Rubby menggelarkan dua buah matras untuk alas duduk bermeditasi. Wu Jin Ming membantu merapikan busa lembut itu. Mereka mulai duduk berhadapan.
"Bukan begitu duduknya, Rubby. Lihat aku!" Wu Jin Ming dengan telaten memberi contoh.
"Begini. Apa sudah benar?" Rubby membenarkan duduknya.
"Duduknya sudah benar. Sekarang lihat tanganku. Letakkan seperti ini di paha!" Wu Jin Ming kembali memberi contoh.
"Hemmm. Sudah! Lalu?" Rubby menunggu instruksi selanjutnya.
"Atur napasmu dengan lembut. Buat posisi dudukmu senyaman mungkin. Jika sudah mulailah tutup matamu. Karena energi Qi milikmu sudah terbuka, kau sudah bisa langsung memulai kultivasimu sekarang."
Rubby melakukan apa yang di perintahkan oleh Wu Jin Ming. Dia sudah mulai menutup matanya tapi tidak merasakan apa - apa. Dia memicingkan matanya sedikit untuk melihat Wu Jin Ming.
"Kak, kenapa aku tidak merasakan apa - apa? Aku seperti sedang duduk biasa."
"Kau kurang berkonsentrasi Rubby. Tutup matamu dengan benar dan jangan mengintipku jika sudah mulai. Atur napasmu kembali. Selaraskan dengan alam. Kau rasakan jika seperti ada angin yang bergerak masuk ke dalam tubuhmu maka jangan kau tolak. Mungkin akan sedikit terasa panas, tahanlah sedikit sampai rasa itu hilang sendiri jika semuanya sudah selesai."
"Apa tandanya jika sudah selesai, Kak?"
"Di dalam pikiranmu akan tergambar sebuah simbol. Simbol energi yang kau dapatkan."
"Baiklah! Aku akan memulainya lagi."
Rubby kembali mencoba bermeditasi. Entah kenapa dia malah teringat Arlan yang akan pulang sore ini. Terbayang masa kecilnya yang indah bersamanya. Berlarian tanpa beban di taman yang berada di ujung kompleks rumah mereka.
"Apa yang kau pikirkan Rubby. Kau cobalah berkonsentrasi. Jangan pikirkan apapun yang merusak ketenanganmu. Abaikan bayangan apapun yang melintas di pikiranmu!"
"Baiklah... Baiklah... Aku akan berusaha lagi." Rubby kembali fokus. Kali ini dia terlihat bersungguh - sungguh. Dia mulai merasakan hembusan angin lembut berputar - putar di sekitarnya. Hawa hangat mulai masuk ke dalam tubuhnya.
Wu Jin Ming tersenyum melihat Rubby sudah mulai basis awal kultivasinya. Dia yakin kekuatan Rubby akan meningkat dengan pesat. Rubby mudah menguasai apa yang dia ajarkan.
Namun baru sekitar lima persen energi itu masuk ke tubuh Rubby, tiba - tiba ponsel Rubby berdering. Suara nyaring dari benda itu membuat konsentrasinya buyar. Rubby tidak tahu apakah dia bisa lanjut berkultivasi atau tidak.
"Huh, benda itu lagi. Sebenarnya itu apasih. Selalu saja mengganggu Rubby." Wu Jin Ming terlihat kesal melihat Rubby yang sudah goyah konsentrasinya.
"Maaf, Kak. Lain kali aku akan mematikannya lebih dulu sebelum bermeditasi." Rubby berdiri untuk mengambil ponselnya.
Wu Jin Ming melihatnya dengan kesal. Dia masih tak bergeming duduk di atas matras sambil terus mengamati gerak gerik istrinya.
"Hallo, Cindy!" Rubby mengangkat panggilan video Cindy.
"Hallo! Lama sekali sih! Kamu sedang apa, aku hampir bangkotan nunggu kamu angkat telepon." suara Cindy terdengar gusar.
"Aku... aku sedang tiduran... ya... tadi ketiduran." Rubby mencoba beralasan.
"Eh, tunggu! Siapa orang di belakang kamu itu?" Cindi melirik ke arah Wu Jin Ming.
"Dia.. dia.. kekasihku. Namanya kak Tiger." akhirnya Rubby tidak dapat mengelak.
"Kau tidak ingin memperkenalkannya padaku. Lalu bagaimana dengan Moza?" Cindy tiba - tiba teringat akan Moza.
"Aku sudah memutuskannya. Aku memilih kak Wu. Eh, maksudku kak Tiger." dengan mantap Rubby menjawab. Dia tidak ragu lagi dengan perasaannya sekarang.
"Pasti Moza sekarang hampir gila karenamu sekarang. Cepat aku ingin lihat pacar barumu itu. Aku ingin tahu apa dia benar pacarmu atau cuma alasanmu saja untuk menghindari Moza," kata Cindy masih saja curiga.
"Baiklah!" Rubby berjalan mendekati Wu Jin Ming lalu duduk di sampingnya.
Rubby mendekatkan wajahnya hingga menempel dengan wajah Wu Jin Ming. Di layar tampak Cindy ternganga melihat Rubby dan Wu Jin Ming. Dia terpesona dengan ketampanan kekasih sahabatnya itu.
"Ya, ampun. Rubby, pantas kau rela memutuskan Moza. Ternyata pacar kamu tampan sekali. Dia mirip seperti oppa - oppa korea yang sedang naik daun," cerocos Cindy dengan kata - kata konyolnya.
"Kamu bisa aja." Rubby tersipu. Tanpa di duganya Wu Jin Ming mengecup pipinya di depan Cindy.
"Ahhhh, kalian membuatku iri saja. Kalau mau bermesraan tunggu aku selesai bicara." Cindy merasa gemas.
"Hai, Cindy!" Wu Jin Ming menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Rubby.
"Hai! Kamu so sweet banget sih. Kalau Rubby meninggalkanmu aku mau kog jadi penggantinya," goda Cindy.
"Eitts. Ingat Dariusmu Cindy. Dan ingat! Aku nggak rela bagi - bagi," ucap Rubby kesal.
"Iya... iya... aku cuma bercanda. Galak banget! Tapi kalau kak Tigernya mau, nggak papa juga sih." Cindy tersenyum semanis mungkin.
"Tanya aja coba!" tantang Rubby.
"Kak Tiger. Kamu tampan sekali. Bolehkan aku jadi pacar keduamu?" Cindy benar - benar melakukannya. Sungguh keisengan yang di luar batas.
"Aku cuma milik Rubby dan Rubby cuma milikku. Kamu cari yang lain saja." tanpa memperdulikan Cindy, Wu Jin Ming menatap wajah Rubby penuh cinta. Mencium wangi rambutnya membuat hatinya kembali bergejolak. Tangannya membelai rambut Rubby dan menyibakkannya ke belakang lalu dia mengecup lembut pipi Rubby kembali.
"Iya deh iya, aku menyerah. Maklumlah kalian lagi bucin - bucinnya. Coba kalau sudah lama pasti bosen juga," ucap Cindy merasa jengah dengan kemesraan di depannya.
"Rubby, aku menginginkannya lagi," bisik Wu Jin Ming. Mata Rubby membelalak mendengar bisikan Wu Jin Ming.
"Cindy, apa masih ada lagi yang ingin kamu bicarakan. Sepertinya kak Tiger ingin mengajakku pergi." Rubby beralasan.
"Kalian mau kemana? Boleh ikutan nggak?" rengek Cindy.
"Nggak boleh. Kita mau pergi berdua aja."
"Ya udah deh. Nanti malam aku boleh kesana nggak. Kita kan belum ngerjain tugas kuliah kita."
"Kayaknya aku nggak bisa lagi deh, Cin. Besok siang aja ya?"
"Ok. Deal! Besok siang aku kesitu. Awas kalau kamu nggak ada!"
"Iya, besok aku nggak akan ke mana - mana."
"Daa Rubby... Daa Kak Tiger... Mmuuaachh!" gaya centil Cindy membuat Rubby bergidik. Dia langsung menutup panggilannya.
Tidak ingin ada yang mengganggu lagi, Rubby segera menonaktifkan ponselnya.
"Kak Tiger, aku lanjutkan yang tadi, ya?" Rubby mulai bersiap untuk bermeditasi.
"Tapi... aku... emm..." Wu Jin Ming tidak meneruskan kata - katanya ketika melihat Rubby sudah mulai berkonsentrasi.
"Ku berikan ke inginanmu nanti malam," ucap Rubby sebelum benar - benar larut dalam kultivasinya.
Wu Jin Ming tersenyum mendengarnya. Dia membetulkan duduknya lalu memulai kultivasinya menyusul Rubby yang sudah lebih dulu mengumpulkan energi dan menyerapnya. Lama kultivasi setiap orang berbeda - beda, itu tergantung seberapa mampu dia menampung energinya dan seberapa kuat daya serap tubuhnya.
Setelah hampir tiga jam berkultivasi, Wu Jin Ming selesai lebih awal. Dia mengamati Rubby yang masih tenang dalam meditasinya. Keringat Rubby terihat mengembun di permukaan kulit wajahnya. Tanda dewi bulan di keningnya bersinar cemerlang. Itu menandakan kultivasi pertamanya sudah hampir sempurna. Wu Jin Ming menunggunya dengan sabar. Dia ingin menjadi orang pertama yang di lihat Rubby ketika membuka matanya.
*****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Shai'er
temen lucknut😠😠😠
2022-12-26
0
Shai'er
waduh😱
2022-12-26
0
Shai'er
😂😂😂😂😂😂
2022-12-26
0