Rudal Balistik Rusia

Luigi seakan dihempaskan ke sebuah ruang hampa udara yang tak ada oksigen disana. Luigi tak berdaya, untuk sekian detik, Luigi benar benar tidak bisa bernafas!

Lulur lumpur laut mati dicampur dengan dedaun, bunga dan buah berry, menciptakan aroma yang sangat kuat, harumnya seperti parfum Ana Sui, lembut dan sangat menenggelamkan.

Luigi menutupi kegugupannya dengan memasukkan buah berry liar lainnya ke dalam mulut Steiner dan ia pun juga melahapnya. Berry itu adalah Berry Muscadine memiliki kulit tebal yang berkisar dari warna perunggu hingga ungu tua hingga hitam. Mereka memiliki rasa yang sangat manis namun musky, dan tekstur dagingnya mirip dengan buah plum. Luigi menyukainya, hingga tanpa sadar ia hampir menghabiskannya.

Steiner merayapi paha Luigi dengan lulur secara perlahan lahan dan menciptakan jutaan gelombang yang mendorong hasratnya kian menguat. Seperti ada dalam dirinya yang ingin meledak, ingin berlari karena seakan ada yang memburunya, nafasnya terdengar berat. Steiner hanya tersenyum sambil mencuri tatapan Luigi yang mendebarkan hatinya.

Luigi memalingkan wajahnya, ia kembali meraih buah berry dan memasukkan ke dalam mulutnya. Namun secepat kilat, jemari Steiner seakan memenuhi dagu hingga ke rahangnya. Tidak perduli jemari Steiner kotor karena lulur lumpur laut mati itu, Luigi pasrah. Mata Luigi membulat seketika saat Steiner mencuri berry liar dari mulutnya.

Namun bukan hanya mencuri, Steiner melu*mmat bibir Luigi, meraih tengkuk dan pundaknya lalu di rengkuhhnya kian dalam. Tangannya dengan lembut menyisir punggung Luigi, merayapi dengan nafasnya yang kian memburu.

Steiner mema*gut bibir Luigi dengan liar, sesekali menghi*sappnya dan menggigit bibir sensual itu. Tangan Steiner mulai merayapi pundak dan menuruni buah dada Luigi yang masih kencang dan membulat sempurna, sangat kokoh seolah menantangnya dengan lingkaran merah muda yang kini tertutup lulur buatannya. Puncak buah dadanya itu sangat mungil, Steiner mere*masnya perlahan.

Luigi menahan segala rasa yang menyerangnya bertubi tubi, ia mere*mmas rambut Steiner, wajah Steiner seakan menenggelamkannya, pagu*ttan Steiner yang begitu dalam menekan lidahnya serasa menyedot oksigennya. Ciuman panas itu penuh kekuatan yang sulit di terjemahkan. Luigi melenguh berulang ulang saat tangan Steiner memberi sentuhan di dadanya, memainkan lingkar pinknya hingga ke ujung buah dadanya. Steiner pun membawa Luigi menuruni kolam tanpa melepas pagu*ttan yang mengunci setiap sekat pernafasannya.

Hingga berada di kolam yang begitu hangat mencapai pinggang mereka tangan Steiner meraup air kolam lalu membelai setiap inci tubuh Luigi, sentuhan itu membilas lulur yang menghitam di tubuh Luigi, hingga tubuh Luigi bersinar dan berkilau bak salju abadi. Lembut seperti sutra, halus seperti bulu angsa, Steiner bergejolak.

Tubuh polos tanpa sehelai benang pun itu menyatu, bersentuhan, bergesekan di air kolam yang begitu hangat. Perlahan kaki Steiner melangkah dan mendorong tubuh Luigi hingga berjalan mundur. Langkah kaki itu, menjadi dinding bebatuan yang berada di dalam air kolam, Steiner menghimpitnya hingga Luigi merasakan sesuatu yang begitu keras, namun tumppul, mendarat di perutnya begitu hangat, bahkan kehangatannya melebihi air kolam itu.

"Haa..aaa..aahh" lenguh Luigi membuang nafas panjang saat Steiner melepas paggu*tannya. Steiner masih menghimpitnya di bebatuan dan memandangi wajah Luigi yang merona, matanya meredup seolah menghisap akal dan pikiran Steiner yang semakin memancingnya untuk menambah keindahan dihadapannya itu.

Seperti kelinci yang terperangkap dan dijerat seekor musang, Luigi semakin tak berkutik ketika Steiner membelai wajahnya lalu menyusuri leher Luigi yang begitu menggodanya bak pilar kokoh yang menjulang tinggi yang berada di Pulau Santorini, Yunani.

Pulau Santorini juga di juluki Kallisti yang artinya the most beautiful atau Yang Paling Cantik. Dan julukan itu mendunia karena kecantikan dan eksotis-nya pulau itu. Pulau yang sebenarnya adalah bagian dari kaldera, fitur vulkanik yang membentuk kawah gunung berapi di kawasan Laut Aegea.

Luigi melenguh lirih saat Steiner mencum*bunya dengan membisikkan Kallisti dalam setiap desa*hannya. Dan Luigi mengerti itu adalah kekaguman Steiner kepadanya. Bulu bulu yang terhampar diwajah Steiner merayapinya dan menciptakan sebuah sensasinya yang membuat Luigi semakin mencengkeram kuat punggung Steiner dan rambut coklat tua yang memenuhi buku buku jemarinya. Luigi merabahkan setengah tubuhnya di bebatuan mencari posisi yang nyaman karena Steiner sulit di hentikan.

"Lui... Aaa..aahh.. My Kallisti.. Kau harum sekali" bisik merdu Steiner menghhi*sap lembut ujung daun telinga Luigi, kedua tangannya tak pernah lepas dari buah dada Luigi yang tak muat bila menyentuhnya.

Luigi terus melenguh memanggil nama Steiner setiap kali pinggul Steiner menekan perutnya. "Ng..hhh.. Stein.. Aaaa..aahh.. Steiner.. Uuhmm" lenguhnya lirih. Dan Steiner semakin menggila.

Steiner menurunkan posisi tubuhnya, dan menjepit satu paha Luigi dengan kedua pahanya dan mendaratkan miliknya lalu menghimpitkan di paha mulus nan indah itu. Luigi bisa merasakan dan membayangkan betapa mengerikan bila milik Steiner memasuki dirinya.

Rasa takut dan ngeri menghilang manakala Steiner mengu*llum lembut puncak dadanya. Luigi meremang merasakan sensasi itu, lidahh Steiner yang lembut dan disertai bulu bulu kecoklatan disekitar mulut Steiner membakar gairahnya.

Dan mata Luigi terbelalak saat tangan Steiner menuntun tangan Luigi kearea bawah perutnya yang ditumbuhi bulu bulu kasar. Steiner menggenggam jemari Luigi dan meletakkannya kearah miliknya yang memanas. Steiner menuntunnya agar Luigi membelainya dengan lembut.

"Stei..ii..iinn.. Aa..aa..aahh" Mata keabu abuan milik Luigi membulat, pikirannya terbang membayangkan bentuk dan juga ukurannya.

Ini seperti.. Ohh.. Tidak.. ini terlalu besar.. Ini.. Ini.. Seperti rudal balistik Rusia.. Ohh.. Apakah akan menyakitkan.. Apakah akan melukaiku? Ini mengerikan.. Ahh.. Tidak.. Mengapa aku justru menginginkannya.. Lututku gemetar rasanya..

"Apa kau tidak pernah memegang milik siapapun" bisik Steiner dengan nafas yang memburu dan berulang kali Steiner menggigit bibirnya.

"Stei..inn.. Uhmm" bisik Luigi tak bisa menjawab namun ia hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berulang ulang. Steiner tersenyum melihatnya.

"Kau ingin melihatnya?" bisik Stainer dengan melu*mmat lembut ujung buah dada Luigi dan tangannya masih menuntun tangan Luigi membelai miliknya naik turun.

"Aa..ahh.. Ti..ti..tidak.. Ahh.. Stein" Senyuman Steiner terlihat tersembunyi di buah dada Luigi, Steiner memejamkan matanya menikmati keindahan yang ada dihadapannya.

Dibawah air hangat yang mencapai pinggangnya, Luigi merasakan dengan tangannya bahwa jemarinya tidak bisa menaut satu sama lain saat menggenggam milkk Steiner. Genggaman itu terlepas karena Steiner menuruni perutnya, tangan Luigi secara reflek mencengkeram rambut Steiner. Luigi merin*ttih rin*ttih dibuatnya.

Steiner menji*llat setiap inci tubuh Luigi matanya tajam menyayat hati Luigi dan meruntuhkannya. Dada Luigi naik turun membuat Steiner semakin liar memberi sentuhan dan juga gigitan hingga bekas kemerahan bertebaran di tubuh Luigi.

"Kau cantik.. Lui.. Shh.. Lui.. Ohh.. Lui" bisik Steiner dengan tersenyum dan meraba beberapa tanda kemerahan di perut Luigi yang nafasnya tersengal sengal.

Dan Luigi kembali membulatkan matanya yang begitu jernih, Steiner menghirup nafas dalam dalam lalu ia menyelam dan menangkap sebuah keindahan milik Luigi dan melu*mmatnya seketika. Luigi menjerit, suaranya begitu menggema. Memecahkan keheningan di lembah Parnassus itu. Air seakan bergelombang menerjangnya, Luigi mencengkeram bebatuan dan menengadahkan kepalanya keatas. Langit sangat biru, dan jeritan Luigi masih terdengar dan semakin lirih.

"Aaaa...aaahh !! Steinerrr!! Aaaa!"

-

-

-

Tau rudal balistik Rusia gak sih.. Yasallamm.. ini loh 👇👇🤣🤣🤣

wkwkkwkw kesambet.. ngapa saya upload yak.. 🤣🤣 berterima kasihlah, krn ga perlu googling 🤣 tapi makasihnya katakan dengan kopi.. (malak fanass) 🤣

-

-

-

Terpopuler

Comments

NayaRaa Chika

NayaRaa Chika

ku ulang lagi Kaka baca nya... habis nya gak up up di tunggu sampe sekian lama kak... gimana ini kelanjutan nya... 😩

2022-09-26

1

Diii

Diii

baca sambil ngap ngapan..... pikiran ku traveling

2022-06-29

0

Aruna arfiana

Aruna arfiana

🤣🤣🤣🤣

2022-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!