Sang Pembalut Luka

DILARANG KERAS! MERAMU MERACIK SEGALA BENTUK RAMUAN YANG TERTULIS DI NOVEL INI! SEMUA HANYALAH FIKSI BELAKA!

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

-

-

-

Suara yang memekik dan bersahutan yang memanggil namanya perlahan menjauh dan lenyap! Tubuh Luigi terperosok jauh ke bawah, seakan lembah yang dipenuhi semak belukar itu menelannya. Pencarian pun dengan gencar di lakukan oleh berbagai pihak terkait.

Sementara itu tubuh Luigi tertelungkup di tepian sungai dengan air berwarna hijau, rerumputan banyak tumbuh didalamnya seperti gulma, lamun dan banyak lagi jenisnya.

Ditepian sungai yang berawa, terdapat pohon dan karena pohon itulah yang menahan sebagian tubuh Luigi tidak masuk ke dalam sungai, satu tangannya memasuki rawa rawa dan memegang seperti akar pohon, agar tubuhnya tidak terseret arus sungai yang banyak ditumbuhi tumbuhan. Berenang atau tercebur di sungai dengan tumbuhan gulma atau luman, bisa berbahaya, karena jika terbelit maka dalam waktu 10 - 15 menit, manusia tidak akan lolos dari Maut. Perlahan Luigi, membuka matanya lalu ia duduk.

Ia mengedarkan pandangannya. Luigi melihat kakinya patah, banyak luka ditubuhnya, pahanya robek, kedua tangannya terasa perih. Darahnya telah bercampur tanah, Luigi tidak pernah merasakan sesakit ini sebelumnya. Luigi kembali mengedarkan pandangannya.

Dikejauhan, Luigi melihat seorang pendaki duduk di bebatuan terjal. Luigi melambaikan tangannya, namun laki laki itu tidak menoleh kearahnya karena jaraknya sangat jauh dari pandangannya.

"Tolong-- tolong aku" bisik Luigi. Namun laki laki itu justru menoleh kearahnya. Tubuhnya seakan berkilau, Luigi melambaikan tangannya dan laki laki itu menuruni bebatuan yang terjal. Luigi merasa lega karena ada yang menolongnya, ia pun memutar tubuhnya dan melihat kearah belakang dan itu adalah sungai yang berarus tenang.

Namun Luigi justru mendapatkan sebuah kejutan. Luigi melihat sesosok tubuh tertelungkup di tepian sungai dan itu adalah DIRINYA.

"Tidakk! Apa aku sudah mati?" Luigi meraba pipinya dan menepuk nepuknya. Ia mengusap tubuhnya sendiri dengan kepanikannya. Luigi tidak merasakan apapun.

"Tidak.. Ini tidak mungkin!" Ia bisa menembus tubuhnya sendiri saat ia menyentuh sesosok tubuh yang tertelungkup di tepian sungai.

"Tidakk!! Aku tidak mau!! Tidaakk!! Banyak hal yang belum aku lakukan!! Tidaaakk!! Tidakk!!" Luigi memekik begitu kerasnya sehingga burung burung beterbangan menjauh dari pohon yang menaunginya. Suara Luigi menggema begitu dahsyatnya, seakan langit bergemuruh seperti kedatangan Dewa Apollo yang disambut kilat dan guntur yang begitu menggelegar.

Alat Musik Lira

"Apa kau baik baik saja?" suara itu, begitu merdu bak dawai Lira yang dimainkan oleh Dewa Apollo dengan kilauan ke-emasan busur panah yang begitu kokoh. Gemerincing lonceng lonceng kecil, memenuhi kepalanya dan tiba tiba semuanya gelap!

...*...

...DEWA APOLLO...

Apollo adalah Dewa cahaya, musik, pemanah, pengobatan, Matahari, dan penyair dalam mitologi Yunani dan mitologi Romawi. Apollo merupakan anak dari Zeus dan Leto dan saudara kembar Artemis. Apollo disembah berpihak kepada yang benar oleh orang Yunani kuno maupun oleh orang Romawi kuno.

Apollo mempunyai busur yang terbuat dari emas. Pohon salam, burung gagak, dan hewan lumba - lumba dikeramatkan untuknya.

Pengobatan dan penyembuhan dikaitkan padanya atau pada anaknya, Asklepios (dewa pengobatan), karena Apollo dipandang untuk dewa yang membawa kesehatan, penyakit wabah.

Untuk dewa musik, Apollo adalah pimpinan para Muse (dewi musik dan nyanyian). Hermes menciptakan Lira untuk Apollo dan peralatan musik tersebut dijadikan atribut penting Apollo.

Pada masa Yunani kuno, terutama pada ratus tahun ketiga Sebelum Masehi. Apollo dikaitkan dengan Helios (dewa matahari) dan saudarinya,  Artemis, juga dikaitkan dengan Selene (dewi bulan). Dewa yang selalu bercahaya dimanapun, itu adalah Dewa Apollo.

...*...

Asap mengepul dengan wewangian khas herbal, memenuhi rongga pernafasan Luigi. Rasa perih pada tubuhnya menghilang, namun ia merasakan sesuatu yang basah dan dingin menempel di seluruh tubuhnya. Perlahan Luigi membuka matanya. Tubuhnya tidak bisa bergerak, ia melirik ke segala sudut. Ia bisa merasakan ranjang yang hangat, saat telapak tangannya menyentuh sprei dengan bahan lembut.

Luigi menatap langit langit ruangan itu, semua terbuat dari kayu. Luigi menelan salivanya, ia merasakan pahit yang luar biasa, air ludahnya seperti rasa obat itu sendiri.

"Kau sudah sadar, Nona?"

Suara itu, di iringi wajah yang begitu bersinar, muncul dalam pandangan mata Luigi. Wajah laki laki tampan, seorang pendaki yang di lihatnya di terjalnya tebing bebatuan. Wajah yang sama yang di lihatnya di tepian sungai.

"Kau sudah sadar, Nona?" laki laki itu mengulang pertanyaannya. Matanya yang begitu lembut memandang Luigi dan senyumnya yang begitu memukau dan mendebarkan.

"Aku.. Aku.. Dimana" lirih. Sangat lirih suara Luigi terdengar parau, ia menahan rasa sakit di dalam tubuhnya. Dan laki laki itu kembali tersenyum seraya meletakkan telapak tangannya di pipi Luigi lalu membelainya dengan ibu jarinya. Senyumnya begitu hangat, ketenangannya membuat hati Luigi aman, pancaran matanya yang begitu lembut begitu meneduhkan dan memberi kedamaian.

Mata Luigi mengerjap, hatinya berdebar melihatnya, rasa sakit di tubuhnya tak lagi ia rasakan.

"Luigi Santana Foster. Nama yang indah. Bukankah seharusnya itu nama laki laki" ujar laki laki itu kemudian bangkit berdiri. Ekor mata Luigi mengikuti gerakan kakinya. Laki laki itu menuju perapian yang terdapat kuali disana. Kemudian laki laki itu menyendok isi kuali dan menuangkannya ke dalam mangkok yang ada di genggamannya.

"Kau berada di dalam pondokku Luigi. Aku yang menolongmu, aku yang membersihkan lukamu, dan aku yang mengobatinya" Laki laki itu kembali tersenyum dan berjalan ke arahnya. Lalu ia kembali duduk di dekatnya dan meletakkan mangkok di nakas kecil. Uapnya muncul perlahan dari permukaan mangkok dan membumbungi tinggi keatas menebarkan aromanya yang begitu asing.

"Kau.. tau.. namaku?"

"Identitasmu ada di ID Card Universitasmu yang kau kalungkan di lehermu-- Fakultas Arkheologi. Bukankah itu membosankan?" Luigi tersenyum tipis, tubuhnya masih lemah tak bertenaga.

"Lui, minumlah ini. Rasanya tidak enak tapi ini adalah obat mujarab yang akan menyembuhkanmu dan memulihkan staminamu" laki laki itu menyambar mangkok yang berada di nakas kecil berbentuk bulat, ia mengaduk aduk dan uap itu lambat laun tak terlihat mengepul.

"Apa isinya"

"Ini Ramuan suku Maya, suku tertua di dunia. Ada Phyllanthus Niruri, Moringa, Andrographis Paniculata, Turnera Diffusa, Kava, Centella Asiatica sebagai penghilang rasaya nyeri" Laki laki itu menopang tubuh Luigi dan membuat duduk bersandar pada headboard ranjang lalu meletakkan bantal di punggung Luigi agar nyaman.

Luigi menurut namun matanya terbelalak saat mendapati tubuhnya hanya menggunakan underwear saja. Laki laki itu tersenyum dan menarik selimut tipis hingga mencapai dadanya.

"Aku harus mengobatimu, Lui" ujar laki laki itu dengan lembut. Tidak terlihat ada maksud jahat yang tersembunyi dari wajahnya. Luigi merasa tenang dan membiarkannya, toh ia juga tidak punya tenaga untuk melawan, bila laki laki itu macam macam padanya.

Di sisi lain, Luigi juga melihat ramuan tumbuh tumbuhan yang dihaluskan menempel ditubuhnya, kakinya yang patah juga terbalut rapi.

"Kau.. menguasai.. pengobatan.. herbal?" tanya Luigi masih terbata bata.

"Seperti Dewa Apollo, Lui" jawab laki laki itu dengan tersenyum. Jutaan pertanyaan muncul di kepala Luigi, mengapa laki laki ini berada di belantara lembah Parnassus. Namun, Luigi menyingkirkan pertanyaan yang akan membentuk sebuah keraguan, ia ingin sembuh dan kini ia selamat adalah hal yang terpenting saat ini.

Laki laki itu, menyuapkan ramuan herbal yang dibuatnya, dengan hati hati Luigi menyesapnya. Ia terbatuk batuk kemudian, "Ini.. Pahit.. Uhm.. Sangat pahit" keluh Luigi berulangkali menjulurkan ludahnya dan bergidik karena rasa pahit yang luar biasa.

"Jika ada obat yang manis, maka semua manusia akan antri untuk menjadi sakit-- Ayo, satu lagi" ujar laki laki itu dengan penuh kelembutan. Rasanya Luigi sangat senang di layani selayaknya seorang Ratu oleh laki laki tampan yang begitu menyihirnya.

"Setelah ini aku akan memberimu, madu dari lebah hutan. Tapi-- jangan terlalu senang dulu, jangan berharap madu itu akan manis seperti yang kau bayangkan" laki laki itu bangkit berdiri dan meletakkan ramuannya di nakas, ia berjalan menuju almari tua yang berada di dekat perapian ia mengambil sendok di meja lalu kembali menghampiri Luigi. Ia duduk dan menuangkan madu ke dalam sendok.

"Warnanya hitam?"

"Iya, ini madu hutan dari pohon Swietenia macrophylla anggota suku Meliaceae. Ini di kenal Pohon Pelindung, lebah yang bersarang di pohon ini menghasilkan madu hitam yang sangat pahit namun berkhasiat"

"Apakah ini penyiksaan?" Laki laki itu tertawa kecil, sambil menyodorkan sendok yang telah berisi madu ke dalam mulut Luigi. Manis dan Pahit, adalah perpaduan dari madu hitam. Luigi kembali bergidik merasakan pahit yang begitu menyiksa tenggorokannya. Laki laki itu kembali menyodorkan segelas air minum agar menghilangkan rasa pahitnya. Dan Luigi bisa bernafas dengan lega karena siksaan itu telah berakhir.

"Kalau lapar setelah ini, katakan padaku" ujar laki laki itu meraih gelas dari tangan Luigi lalu meletakkannya.

"Siapa.. Namamu"

Laki laki itu tersenyum, lalu menyeka sudut bibir Luigi dengan ibu jarinya, ia meraih tangan Luigi dan di genggamnya.

"Namaku-- Steiner Volkgaard" jawabnya dengan tersenyum penuh kehangatan.

Dia sangat lembut. Luigi.

-

-

-

Jangan di tuntut dan di uber ya Novel ini. Like dan kaporitin biar bersih seperti air yg mengalir dari lembah Parnassus, untuk membuat secangkir kopi untukku, uhuk (drama malak, yassalaamm Thor, hidup lo) 🤣🤣

-

-

-

Terpopuler

Comments

Dhena

Dhena

Nice...

2022-09-10

0

w3ty😍😘

w3ty😍😘

masih misteri

2022-04-13

0

Raisya 𝐙⃝🦜

Raisya 𝐙⃝🦜

ohhhhhh.....cogannnnnnn

2022-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!