Setelah pulang dari kediaman Gaby, Ardian langsung masuk ke dalam kamar dan tidak keluar. Semalaman Ardian terus terbayang saat Gaby bersama dengan Raw. Semalam juga Ardian berpikir bagaimana caranya agar Gaby kembali mencintainya seperti dulu.
Keesokan harinya seperti biasa Ardian pergi ke kantor. Ardian membantu mengurus perusahaan Herman yang sudah berkembang di sini. Setelah kejadian itu, Herman menjual seluruh aset miliknya yang ada di Italia dan membangun perusahaan baru di sini.
Keluarga Herman pun kini sudah tercatat dan terkenal karena perkembangan perusahaan mereka yang begitu cepat hingga kini berhasil berada persis di bawah Deon.
Dan pada siang hari, saat jam makan siang Ardian pergi untuk menemui Raw yang sedang bekerja di rumah sakit milik Dira.
Saat Ardian sampai di rumah sakit, Ardian langsung pergi ke ruang Raw.
Tok tok tok.
"Silahkan masuk."Ucap Raw dari dalam ruangannya saat Ardian mengetuk pintu.
Ardian pun langsung masuk ke dalam ruang Raw. Raw yang melihat Ardian datang langsung bangkit dari duduknya lalu tersenyum pada Ardian.
"Selamat siang Tuan muda."Sapa Raw.
"Selamat siang."Jawab Ardian.
"Apa ada sesuatu sehingga Tuan muda Ardian datang kesini?."Tanya Raw.
"Iya."Jawab Ardian. "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mu."Sambung Ardian.
"Kalau begitu silahkan duduk."Ucap Raw.
Ardian pun duduk di hadapan Raw. Ardian kemudian langsung bertanya mengenai hubungannya dengan Gaby.
"Raw jika aku boleh tahu apa hubungan dirimu dah Gaby?."Tanya Ardian.
"Maaf, kenapa tiba tiba menanyakan tentang hubungan saya dan Gaby?."Jawab Raw dengan bertanya kembali pada Ardian.
"Tidak papa, aku hanya ingin tahu saja."Jawab Ardian.
"Tapi Tuan muda saya tidak bisa memberitahu sesuatu yang bersifat pribadi seperti itu."Jawab Raw.
"Kenapa?."Tanya Raw.
"Seharusnya anda tahu alasannya kenapa tanpa bertanya pada saya."Ucap Raw.
Karena tidak mendapat jawaban dari Raw, Ardian pun bangkit dari duduknya dan hendak pergi. Namun sebelum Ardian pergi, Ardian berkata pada Raw untuk datang ke kediaman nya malam ini.
"Malam ini datanglah ke kediaman ku."Ucap Raw.
"Baik Taun muda."Jawab Raw.
Setelah itu Ardian pun pergi dari ruangan Raw. Setelah Ardian pergi Raw menarik nafas dalam, sebenarnya Raw tidak ingin datang ke kediaman Ardian karena Raw tahu pasti akan ada sesuatu di sana.
Tak lama dari itu pintu ruangan Raw kembali di ketuk dari luar. Raw pun langsung mempersilahkan masuk ke dalam. Kemudian seorang wanita cantik masuk sambil tersenyum pada Raw.
"Selamat siang Pak Dokter."Sapa wanita itu. Yang kemudian langsung berjalan mendekat pada Raw.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu Nona cantik?."Ucap Raw.
"Iya."Ucap wanita itu. "Pak Dokter tolonglah periksa diriku. sepertinya ada yang tidak beres dengan ku, akhir akhir ini hatiku terasa sakit karena terlalu sering merindu, pikiran ku juga kacau karena selalu sering memikirkan seorang Dokter tampan dan yang lebih membuat ku khawatir jantung ku ini yang selalu saja berdetak sangat kencang saat bersamanya."
"Benarkah?."Tanya Raw. "Sepertinya ini penyakit yang sangat serius."
"Sebentar saya akan menuliskan resep obat untuk pereda penyakit Nona."Ucap Raw kembali.
Raw pun menulis sesuatu di kertas kemudian di berikan pada wanita itu. Wanita itu pun langsung membacanya.
'Datanglah kepelukan ku'
Wanita itu tersenyum sambil menatap Raw. Begitu juga dengan Raw.
"Bagaimana apa menurut Nona resep itu bisa membantu semua keluhan Nona?."Tanya Raw dan wanita itu pun mengangguk.
Kemudian Raw membentangkan kedua tangannya dan wanita itu pun menghamburkan dirinya ke pelukan Raw. Mereka berpelukan dengan sangat erat.
"Bagaimana bisa kamu tahu aku di sini?."Tanya Raw.
"Tentu saja aku tahu, karena aku mendapatkan informasi dari Kak Dira."Jawab wanita yang tak lain adalah Gaby.
"Apakah kamu begitu sangat merindukan aku?."Tanya Raw kembali.
"Tentu saja. Rasanya seperti ada sesuatu yang kurang sebelum aku bertemu dengan mu."Ucap Gaby.
"Jadi bagaimana sekarang, apa sudah jauh lebih baik?."
"Iya."Ucap Gaby sambil tersenyum. "Oh iya apa kamu sudah makan siang?."Sambung Gaby.
"Belum, tadi Tuan muda Ardian datang menemui ku jadi aku belum sempat untuk makan siang."Jelas Raw.
"Untuk apa Ardian menemui mu?."Tanya Gaby.
"Biasalah bisnis."Jawab Raw.
"Oh iya bagaimana kalau kita makan siang bareng di kantin."Usul Raw. "Kamu belum makan siang bukan?."Sambung Raw.
Gaby pun mengangguk. Akhirnya mereka pun pergi ke kantin rumah sakit untuk makan siang bersama. Raw dan Gaby berjalan sambil mengobrol suatu hal yang menyenangkan sehingga mereka terus tertawa satu sama lain.
Seorang wanita sedang memperhatikan mereka dari jauh dengan perasaannya yang campur aduk. Ada senang ada juga sedih.
Tapi itulah hidup selalu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Wanita itu pun kembali melanjutkan langkahnya.
__________
Waktu terus berjalan dan hati kini sudah malam. Raw pun segera pergi menuju kediaman Ardian. Setelah melakukan perjalanan sekitar tiga puluh menit Raw pun sudah sampai di depan sebuah rumah besar yang tak lain adalah kediaman Ardian dan orang tuanya yang baru.
Raw pun langsung saja masuk. Saat masuk Raw bertemu dengan Herman dan Ayu yang sedang duduk.
"Selamat malam Tuan, Nyonya."Sapa Raw.
"Raw kamu ada di sini?."Tanya Herman.
"Iya Tuan."Ucap Raw. "Tadi siang Tuan muda Ardian meminta untuk bertemu malam ini di sini."Jelas Raw.
"Oh begitu, kamu pergi ke halaman belakang saja, Ardian ada di sana bersama dengan Ziko."Ucap Herman.
"Baik Taun terimakasih."Ucap Raw yang kemudian pergi menuju halaman belakang untuk menemui Ardian.
Setelah Raw sampai di halaman belakang, Raw melihat kalau Ardian sedang berlatih dengan dengan anak buahnya. Raw menghampiri Ziko yang sedang mengawasi Ardian berlatih.
"Hai."Sapa Raw pada Ziko.
"Raw, sedang apa kamu di sini?."Tanya Ziko.
"Aku di minta datang oleh nya."Jawab Raw.
"Ada apa memangnya?."Tanya Ziko.
"Tidak tahu."
Ardian yang melihat Raw sudah datang langsung menghentikan latihan. Ardian pun berjalan menghampiri Raw. Setelah itu Ardian menatap Raw dari atas sampai bawah.
Lalu secara tidak terduga Ardian menantang Raw untuk bertarung dengan nya. Raw tidak tahu kenapa tiba tiba saja Ardian mengajaknya bertarung.
"Raw bertarunglah dengan ku!."Ucap Ardian.
"Maaf Tuan muda, tapi kenapa anda tiba tiba saja ingin bertarung dengan saya?."Tanya Raw.
"Kenapa? Apa kamu takut?."Ucap Ardian.
"Saya tidak takut, tapi maaf saya tidak bisa. Kalau Tuan muda ingin bertarung maka bertarunglah dengan Ziko yang memang seorang petarung."Ucap Raw. "Tuan muda tidak lupa bukan kalau saya seorang Dokter bukan petarung."
"Jadi kamu tidak mau bertarung dengan ku?."Tanya Ardian. "Atau kamu takut kalah dariku? Kalau kamu tidak bisa bertarung bagaimana kami bisa melindungi Gaby, Gaby tidak pantas bersama dengan dirimu yang lemah dan bahkan tidak sebanding dengan ku."Sambung Ardian.
Mendengar ucapan Ardian, Raw menarik nafas dalam-dalam lalu dia pun pergi karena Raw tidak ingin terpancing emosi.
Ziko pun mengejar Raw.
"Raw."Panggil Ziko. "Mau kemana kamu?."Sambung Ziko.
"Aku mau pulang saja. Karena kalau aku terus berada di sini, aku takut terpancing emosi."Jawab Raw. "Kamu lihat sendiri bukan tadi seperti apa? Dan kamu tahu betul aku seperti apa, tapi aku tidak ingin melawannya."
"Kamu benar, kalau begitu berhati hatilah."Ucap Ziko.
Kemudian Raw pun masuk ke dalam mobilnya dan berlalu pergi dari kediaman Ardian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fenty arifian
cerita Gabby yg ngejar2 adrian yg pertama judulnya apa ya kak..soalnya aq baca langsung cerita yg ini..
2021-10-07
1
Intan Puspasari Sari
Ardian ko km gituuu
2021-10-02
0
🕊⃟🍁F1R4
ciyee Gaby manja banget membuat ku iri🙈🏃♀️🏃♀️🤣🤣
2021-10-02
1