*****
🙂
Sepanjang perjalanan pulang ke apartemen Elka, Yuri merenungkan semua awal pertemuannya dengan Elka. Yuri meratapi nasibnya di dalam mobil taksi itu.
Setelah tiba di lobby Apartemen, ia dengan cepat mengusap air matanya.
Ia berjalan ke dalam gedung Apartemen Elka, Ia masuk ke dalam lift. Di dalam lift itu ia menarik napas panjang dan menetralkan perasaanya.
Setelah sampai di depan unit Apartemen Elka, ia masuk.
Ternyata Elka sudah berada di ruang tamu, sedang duduk sambil memangku laptopnya.
Elka yang mendengar pintu terbuka, ia melihat Yuri masuk.
"Kamu dari mana?" Tanya Elka.
"Yuri dari supermarket mas, belanja keperluan dapur" Jawab Yuri.
"Kenapa tidak memberi tahu saya?" Tanya Elka pelan, tapi begitu terasa menyeramkan.
"Tadi takut ganggu istirahat mas" Jawab Yuri.
"Lain kali mau keluar rumah, kasih tau saya! Jangan main pergi, kamu tinggal di Apartemen saya jadi harus memberi tahu jika hendak keluar" Ucap Elka penuh penekanan.
"Iya mas," Jawab Yuri.
Lalu Yuri pergi ke dapur untuk menyimpan barang belanjaan.
Yuri benar-benar sedih, Yuri tak sanggup lagi menahan lelehan air matanya. Ia sedih karna sebelumnya belum ada yang pernah berkata kasar kepadanya.
Karena Yuri selama ini di kelilingi orang yang sayang kepadanya, sehingga ia selalu mendapat perlakuan baik dari sekelilingnya.
Air matanya meleleh begitu saja dengan masih memasukkan belanjaannya ke dalam kulkas.
*
"Yuri, tolong bikinin kopi" Ucap Elka.
Mengagetkan Yuri dengan cepat Yuri mengusap air matanya.
"Iya mas" Jawab Yuri tanpa menoleh kepada Elka, ia menutup kulkas itu. Lalu membuat kopi untuk Elka.
Elka, duduk di meja bar mini yang ada di depan dapur.
Ia menunggu Yuri selesai membuatkan kopi untuknya.
Elka melihat Yuri sekilas, ia melihat mata Yuri yang sembab.
"Kamu menangis? mata kamu kenapa sembab gitu" Tanya Elka.
"Emm em m enggak kok mas" Jawab Yuri kaku.
Elka hanya mengangguk dan pergi ke ruang tamu meninggalkan Yuri di dapur.
*
Yuri pun melanjutkan kegiatannya, ia pun memasak untuk makan malam.
Ia memasak dengan sepenuh hati, setelah selesai memasak Yura menatanya di atas meja makan.
Setelah itu ia masuk ke kamar nya, untuk membersihkan diri.
Tak lama urusan di kamarnya selesai.
Yuri keluar kamar dan mengetok pintu kamar Elka.
tokk tok tok...
"Mas, makan malam sudah siap!" Ucap Yuri.
Tak lama Elka keluar dan mengikuti Yuri ke meja makan.
Yuri menyajikan makanan Elka, lalu menyajikan untuk dirinya sendiri.
Mereka makan malam dengan hening.
Elka menikmati masakan yang Yuri sajikan, Elka mengira Yuri tidak bisa memasak.
Selesai makan malam, Elka meninggalkan Yuri yang membersihkan bekas makan malam mereka.
Dan Yuri tidak mempermasalahkan Elka yang membiarkannya membersihkan bekas makan malam mereka itu.
Yuri cukup sedikit kewalahan karna memang ia jarang melakukan pekerjaan rumah.
Bukan ia tidak bisa, tetapi hanya sedikit kesusahan saja.
**
Di dalam kamar Yuri.
Yuri sudah selesai membersihkan diri dan saat ini ia sudah berbaring di tempat tidurnya.
Ia merenung, Yuri memikirkan Elka yang berubah.
Tetapi ia tetap berpikir positif, mungkin saja Elka ada masalah di kantor sehingga mempengaruhi sikap dan emosi Elka.
Setelah berpikir-pikir masalah mereka tidur terpisah.
Yuri akhirnya tidak mempermasalahkan mereka yang tidak tidur satu kamar,
Ia berpikir mungkin Elka belum siap untuk tidur satu ruangan dengan orang baru, mungkin saja Elka butuh waktu.
Di dalam kamar Elka.
Elka membaringkan tubuhnya, ia kembali mengambil ponselnya di atas nakas samping ranjangnya itu.
Ia memandangi foto seorang wanita cantik yang menjadi foto wallpaper ponselnya itu.
Ia merindukan mantannya itu, walau Vanya sudah menyakitinya tapi tetap Elka masih menyimpan rasa untuk Vanya.
*
*
Pagi hari, Yuri sudah bangun dari jam 05 subuh tadi.
Iya memutuskan untuk beberes rumah sekitar satu jam ia beberes rumah, Ia melanjutkan kegiatannya dengan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Selesai masak, Yuri membersihkan diri dan sudah berpakaian rapi.
Ia keluar dari dalam kamarnya, begitu pun dengan Elka sudah keluar dari Kamarnya.
"Pagi mas, Kita sarapan dulu mas" sapa Yuri.
"Emm" dehem Elka.
Elka mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan itu, dan Yuri menyiapkan sarapan Elka dan kopi hitam.
Elka yang melihat Yuri dandan dan sudah rapi mengerutkan keningnya.
"Kamu sudah rapi, kamu mau kemana?" Tanya Elka.
"Yuri mau berangkat kerja juga mas" Jawab Yuri.
"Mulai hari ini kamu sudah tidak boleh kerja, mas sudah mengirim surat pengunduran diri mu dan mas juga sudah bicara sama papa Alfianno" Ucap Elka.
Yuri mengangguk saja, ia pasrah tanpa ada bantahan.
Yuri kembali kecewa, hal sepenting ini tidak di bicarakan terlebih dahulu dengannya.
*
*
*
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
yuri u jangan diam saja, yg tegas donk, jangan mau diatur2 sm elka
2022-10-08
0
Ande Pesik
kok yuri bodoh ya...knp diem aja
2021-12-15
1
Iiq Rahmawaty
udh di khianatin tp msih cinta ah bodoh itu namanya😅😅
2021-10-25
6