Bertahanlah, Lovely

Steiner menautkan kalung bermata ruby berbentuk hati itu, dileher Luigi. Berulang kali Steiner menciumi leher jenjang dan batu permata itu.

"Jagalah baik baik Lui. Ini akan menuntunmu dan akan menguatkanmu. Kalung ini akan selalu mengingatkanmu padaku, pada lembah Parnassus, pada hari hari yang indah yang pernah kita lewati bersama, pada cinta pada pandangan pertama. Aku jatuh cinta padamu Lui, pertama melihat mata abu abu yang memanggilku, wajahmu penuh lumpur dan saat aku membersihkan aku semakin jatuh cinta padamu, Lui-- Ini kalung peninggalan Nenekku, ini dipesan khusus di Irlandia, pakailah"

Kemudian Steiner membelai lembut wajah Luigi, menyeka sisa airmata dipipi Luigi, memulas bulu mata dengan ibu jarinya, yang masih terlihat basah. Luigi terkesima, ia menyentuh liontin batu ruby yang berbentuk hati, Luigi tersenyum merekah melihat liontin itu. Ia pun memastikan kembali agar ia yakin, karena Luigi tidak percaya Steiner akan memberikannya sesuatu yang berharga, "Steiner ini sangat indah. Benarkah ini untukku?" tanyanya lagi.

"Iya Lui, ini untukmu. Untuk Kekasihku, belahan jiwaku, untuk cintaku, untuk Istriku-- Steiner meraih dagu Luigi, menempelkan bibirnya dan melanjutkan perkataannya --Steiner Volkgaard" lalu Steiner melu*mmatnya sesaat dengan teramat dalam. Luigi pun menautkan kedua tangannya melingkar di leher Steiner dengan berjinjit dan Steiner menekan punggung Luigi semakin erat ke dalam pelukannya.

Ciuman itu sangat dalam, semua menjadi tenang. Semua seakan menyaksikan kisah indah itu. Cuaca sangat cerah pagi itu, angin berhembus sangat lamban, dedaunan seakan mematung menyaksikan dua insan saling erat berpelukan.

"Aku akan menjaga kalung ini, seperti menjaga cintaku padamu. Terima kasih, Lovely. Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku, kau akan selalu bersamaku kan selama di Delphi? Visaku hanya dua minggu di Yunani. Kembalilah ke London bersamaku. Setelah sampai Delphi aku harus ke Kedutaan Inggris. Aku sudah pasti di tinggal rombongan karena aku sebulan disini dan menghilang"

"Aku akan selalu bersamamu. Bahkan jika saja aku tiada dan kau tidak bisa melihatku, aku selalu bersamamu Lui"

"Ish, jangan mengatakan itu! Aku tidak menyukainya! Lebih baik aku mati saat aku jatuh dari lereng bukit!" seru Luigi tak terkendali dan reflek memukul dada Steiner.

Dan Steiner menangkap kedua tangan Luigi dengan terkekeh, lalu ia menarik kedua tangan Luigi kebelakang pinggangnya agar kedua tangan Luigi menaut, memeluknya. Kemudian, Steiner menekan tengkuk Luigi dan satu tangannya menekan punggung Luigi dengan lembut lalu ia mencondongkan wajahnya dan menempelkan puncak hidungnya ke hidung Luigi sambil menggesekkannya perlahan.

Steiner melu*mmat bibir Luigi dengan lembut dan melepaskannya kemudian. "Lui-- Maafkan aku. Aku mengatakan 'jika', Lui. Ayolah Putri Duyung. Kau jelek saat menangis" kata Steiner sambil mencubit hidung Luigi dengan gemas. Kata Putri Duyung mengingatkan Luigi saat ia menangis karena rudal balistik rusia, Steiner begitu menyakitinya. Luigi dianggap Putri Duyung yang menangis ditepian kolam dan itu sangat memalukan.

"Steiner!" Luigipun mencubit perut Steiner dengan bertubi tubi, dan akhirnya Steiner menangkap tangan Luigi lagi dan lagi, lalu memeluknya sambil menghabiskan sisa tawanya. Mereka kembali berpelukan dengan erat.

Mereka pun menikmati sarapannya dengan berbincang hangat, menyusun rencana dan masa depan yang akan mereka lewati bersama.

-

-

-

Hingga disebuah senja yang begitu temaram, sudut lembah mulai menyembunyikan cahaya matahari, kemilau sinarnya membias di hijaunya sungai yang mengalir disepanjang lembah Parnassu. Steiner mengancingkan kemeja Luigi dimana kalung Luigi tersembunyi disana, Steiner memandangi Luigi dengan tersenyum namun semburat kemerahan pada matanya tidak bisa ia sembunyikan.

"Lui, aku mencintaimu" ujar Steiner setelah mengancingkan kemeja Luigi lalu mengusap usap kedua lengan Luigi yang berdiri dihadapannya kemudian Steiner mencium kening Luigi.

"Aku lebih mencintaimu, Steiner" bisik Luigi dengan mata terpejam dan ia sangat lelah hari ini. Ia menjadi santapan sarapan hingga mereka melewatkan makan siang. Itu semua karena Luigi tidak mau lepas sedikitpun dari pelukan Steiner. Ia merasakan sesuatu yang sangat aneh di dalam hatinya. Luigi tiba tiba sedih, ia merasakan kesedihan yang mendalam dan ia tidak tau sebabnya.

Steiner kembali memeluk Luigi seeratnya, dan Luigi membalasnya tak kalah erat. Lalu Steiner mengurai pelukannya, ia memandangi wajah Luigi lekat lekat kemudian membelai bagian demi bagian, dengan penuh perasaan. Steiner mencium bibir Luigi sambil menghirup dalam aroma berry yang masih tertinggal disana.

"Kau hidupku Lui" bisik Steiner dengan tersenyum setelah melepaskan ciuman itu. Steinerpun meraih tangan Luigi dan keluar dari pondok kayu itu, ia menyambar satu buket bunga yang ia letakkan di meja. Steiner pun memberikan bunga itu diambang pintu.

"Steiner terima kasih, ini indah sekali. Kau selalu memberikan bunga liar, tapi ini yang paling indah. Bunga liar ini seperti dirimu Stein, kau sangat suka berpetualang dan kau mencintai kebebasan-- Hmmpht, aku sangat menyukainya" Luigi menciumnya dengan mata terpejam.

Namun ketika mata abu abu Luigi terbuka, Steiner menghilang begitu saja. Ia tidak ada di dalam pandangannya. Luigi pun panik seketika, ia berlari keluar ke beranda yang berada di tepian sungai. Hati Luigi begitu lega melihatnya karena Steiner berdiri disana memunggunginya. Luigi tidak mempertanyakan mengapa secepat kilat Steiner menghilang dan berada di beranda, itu tidak terpikir olehnya.

"Steiner"

"Lui-- Steiner merentangkan tangannya dengan senyumnya dan wajah yang bercahaya, Luigi menyambutnya --ayo kita pulang" dengan senyuman Luigi menyambut tangan Steiner lalu Steiner mengajaknya berjalan menyusuri tepian sungai.

Langkah Luigi terhenti saat melihat pohon besar di tepian sungai, hatinya menolak untuk pergi.

"Lui?"

"Stein, aku tidak mau kesana! Aku tidak mau!" Luigi pun menahan tangannya dan menarik dirinya mundur lalu Steiner memeluknya.

"Lui, semua akan baik baik saja" Steiner mengecup keningnya lalu menggandeng tangan Luigi dan baru beberapa langkah Luigi kembali menghentikan langkahnya.

Langit tiba tiba bergemuruh memenuhi telinga Luigi, angin berhembus kencang seakan menerbangkan dirinya, Luigi memeluk Steiner dan Steiner memberikan perlindungannya.

Daun kering yang berserakan terbang tersapu angin yang tiba tiba datang seperti badai, daun di pepohonan berguguran bahkan mematahkan ranting ranting pohon. Suara aneh berdesingan kian memekakkan telinganya, Luigi terus memejamkan matanya memeluk Steiner yang tak bergerak sedikitpun.

"Steiner ayo pulang! Ayo kembali ke Pondok Kayu! Hari ini ada badai!" pekik Luigi dengan menutup telinganya. Suara bergumuruh itu semakin mendekat dan menciptakan badai angin yang luar biasa kerasnya, tubuh Luigi bisa terhempas ke sungai bila Steiner tidak melindunginya.

"Lui, semua akan baik baik saja.. Aku mencintaimu, Lui" suara Steiner seakan menjauh

Dan entah tangan siapa yang meraihnya, tapi pelukan itu terurai. Luigi membelalakkan matanya, saat tubuhnya seakan terbang melayang. Luigi merasakan beberapa tangan terus meraih tubuhnya, memisahkannya dari Steiner dan Steiner hanya tersenyum memandanginya. Luigi meronta, menjerit dan terus memanggil nama Steiner.

"Kita akan bertemu, Lui-- Aku mencintaimu, Lui. Mencintaimu lebih dari hidupku" kata Steiner dengan tersenyum, buliran bening dari sudut matanya terlihat bagaikan butiran butiran berlian yang berkilau di pipi Steiner. Dan Luigi semakin histeris melihatnya.

"Tidakkkk! Steinerr!! Tolong aku!! Lepaskan aku!! Aku tidak mauu!! Steiner! Steiner!! Tolong aku!! Steinerrr!! Aaaaaaaa!!"

Luigi tidak bisa melihat wajah wajah orang yang ada dibelakangnya, ia hanya melihat banyak tangan menyentuhnya dan memisahkan dari Steiner. Seberapa kuat Luigi meronta ia semakin terseret ke dalam suara gemuruh yang kian memecahkan gendang telinganya.

"Steineerr aku ingin bersama Steineer!! Lepaskan akuuu! Lepaskan aku!! Steinerrr!!"

Jeritan Luigi menggema di lembah itu, sangat menyayat hati dan memilukan. Angin begitu kencang berhembus dan membuat mata Luigi kian pedih. Airmatanya yang berlinang membuat pandangannya berkabut, buram dan semua dilihatnya tampak tidak nyata. Luigi terus histeris hingga matanya terpejam dan saat membuka matanya, Steiner tak lagi ada disana.

"Steinneeeerrrr!" Luigi menangis tersedu, ia pasrah ketika tangan tangan itu membawa tubuhnya terbang di ketinggian, Luigi memasuki suara yang bergemuruh dan menyiksa telinganya. Untuk beberapa saat Luigi kehilangan kesadarannya, ia terkulai saat sebuah benda memenuhi hidung dan mulutnya.

Beberapa saat kemudian, Luigi memaksa membuka matanya, ia melihat awan biru di senja itu. Ia terbang tinggi bersama gemuruhnya suara baling baling helikopter. Beberapa petugas medis dan tim penyelamat dari Kota Delphi, Yunani mengelilinginya.

"Ste..ee..ii..nneerr" suara Luigi begitu lirih.

"Pasien merespon!" seru seorang petugas penyelamat dari Damkar (pemadam kebakaran).

"Kau Luigi Santana Foster? Bertahanlah! Anggukkan kepalamu bila kau bisa! Atau kau bisa mengedipkan matamu!" seru seorang petugas medis.

"Detak jantungnya lemah! Luigi bertahanlah!" kata petugas yang lainnya.

"Ste..eee..ii..nn..ee..rr" Dan Luigi kembali memejamkan matanya saat jarum suntik menusuk lengannya. Semua berubah gelap hanya suara Steiner yang berada di dalam benaknya.

Lui, bertahanlah Lovely.. Aku mencintaimu.. Semua akan baik baik saja..

-

-

-

aku mau jempolnya.. peliiiiiii..ssssss 🤣🤭

-

-

-

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩɢᷞʜᷴᴇᷡᴀᷲℛᵉˣ⚔️⃠ 🍁

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩɢᷞʜᷴᴇᷡᴀᷲℛᵉˣ⚔️⃠ 🍁

jadi pengen kawenn 😐

2023-04-30

0

Chieda

Chieda

sedihhh banget thor bagian ini smpe nangis aku😭😭

2023-03-12

0

Nenk Andi

Nenk Andi

berselancar dulu di rudal balistik setelah di jagung Afrika ..bolak balik terus 🤭🤭🤭

2023-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!