Dua Cinta Untuk Satu Hati

Dua Cinta Untuk Satu Hati

Bab 1.

Seorang wanita cantik yang berada di dalam sebuah kamar kini tengah melamun sambil menatap langit langit kamarnya. mengingat apa yang membuatnya mengambil keputusan untuk pergi ke luar negeri.

Bertahun tahun berada di negeri orang seorang diri, berharap bisa memperbaiki perasaannya. Dan meyakinkan hatinya.

Dan setelah sekian lama kini waktunya di harus kembali. Meskipun hatinya ragu tapi dia tahu tidak selamanya dia bisa lari.

Ttrreett Ttrreett

"Halo."

"Halo bagaimana kabar mu hari ini Gaby?."Tanya seorang wanita dari sebrang telpon.

"Baik."Jawab Gaby. "Bagaimana dengan Kak Dira?."Sambung Gaby.

"Tentu saja baik."Ucap Dira. "Oh iya kapan kamu akan kembali?."

"Besok."

"Benarkah? Wah kalau begitu Kakak akan membuat sesuatu yang special buat kamu."Ucap Dira antusias.

"Terimakasih Kak."Ucap Gaby.

"Tidak perlu berterimakasih. Yasudah sekarang kamu istirahat ya, dah Gaby sampai juga besok."Ucap Dira yang kemudian langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Gaby.

Gaby tersenyum setelah sambungan telepon itu terputus. Gaby bahagia karena selama ini Dira selalu mendukung dan memberi saran untuknya.

Gaby mengambil sebuah kalung yang ada di laci, Gaby pun membuka liontin yang berbentuk hati itu, di mana terdapat sebuah foto seorang pria yang begitu Gaby rindukan.

"Bagaimana keadaan kamu sekarang? Apakah kamu merindukan aku? Apakah cinta itu masih ada?."

Gaby memejamkan matanya dan butiran air mata pun mengalir membasahi pipinya. Di setiap keputusan pasti ada sebuah pengorbanan dan penyesalan, namun semua sudah terjadi dan kini Gaby hanya bisa menjalani semuanya.

Gaby pun menutup kembali liontin itu dan memakainya. Lalu Gaby pun tidur.

_________

Waktu terus berjalan dan kini Gaby sudah sampai di bandara Negara I. Gaby pun langsung di sambut oleh Deon.

"Kakak."

Gaby berlari dan langsung menghambur ke pelukan Deon. Gaby sangat senang bisa bertemu dengan Deon kembali. Setelah puas berpelukan, mereka pun langsung menunju mobil dan pulang ke rumah.

Saat di dalam perjalanan Gaby membuka kaca mobil agar bisa menghirup udara Negara yang dulu dia tinggalkan. Gaby pun melihat lihat suasana di luar.

"Ternyata tidak terlalu banyak yang berubah ya Kak?."Ucap Gaby.

"Ya memang, mungkin menurut kamu yang baru kembali ke sini terlihat ada beberapa yang berubah."Ucap Deon. "Tapi kalau menurut Kakak sama sekali tidak ada yang berubah."

Setelah menempuh perjalanan sekitar empat puluh menit mereka pun kini sudah sampai di depan kediaman Deon.

Saat Gaby turun bersama dengan Deon dari mobil, Gaby langsung di sambut oleh Dira dan tentunya Pangeran.

"Wah keponakan Tante sudah besar ya."Ucap Gaby sambil mencubit pipi cabi Pangeran.

Sedangkan pangeran hanya tersenyum malu malu.

"Ayo masuk."Ucap Dira. "Sekarang kamu istirahat dulu saja, pasti capek setelah menempuh perjalanan yang jauh."Sambung Dira.

"Iya Kak."

Gaby pergi ke kamarnya dan saat Gaby masuk ke dalam kamar, Gaby tidak menyangka kalau ternyata kamarnya masih sama seperti yang dulu.

Gaby membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Karena mereka lelah Gaby pun langsung tertidur.

___

Saat langit mulai gelap, Gaby baru terbangun dari tidurnya. Gaby langsung membersihkan diri lalu keluar dari kamar untuk makan malam bersama.

Saat Gaby keluar dari kamar, Gaby mendengar ada suara orang yang sedang mengobrol. Gaby langsung berjalan menuruni setiap anak tangga dan pada saat Gaby berada di pertengahan tangga, langkah kakinya terhenti saat melihat seorang pria yang tengah mengobrol dengan Dira dan Deon.

Tatapan mata mereka saling bertemu, namun Gaby langsung memalingkan wajahnya dan kembali berjalan menuruni setiap anak tangga.

"Kak."Ucap Gaby.

"Gaby, ayo duduk di sini."Ucap Dira. "Oh iya kamu masih ingat tidak dia siapa?."Sambung Dira yang bertanya pada Gaby.

"Tentu saja aku ingat Kak."Jawab Gaby.

"Aku senang ternyata kamu tidak melupakan aku Gaby."Ucap pria yang ada di hadapan Gaby yang tak lain adalah Ardian.

"Aku juga senang, ternyata kamu jaga masih mengingatku."Ucap Gaby.

Tak lama makan malam sudah siap. Mereka pun langsung pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama.

Saat makan malam Ardian selalu saja mencuri pandang pada Gaby, dan tentu saja hal itu di sadari oleh Gaby.

Namun Gaby berusaha untuk bersikap biasa saja. Hingga setelah makan malam selesai, Ardian mengajak Gaby untuk mengobrol di taman depan.

Mereka pun duduk berdua di taman depan sambil terus mengobrol. Dan pada saat itu Gaby merasa kalau Ardian sudah berubah tidak dingin seperti dulu.

"Gaby."Panggil Ardian.

"Iya, ada apa?."

"Setelah sekian lama kamu tinggal di Negara J apa kamu sudah mempunyai kekasih di sana?."Tanya Ardian.

Gaby tersenyum, lalu Gaby pun menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana aku bisa punya kekasih di sana, sedangkan hatiku tertinggal di sini."Jawab Gaby.

"Apakah kamu masih mencintaiku Gaby." Batin Ardian.

"Kenapa kamu tiba tiba bertanya seperti itu?."Tanya Gaby.

"Tidak papa, aku hanya ingin tahu saja."Jawab Ardian.

Saat sedang mengobrol tiba tiba saja handphone Ardian berdering. Ardian pun pergi mengangkat telepon terlebih dahulu. Saat Ardian tengah pergi, Gaby merasa ada seseorang yang sedang mengawasi nya.

Awalnya Gaby mengira Ardian yang sedang mengawasi nya tapi ternyata bukan, karena saat Gaby menengok pada Ardian, Ardian berdiri membelakanginya.

Gaby pun melihat ke sekitar tapi Gaby tidak melihat siapa pun di sana.

"Mungkin hanya perasaan ku saja." Batin Gaby.

Gaby melihat bintang bintang di langit dan saat itu Gaby melihat wajah yang sama seperti yang ada di dalam liontin nya.

Tiba tiba saja lamunan Gaby buyar saat merasakan ada sesuatu yang jatuh ke pangkuan nya. Saat Gaby melihat ke pangkuannya Gaby melihat setangkai bunga mawar merah.

"Bunga dari mana ini?."

Gaby kini bangkit dari duduknya, dan Gaby kini berjalan ke arah depan untuk melihat apakah ada orang di sana. Namun tiba tiba saja tangan Gaby di tarik oleh Ardian.

"Kamu mau kemana?."Tanya Ardian.

"Ah tidak mau kemana mana, hanya saja aku merasa sedikit pegal karena terus duduk."Jawab Gaby.

"Benarkah?."Tanya Ardian kembali.

"Iya tentu saja benar."Jawab Gaby.

"Oh iya Gaby sepertinya aku harus pergi sekarang juga karena ada sesuatu yang harus aku lakukan."Ucap Ardian.

"Pergilah."

"Apa kamu tidak papa jika aku pergi sekarang?."Ucap Ardin.

"Tentu saja."

"Baiklah kalau begitu aku pergi sekarang, titip salam untuk Kakak ya."Ucap Ardian dan Gaby pun mengangguk.

Setelah itu Ardian pun pergi meninggalkan Gaby. Dan saat Ardian pergi kembali melihat ke sekitar kembali, tapi Gaby tidak melihat siapa pun. Akhirnya Gaby memutuskan untuk pergi dan masuk ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Semoga kompliknya gak berat2 amat ya..

2024-05-31

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

masih nyimak..

2024-05-31

0

bagus kak ceritanya ☺

2022-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!