"Wah, rumah kamu beda banget, ya, sekarang. Pasti mami yang menatanya," ucap Bella berkeliling melihat rumah Rubby yang lebih rapi.
"Mamiku udah nggak ada, Bel," ucap Rubby sedih. Matanya mulai mengalirkan airmata.
"Maaf. Kapan mami pergi? Kenapa kamu nggak ngasih tau kita?" tanya Bella penuh penyesalan.
"Mami sakit saat kita berkemah. Dia meninggal di hari kepulanganku." Rubby menyeka airmatanya.
"Maafkan kami, Rubby. Kami tidak ada saat kamu membutuhkan kami." Cindy, Bella, dan Lisa bersama - sama memeluk Rubby.
Sejenak mereka larut dalam tangis yang memilukan. Wu Jin Ming berjalan mendekat. Dia tidak tahan melihat Rubby bersedih.
"Rubby, kau janji tak akan bersedih, kan?" Wu Jin Ming menyela di antara isak tangis mereka.
"Hmm." Rubby mengangguk. Dia segera menghapus airmatanya dan mengangkat sudut bibirnya.
"Kita mulai belajar, yuk!" Lisa mengajak mereka bertiga ke meja ruang tamu.
"Aku ambil buku dulu, ya!" Rubby berjalan ke kamarnya di ikuti oleh Wu Jin Ming.
"Kak Tiger! Kamu di sini aja!" panggil Cindy.
"Apa boleh, Rubby?" Wu Jin Ming berbisik di telinga Rubby.
"Hmm. Tapi awas jangan genit!" bisik Rubby dengan tatapan horornya.
"Hmm." Wu Jin Ming mengangguk sambil tersenyum. Wajarlah Rubby cemburu karena teman - temannya memang senang sekali menggodanya.
Wu Jin Ming duduk di sofa, sementara teman - teman Rubby duduk di karpet bulu yang di gelar di lantai. Mereka hampir tak berkedip melihat wajah tampan Wu Jin Ming. Rambutnya yang panjang dia ikat ke belakang dan tubuhnya yang kekar terpampang jelas di balik kaosnya yang sedikit ketat.
"Cindy, kali ini kau benar. Pacar Rubby memang uwwu banget," bisik Lisa.
"Iya... iya bener. Ahh, so sweet!" Bella bergaya centil sambil mengedipkan matanya.
"Ehhmm." Wu Jin Ming berdehem karena teman - teman Rubby terus menggunjingnya.
"Kak Tiger, maaf!" Cindy menyenggol lengan Bella dan Lisa.
"Kalian belajarlah. Aku akan mengambil minum untuk kalian." Wu Jin Ming berdiri kemudian berjalan ke dapur.
"Kalian jangan berisik. Kita harus fokus mengerjakan tugas. Kita abaikan dulu cowok ganteng Rubby." Cindy fokus membaca materi yang sedang di pelajari.
"Kak Tiger mana?" Rubby datang membawa setumpuk buku.
"Ke dapur ngambil minum katanya," sahut Lisa.
"Hmm, ya sudah. Aku pikir kalian membuatnya ketakutan," ucap Rubby datar.
"Kau pikir kita bertiga hantu, apa? Mana ada hantu cantik dan seksi begini," gerutu Lisa.
"Ada. Bahkan lebih cantik dari kalian." ucapan Rubby membuat mereka bertiga saling pandang.
"Beneran? Memangnya kamu pernah lihat?" tanya Bella.
"Nggak! Aku bercanda," jawab Rubby. Sebenarnya dia pernah lihat bahkan baru semalam dia melihatnya di taman. Tapi kalau dia jujur, trio rempong itu pasti akan banyak tanya. Bisa - bisa siapa Wu Jin Ming sebenarnya juga akan terbongkar.
"Huh, kirain beneran. Jantungku udah mau copot karena ketakutan." Bella memegangi dadanya.
"Dasar penakut!" ejek Cindy.
"Emang kamu nggak, Cin?" tanya Lisa yang hapal betul kalau Cindy sangat penakut.
"He he he... penakut juga." Cindy nyengir.
"Udah, sesama penakut di larang saling mengejek!" celetuk Rubby menengahi perdebatan mereka.
"Rubby, di mana kamu pertama ketemu kak Tiger?" tanya Bella.
"Emm, lupa," jawab Rubby asal.
"Ya, ampun, Rubby. Bagaimana bisa lupa coba. Emangnya dulu kamu nggak ser - ser gimana gitu?" tanya Bella gusar.
"Udah di bilangin aku lupa, ya, lupa. Dulu kan aku masih ada... Moza." Rubby memelankan suaranya saat menyebut nama Moza.
"Eh, iya, udah tau belum kalau Moza di kirim ke luar negeri sama ortunya. Kejem banget, ya, papinya padahal Moza kan cinta banget sama kamu." Lisa memberitahukan kabar yang dia dengar dari Sony.
Rubby terkejut mendengarnya. Hati kecilnya masih merasa sedih atas kepergian Moza, mengingat banyaknya kenangan yang dia lalui bersamanya. Melihat Rubby terlihat murung, Bella menepuk bahunya.
"Kau sekarang dah punya kak Tiger. Udah lupain Moza. Kalau kalian terus bersama, aku yakin kamu akan sangat menderita." Bella menyemangati Rubby.
"Kamu benar. Aku hanya merasa kasihan saja," ucap Rubby.
"Udah deh... kamu mikirnya jangan yang sedih - sedih aja. Ingat di luar sono noh, banyak bule - bule yang aduhai. Nggak usah khawatir, Moza pasti bisa cepet move on kog dari kamu. Bener nggak?" celetuk Lisa yang mendapat acungan jempol dan anggukan yang lainnya.
"Eehhmm." Wu Jin Ming datang membawa satu nampan berisi air mineral gelas dan camilan yang di taruh Rubby di kulkas.
"Kita boleh sambil minum atau ngemil, Rubby?" tanya Cindy.
"Ambil aja, nggak usah sungkan! Biasanya juga ambil sendiri ke dapur," ucap Rubby sambil terus fokus ke buku tugasnya.
Tanpa malu - malu lagi, ketiga teman Rubby langsung menyerbu camilan dan minuman yang di hidangkan. Mereka mengerjakan tugas sambil mengunyah tiada henti. Rubby orang yang paling pinter jadi pusat percontekan mereka.
Wu Jin Ming menatap Rubby penuh kekaguman. Wajah serius Rubby menarik perhatiannya. Jemari lentik Rubby terus menari mengayunkan pena. Pena yang berbeda dengan pena yang biasa Wu Jin Ming pakai di masanya dulu waktu masih melakukan misi.
Bukannya mikir, Lisa malah asik memandangi wajah tampan Wu Jin Ming yang sedang fokus membuka majalah fashion di tangannya. Dia hanya melihat - lihat saja karena tidak mengerti tulisan di jaman ini.
Kleekkk... Cindy memukul kening Lisa dengan bolpennya.
"Auuwww, sakit tauk!" Lisa mengelus keningnya yang memerah akibat bekas pukulan Cindy.
"Siapa suruh melamun. Ntar kesambet tau rasa," ucap Cindy tanpa merasa bersalah.
"Yee, siapa juga yang melamun. Orang aku lagi melihat kak Tiger juga," jujur Lisa.
"Nah, itu tambah nggak boleh!" ucap Bella menimpali.
"Kayak kamu nggak aja. Dari tadi curi - curi pandang melirik kak Tiger juga." Lisa memelototi Bella.
"Aku udah selesai, buruan salin! Lama - lama kak Tiger aku kardusin biar kalian nggak pada lihat," gerutu Rubby.
"Iya, kardusin sono. Jangan lupa di lakban, biar nggak lepas!" imbuh Cindy.
Rubby beranjak lalu duduk di sofa menyusul Wu Jin Ming.
"Kamu sudah selesai?" Wu Jin Ming menyambut Rubby dengan senyum manisnya.
"Sudah, Sayang." Rubby sengaja berbicara mesra di depan teman - temannya.
"Mau minum?" Wu Jin Ming menyedot satu gelas air mineral.
"Hem." Rubby mengangguk.
Saat Wu Jin Ming akan mengambilkan minuman yang baru, Rubby malah mengambil minuman Wu Jin Ming yang masih tersisa. Hati Wu Jin Ming berdesir hebat melihat tingkah menggemaskan istrinya. Jika tidak ada teman - temannya mungkin saat ini dia sudah menciumnya.
"Huh, hari ini panas, ya," ucap Cindi sambil mengibas - ngibaskan bukunya. Niatnya sih mau menyindir Rubby yang sedang bermesraan dengan Wu Jin Ming.
"Iya, panas bangettt!" Bella menimpali.
"Kita ke mall, yuk!" Lisa sedikit nyeleneh karena telat mikir. Dia tidak paham jika Cindy sedang menyindir Rubby.
Rubby tertawa melihat reaksi Cindy dan Bella yang mendelik kesal ke arah Lisa.
"Kak Tiger, kita jalan - jalan, yuk! Kayaknya ide Lisa bagus juga." Rubby mengajak Wu Jin Ming jalan ke mall.
"Ayo," jawab Wu Jin Ming senang.
"Yeee... Kita makan siang di mall aja, ya?" Lisa berjingkat senang.
"Boleh. Lagian lusa kita udah masuk kuliah. Kapan lagi kita bisa jalan bareng coba?" Cindy ikut bersemangat.
"Fix, kita jalan. Kita ganti baju dulu." Rubby menarik tangan Wu Jin Ming untuk bersiap.
Ketiga teman Rubby membereskan buku - buku mereka dan menunggu Rubby sambil menikmati camilan yang masih tersisa.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
lidia
syukurlah moza k LN
2022-02-16
1
Irma Kirana
baru sampai sini nih kak 😍😍
2022-02-04
1
Leli Leli
wah genit" teman Ruby
2022-01-06
1