Mami Kecil

Mami Kecil

Prolog

...''Juara pertama diraih oleh....Zia Maharani!!!"...

Prok prok prok

Riuh tepuk tangan di dalam aula sekolah setelah pembawa acara menyebut Zia. Ya..kali ini Zia memenangkan lomba cerdas cermat antar kelas yang diadakan di SMA Harapan Bangsa.

Zia Maharani, siswi cantik yang paling populer di sekolahnya. Postur tubuh ideal, kulit putih bersih, wajah terkesan imut menjadi daya tarik tersendiri dari Zia. Selain cantik, Zia juga sangat berprestasi dalam segala bidang. Membuat banyak siswi iri padanya. Saat ini Zia tengah mempersiapkan diri menghadapi ujian kelulusannya. Meskipun masih ada hitungan bulan, namun ia harus mempersiapkan dari sekarang. Ia tak mau membuat kedua orangtuanya kecewa.

Zia teringat saat ia masih kelas 2, saat itu nilai ujian semesternya turun. Meskipun masih mendapat juara kelas tapi itu sungguh membuat kedua orangtuanya marah. Zia memang hidup serba berkecukupan, namun sama sekali tak membuatnya bahagia.

Kedua orangtua Zia sangat sibuk. Mereka gila akan pekerjaan. Mami Viola, maminya Zia adalah seorang desainer terkenal. Sering pergi ke luar kota bahkan luar negeri. Sedangkan papinya, papi Samuel adalah pengusaha sukses yang memiliki banyak sekali anak perusahaan sampai ke luar negeri.

Sehari hari dihabiskan Zia dengan bi Sumi yang telah mengasuhnya dari dia kecil. Bi Sumi adalah satu-satunya orang yang perhatian padanya. Kasih sayang yang tak pernah didapat dari orangtuanya ia dapatkan dari bi Sumi.

Bahkan di sekolah pun Zia tak memiliki banyak teman dekat. Hanya satu orang yang terlihat cukup dekat yaitu Mita. Mereka mulai berteman sejak masuk SMA Harapan Bangsa. Meskipun dekat tapi Zia jarang bercerita hal-hal yang menurutnya cukup pribadi. Mita adalah seorang anak broken home, itu yang Zia tahu. Apa penyebab orang tua Mita berpisah, karena Mita tak pernah bercerita dan Zia juga tak ingin terlalu banyak bertanya.

Berbeda dengan Reynand Adhiyasta, teman sekelas Zia yang cukup bandel dan menjengkelkan menurutnya. Rey begitu dia di sapa. Siswa ganteng yang super cool dan juga terpopuler di sekolahnya. Ganteng, postur tubuh tinggi, jago basket, tapi cukup dingin sikapnya. Rey juga termasuk langganan keluar masuk ruang BK.

Rey sering membuat onar di sekolah, entah apa alasannya. Kedua orangtuanya sudah lelah menghadapi anak satu-satunya itu. Meskipun sikapnya begitu, Rey sangat disayang kedua orantuanya. Keluarga mereka terbilang cukup harmonis meskipun orangtua Rey juga sangat sibuk. Sebenarnya yang super sibuk adalah papanya. Papa Adhiyasta adalah pengusaha yang sangat sukses dan juga memiliki banyak anak perusahaan, sedangkan mama Marinka adalah seorang pemilik butik. Jadi mama Marinka tak sesibuk suaminya.

......********......

Di dalam kelas.

"Selamat ya Zi"

"Pokoknya lo emang the best deh"

"Lo selalu buat kelas kita bangga deh"

"Thanks ya, ini semua juga berkat dukungan kalian semua kok".

Keriuhan kembali terjadi di dalam kelas ketika Zia masuk. Tentu saja teman-teman kelas XII IPA 1 itu memberikan selamat dan rasa bangga mereka pada Zia. Tapi diantara semua teman sekelas Zia ada seseorang yang menatap tak suka padanya. Entahlah, mungkin karena merasa iri.

"Yoooo, traktir dong anak pintar, lo kan baru dapet hadiah, ya nggak gaes", teriak Reynand sambil menepuk bahu Zia dengan cukup keras baru saja masuk ke kelas.

"Iiiihhh kebiasaan ya lo Rey nepuk-nepuk pundak orang. Keras lagi, lo pikir nggak sakit apa", sarkas Zia

"Bodo amat", jawab Rey sambil berlalu.

Bel tanda istirahat berbunyi. Zia mengajak semua teman sekelasnya untuk makan ke kantin. Hari ini ia akan mentraktir semua temannya.

......*********......

"Mita, kok lo jalan kaki.. Bareng yuk, gue anter sampek rumah lo", ajak Zia saat melihat Mita berjalan kaki saat pulang sekolah.

"Nggak usah Zi, gue masih mau mampir-mampir", tolak Mita.

"Ya nggak apa-apa gue anterin".

"Nggak usah Zi, ntar ngrepotin".

"Mit, gue nggak pernah ngerasa direpotin kok", paksa Zia.

"Udah lo jalan aja, gue masih ada urusan. Gue bisa pulang sendiri Zi", tolak Mita dengan nada agak tinggi.

"Ya udah kalo gitu gue duluan, lo hati-hati ya", sahut Zia dengan nada kecewa lalu dijawab anggukan oleh Mita.

Zia akhirnya menjalankan mobilnya meninggalkan Mita yang berjalan kaki. Entah mengapa ditolak oleh temannya sendiri membuat Zia kecewa. Dulu sepertinya Mita nggak pernah berkata kasar, tp hari ini sikapnya benar-benar berbeda.

Flashback on

Saat bel istirahat berbunyi.

"Yuk guys, hari ini gue traktir kalian semua di kantin. Kalian pesen apa aja semau kalian deh pokoknya", teriak Zia pada semua teman sekelasnya.

"Yeeyyy, serius Zi".

"Wah..kebetulan lagi berhemat nih gue".

"Yuk yuk, asiiiikkk. Thanks ya Zi".

Begitulah tanggapan teman-teman Zia saat mendengar kata traktir. Mereka langsung berhamburan menuju kantin. Zia sengaja berjalan belakangan untuk memastikan semua temannya ikut ke kantin.

"Lhoh Mit, kok lo diem aja. Ayuk yang lain udah pada ke kantin tuh, tenang aja gue traktir kok", ajak Zia pada Mita.

"Gue nggak laper Zi, lo sama anak-anak aja deh".

"Tapi Mit, masak lo nggak mau ikut. Kalo lo nggak laper paling nggak minum gitu", paksa Zia.

"Udah Zi, gue lagi nggak pengen apa-apa. Gue pengen sendiri".

Flashback off

Hari itu Zia benar-benar aneh dengan sikap Mita. Dia terlihat banyak beban pikiran, entah apa yang dipikirkan karena Mita nggak mu cerita. Biasanya jika masalah yang dihadapi cukup berat, Mita akan minta pendapat sari Zia.

Sesampai di rumah, Zia langsung merebahkan diri di kasur empuk miliknya. Pikirannya masih penasaran dengan sikap Mita yang menurutnya nggak seperti biasanya. Untuk menjawab rasa penasarannya, akhirnya ia mencoba menghubungi Mita.

Beberapa kali melakukan panggilan tapi tidak dijawab. Dikirimi pesan juga tidak dibalas, membuat Zia benar-benat khawatir pada Mita. Mencoba mengulang panggilan lagi malah sekarang nomornya udah nggak aktif.

"Sebenarnya Mita kenapa sih, gue juga salah apa sampek dicuekin gini", gumam Zia, "mungkin lagi ada masalah sama keluarganya kali ya", gumamnya lagi.

Karena saking lelahnya akhirnya tanpa sadar Zia tertidur tanpa ganti baju atau pun makan terlebih dahulu. Benar-benar pulas ia tertidur sampai-sampai baru terbangun saat hari sudah sore.

Saking nyenyak tidurnya juga Zia tak sempat bertemu dengan maminya. Ya, saat Zia tengah terridur nyenyak mami Viola pulang. Saat bi Sumi ingin membangunkannya, mami Viola melarangnya. Menurutnya jika Zia terbangun saat maminya ada di rumah, ia pasti akan kesulitan untuk berangkat lagi karena pasti Zia akan merengek melarang maminya. Sedangkan saat ini ia harus segera bergegas berangkat kembali.

Terpopuler

Comments

azkiya jeon🐰🐇

azkiya jeon🐰🐇

haii Thor...👋👋

2022-09-04

0

Rina Bita

Rina Bita

semangat up thoorr🤗

2 likes mendarat dariSAHABAT TAK KASAT MATA😍

2021-11-20

0

Sri Lestari E

Sri Lestari E

mampir kak

2021-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!