Chiacchiere notturne

...***...

"Piero!" Fella berseru memanggilnya membuat pria yang tengah termenung seorang diri di sofa yang ada di sana lantas beralih pandang ke arah datangnya suara. Di sana, dirinya dapat melihat Fella yang tengah berjalan menghampirinya bersama beberapa artis lainnya termasuk Analia di antara mereka. Melihat Analia di sana membuat senyuman terbit di wajahnya dan spontan ia merasa bertenaga.

Di sisi lain, Analia yang berjalan bersama teman-temannya seketika merasa canggung saat dirinya harus di pertemukan dengan Piero yang juga ada di dalam bar itu.

"Ng… Gie, bolehkah kita duduk di sofa yang lain? Aku tidak ingin kita satu tempat dengan Piero," Analia bergumam pada wanita yang memimpin acara itu.

"Huh? Kenapa? Apakah kau merasa canggung karena kalian pernah menjadi pasangan?"

"A-ah…" Analia terdiam, entah bagaimana ia harus menjawab.

"Sudahlah, lagipula hubungan kalian sudah menjadi masa lalu, lebih baik kalian berbaikan agar hubungan kalian sebagai sesama artis baik-baik saja. Lagipula kan kita berada dalam satu projects yang sama jadi kau juga harus bisa berdamai dan akrab dengannya lagi," Sienna berujar. Analia semakin terdiam, kepalanya kini tertunduk.

"Kalian hanya tidak mengerti alasan kenapa aku putus dengannya," pikir Analia.

Wanita itu terus menggiring Analia hingga tiba di hadapan Piero yang kini membenahi posisi duduknya jadi lebih tegap.

"Kalian kemari juga?" Tanya Piero begitu wanita-wanita itu tiba disana.

"Ya, kami juga ingin bersenang-senang. Kau pikir memangnya hanya kalian para pria saja yang boleh bersenang-senang di bar!" Ujar Giorgia.

"Haha, tentu saja tidak. Lagipula untuk apa aku dan Fito melarang kalian untuk bersenang-senang," Piero terkekeh.

"Ya, kau benar. Memang tidak ada yang bisa melarang kami," Sienna menyahut.

"Oh, omong-omong kau sendiri? Dimana Fito?" Fella mengedarkan pandangannya mencari pria yang di kagumi nya secara diam-diam itu.

"Dia di sana," Piero menunjuk dengan dagunya dan mereka menoleh serentak mendapati pria tampan itu tengah berdansa di antara beberapa orang wanita di sekelilingnya, ia tampak sangat senang dan bersemangat terutama dengan satu wanita cantik berpakaian seksi di hadapannya. Oh ayolah, pria itu mulai menjalankan aksinya.

"A-ah," raut wajah Fella berubah murung mendapati pria yang di kagumi nya itu tengah berdansa dengan wanita lain.

"Oh, kalian sudah dapat tempat atau belum? Jika belum bagaimana jika kalian duduk bersamaku dan Fito di sini?" Tanya Piero menawarkan. Mendengar itu spontan membuat Fella kembali ceria, dengan semangat ia menjawab "Boleh!" Kemudian duduk tepat di salah satu sofa kosong yang ada di sana.

"Kalau begitu silahkan duduk," Piero tersenyum. Tangannya bergerak meraih shot glass nya, mengisi benda itu dengan wine dalam botolnya kemudian meneguknya pelan. Artis-artis disana kemudian menghampiri sofa kosong dan mulai mengambil duduk. Tapi Analia, wanita itu menarik perlahan tangan Giorgia sebelum keduanya duduk.

"Giorgia bisakah kita pindah ke tempat lain? Aku tidak ingin satu tempat dengannya. Aku ingin kita memiliki privasi, hanya di antara kita saja. Just woman without man!" Analia menekankan kalimat akhirnya. Giorgia yang mendengarnya tampak setuju, tapi sebelum ia menjawab wanita itu mengedarkan pandangannya lebih dulu dan mendapati semua sofa di sana penuh dan yang tersisa hanya tempat yang saat ini di duduki oleh Piero.

"Aku setuju, tapi di mana kita akan duduk? Semua tempatnya sudah penuh dan yang tersisa hanya ini," ucap Giorgia. Analia mengedarkan pandangannya lantas terdiam membenarkan ucapan wanita itu.

"A-ah, ya. Kau benar," gumamnya.

"Sudahlah kita duduk di sini saja ya?"

"Ng… bagaimana jika aku kembali saja dan aku batalkan untuk ikut bersama kalian? Huh? Lain kali saja aku ikut ya?" Analia bersiap pergi tapi Giorgia menahannya cepat.

"Jangan seperti itu, sudah tanggung kau juga sudah tiba di sini, setidaknya kita minum dan mengobrol dulu ya?"

"Tapi aku—"

"Sudahlah tidak apa-apa. Lagipula Piero tidak akan mungkin mendekatimu, kami ada disini dan kau tidak sendiri. Jadi kau jangan khawatir," ujar Giorgia meyakinkan. Analia terdiam sesaat.

"Sudahlah jangan terlalu banyak berpikir, ayo duduk," Giorgia menarik tangan Analia kemudian memintanya untuk duduk tepat bersebelahan dengannya di sana.

...*...

"Oh, omong-omong aku belum tahu namamu," ujar Natala pada Lucio.

"Wah lihat, keterlaluan sekali kau tidak tahu namanya. Apakah kau tidak kenal dia? Dia adalah wajah Italia saat ini," ujar Dario.

"Huh? Wajah Italia?" Beo Natala, ia terdiam sesaat matanya memandangi Lucio yang duduk tepat bersebelahan dengannya. Otaknya masih berusaha untuk memproses setiap ucapan dari Dario, dan hal pertama kali yang di rasakannya saat melihat Lucio adalah perasaan tidak asing. Natala seakan-akan pernah bertemu dengan Lucio tapi entah dimana, ia pernah melihatnya tapi tidak ingat. Matanya semakin intens menatap pria dengan wajah tampan itu. Sementara itu, Lucio yang di tatap seperti itu olehnya malah membuatnya sedikit takut.

"Oh! Aku ingat! Kau adalah Lucio Marcherano kan? Aktor sedang sangat populer saat ini?" Natala hampir menjerit ketika ia ingat dimana ia pernah melihatnya.

"Ah ya, itu aku," ucap Lucio.

"Oh astaga kenapa aku baru menyadarinya? Oh astaga, aku benar-benar tidak bisa berkata-kata," Natala kehabisan kata-kata disana. Ia benar-benar senang.

"Astaga, biasa aja kau melihatnya! Jangan membuat dia takut!" Ujar Dario yang berusaha membuat wanita itu tersadar.

"Tampaknya aku harus pergi sekarang," ujar Elvera yang spontan membuat fokus mereka beralih menatap ke arahnya.

"Huh? Ada apa?" Tanya Ciro.

"Aku harus menyusun jadwal baru untuk Analia. Oh, omong-omong dimana dia? Kenapa dia tidak ada? Dan kenapa hanya tinggal kita?" Elvera mengedarkan pandangannya.

"Ah, Analia tadi memintaku untuk memberitahukan padamu jika dia ikut bersama dengan Giorgia dan yang lainnya bersenang-senang di bar bawah," jelas Natala.

"Huh? Benarkah? Tapi, kenapa kau tidak ikut?"

"Aku tidak ikut karena manajerku akan mengamuk jika aku ikut dengan mereka, dia tidak akan memperolehkan aku untuk minum-minum apalagi dalam keadaan sedang ada syuting seperti ini."

"O-oh begitu rupanya. Ah ya, kalau begitu aku pergi sekarang."

"Ah, kalau begitu aku juga ikut. Kita pergi bersama, aku juga sudah lelah."

"Baiklah kalau begitu ayo pergi," ujar Elvera.

"Kalau begitu aku pamit, kita lanjutkan mengobrol kita besok," Natala beranjak bangun dari tempat duduk.

"Baiklah sampai jumpa," ujar Dario.

"Sampai jumpa."

"Selamat malam dan selamat beristirahat," tutur Lucio.

"Ya, selamat malam untuk kalian juga," Natalan lantas beranjak pergi bersama dengan Elvera keluar dari sana.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!