*****
😑
Setelah mengetahui semuanya, Yuri ingin mengubah segalanya.
Ia akan memperjuangkan pernikahan nya. Tetapi Jika memang tidak berhasil, ia akan menyerah.
Selesai makan malam.
Yuri berinisiatif membantu Elka di Ruang kerja, karena biasanya Elka meski di rumah kadang masih kerja.
Yuri dengan cepat membersihkan bekas makan Elka, dan membuatkan Elka Kopi.
Yuri mengetok pintu kerja Elka setelah mendengar sahutan dari dalam, Yuri masuk.
"Kopinya mas, silahkan di minum" Ucap Yuri dengan senyum indahnya itu.
Elka kagum dengan senyum indah Yuri itu, sudah lama ia tak melihat senyum Yuri yang seperti itu.
"Makasih" Ucap Elka lalu kembali pandanganya ke laptop nya itu.
"Mas aku bantuin yah" Ucap Yuri antusias.
"Tumben, beneran mau bantu" tanya Elka.
"Iya mas, kan bantu suami sendiri" Goda Yuri.
Elka sedikit heran dengan perkataan Yuri, tak biasanya Yuri agresif.
"Yah sudah kamu duduk disini" Ucap Elka, menyuruh Yuri duduk di kursi kerjanya itu.
Lalu Elka mengambil kursi biasa untuk ia gunakan.
"Kok Yuri yang duduk disini mas" Tanya Yuri.
"Iya, biar kamu nyaman" Jawab Elka lalu mendudukkan dirinya di samping Yuri.
Posisi mereka begitu dekat, dan Elka begitu menyukai harum tubuh Yuri.
*Wangi* batin Elka.
Ia begitu nyaman berada di dekat Yuri, harus tubuh Elka begitu menenangkan pikirannya dan Elka menikmati harus tubuh Yuri.
Yuri tanpa sadar sudah terlelap, dan Elka baru menyadari hal itu ketika merasakan bahu nya tiba-tiba ada beban.
Lalu ia melihat Yuri yang sudah tertidur, ia melihat kebawah wajah Yuri tepat berada di depannya. Hembusan napas teratur Yuri dapat ia rasakan.
Tanpa Elka sadari ia mengecup kening Yuri.
*Apa yang sudah ku lakukan* Batin Elka setelah menyadari tingkah nya itu.
Akhirnya ia menyudahi pekerjaan nya, ia mematikan laptopnya dan mengangkat tubuh kecil Yuri untuk ia pindahkan ke kamar yang Yuri tempati.
Elka begitu pelan meletakkan Yuri di atas ranjang, lalu ia menyelimuti Yuri.
Sebelum meninggalkan Yuri, Elka melirik foto Yuri di atas nakas dan di samping foto itu juga ada foto pernikahan mereka.
Lalu pandanganya beralih melihat Yuri tidur, ia mengusap rambut Surai Yuri.
Lalu berucap lirih *maafkan aku*
Lalu ia mengecup kening Yuri, setelah itu ia keluar.
Sebelum keluar ia mematikan lampu utama kamar Yuri dan hanya menghidupkan lampu tidur.
*
*
Keesokkan harinya, Yuri meminta ikut berangkat bareng bersama Elka. Karna biasanya mereka memakai mobil masing-masing, tetapi Elka selalu mengikuti Yuri dari belakang.
Elka selalu takut istrinya itu kenapa-kenapa.
^^^#Et dah si Elka kagak sadar-sadar dengan perasaannya ke Yuri#^^^
Mereka sampai di kantor lalu berjalan beriringan, seperti biasa mereka di sapa para karyawannya.
Di dalam Lift mereka tak sengaja bertemu dengan Vanya, hanya ada mereka bertiga Karna lift itu hanya khusus untuk para petinggi penting.
Tiba-tiba suasananya jadi mencekam.
"Selamat pagi Bu Yuri, Pak Elka" Sapa Vanya sok manis, padahal dalam hatinya tidak menyukai situasi ini. Dan ia terpaksa menyapa istri mantannya itu.
"Selamat pagi juga Bu Vanya, namanya Vanya kan? Sekretaris Direktur keuangan?" Tanya Yuri pura-pura.
"Iya Bu benar, dan mantan sekretaris Pak El juga" Jawab Vanya.
"Ohhh" Ucap Yuri sambil mengangguk.
Sedangkan Elka hanya diam, tadi ia sempat takut kalau Vanya mengatakan bahwa ia juga adalah mantan kekasihnya."
^^^#Kok Elka takut Yuri tau tentang Vanya, seloo aja kelesss El, Yuri Uda tau kali hubungan kalian sebelumnya, atau jangan-jangan lu Uda suka sama istri lu, makanya lu takut Yuri tau semuanya!? haahaha#^^^
Vanya keluar terlebih dahulu, Karna ruangannya berbeda lantai dengan Elka dan Yuri.
*
Setelah sampai dilantai tempat mereka kerja, Yuri langsung duduk di meja kerjanya dan Reyna sudah selalu lebih dulu berada di sana.
"Selamat pagi pak, Bu" Sapa Reyna.
Elka hanya mengangguk lalu masuk ke ruangannya.
"Kenapa sih kamu selalu ikut menyapa saya," tanya Yuri
"Lah Nyonya Boss masih pakai nanya, kan Kamu itu istri dari pemilik perusahaan ini Bu Yuri. Istri pak Elka! Ia kali aku cuma sapa pak Elka, sedangkan kalian lagi bersama. Kan aku enggak punya nyali Segede itu Bu Boss kalau enggak bisa di pecat pak Boss aku tuh" Jelas Reyna sewot.
Meski mereka akrab tapi cara bahasa Reyna tetap sopan ke istri boss nya itu.
"Enggak mungkin sampai di pecat Reyna, mas El enggak semenyeramkan itu kok" Ucap Yuri.
"Iya tidak menyeramkan itu, Karna Bu Yuri Istrinya." Jawab Reyna lagi. Dan Yuri hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah Reyna itu.
*
*
*
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
semangat yuri, jangan kalah sm mantan elka
2022-10-08
0
Iiq Rahmawaty
sharusnya yuri panas2 in si vanya aja stiap dikantor.. pura2 bermanja2 sma el gtu😁
2021-10-25
1