"Rubby," panggil Wu Jin Ming.
"Hmm." Rubby terhanyut dalam tontonan di depannya.
Wu Jin Ming berdebar - debar melihat adegan ciuman di layar kaca. Dia melihat dengan seksama cara berciuman yang di tampilkan di sana. Nalurinya tergerak. Rasanya dia ingin sekali melakukannya bersama Rubby.
"Ahhh, manisnya!" pekik Rubby sambil tersenyum manja. Tangannya menangkup di kedua pipinya.
Susah payah Wu Jin Ming menahan dirinya untuk tidak tergoda. Namun hatinya menuntunnya untuk lebih berani. Dia memutar tubuh Rubby menghadapnya. Tatapannya mengunci pandangan Rubby agar dia hanya melihatnya saja.
Rubby yang juga larut dalam romansa drama yang dia tonton, ikut berdegup kala melihat rasa ingin di mata Wu Jin Ming. Hembusan napas Wu Jin Ming terasa menyapu seluruh kulit wajahnya. Membuat tubuh Rubby kian menegang. Siapa yang kuasa menolak pesona pria tampan di hadapannya itu.
Tanpa aba - aba, Wu Jin Ming menyerang bibir Rubby. Dia begitu bersemangat melakukan ciumannya. Setelah melihat tayangan drama di TV, hasratnya kian terbakar tak terkendali.
Rubby hanyut dalam cumbuan Wu Jin Ming dan menikmati setiap sentuhannya. Adegan mereka seirama dengan drama yang masih berlangsung. Saat sedang seru - serunya, tiba - tiba terdengar suara tabu yang membuyarkan keromantisan mereka. Perut Rubby berbunyi nyaring. Membuat kedua insan itu menghentikan kegiatannya.
"Kamu lapar? Maaf, aku lupa kita belum makan." Wu Jin Ming menegakkan tubuhnya yang semula menghimpit tubuh Rubby.
"Ah, iya." Rubby merasa malu. Suara perut laparnya mengacaukan segalanya.
"Apa... makan malamnya sudah bisa di makan?" tanya Wu Jin Ming melirik dua cup mi instan di atas meja.
"Sudah. Ayo kita makan!" Rubby menyerahkan satu cup untuk Wu Jin Ming dan membuka satu cup untuknya.
Mereka memakan mi instan itu dengan lahap. Terutama Wu Jin Ming. Dia sangat menyukai rasa gurih dan nikmat mi instan yang baru pertama kali dia makan.
"Ini enak sekali, Rubby." mi instan milik Wu Jin Ming sudah ludes lebih dulu. Bahkan tidak menyisakan kuahnya barang setetes.
"Mau lagi?" Rubby menyodorkan mi punyanya yang masih banyak.
"Tidak usah. Kau nanti tidak kenyang bila membaginya denganku," tolak Wu Jin Ming takut Rubby masih lapar jika jatahnya di kurangi.
"Aku kebanyakan. Biasanya aku juga tidak pernah habis makan segini." Rubby menyuapkan mi ke mulut Wu Jin Ming. Mereka menghabiskan mi instan milik Rubby bersama - sama.
"Ah, kenyangnya," ucap Rubby sembari meletakkan gelas minumnya yang sudah kosong di atas meja.
"Aku juga." Wu Jin Ming mengelap sisa air dan minyak yang menempel di sekeliling mulut Rubby dengan tisu. Dia menirukan apa yang di lakukan Rubby sebelumnya.
Rubby tersenyum melihat Wu Jin Ming yang berjalan menuju tempat sampah untuk membuang cup kosong dan tisu bekas.
"Ah, manisnya suamiku." guman Rubby.
"Apa kau mengatakan sesuatu, Rubby?" tanya Wu Jin Ming yang kembali bergerak mendekati Rubby lagi.
"Eh, nggak ada," elak Rubby.
"Oh, aku pikir kau memanggilku." Wu Jin Ming merangkul bahu Rubby.
Rubby melihat rambut Wu Jin Ming yang terlihat berantakan. Timbul keinginannya untuk menguncir rambut lurus panjang suaminya itu. Dia melepas kuncirnya dan melingkarkan di pergelangan tangannya. Secepat kilat dia gulung rambutnya asal namun terlihat rapi.
"Boleh aku ikat rambut kakak?" tanya Rubby.
"Hmm." Wu Jin Ming mengangguk.
Rubby mengambil separoh rambut Wu Jin Ming di bagian atas lalu mengikatnya dengan ikat rambutnya. Rubby menyisakan sedikit anak rambut di bagian depan Wu Jin Ming tak terikat ke belakang.
"Tampan," puji Rubby melihat penampilan baru Wu Jin Ming.
"Kau juga terlihat cantik dengan sanggulmu Rubby. Tapi aku tak bisa berlama - lama menatapmu." Wu Jin Ming berpaling ke arah lain.
"Kenapa? Apa kau tidak menyukainya?" Rubby merasa penasaran.
"Aku menyukainya." masih tidak menoleh.
"Lalu?" Rubby masih belum mengerti.
"Aku tak tahan ingin menerkammu saat kau terlihat cantik." Wu Jin Ming melirik Rubby sebentar lalu kembali berpaling menyembunyikan muka merahnya.
"Hei, aku juga sedang ingin menerkammu... Haauummm!" Rubby menirukan auman harimau lalu menubruk tubuh Wu Jin Ming.
Mereka berdua tertawa bersama karena sikap konyol mereka. Wu Jin Ming mengangkat tubuh Rubby dan menggendongnya seperti anak kecil. Kedua kaki Rubby melilit pinggang Wu Jin Ming dan tangannya melingkar di lehernya.
Seperti candu, setiap malam mereka tidak bisa absen untuk melakukan kegiatan panas mereka.
•••••
"Apa teman kamu jadi ke sini nanti siang, Rubby?" tanya Wu Jin Ming di sela sarapannya.
"Aku belum menanyakannya lagi. Nanti aku tanyakan padanya," jawab Rubby sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Wu Jin Ming tahu maksud perkataan Rubby pasti dia ingin menanyakan temannya dengan kotak sihir yang selalu berbunyi itu.
Rubby kembali melakukan aktivitas rumah tangga setelah selesai sarapan. Tentu saja dengan di bantu si tampan Wu Jin Ming.
"Huft, akhirnya selesai juga." Rubby menjatuhkan tubuhnya di sofa.
Wu Jin Ming berjalan santai ke arahnya sambil membawa sebotol air mineral.
"Mau?" Wu Jin Ming menyodorkan botol minumnya setelah dia menenggaknya. Dia duduk di sebelah Rubby dengan posisi menghadapnya.
"Hmm." Rubby menenggak sisa minuman yang tinggal separoh itu hingga tandas.
"Sepertinya ini belum terlalu siang." Wu Jin Ming beranjak dari sofa.
"Mau kemana?" Rubby ikut beranjak.
"Memperindah taman bunga," jawab Wu Jin Ming singkat.
"Ayok!" Rubby berjalan mendahului Wu Jin Ming. Mendengar kata 'bunga' dia merasa sangat bersemangat.
Wu Jin Ming mengeluarkan banyak sekali jenis bunga dari dalam cincin penyimpanannya. Dengan antusias Rubby menyirami bunga - bunya yang sudah tertata rapi beraneka warna. Rubby sangat senang menerima hadiah dari Wu Jin Ming.
"Kau menyukainya?" tanya Wu Jin Ming yang sedang duduk di belakang Rubby berdiri.
"Sangat menyukainya." Rubby duduk di pangkuan Wu Jin Ming dengan posisi membelakanginya.
Rubby memutar badannya lalu mengecup pipi Wu Jin Ming.
"Ahh, Rubby, jangan banyak bergerak. Atau, emmhh.. sesuatu akan terjadi." Wu Jin Ming menahan sesuatu yang mengganjal.
"Ha.. ha.. ha..." Rubby tertawa sambil terus bergerak.
"Emmh, jangan salahkan aku kalau..." Wu Jin Ming tidak menyelesaikan kalimatnya, pandangannya tertuju pada tiga gadis yang memasuki gerbang rumah Rubby.
"Yang punya pacar tampan, nempel terusss," goda Cindy.
"Iya tuh, siang - siang pangku - pangkuan. Bikin iri aja," sahut Lisa.
"Namanya juga lagi jatuh cinta. Dunia ini seakan cuma milik mereka berdua," imbuh Bella.
"Kalian ke sini mau belajar atau mau membullyku? Kalau cuma mau reseh mending pulang aja," gerutu Rubby.
"Idih, gitu aja sensi. Kita ke sini mau belajar sekalian ngapelin pacar tampanmu," goda Cindy lagi.
"Awas ya kalau pacarku sampai kabur gara - gara takut ma kalian!" ancam Rubby.
"Heleh, bilang aja kamu takut pacarmu aku rebut." Lisa menyenggol bahu Rubby.
"Apaan sih? Masuk yuk!" Rubby menggandeng tangan Wu Jin Ming masuk ke rumahnya diikuti oleh ketiga temannya.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
lidia
klu z kxan tau mreka pasutri..pingsan loe pda smua da
2022-02-16
1
Leli Leli
hahaha gara" nonton wu Jing jd kepengen🤭
2022-01-06
1
HiaTus
trio ciwi, jdi inget penyanyi anu
2021-12-26
1