong

Berpindah Masa

"Tuk!" Terdengar bunyi nyaring membangunkan seorang pria yang tengah terkapar di bawah kolong anak tangga.

Dengan tubuh yang lemas, ia membuka matanya. Pandangan yang buram perlahan mulai terlihat jelas.

"Hey, lu bangun juga Yan?" Wendy yang duduk berseberangan sambil memegang sebuah cup plastik, melihat Brian yang mulai menggerakkan tubuhnya.

Brian terheran-heran, ia melihat dua botol minuman keras dan orang-orang yang sedang minum bersama di hadapannya.

"Ka-kau?! Apa kau Wendy?!" Ia terkejut melihat seorang pria muda yang nampak sangat mirip seperti temannya.

Perlahan matanya melihat ke sekeliling, wajah orang-orang yang ia kenal tampak berbeda dari sebelumnya. Mereka terlihat lebih muda, tubuh mereka juga menyusut, dan tingkahnya pun sangat berbeda.

"Hey, liat, liat! Si Brian udah mulai halusinasi tuh, hahaha..." orang yang mirip dengan Wendy itu mengarahkan telunjuknya ke arah Brian sambil tertawa keras.

Semua orang yang ada di sana juga ikut tertawa melihatnya. Brian yang saat itu menjadi bahan tertawaan hanya bisa memasang wajah kebingungan.

Tapi seketika ia terkejut, menyadari kakinya yang terlihat lebih ramping, ia membolak balikkan pergelangan tangannya dan menatapnya dengan teliti. Postur tubuhnya juga sama seperti mereka, padahal sebelumnya ia memiliki tubuh yang besar dan sangat berotot.

'Apa aku sedang bermimpi? Tapi ini tampak seperti nyata,' gumamnya.

"Hahaha.. lu lagi ngapain sih Yan?!" Gilang tertawa keras melihat sikap Brian yang terlihat aneh.

"Teman-teman, apa aku sedang bermimpi?" Brian memastikan keadaannya saat ini dengan bertanya langsung kepada temannya. Tapi, suara tawa semua orang kembali terdengar keras.

"Hahaha... iya iya, lanjutin mimpi lu bodoh!" Gilang menganggukkan-anggukan kepalanya.

Brian pun bangkit dari duduknya. Namun, kenapa ia tidak bisa berjalan seimbang? Tubuhnya sempoyongan dan akhirnya terjatuh kembali.

"Udah, udah, lu diem dulu," Wendy versi muda itu mengingatkan, dan Brian hanya diam bersandar pada tembok semen.

'Ya sudahlah, aku tidur saja. Pasti saat aku bangun kembali aku sudah sadar.' Ucap Brian dalam hati.

***

Merasakan hembusan angin kencang yang menerpanya, seketika Brian terbangun dari tidurnya.

"Hahh?!" Brian terkejut ketakutan, saat ini dirinya sedang berada di atas sebuah motor yang tengah melaju cepat.

"Hey! Diem!" Wendy yang sedang mengendarai motor itu berusaha menolehkan kepalanya ke belakang. Ia memarahi Brian yang duduk tepat di belakangnya. Motor itu oleng, berbelok ke arah kiri dan kanan karena ulah Brian yang tidak diam.

"Lu ini, ngerepotin banget, dibangunin juga gak bangun-bangun," terdengar suara Gilang yang duduk di belakangnya.

'Eh? Bonceng dua?' Tanya Brian dalam hati.

"Yap! Udah biasa." Terdengar juga suara Anang.

'Tiga?! Apa-apaan situasi memalukan ini?!'

Sepanjang perjalanan, Brian hanya diam dan menunduk karena malu. Tapi kapasitas motor sebenarnya memang muat untuk empat orang remaja laki-laki itu.

"Ckitt...!!"

"Turun, Turun," Wendy menggerak-gerakan pundaknya.

"Siapa yang harus turun?" Brian mengangkat kepalanya.

"Lu ini dari tadi kayak orang bego aja, makannya jangan serakah kalo minum! Cepet turun!" Wendy berbicara dengan nada tinggi.

Melihat pemandangan sekitar, mereka sedang berada tepat di depan rumah Brian. Brian hendak turun dari atas motor, tapi saat ini kedua temannya belum juga turun. Ia pun menoleh ke arah belakang.

"Kalian tidak turun?" Tanya Brian, tetapi Gilang dan Anang hanya mengangkat alis dan tidak berbicara apapun.

"Ayo cepet!" Wendy berkata dengan nada tinggi, kakinya sudah terlalu lama menopang motor yang tengah berdiri itu.

"Ah! Iya, iya!" Brian bergegas mengangkat kaki kanannya dan turun dari sepeda motor itu. Melihat tempat yang kosong, Gilang dan Anang langsung menggeser tubuh mereka ke depan.

"Dah! Jangan sampe dimarahin emak lu!" Wendy menancapkan gas dan pergi.

Dengan perasaan bingung, Brian menatap ke arah rumahnya. Ia merasa ragu untuk lanjut masuk ke dalam.

'Apa setelah ini rumahku dipenuhi hantu?'

Brian berpikir saat ini dirinya masih berada di dalam mimpi. Dengan enggan, ia melangkahkan kakinya melewati pagar. Ia mengintip semua jendela rumah sebelum memutuskan untuk pergi ke dalam.

Terlihat punggung seorang wanita.

'Siap-siap... saat dia berbalik, wajahnya berlumuran darah!'

Lagi-lagi Brian memikirkan hal yang mengerikan. Rencananya ia akan lari jika memang benar wanita itu adalah setan. Brian sedikit melangkah mundur, mengambil posisi agar ia mudah untuk melarikan diri.

"Hii..!" Brian terkejut dan mendongak, ia mencoba menahan suaranya.

Terlihat wajah cantik ibunya yang masih muda. Kecantikannya itu membuat Brian tak bisa lari dan berakhir terpaku di depan jendela.

Ibu tersadar melihat bayangan Brian yang masuk melewati jendela itu. Ibu mengerutkan alisnya, wajahnya nampak keheranan.

"Brian, kok diam saja di situ? Apa ada sesuatu?" Wanita yang mirip dengan ibunya Brian versi muda itu tersenyum.

Senyuman tulusnya membuat hati Brian tenang seketika. Ia sangat mempercayai dan mencintai ibunya. Dengan hati yang mantap, Brian memasuki rumah melalui pintu dapur. Ia meletakkan sepatunya di atas rak, lalu duduk di meja makan.

"Kau terlihat lelah hari ini, Ibu akan menghangatkan lauknya dulu sebentar."

Setiap harinya, Ibu pasti sudah mulai memasak ketika mendekati jam pulang Brian. Tapi kali ini Brian pulang terlambat dan makanannya menjadi dingin.

Ibu terlihat mengambil sesuatu dari dalam kulkas, ia meletakkan piring yang berisikan buah apel yang sudah dipotong-potong di atas meja.

'Mmm... rasanya manis.'

Brian mengambil buah itu dan memakannya. Rasa manis dan dingin yang menyenangkan membuat pikiran Brian semakin tenang.

"Kamu ini, pulang sekolah selalu aja gak tepat waktu. Ibu khawatir tau," Ibu berbicara sambil menghangatkan lauknya di penggorengan.

"Hehe.." Brian hanya tertawa kecil.

Tak menunggu lama, akhirnya Ibu selesai dan membawa lauk itu ke meja makan. Lantas Brian yang tengah kelaparan itu langsung mengambil secentong nasi.

"Brian, kalau kamu mau kemana dulu kasih tau Ibu. Kamu kan punya ponsel, Ibu gak mau kehilangan anak Ibu yang satu-satunya ini."

Ibu memeluk Brian dari arah samping. Mendengar perkataan Ibu, Brian merasa sangat tersentuh. Ia mencoba untuk memeluk kembali ibunya itu, tapi...

"Tett!"

Brian terkejut, ia memegang suatu benda yang bulat dan empuk. Matanya tidak melihat ke arah mana tangannya bergerak. Brian mencoba membenarkan posisi tangannya itu, perlahan ia menggeser telapak tangannya ke arah punggung.

Saat itu juga, Ibu menarik nafas yang panjang. Hal itu membuat jantung Brian dag dig dug tidak karuan.

'Apakah sebentar lagi akan tayang siaran play with mom?'

Pikiran Brian seketika berjalan jauh. Ibu mulai menyusuri tubuh Brian dan membuat perasaan Brian semakin tidak enak. Tapi...

"Plakk!!"

Tiba-tiba Ibu menjauhkan wajahnya dan menampar pipi Brian. Itu membuat Brian tersentak, tubuhnya langsung mengeluarkan hawa dingin. Brian sudah bersikap tidak senonoh kepada ibunya, ia takut ibunya akan memarahinya.

"Kamu mabuk lagi ya?!" Tanya Ibu dengan nada tinggi.

'I-ini memang bukan mimpi!'

Brian merasa kesakitan, tapi di sisi lain ia merasa lega, ternyata Ibu mengendus-endus tubuhnya karena mencium aroma minuman keras.

"Bukankah sudah Ibu peringatkan? Kau ini masih bocah!"

Meskipun Ibu adalah orang yang murah senyum, tetapi kali ini ia berbicara dengan nada yang keras. Sudah beberapa kali ia memperingati anaknya yang nakal itu. Sebenarnya Ibu takut kesehatan Brian akan terganggu. Meskipun Brian sudah dewasa, Ibu tetap akan melarangnya.

"Mmm, iya Bu aku minta maaf." Brian segera memasukkan lauk ke atas piringnya lalu dengan cepat ia melarikan diri sambil membawa piring itu menaiki tangga.

"Hey! Brian! Anak baik!" Teriak ibu dari bawah. Sebutan anak baik lebih bagus Ibu ucapkan daripada sebutan anak nakal. Karena katanya, ucapan itu adalah do'a. Apalagi do'a dari seorang ibu sangat mujarab.

Brian pun sampai di kamarnya dan meletakkan piringnya di atas meja. Menatap dirinya pada cermin besar yang terdapat di kamarnya. Dengan hati yang berat, ia menjatuhkan dirinya di atas kasur.

'Bagaimana bisa?'

Brian bangkit dan membukakan jendela kamarnya, ia berniat untuk menghirup udara segar. Seketika angin kencang menerpa wajah Brian, dan hal itu membuatnya sangat terkejut.

Tetapi, lebih terkejutnya lagi ada seorang wanita berambut pirang yang sedang menopang dagunya di atas jendela. Jarak antara rumah Brian dan rumahnya itu kira-kira hanya 8 meter, diantaranya terdapat rerumputan hijau seperti lapangan sepak bola.

"Ahaha..." wanita itu tertawa keras namun terdengar lembut.

"Eh?" Brian yang melihat tingkah aneh wanita itu tak sadar bahwa sebenarnya dirinyalah yang terlihat aneh.

Dedaunan kering yang datang bersama angin kencang tadi mengait di rambutnya yang acak-acakan dan gondrong. Ekspresinya saat membukakan jendela juga terlihat sangatlah konyol.

Saat itu Brian hanya berdiri di dekat jendela untuk merasakan hembusan angin. Ia mengalihkan pandangannya dan menghiraukan wanita itu.

Angin hanya datang sesekali, dan itu membuat dirinya bosan. Lama-kelamaan ia juga sudah merasa tak nyaman. Ia merasa wanita itu sedari tadi hanya menatapnya terus.

"Buk!"

Brian segera menutup jendela kamarnya dengan keras dan langsung menurunkan tirainya. Ia sedikit mengintip, melihat wanita itu berbalik lalu menghilang.

*tring!

'Suara apa itu? Ponsel?'

*tring!

*tring!

*tring!

Perlahan Brian mencari-cari sumber suara yang muncul dalam ruangannya. Hingga sampailah ia di depan ranselnya, Brian membuka ranselnya dan mencari-cari ponsel itu.

"Hah? Ponsel jadul? Apa ini milikku?"

Ia mendapati sebuah ponsel layar sentuh berwarna putih, modelnya tidak begitu buruk, layarnya juga terlihat lebar, tapi itu bukan ponsel android.

Brian menarik bar notifikasi dan mendapati beberapa pesan dari sebuah kontak yang bernama "Pacar".

"Hah?! Pacar?!" Ia terkejut melihat kontak alay itu. Tapi ia menghiraukannya dan lantas membuka pesan itu.

"Kau kenapa hari ini?"

"Ada daun di rambutmu!"

"Kau lucu!"

"Hahaha!"

Seketika Brian memegangi rambutnya dan menyingkirkan daun-daun itu. Ia merasa malu, tapi itu terlambat. Sudah berapa lama ia berdiri dengan wajah yang angkuh sembari dipandangi oleh wanita itu?

"Mmm... pacarku ya?" Pikir Brian.

Terpopuler

Comments

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

anak brandal jadi baik

mungkin karna tobat itu dia bisa balik masa lalu

2021-11-30

1

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

penasaran... awal yg bagus....lanjut

2021-11-30

0

BAJINGAN BERKELAS

BAJINGAN BERKELAS

👣👣

2021-11-24

1

lihat semua
Episodes
1 Berpindah Masa
2 Hari Minggu
3 Mulai Belajar
4 Kedatangan Ibu Negara
5 Bertemu Sang Kurcaci
6 Perasaan Mitha
7 Ritual Rehabilitasi
8 Base Camp
9 Ketahuan
10 Permintaan Yuna
11 Menjenguk Gadis Kurcaci
12 Sinta Menunggu
13 Halusinasi?
14 Sinta Sakit
15 Kejadian Semalam
16 Makan Bersama
17 Ungkapan Sinta
18 Kisah Brian dan Sinta 1
19 Kisah Brian dan Sinta 2
20 Brian dan Wendy
21 Meninggalkan Yuna
22 Yuna dan Wendy
23 Mendekati Wendy
24 Menjenguk Wendy
25 Seharian Bersama
26 Mengintrogasi Yuna
27 Ke Danau
28 Tak Sia Sia
29 Bertemu Kembali
30 Ulang Tahun Brian
31 Bukan Susu Nasional
32 Keras Kepalaaa
33 Kado Untuk Gadis Kurcaci
34 Rencana Pertemuan Kedua
35 Jadi Anak Futsal
36 Drama Sebelum Rapat
37 Saksen
38 Selalu Salah
39 Bukan Reuni
40 Ke Kamar Sinta
41 Malam Jum'at Hangat
42 Saling Mendekat
43 Bermalam
44 Nobar Lagi
45 Saatnya Pulang
46 Pagi Yang Dingin
47 Obrolan Aneh
48 Mulai Akrab
49 Diolok-olok
50 Keberuntungan Tak Berpihak
51 Warkop
52 Berdua Saja
53 Tak Ku Biarkan
54 Sendiri Sepi
55 Kasus
56 Latih Tanding
57 Ponakan Sinta
58 Uh Ah
59 Main PS
60 Waduh!
61 Kenapa Sih?
62 Keju!
63 Kang Bakso Laknat
64 Fix
65 Terbelenggu
66 Ohh Gitu
67 Ending Film
68 Kacau
69 Membekas
70 Emosian Ah
71 Sukses!
72 Broken Angel
73 Lah Ketebak
74 Ngomongin Orang
75 Remedial Tibaa
76 Mencintaimu Lagi
77 Egois
78 Jalan Juga
79 Mataku Ternodai!
80 Cari Alamat
81 Ahh Basah
82 Paket Hemat
83 Tambah Nih?
84 Penjahat Dalaman
85 Nambah Masa
86 Ngurus Jompo
87 Persiapan
88 Perpisahan
89 Sekolah Baru
90 Masing-masing
91 Pengumuman
92 MOPED
93 Berpetualang
94 Malam Terakhir
95 Bukan Ajang Bakat
96 Bubar
97 Hari Pertama
98 Maksa Banget Dah
99 Biasalah
100 Ora Mudeng
101 MM
102 Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103 Panikue
104 Mupon
105 Mengindahkan
106 Eh, Tengsin Dong
107 Jangan Salah Ngertiin Cewek
108 Di Negeri Wakanda
109 Jalan Sama Sinta
110 Murid Jenius
111 Jadi Terbang Nih?
112 Cerah
113 Reunian
114 Waktu Tak Tepat
115 Mendapatkanmu
116 Kacamata dan Sandwich
117 Menghotel
118 Pikiran Yang Berenang
119 Ternyata Punya Tuyul
120 Balik Lagi
121 Surprise!
122 Kisah Silam
123 Kaitan Kisah Nyata
124 Masih Berdiskusi
125 Legenda Selanjutnya
126 Bisa Dimaafkan
127 Usai
128 Mengenai Sinta
129 Lanjutan
130 Tiba Waktunya
131 Berubah?
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Berpindah Masa
2
Hari Minggu
3
Mulai Belajar
4
Kedatangan Ibu Negara
5
Bertemu Sang Kurcaci
6
Perasaan Mitha
7
Ritual Rehabilitasi
8
Base Camp
9
Ketahuan
10
Permintaan Yuna
11
Menjenguk Gadis Kurcaci
12
Sinta Menunggu
13
Halusinasi?
14
Sinta Sakit
15
Kejadian Semalam
16
Makan Bersama
17
Ungkapan Sinta
18
Kisah Brian dan Sinta 1
19
Kisah Brian dan Sinta 2
20
Brian dan Wendy
21
Meninggalkan Yuna
22
Yuna dan Wendy
23
Mendekati Wendy
24
Menjenguk Wendy
25
Seharian Bersama
26
Mengintrogasi Yuna
27
Ke Danau
28
Tak Sia Sia
29
Bertemu Kembali
30
Ulang Tahun Brian
31
Bukan Susu Nasional
32
Keras Kepalaaa
33
Kado Untuk Gadis Kurcaci
34
Rencana Pertemuan Kedua
35
Jadi Anak Futsal
36
Drama Sebelum Rapat
37
Saksen
38
Selalu Salah
39
Bukan Reuni
40
Ke Kamar Sinta
41
Malam Jum'at Hangat
42
Saling Mendekat
43
Bermalam
44
Nobar Lagi
45
Saatnya Pulang
46
Pagi Yang Dingin
47
Obrolan Aneh
48
Mulai Akrab
49
Diolok-olok
50
Keberuntungan Tak Berpihak
51
Warkop
52
Berdua Saja
53
Tak Ku Biarkan
54
Sendiri Sepi
55
Kasus
56
Latih Tanding
57
Ponakan Sinta
58
Uh Ah
59
Main PS
60
Waduh!
61
Kenapa Sih?
62
Keju!
63
Kang Bakso Laknat
64
Fix
65
Terbelenggu
66
Ohh Gitu
67
Ending Film
68
Kacau
69
Membekas
70
Emosian Ah
71
Sukses!
72
Broken Angel
73
Lah Ketebak
74
Ngomongin Orang
75
Remedial Tibaa
76
Mencintaimu Lagi
77
Egois
78
Jalan Juga
79
Mataku Ternodai!
80
Cari Alamat
81
Ahh Basah
82
Paket Hemat
83
Tambah Nih?
84
Penjahat Dalaman
85
Nambah Masa
86
Ngurus Jompo
87
Persiapan
88
Perpisahan
89
Sekolah Baru
90
Masing-masing
91
Pengumuman
92
MOPED
93
Berpetualang
94
Malam Terakhir
95
Bukan Ajang Bakat
96
Bubar
97
Hari Pertama
98
Maksa Banget Dah
99
Biasalah
100
Ora Mudeng
101
MM
102
Jangan Semangat, Ayo Menyerah
103
Panikue
104
Mupon
105
Mengindahkan
106
Eh, Tengsin Dong
107
Jangan Salah Ngertiin Cewek
108
Di Negeri Wakanda
109
Jalan Sama Sinta
110
Murid Jenius
111
Jadi Terbang Nih?
112
Cerah
113
Reunian
114
Waktu Tak Tepat
115
Mendapatkanmu
116
Kacamata dan Sandwich
117
Menghotel
118
Pikiran Yang Berenang
119
Ternyata Punya Tuyul
120
Balik Lagi
121
Surprise!
122
Kisah Silam
123
Kaitan Kisah Nyata
124
Masih Berdiskusi
125
Legenda Selanjutnya
126
Bisa Dimaafkan
127
Usai
128
Mengenai Sinta
129
Lanjutan
130
Tiba Waktunya
131
Berubah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!