Tu?

...***...

Ciro menghentikan mesin mobilnya tepat di area lahan parkir kosong di sana. Begitu mobil yang di kendarainya berhenti, Ciro lantas keluar dari dalam sana bersamaan dengan Lucio.

"Grazie per il tuo duro lavoro per portarmi qui. Sì, anche se siamo arrivati un po' tardi," ujar Lucio begitu dirinya tiba di luar lalu berdiri di samping Ciro yang baru saja selesai mengecek mobilnya.

(Grazie per il tuo duro lavoro per portarmi qui. Sì, anche se siamo arrivati ​​un po' tardi,/ Terima kasih atas kerja kerasmu untuk mengantarkan ku sampai kemari. Ya, walaupun kita datang sedikit terlambat,)

"A causa di chi pensi che siamo arrivati tardi?" Ciro menatapnya kesal. Lucio hanya tersenyum kikuk ke arahnya seraya menggaruk tengkuknya.

(A causa di chi pensi che siamo arrivati tardi?/ Menurutmu karena siapa kita datang terlambat?)

"Sudahlah, ayo masuk! Aku yakin artis lain pasti sudah tiba sejak tadi. Tapi setidaknya aku harap, pak Ilario belum sampai. Bisa hancur reputasimu jika dia sudah tiba dan kita baru sampai," Ciro melangkah bersama Lucio di sampingnya. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam gedung di hadapannya, hendak menghadiri pertemuan bersama para pemain lain yang juga akan bermain dalam film yang akan di bintanginya.

Tiba di lobi, Ciro segera menuntun Lucio menuju lift. Sebelumnya ia sudah tahu dimana mereka harus bertemu dengan para pemain yang lain.

"Memangnya kau sudah tahu di lantai berapa kita akan bertemu?" Tanya Lucio melirik Ciro di sampingnya.

"Tentu saja. Karena aku kan sudah bertemu dengannya sendiri, dan setelah pertemuan terakhir dengannya, pak Ilario memintaku untuk datang ke lantai yang sama untuk pertemuan antar pemain sekaligus crew termasuk sutradaranya," jelas Ciro yang kini berdiri bersebelahan dengannya di depan pintu lift.

"Begitukah?"

"Iya," sahut Ciro yang kemudian menekan tombol di sana. Mereka kini harus menunggu sebentar hingga lift yang akan di tumpangi mereka itu terbuka.

...*...

"Omong-omong, selain Giorgia dan Sienna, siapa lagi yang ikut dalam film ini?" Tanya Analia ketika mereka tengah berada di dalam lift.

"Kau akan beradu akting dengan aktor pendatang baru Lucio Marcherano, dan…" Elvera menggantungkan ucapannya sejenak, ia tampak ragu untuk menyebutkannya. Analia yang mendengar Elvera berhenti lalu menoleh ke arah wanita yang kini berdiri disampingnya itu.

"Dan…?" Tanyanya seraya menatap bingung padanya.

"D-dan…" Elvera masih tampak ragu.

"Kenapa kau tidak bicara? Siapa lagi memangnya?" Tanya Analia yang tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Ng… aku takut jika kau akan marah saat tahu siapa pemeran antagonisnya," gumam Elvera membuat Analia menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Huh? Kenapa aku harus marah? Apakah yang terpilih menjadi tokoh antagonisnya adalah orang yang aku kenal?"

"Iya," Elvera mengangguk pelan.

"Siapa?"

"Ng… itu…"

TING!

Belum sempat Elvera menjawab, pintu lift yang terbuka sudah lebih dulu menyita perhatian Analia.

"Memangnya sia—"

"An!" Suara seorang pria tiba-tiba didengar menyerukan namanya. Analia yang baru saja tiba di lantai itu lalu menoleh kearah datangnya suara. Ia begitu terkejut ketika mendapati pria yang tidak asing dalam ingatannya itu berdiri disana seraya tersenyum ke arahnya.

Analia keluar dari dalam lift bersama dengan Elvera disampingnya. Elvera kini tampak kikuk untuk berhadapan dengan Analia, apalagi artis yang menggajinya itu kini sudah bertemu langsung dengan pria yang semula enggan untuk ia sebutkan namanya.

Pria itu berjalan menghampiri Analia dengan raut wajah yang tampak begitu senang. Ia berhenti tepat dihadapan Analia.

"Hai, apa kabar? Lama tidak jumpa," suara beratnya itu masih terdengar sama di telinga Analia.

Analia terdiam sesaat, terpaku ditempatnya seraya menatap pria itu nyaris tak berkedip. Ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dan berbicara lagi dengan pria yang kini berdiri dihadapannya.

Air muka Analia seketika berubah kesal, ia mendelik menatap pria itu. Dengan ketus ia berujar "kenapa kau disini?"

Analia melipat kedua tangannya di depan dada, menatap tak bersahabat pada pria di hadapannya itu. Pria yang dulu sempat menjadi kekasihnya, namun ia meminta putus secara paksa setelah pria itu hendak melakukan hal-hal yang diluar batas wajarnya.

Piero Ranviggo, salah satu aktor terkenal yang dikenal dengan bakatnya dalam memerankan beberapa karakter antagonis dalam beberapa film terkenal. Sempat beberapa kali menjadi tokoh protagonis juga, dan pernah bermain bersama dengan Analia dalam sebuah film menjadi pasangan protagonis yang kemudian kedekatannya berujung dengan hubungan yang sesungguhnya. Analia dan Piero berpacaran setelah mereka terjebak dalam cinta lokasi di salah satu film yang dibintangi mereka beberapa tahun yang lalu. Dan film yang di bintangi mereka itu sampai mendapatkan banyak penghargaan dalam ajang award dan mereka juga sempat di nobatkan sebagai pasangan selebritis paling romantis beberapa kali.

Namun beberapa tahun menjalin hubungan dengannya, tiba-tiba Analia meminta putus setelah Piero hampir melakukan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Hubungan mereka yang putus sempat membuat publik geger, pasalnya Analia meminta putus secara tiba-tiba tanpa ada yang tahu penyebabnya. Ya, memang tidak ada yang tahu selain dirinya, Piero, dan Elvera yang mana sejak awal memang menyaksikan bagaimana berlangsungnya hubungan mereka.

Piero memiliki wajah yang tampan, senyum yang manis, sorot mata yang menawan, tubuh yang tinggi dengan bentuk proporsional, dan terkenal akan keromantisannya. Namun siapa sangka jika dibalik semua itu ternyata terselubung sosok aslinya yang sangat jauh dari apa yang diketahui oleh orang-orang.

"Oh ayolah, apakah kau tidak tahu atau memang pura-pura tidak tahu, aku juga bermain di film ini," sahut pria itu seraya tersenyum. Analia yang mendengarnya terkejut bukan main, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"A-apa kau bilang?" Analia terbelalak bukan main saat mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut pria itu.

"Melihat dari ekspresi wajah mu, tampaknya Elvera memang tidak berbicara apa-apa mengenai aku yang ikut dalam film ini," Piero melirik pada Elvera yang tampak tersentak mendengar ucapannya. Wajahnya berubah pucat pasi, dan nyalinya benar-benar ciut sekarang.

Analia menoleh ke arah wanita yang menjadi manajer-nya itu. Menatap Elvera, meminta penjelasan darinya.

"Ng… i-itu… aku bisa jelaskan," ucap Elvera dengan terbata.

"Wah lihat, ternyata kalian sudah tiba?" Seorang wanita berucap membuat fokus mereka beralih padanya yang baru saja tiba dengan beberapa orang artis lainnya yang tampaknya akan ikut membintangi film yang hendak mereka mainkan.

"Giorgia?"

"Hai An! Lama tidak jumpa, bagaimana kabarmu?" Tanya wanita yang dipanggilnya Giorgia itu.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!