Rubby ternganga melihat pertarungan di depannya. Beberapa kali dia mengucek matanya. 'Ini beneran nggak sih?' batinnya.
Seorang pemuda tampan memakai hanfu ala film kolosal China sedang bertarung sengit melawan siluman ular itu. Rambutnya yang panjang melambai - lambai ketika melakukan gerakan kungfu. Dia seperti seorang pendekar dari China.
Sejenak Rubby mencoba melupakan ketakutannya. Dia berharap pemuda itu seorang manusia. Tapi Rubby sedikit merasa aneh saat pemuda itu mengeluarkan jurusnya. Mukanya menyeringai dan terkadang juga membuka mulutnya lebar - lebar memperlihatkan giginya yang tajam. Pada dasarnya dia juga terlihat seram.
Pertarungan mulai melambat. Kelihatannya mereka sama - sama kuat. Saat ini mereka berhenti dan malah saling adu tatap. Keluar kilatan cahaya dari dua pasang mata itu. Pemuda itu mengeluarkan cahaya putih terang dan siluman ular itu mengeluarkan sinar hijau.
Pertama kali cahaya itu bertemu terdengar suara seperti ledakan. Lalu ledakan itu berubah menjadi suara seperti gangsing. Desingan itu cukup keras membuat Rubby terpaksa menutup telingannya. Kini dia kembali ketakutan.
Cahaya siluman ular itu mulai melemah. Cahaya dari mata pemuda itu terus menekannya. Berangsur - angsur tubuh siluman ular itu mengecil. Kini tubuhnya berubah menjadi seekor ular biasa berwarna hijau kebiruan.
Pemuda itu memegang pangkal kepalanya. Mulutnya komat - kamit seperti sedang merapalkan mantera.
"Bertaubatlah. Jangan pernah mengganggu manusia lagi!" ucap pemuda itu.
Setelah mengatakan itu, pemuda itu lantas melepaskan ular jelmaan tadi. Ular itu menjauh dan menghilang di balik batu besar.
Pemuda itu berjalan mendekat ke arah Rubby.
Deggg..
Jantung Rubby berdegub kencang, seakan ingin melombat dari dadanya. Antara perasaan takut dan kagum berpadu menjadi satu. 'Apa dia juga akan memakanku?' gumannya dalam hati.
"Jangan takut. Siapa namamu?" Pemuda itu seperti mengerti ketakutan Rubby.
"A.. a ku Rubby." Rubby menjawab dengan gemetar.
"Kenapa kau bisa ada disini? Ini tempat yang berbahaya." suara pemuda itu lembut.
"Aku tersesat. Aku tidak tahu jalan pulang?" Rubby sedikit tenang. Dia tidak merasa takut namun tetap waspada.
"Apa kau tinggal di sekitar sini?" tanya pemuda itu.
"Tidak. Aku sedang berkemah bersama teman - temanku. Kamu sendiri?" Rubby memberanikan diri bertanya.
"Em.. Aku.. aku memang tinggal disini." pemuda itu terlihat kebingungan menjawab.
"Apa ini bukan dunia manusia?" Rubby kembali bertanya.
Pemuda itu mengangguk.
Rubby tertunduk lemas. Dia tidak tahu caranya kembali. Apa dia akan selamanya hidup disini?
Pemuda itu melihat kegelisahan di wajah Rubby. Dia tidak tahu apakah harus menolongnya atau tidak. Jika dia pergi ke dunia manusia dia akan kehilangan kesempatan untuk menyempurnakan kekuatannya. Artinya dia harus melupakan cita - citanya untuk menjadi panglima langit.
"Apa aku bisa kembali ke alam manusia, Tuan?" tanya Rubby. Dia menatap mata teduh pemuda itu.
"Panggil aku Wu Jin Ming." pemuda itu memperkenalkan diri.
"Kak Wu. Bolehkah aku memanggilmu begitu?" tanya Rubby ragu - ragu.
"Terserah. Padamu. Rubby." Wu Jin Ming memenggal setiap kata yang di ucapkannya.
"Kalau Kak Wu bukan manusia lalu Kak Wu ini apa? Maaf. Nggak papa jika nggak mau jawab." Rubby menggigit bibirnya takut jika pertanyaannya menyinggung pria tampan itu.
"Aku adalah siluman harimau yang diberkati oleh para dewa. Untuk mencapai wujud manusiaku ini aku aku telah bertapa selama 3 ribu tahun."
"Jadi kau sudah sangat tua ya. Maaf kalau aku tidak sopan tadi."
"Hahaha. Kau tak perlu sungkan. Anggap saja kita seumuran. Kau sangat manis. Kau membuatku teringat pada adikku Wu Chin Ping."
"Dimana dia?" Entah kenapa Rubby kini merasa lebih akrab.
"Sudah pergi untuk selamanya." Wu Jin Ming menunduk. Wajahnya terlihat sangat sedih.
"Maaf. Dia pasti sudah bahagia di alam sana. Dia pasti tidak akan suka melihatmu bersedih. Kak Wu.. Bukankah di dunia manusia sekarang malam hari. Kenapa di sini terang sekali?" tanya Rubby yang bangkit melihat sekeliling. Dia meringis kesakitan ketika lututnya yang berdarah di pakai untuk berdiri.
Wu Jin Ming mengangkat wajahnya lalu tersenyum.
"Ini bukan alam dunia. Disini tidak ada siang atau malam. Ini adalah sebuah dimensi. Kau tidak akan berubah menjadi tua meskipun kau tinggal di sini selamanya."
"Benarkah?" Mata Rubby berbinar senang. Namun tiba - tiba dia kembali bersedih.
"Tapi disini sangat menakutkan. Tadi saja aku hampir mati di makan ular jadi - jadian. Aku belum tahu apa lagi yang nanti akan ku temui di sini."
"Tenang ada aku," ucap Wu Jin Ming mencoba menghapus kegelisahan Rubby.
"Tapi aku rindu mamiku. Dia pasti sangat khawatir jika aku tidak segera pulang." Rubby mulai terisak.
"Kau sangat menyayanginnya ya?"
Rubby mengangguk.
"Kakimu terluka. Sini aku obati. Duduklah!" Wu Jin Ming melirik tangan dan kaki Rubby.
Rubby menurut saja. Dia juga tidak mau lukanya terinfeksi kuman dan semakin parah.
Wu Jin Ming meluruskan kedua kaki Rubby dan sesikit menyibak celana Rubby yang menutupinya. Tangan Wu Jin Ming berputar - putar di atas luka Rubby. Tercipta hawa dingin yang keluar dari telapak tangan Wu Jin Ming. Ajaibnya, luka itu tidak terlihat lagi. Kulit Rubby kembali mulus seperti sedia kala. Rubby tersenyum takjub. Wu Jin Ming mengobati seluruh luka di tubuh Rubby hingga tak tersisa lagi sedikit pun.
"Terima kasih Kak Wu," ucap Rubby. Lukanya sudah sembuh tapi bukannya tersenyum dia malah kembali terisak.
"Kenapa kau menangis? Apa masih ada yang sakit?"
Rubby menggeleng.
"Lalu?" Wu Jin Ming mengernyit heran
"Aku lapar." Rubby masih terus menangis.
"Hmm. Kau sangat merepotkan," ucap Wu Jin Ming kesal.
"Huaaa.. huaa.." Rubby menangis histeris. Dia seperti anak kecil yang tidak di kasih uang untuk jajan es krim. Dia tidak peduli. Dia tidak bisa menutupi sifatnya yang sebenarnya. Yaitu manja.
"Hei, kau diamlah. Kita cari sesuatu yang bisa di makan. Ayo!" Wu Jin Ming berdiri. Dia sudah berjalan beberapa langkah namun kembali berhenti. Wu Jin Ming menoleh ke arah Rubby yang masih tak bergeming.
"Katanya lapar. Kenapa masih diam disitu?"
"Aku tidak punya tenaga lagi untuk berjalan." Rubby mencembikkan bibirnya.
"Haiss." Wu Jin Ming mendengus kesal.
Dalam sekejap Wu Jin Ming merubah tubuhnya menjadi seekor harimau putih yang sangat besar.
Rubby membelalak ketakutan. 'Mati aku. Pasti dia akan memakanku.' Rubby berbicara dalam hati. Wajahnya terlihat pucat pasi.
Harimau jelmaan Wu Jin Ming berjalan mendekati Rubby. Rubby semakin ketakutan. Saat Rubby akan bergerak mundur, tiba - tiba harimau itu berbicara.
"Naiklah ke punggungku." harimau itu menundukkan tubuhnya di hadapan Rubby.
Rubby memegang dadanya yang masih berdetak kencang. Untung dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Dia pasti sudah sekarat sekarang jika itu terjadi.
"Cepatlah! Kalau tidak mau ya sudah." harimau itu berdiri.
"Tunggu! Baiklah aku naik sekarang." Rubby mengusap bulu halus harimau Wu Jin Ming. Harimau itu kembali menunduk. Rubby naik ke punggungnya hati - hati. Dia sedikit takut dan memeluk tubuh harimau itu kuat - kuat.
"Hei, kau pegang saja buluku. Kau akan terjatuh jika seperti itu ketika aku berlari."
"Baiklah!" Rubby kembali menyetabilkan duduknya dan berpegangan pada bulu di leher harimau itu. Bulu bagian lehernya lebih tebal dan panjang daripada bulu bagian punggung.
"Di ujung bukit itu sepertinya ada buah - buahan. Aku akan berlari ke sana. Kau siap!" harimau itu memberi aba - aba.
"Hmm. Siap!" Rubby berpegangan erat.
Harimau Wu membawa Rubby berlari. Mereka melewati jalan bebatuan yang terjal dan rerumputan. Di kanan kiri mereka terdapat pohon kerdil yang rindang. Ada tumbuhan yang sama dan juga berbeda dengan yang ada di alam manusia.
Mata Rubby terlihat takjub ketika melewati bukit dengan hamparan bunga - bunga. Dia berpegangan dengan satu tangan, tangan yang lainnya dia bentangkan menyentuh bunga di sepanjang jalan yang di laluinya.
Melihat Rubby menyukainya, harimau Wu memelankan langkah kakinya.
"Kau suka?" tanyanya pada Rubby.
"Sangat sangat sangat suka. Bunganya indah sekali. Heiii! Lihat itu. Kupu - kupunya sangat cantik." Menyadari harimau Wu berhenti, Rubby melompat turun. Dia berlari dan berputar - putar lalu setelah itu dia berguling - guling di tengah hamparan bunga seperti anak kecil.
Wu Jin Ming tersenyum melihat tingkah lucu gadis itu. Dia merubah dirinya ke dalam bentuk manusia dan berjalan mendekatinya.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
GuGuGaGa_90
nice...
2023-11-20
0
Shai'er
keren 😱😱😱
2022-12-26
0
Shai'er
wat😱😱😱😱😱
3 ribu tahun 😱😱😱emejing wauw
2022-12-26
0