"Yeee.. akhirnya aku bisa pulang! Mami.. aku pulang mami." Rubby melompat - lompat girang seperti seorang anak kecil.
Wu Jin Ming menggeleng melihat tingkah konyol Rubby.
"Kak Tiger, terima kasih." Rubby melompat memeluk Wu Jin Ming. Tubuh mungilnya menempel di dada bidang Wu Jin Ming. Itu karena tinggi badan mereka tidak seimbang. Pucuk kepala Rubby hanya mencapai bahu Wu Jin Ming.
"Aku akan mengantarmu mencari rombonganmu." Wu Jin Ming menatap lembut gadis manja di depannya itu.
"Kak Tiger, bagaimana jika mereka banyak tanya setelah melihatmu?" Rubby tidak berterus terang jika penampilan Wu Jin Ming sangat kuno. Dia takut jika laki - laki itu tersinggung.
"Aku tidak akan menampakkan diri. Mereka tak akan melihatku. Ayo!"
"Hmm."
Rubby dan Wu Jin Ming berjalan melewati semak - semak yang lumayan lebat. Di antaranya ada yang berdaun panjang dan sangat tajam. Pantas semalam kulit Rubby banyak yang tergores.
Wu Jin Ming mengeluarkan pedang yang entah dari mana. Tiba - tiba pedang itu sudah muncul di tangannya. Dia menebas semak - semak yang menghalangi jalan mereka. Rubby berjalan mengikuti di belakangnya.
"Kak Tiger, apa kita sudah melewati jalan yang benar?" tanya Rubby sedikit ragu.
"Aku mencium aroma tubuhmu di jalan ini. Aku mengikuti jalan yang sudah kau lewati semalam," jelas Wu Jin Ming.
"Wahh, kamu hebat ya!" mata Rubby berbinar ceria.
Wu Jin Ming tidak menjawab. Langkahnya tiba - tiba berhenti membuat kepala Rubby membentur punggungnya.
"Awww.." Rubby mengusap keningnya yang terasa nyut - nyutan.
"Maaf." sepatah kata Wu Jin Ming yang mampu membuat sirna kata - kata omelan dan sumpah serapah yang dipersiapkan Rubby.
"Hmm. Kenapa berhenti mendadak gitu sih?" ujar Rubby kesal.
"Sssttt... ada langkah kaki yang datang kemari. Mereka sudah semakin dekat."
"Buruan kamu sembunyi!" Rubby hendak mendorong tubuh Wu Jin Ming.
"Tidak perlu. Cuma kamu yang bisa melihatku." Wu Jin Ming memberi isyarat agar Rubby tidak bicara lagi padanya.
Rubby mengangguk. Dari kejauhan sayup - sayup terdengar suara yang memanggil namanya. Rubby tersenyum lebar sambil menatap Wu Jin Ming.
"Kak Tiger, itu teman - temanku," ucap Rubby senang.
"Ayo, kita berjalan menyusul mereka. Aku akan memastikan keamananmu dulu baru setelah itu aku akan masuk ke dalam kalung dimensi."
"Lalu, bagaimana aku memanggilmu jika kau di dalam?" Rubby merasa penasaran.
"Kau panggil saja namaku. Jika aku tidak menyahut atau tidak datang, itu artinya aku sedang berlatih."
"Baiklah." Rubby mengangguk.
"Itu temanmu sudah terlihat. Jika sedang bersama mereka, kau jangan terus menatapku. Kekuatanku belum pulih setelah pertempuran semalam. Mereka memang tidak melihatku tapi bisa menyentuh tubuhku yang tak terlihat."
"Aku mengerti Kak Tiger. Kau jangan khawatirkan itu."
"Rubby!"
"Rubby!"
Teman - teman Rubby terus memanggil namanya saling bersahutan.
"Teman - teman, aku di sini!" teriak Rubby sambil melambaikan tangannya ke arah teman - temannya.
Moza langsung berlari menyongsong Rubby dengan sangat cepat. Dia tidak peduli tanaman perdu dan semak - semak menggores kulitnya. Ron, Soni, dan Darius pun tak ketinggalan. Mereka mengikuti Moza untuk menjemput Rubby.
"Rubby, ini beneran kamu?" Moza memeluk Rubby sambil menangis. Tubuhnya bergetar meluapkan emosi jiwanya. Napasnya masih tersengal karena habis berlari. Sesekali dia terbatuk di sela isaknya.
"Iya, ini aku," jawab Rubby.
Melihat Rubby di peluk oleh seorang lelaki, Wu Jin Ming merasa sebal. Tangannya merasa gatal ingin menebas leher pria itu. Tapi dia tidak mau menakuti Rubby. Wu Jin Ming mengepalkan tangannya kuat - kuat. Nampak keluar asap dari sela - sela jarinya. Wajahnya menyeringai menahan amarah.
Rubby buru - buru melepas pelukan Moza. Perasaannya tidak enak melihat perubahan Tiger Wu. 'Mengerikan. Apa Tiger Wu tidak menyukai teman - temanku? Gawat.' batin Rubby.
"Kau baik - baik saja, Rubby?" tanya Ron.
"Aku baik - baik saja. Mari kita kembali ke tenda!" ajak Rubby.
"Benar! Yang lain pasti khawatir jika kita tidak segera kembali," imbuh Darius.
Rubby melirik ke arah Tiger Wu. Dia berjalan mengikutinya. Tatapannya masih menyeramkan meskipun tidak separah tadi.
"Kau semalam ada dimana Rubby?" tanya Moza.
"Aku.. aku ada di.. itu.. di atas batu besar di sana." Rubby menunjuk sebuah batu besar yang tak jauh dari hutan larangan.
"Ya, ampun! Untung kamu tidak masuk ke dalam hutan larangan Rubby. Aku dengar tak ada yang bisa kembali jika sudah masuk ke sana," ungkap Sony.
"Be benarkah?" Rubby melirik ke arah Wu Jin Ming lagi. Dia takut salah bicara.
"Kau melihat apa, Rubby? Dari tadi aku perhatikan kau selalu menoleh ke sana," selidik Darius yang sedari tadi memperhatikan Rubby. Dia juga melihat rumput yang bergerak sendiri di sana.
"Ah, tidak - tidak. Aku tidak melihat apa - apa," elak Rubby sedikit gugup.
"Rubby, aku masuk ke kalung dimensi. Kau bisa memanggilku jika kau dalam masalah," ucap Wu Jin Ming yang hanya bisa di dengar oleh Rubby.
"Hmm." Rubby mengangguk.
"Hyaattt!" Darius mengayunkan tendangan ke arah Wu Jin Ming. Untung Wu Jin Ming cepat menghindar dan terbang ke udara. Secepat kilat dia langsung masuk ke dalam kalung dimensi di leher Rubby.
"Huft, syukurlah." Rubby merasa lega. Ucapan lirihnya masih terdengar di telinga Moza yang berada tak jauh dari tempatnya.
"Kenapa, Sayang?" tanya Moza.
"Em, tidak. Aku pikir Darius akan terjatuh." Rubby pura - pura tidak tahu apa yang dilakukan Darius.
"Heh, Darius! Kamu kenapa?" tanya Moza, membuat Ron dan Sony ikut menoleh.
"Aku merasa ada yang mengikuti kita tadi. Aku mencoba menyerangnya tapi dia berhasil lari," jelas Darius sambil kembali berjalan.
"Mungkin perasaanmu saja Darius. Semalam kan kita tidak bisa tidur dengan nyenyak." Sony memberikan pendapatnya
"Entahlah. Tapi sejak tadi bulu kudukku berdiri. Aku yakin ada makhluk lain di sini." Darius masih kekeh dengan pendapatnya.
"Terserah kau saja. Aku tidak melihat keganjilan apapun." Ron celingak celinguk meneliti sekitar.
"Sekarang tidak ada. Tapi tadi rasanya kuat banget," jelas Darius.
"Kalian jangan bikin aku takut deh. Semalam aku sudah ketakutan. Jangan di tambah lagi lah." Rubby menggerutu kesal.
"Maaf Rubby. Pasti semalam suasananya sangat mengerikan," ucap Sony.
"Benar. Aku tidak bisa tertidur." Rubby terlihat sedikit pucat.
"Apa kamu melihat sesuatu yang aneh?" tanya Sony.
Rubby menggeleng. Dia harus berbohong pada semuannya. Sulit baginya untuk menjelaskan kejadian yang nenimpanya pada mereka. Pasti mereka juga akan banyak pertanyaan nantinya.
"Syukurlah." Sony kembali fokus melangkah.
"Kalau aku, bukan hantu yang aku takutkan," ucap Ron.
"Lalu apa?" tanya Darius.
"Aku takut ada ular atau binatang buas lainnya," jelas Ron.
"Benar juga kamu Ron." Sony membenarkan.
"Istirahat dulu ya," pinta Rubby. Wajahnya terlihat pucat dan berkeringat.
"Rubby, kau sakit?" Moza yang sejak tadi berjalan di sisinya merasa sangat khawatir.
"Aku lapar," jawab Rubby lirih.
Rubby benar - benar sangat lapar. Tubuhnya terasa lemas. Sebelum kembali ke alam manusia dia dan Wu Jin Ming belum jadi mencari makan.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
GuGuGaGa_90
waduh²...🤣🤣🤣🤣
2023-11-20
0
Shai'er
gak jadi makan 🤦♀️
2022-12-26
0
Shai'er
bisakah 🤔🤔🤔
2022-12-26
0