Bab 3.

Gaby pun mulai mengelilingi restoran milik Dira. Gaby bener bener terpukau dengan desain interior pada restoran ini.

Setelah puas melihat lihat di lantai bawah, Gaby pun berjalan ke lantai atas.

"Di sini enak sekali ya, suasananya juga berbeda tidak seperti yang di bawah."Ucap Gaby.

"Benar Nona, karena memang di bagian atas di khususkan untuk para anak muda. Sedangkan bagian bawah untuk keluarga."Ucap anak buah Dira.

"Oh begitu."Saut Gaby.

Gaby berjalan ke arah balkon untuk melihat jalanan dari sana. Gaby melihat ke kiri dan ke kanan, saat Gaby akan berbalik kembali, Gaby seperti melihat seseorang yang dia kenal.

Gaby pun kembali melihat dan mencari cari di mana orang itu. Hingga akhirnya matanya melihat sosok yang begitu di kenalinya di antara orang orang. Bahkan saat ini dia pun sedang menatap kearahnya.

Jantung Gaby berdebar bahkan nafasnya pun terasa memburu. Dengan cepat Gaby berbalik lalu berlari untuk menghampirinya.

"Mbak tolong jaga Pangeran sebentar."Ucap Gaby sambil terus berlari kebawah.

Sedangkan pria itu yang melihat Gaby berbalik dan pergi, membuat hatinya terasa sesak. Pria itu pun berbalik dan berlalu pergi.

"Dia pergi saat melihatku, sepertinya dia memang tak ingin bertemu denganku lagi."Ucap pria itu.

Pria itu pun terus berjalan hingga dia mendengar sebuah suara yang dia kenal.

"Tunggu....!!"

Pria itu pun berhenti, tapi sedetik kemudian dia kembali berjalan karena dia tidak ingin berharap kalau ternyata suara itu memang memanggil nya.

"Raw berhenti......!!!." Teriak Gaby kembali sambil berlari menghampiri pria itu yang tak lain adalah Raw.

Raw yang mendengar namanya di sebut langsung berhenti dan berbalik. Saat Raw berbalik saat itu Gaby langsung menghambur padanya. Gaby memeluk Raw dengan begitu erat, bahkan Gaby tidak memperdulikan orang orang di sekitar yang memperhatikan nya.

Sedangkan Raw masih diam dan tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Wanita yang di cintainya, wanita yang begitu dia rindukan kini sedang memeluknya.

Tanpa ragu lagi Raw pun memeluk Gaby dengan erat. Raw melepaskan semua kerinduannya yang begitu besar dan begitu menyiksanya selama bertahun-tahun.

"Aku merindukanmu."Ucap Raw. "Sangat sangat merindukanmu."

"Aku juga sangat merindukanmu."Ucap Gaby.

"Kamu begitu tega padaku, kamu menyiksa diriku dengan rindu ini Gaby."Ucap Raw kembali.

Gaby melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Raw.

"Apakah cinta itu masih ada?."Tanya Gaby.

"Sampai akhir hayat ku, aku bersumpah Gaby kalau sedikit pun cinta ini tidak akan pernah hilang."Jawab Raw.

Mendengar jawaban Raw, Gaby langsung memeluk Raw kembali dengan air mata yang sudah tak dapat di bendung lagi. Gaby pun menangis di dalam pelukan Raw.

Dan ternyata semua yang di lakukan Gaby dan Raw tak lepas dari mata Dira. Dira melihat semuanya dengan begitu jelas, Dira tahu kalau hati Gaby kini sepenuhnya sudah menjadi milik Raw. Dira senang melihat Gaby yang sudah bisa menentukan hatinya, meskipun bukan pada Ardian. Apalagi Dira juga tahu betul seperti apa Raw, Dira yakin kalau Raw bisa menjaga dan membahagiakan Gaby dengan caranya sendiri.

"Sepertinya cintamu sudah terlambat Ardian. Hati Gaby kini sudah menjadi milik Raw."Ucap Dira.

Dira terus melihat Gaby dan Raw, sampai akhirnya Gaby dan Raw menyadari kalau Dira melihat mereka. Tapi Dira hanya tersenyum lalu Dira pun memberi isyarat pada mereka untuk pergi berdua.

Gaby dan Raw pun akhirnya pergi berdua. Tapi ternyata bukan hanya Dira yang melihat Gaby dan Raw, Ardian pun melihat mereka. Ardian awalnya ingin bertemu dengan Gaby di restoran saat mengetahui kalau Gaby berada di restoran bersama dengan Dira.

Tapi Ardian tidak menyangka kalau Gaby akan bereaksi seperti itu saat bertemu dengan Raw. Ardian mengepalkan tangannya saat melihat Gaby pergi bersama Raw dengan senyum bahagia.

"Kenapa reaksi kamu berbeda saat bertemu denganku dan Raw? Apa kamu sudah tidak mencintai diriku lagi Gaby?."Ucap Ardian.

"Tapi kenapa? Tidak Gaby cinta kamu untuk diriku tidak boleh hilang, karena aku kini mencintai kamu."

Pikiran Ardian kini sangat kacau. Ardian pun memutuskan untuk pergi dari sana.

Ardian pergi ke sebuah bukit dan seperti biasa Ardian akan duduk di bawah pohon besar di samping makam Mawar.

Ardian pun mencurahkan isi hatinya di sana, berbicara tentang perasaannya saat ini pada Mawar, seakan akan Mawar mendengar semua tentang keluh kesahnya.

Sedangkan kini Gaby sedang berada di pinggir sebuah danau bersama dengan Raw. Gaby terus memeluk Raw.

"Apa kamu akan terus memelukku?."Tanya Raw.

"Iya."Jawab Gaby. "Aku tidak mau jauh dari dirimu lagi. Sudah sangat lama aku ingin bertemu denganmu, sudah sangat lama aku ingin memeluk mu seperti ini."

"Aku mohon jangan memintaku untuk melepaskan pelukan ini, aku masih menginginkannya."Ucap Gaby kembali.

"Baiklah. Aku akan anggap ini sebagai permintaan maaf kamu karena telah lama meninggalkan diriku dan saat kamu kembali kamu justru duduk berdua dengan Tuan muda Ardian di taman depan rumahmu."Ucap Raw.

"Kenapa kamu bisa tahu?."

"Karena saat itu aku ada di sana."Jawab Raw.

"Apa kamu yang memberikan bunga mawar merah itu padaku?."Tanya Gaby kembali.

"Iya."

"Tapi kenapa aku tidak melihat mu di sana?."Ucap Gaby.

"Karena setelah aku memberikan kamu bunga itu aku langsung pergi dari sana, aku tidak ingin mengganggu mu bersama Tuan muda Ardian."Jelas Raw. "Aku melihat dirimu baik baik saja itu sudah membuatku senang Gaby."

"Apa lagi saat melihat mu masih memakai kalung pemberianku."Ucap Raw.

"Kau tahu ada apa di dalam liontin ini?."Tanya Gaby.

"Ada foto dirimu."Jawab Raw.

Gaby melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Raw sambil tersenyum.

"Selain foto ku di sini juga ada foto seseorang yang aku cintai. Seseorang yang selalu hadir di setiap mimpi indah ku, seseorang yang begitu aku rindukan selama bertahun-tahun."Ucap Gaby.

"Siapa?."Tanya Raw penasaran.

"Lihat sendiri jika kamu ingin tahu."

Raw pun akhirnya membuka liontin yang Gaby pakai. Saat Raw membuka liontin itu, Raw langsung tersenyum bahagia. Raw pun langsung memeluk Gaby.

Raw begitu bahagia karena setelah sekian lama akhirnya semuanya tidak sia sia.

Raw kembali melihat foto itu, yang tak lain adalah foto dirinya sendiri.

"Dari mana kamu mendapatkan foto ini?."Tanya Raw.

"Dulu aku mengambil secara diam diam."Jawab Gaby. "Kamu tahu, saat aku mengambil foto itu, aku sudah memutuskan untuk pergi. Jadi sebelum aku tidak bisa melihat mu lagi, aku mengambil foto mu secara diam diam." Sambung Gaby.

"Dasar nakal."Ucap Raw sambil mencubit hidung Gaby.

Terpopuler

Comments

Lolayuniar

Lolayuniar

ayangg seokjin😍

2021-11-19

0

Fa Fa

Fa Fa

ardian sama aku ajaa

2021-11-17

1

kania rahma

kania rahma

boleh gx kak...sblm novel ini apakah ada novel yg lain nya kak..yg berhbngn dngn ini.....

2021-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!