Rubby dan Wu Jin Ming berjalan meninggalkan taman menuju rumah mereka. Tak ada percakapan di antara mereka. Rubby tak ingin mengulur waktu. Dia ingin segera sampai di rumah dan mengobati luka Wu Jin Ming.
"Duduklah, Kakak! Aku akan mengambil kotak P3K." tangan Rubby di tahan oleh Wu Jin Ming saat dia akan berlalu. Rubby pun menghentikan langkahnya dan kembali menoleh.
"Bantu aku mengobati lukaku!" ucap Wu Jin Ming.
"Iya, aku ambil kotak P3K dulu. Di sana ada obat untuk luka," jelas Rubby.
"Aku sudah punya obatnya. Kamu bantu saja aku mengoleskannya." ucapan Wu Jin Ming membuat Rubby berbalik dan duduk di sampingnya.
Rubby baru ingat, saat dia hilang di hutan larangan Wu Jin Ming mengobati lukanya dalam sekejap. Melihat darah Wu Jin Ming, Rubby merasa ngeri. Dia heran mengapa suaminya itu bisa terluka.
"Kenapa Kakak bisa terluka?" Rubby membuka kancing baju Wu Jin Ming dan melepaskannya.
"Aku bertarung dengan siluman kadal. Dia menyerangku di saat aku lengah." Wu Jin Ming sedikit meringis menahan nyeri.
"Siluman kadal? Aku pikir kamu pergi berkencan dengan gadis cantik yang menempel padamu terus seperti cicak itu." Rubby bergidik mengamati luka menganga di bahu Wu Jin Ming.
"Kau melihatnya sebagai wanita cantik, tapi sebenarnya dia seorang siluman. Dia menginginkanku dan ingin membunuhmu. Saat aku bertarung dengannya aku melihat kau bermesraan dengan Arlan. Dia memakai kesempatan itu untuk menusukku," cerita Wu Jin Ming terlihat kesal.
"Kau juga pergi berduaan dengan siluman cantik. Kenapa harus kesal melihat aku mengobrol dengan Arlan? Mana obatnya?" Rubby menengadahkan tangannya.
"Bertarung, Rubby. Bukan berduaan!" Wu Jin Ming mengeluarkan sebuah botol kecil yang terbuat dari porselen dari cincin penyimpanannya lalu dia serahkan pada Rubby.
"Sama aja! Aku kan nggak bisa lihat kalian ngapain aja. Ini obatnya diapain?" tanya Rubby.
"Kamu buka tutupnya lalu teteskan ke lukaku," jawab Wu Jin Ming sambil mencondongkan tubuhnya hendak mencium Rubby.
"Mau ngapain? Udah madep sana!" Rubby memutar tubuh Wu Jin Ming dengan hati yang masih kesal
"Aku hanya mencintaimu, Rubby. Kamu orang yang ribuan tahun ku tunggu. Aku tidak akan peduli walau seorang dewi sekalipun datang untuk mendekatiku," ucap Wu Jin Ming sambil duduk membelakangi Rubby.
"Gombal." Rubby tersipu.
Wu Jin Ming tersenyum senang mengingat Rubby yang tengah cemburu padanya.
"Ini berapa banyak harus ku tuang ke atas lukamu." tanya Rubby setelah membuka tutup botol itu.
"Satu atau dua tetes saja. Obat itu sangat langka Rubby. Butuh kerja keras untuk mendapatkannya. Itu aku dapatkan dari daratan Qin sewaktu menjalankan misi," cerita Wu Jin Ming.
"Hmm. Bersiaplah! Aku akan meneteskan obatnya." Rubby mendekatkan botol obat itu tepat di atas luka. Dengan hati - hati dia memiringkan botol untuk menumpahkan sedikit isinya. Rubby menahan napasnya agar tidak bergerak berlebihan saat menuang obat itu.
Satu tetes cairan berwarna ungu menyebar menutupi luka itu. Dalam sekejap mata seluruh luka tertutup dan perlahan memudar bersama memudarnya warna ungu. Rubby merasa takjub ketika luka itu kini sudah menghilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Amazing.
"Wah, obat ini hebat juga!" Rubby mengangkat obat itu lalu kembali menutupnya.
"Terima kasih, Rubby." Wu Jin Ming menerima obat itu dan menyimpannya kembali.
"Hmm. Aku ambilkan baju untukmu. Tunggu di sini!" Rubby berjalan meninggalkan Wu Jin Ming membawa bajunya yang terkena noda darah. Tak berapa lama dia muncul membawa kaos pendek untuk Wu Jin Ming.
"Aku suka memakai baju manusia di jaman ini. Sangat nyaman dan tidak panas," ucap Wu Jin Ming sambil memakai kaosnya.
"Aku lapar. Kakak tunggu di sini. Aku mau bikin mi instan," ucap Rubby. Sebelum pergi ke dapur, Rubby menyalakan TV dengan remote kontrol. Wu Jin Ming terus memperhatikan apa yang di lakukan Rubby. Mulai dari mengalakan TV sampai mengganti chanelnya.
"Itu apa?" Wu Jin Ming menunjuk TV di depannya.
"Itu namanya TV. Kakak pencet yang ini untuk mengganti acara yang Kakak suka." Rubby menunjukkan tombol yang ada pada remote kontrol itu. Dengan sabar dia menjelaskan satu per satu kegunaan tombol - tombol yang penting di sana.
"Apa mereka hidup di dimensi kecil itu?" tanya Wu Jin Ming.
"Tidak. Itu hanya gambar yang bergerak saja. Mereka semua manusia sepertiku. Ahh, bagaimana menjelaskannya?" Rubby memijit pelipisnya. Pusing.
"Emm, aku tidak akan terhisap ke sana, kan?" Wu Jin Ming masih merasa jika TV adalah dimensi kehidupan.
"Tidak. Kamu lihat saja. Aku ke dapur sebentar untuk menyeduh mi gelas." Rubby berdiri.
"Aku ikut!" Wu Jin Ming ikut berdiri. Dia masih menatap curiga ke arah TV yang menyala. Dia takut TV itu akan menariknya.
"Terserah kau sajalah!" Rubby berjalan ke dapur.
Wu Jin Ming mengikuti kemana Rubby berjalan. Dia seperti ekor baginya. Rubby mendelik kesal melihat ulah suaminya.
"Kak Tiger, kamu bisa duduk nggak? Aku pusing ngelihat kamu ngikutin aku terus," gerutu Rubby.
"Aku.. aku kan tidak mengganggumu." Wu Jin Ming melihat ke arah lain tak berani menatap wajah Rubby.
"Hmm. Ya sudah kamu diam di situ. Jangan bergerak!"
Melihat air yang dia rebus sudah mendidih, Rubby segera mengisi cup mi instan dan memberinya bumbu. Mi itu dia aduk sebentar lalu dia tutup kembali dengan alumunium foil yang masih melekat sebagian. Rubby berencana makan mi gelas itu sambil nonton TV.
Rubby berjalan membawa nampan berisi 2 cup mi instan, dua gelas kosong, dan sebotol air mineral. Dia melenggang santai meninggalkan dapur.
'Perasaan kog ada yang kurang, ya.' guman Rubby dalam hati.
"Oh, astaga. Aku melupakan suamiku." Rubby menggeleng dan menepuk jidatnya.
"Kak Tiger, apa kau akan terus berdiri di situ? Kemarilah!" panggil Rubby yang melihat Wu Jin Ming masih tak bergerak di tempatnya berdiri.
Wu Jin Ming menghampiri Rubby yang berdiri menunggunya di dekat pintu dapur.
"Kita makan di mana Rubby?" tanya Wu Jin Ming.
"Di depan TV." Rubby menggandeng tangan Wu Jin Ming dan mengajaknya duduk di sofa.
"Cepat sekali. Mana makanannya Rubby?" Wu Jin Ming melihat nampan yang hanya berisi dua gelas mi instan. Dia tidak tahu sebab mi itu dalam keadaan tertutup.
"Ini!" Rubby menunjuk mi gelas.
"Kita harus menunggu! Sebentar lagi ini akan matang. Kita lihat TV dulu." Rubby mengambil remot dan mencari acara TV yang menarik.
Satu chanel menarik perhatian Rubby. Drama Korea yang sangat romantis. Rubby menyangga kepalanya dengan satu tangannya sambil menikmati kisah yang di suguhkan di layar kaca. Wu Jin Ming melihat apa yang di lakukan Rubby lalu mengikutinya. Dia menopang dagunya dengan tangan kanannya lalu ikut melihat TV.
****
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Shai'er
wuah, emejing wauw😱
2022-12-27
0
lidia
tigerrr bs z tv nyedot u msuk k dlm
2022-02-16
1
Leli Leli
i m come back Thor,lucu saat wu Jing lihat TV 🤣🤣🤣
2022-01-06
1