Ryan -
"Daddy kemana kita akan pergi? " Ezra bertanya pada Ryan saat daddynya menjemputnya untuk pergi.
"Bagaimana aku bisa memberitahunya bahwa aku akan membawanya pergi dari ibunya" Batin Ryan.
"Istirahatlah sayang. Aku akan membiarkanmu tinggal bersama paman Chris" Jawab Ryan atas pertanyaan putranya. Ryan membawa Ezra pergi sambil berbicara. Ryan masih bisa merasakan tatapan Anna yang membara di belakangnya, tetapi tanpa peduli Ryan pergi begitu saja dengan putranya.
"Aku harus membawa Ezra ke kamar presidensialku" Batin Ryan. Setelah sampai di sana, iya menyerahkan Ezra kepada Chris.
"Chris, jaga dia. Aku akan kembali sebentar lagi" Kata Ryan setelah Chris masuk.
"Ezra tunggu Daddy" Ryan mencium kening Ezra.
"Chris jangan buat anakku kelaparan. Masak untuknya atau bawakan sesuatu untuk dimakan" kata Ryan sambil menatap Chris. "Ryan. Aku tahu kata-kata yang harus kukatakan sekarang, tapi anak itu ada di sini jadi aku tidak akan mengatakannya" Ryan melihat wajah Chris yang menyebalkan dan terlihat kesal karena harus menjaga Ezra lagi. Dia tersenyum pada Chris lalu pergi.
Ryan mencari wanita yang ingin dia temui dan wanita itu tidak ada di ballroom, Ryanpun keluar untuk mencarinya, saat itu Ryan melihat wanita itu berdiri di depan taman bunga dan memegang tulip merah. Sangat cantik. Ryan tersenyum saat melihat kecantikannya.
"Sempurna, ibu dari anakku sangatlah cantik" Gumam Ryan sambil mengeluarkan ponselnya dan dengan cepat memotret wanita itu, Anna. "Sial... Cantik sekali" Ryan perlahan berjalan ke arah Anna, tapi Anna tidak menyadarinya. Ryan bisa merasakan detak jantungnya meningkat dan tiba-tiba Anna berbalik untuk pergi, tapi sebelum Anna pergi, Ryan menutup mulut Anna dengan telapak tangan dan menyeretnya ke ruangan yang gelap. Anna berjuang untuk melepaskan diri, namun dia berhenti sebentar. "Mengapa dia diam. Apakah dia mengenaliku? " Batin Ryan, lalu mendorong Anna ke dinding dan menatapnya. Anna berteriak pada Ryan tapi tanpa peduli Ryan membungkuk dan mencium lehernya. Ryan tidak bisa mengendalikan diri saat bersama Anna.
"Sial... Wanita ini sangat manis. Baunya, kulitnya yang halus. Uurghh... Kendalikan dirimu Ryan" Ryan memperingatkan dirinya sendiri. Anna adalah wanita pertama yang berani berbicara pada Ryan dengan suara marah. Anna bahkan menampar Ryan. Ryan merasa tidak percaya diri karena dia tidak merasa marah pada Anna saat itu. Ryan yakin jika itu adalah wanita lain, Ryan akan membiarkan penjaganya untuk memotong tangannya, tetapi wanita di depan Ryan ini benar-benar berbeda dan dia bisa mengendalikan Ryan. Ryan menciumnya paksa karena kehilangan kendalinya. Mulutnya sangat manis dan Ryan bisa menghabiskan waktu seumur hidupnya untuk mencium Anna. Satu-satunya hal yang Ryan inginkan adalah dia. Ryan ingin merasakan Anna di bawah tubuhnya lagi. Anna seperti kucing marah yang mencakar dan mendorong Ryan menjauh. Ryan hanya tertawa karena tingkahnya, tapi akhirnya Anna menghentikan tindakannya karena dia tahu dia tidak akan bisa mendorong Ryan menjauh.
Setelah Ryan puas dengan ciuman itu, iya melepaskan Anna. Setelah Ryan melepaskan pegangannya, Anna ingin menampar Ryan lagi. Urghh wanita ini.
"Ingin melihat anakmu? " Ryan bertanya pada Anna dan melihat perubahan ekspresi pada wajah Anna.
"Sialan... Senyumnya. Terlihat sebuah kebahagiaan" Batin Ryan. Anna menatap Ryan dengan matanya yang berbinar. Wanita ini sangat cantik.
"Ya, Bisakah? " Jawab Anna. Ryan bisa dengan jelas mendengar suaranya yang bahagia yang dipenuhi dengan harapan. Ini pertama kalinya Ryan melihat Anna tersenyum dan dia seperti seorang dewi. Ryan merasa jantungnya berdebar kencang di dada dan Ryan merasa senang melihat senyumnya.
"Apakah wanita ini mencintai putranya. Tunggu... Tapi dia melahirkan demi uang" Fikir Ryan. Tiba-tiba hati Ryan diliputi ketidaksenangan saat mengingat kata-kata nenek. Wanita itu membiarkan pacarnya mati.
"Biarkan aku bercinta denganmu sekarang dan aku akan membiarkanmu melihatnya" Setelah Ryan berbicara dengan kata-kata berbisa itu, senyum Anna yang indah memudar dan digantikan dengan luka dan air mata yang tak tertahankan.
"Persetan.. Apa yang kulakukan. Sial" Ryan mengumpat dalam hati karena melihat perubahan diwajah Anna. Ryan membuatnya menangis lagi.
"Kapan aku menjadi bajingan dalam hidupku" Ryan terus berkata dalam hati sambil memperhatikan Anna. Anna dengan cepat memalingkan muka dari tatapan Ryan, tetapi itu tidak menghentikan air matanya yang mengalir. Ingin rasanya Ryan menghapus air mata itu dan mengatakan pada Anna bahwa aku meminta maaf, tapi kata-kata Anna membuat hati Ryan sakit. Anna bilang, dia tidak akan muncul di depan Ryan lagi dan dia bukan pelacur. Bodohnya, Ryan percaya pada Anna, Dia bukan pelacur. Air mata Anna membuat hati Ryan merasakan sakit. Ryan ingin berbicara tetapi Anna memotong ucapan Ryan dengan kata-katanya dan mendorong Ryan menjauh darinya lalu berbalik untuk pergi.
"Tapi apa yang dia maksud dengan aku melanggar aturan. Apa-apaan ini. Aku tidak pernah melanggar aturan. Sial... " Ryan ingin bertanya jadi sebelum Anna pergi, Ryan menangkap tangannya dan menariknya ke arah Ryan.
"Jadilah wanitaku. Aku akan memberikan semua yang kau inginkan" Kata Ryan jujur. Ryan ingin Anna, dan anaknya juga membutuhkan ibunya. Ryan menunggu wanita ini selama hampir empat tahun dan dia tidak bisa membiarkan Anna menghilang lagi seperti yang di lakukan bertahun-tahun yang lalu.
"Bukankah kamu menganggapku sebagai pelacur? " Setelah Ryan mendengar suara tangis Anna yang pecah, Ryan menghela napas dalam-dalam. Hati Ryan mulai sakit karena dia ingat cara dia memanggil Anna pelacur dan melemparkan uang padanya.
"Jadilah wanitaku dan aku tidak peduli berapa banyak pria yang tidur denganmu" Ucap Ryan sekali lagi.
"Persetan dengan apa yang baru saja kukatakan padanya" Batin Ryan. Hatinya tiba-tiba sakit karena memikirkan Anna tidur dengan pria selain dirinya.
"Siall... Aku akan membunuh setiap keparat yang berani meletakkan jari padanya. Dia milikku. Aku adalah pria yang mengambil keperawanannya" Fikiran Ryan kemana-mana memikirkan Anna. Pikiran egois melayang ke dalam pikirannya dengan posesif tentang wanita di depannya. Anna dengan paksa menepis tangan Ryan dan mengalihkan pandangannya.
"Jika kamu pikir aku tidur dengan banyak pria, mengapa kamu ingin aku menjadi wanitamu? " Pertanyaan Anna membuat hati Ryan membeku.
"Dia benar, kenapa aku ingin dia menjadi wanitaku. Aku dapat memiliki wanita mana pun yang aku inginkan, tetapi untuk beberapa alasan, Aku menginginkannya dan aku ingin dia menjadi wanitaku dan berdiri di sampingku ke mana pun alu pergi. Aku ingin menunjukkan kepada dunia bahwa dia adalah wanita Ryan Sanskara William, Ibu dari Ezra Syadeva William. Yang terpenting, aku benar-benar jatuh cinta pada wanita ini" Batin Ryan.
"Kataku Aku akan memberikan semua yang kamu inginkan" Sambil mengabaikan pertanyaannya, Ryan meraih pinggang Anna dan berkata di telinganya. Anna menatap Ryan dan memberikan senyum yang sangat indah. "Semua yang ku inginkan? " Dengan itu Anna meletakkan salah satu tangannya di dada Ryan dengan menggoda.
"Sial... Wanita ini membunuhku. Rubah kecil. Aku tahu wanita... Dia sama seperti mereka tapi aku tidak peduli karena yang kuinginkan hanyalah dia jadi aku akan memilikinya bahkan jika aku harus memberikan seluruh kerajaan bisnisku padanya" Ryan terus berfikir dan berkata dalam hati.
"Ya" Kata Ryan sambil tersenyum. Anna melihat Ryan dengan wajah bahagia dan tersenyum.
"Aku ingin hak asuh penuh anakku dan aku ingin dia memanggilku ibu" Jawab Anna. Hati Ryan seketika membeku.
"Apa. Hanya itu yang dia inginkan. Hak asuh penuh dan Ezra memanggilnya ibu? " Pikir Ryan bingung dengan jawaban Anna. Ryan menertawakan diri sendiri karena dia pikir Anna ingin memiliki kehidupan mewah yang banyak dengan berlian, emas, dan segalanya, tetapi mengapa ini yang Ryan dapatkan dari Anna sebagai jawabannya.
"Uggghh... Wanita macam apa dia. Benar-benar berbeda dari yang lain. Dia bahkan menginginkan hak asuh penuh atas anakku. Itu berarti dia ingin membuangku dari kehidupan anakku. Wanita sialan. Jangan berani-beraninya. Tidak heran dia tersenyum padaku dan bertingkah menggoda, Dia menginginkan anakku dan anakku adalah segalanya untukku" Batin Ryan.
"Kita tidak akan bertemu lagi Tuan William. Lebih baik Anda membayar hutang dengan membuat anakku menjadi seorang yang berpendidikan dan seorang pria yang menghormati wanita di masa depan" Anna mendorong Ryan pergi dan berkata. Ryan tahu Anna benar-benar menyalahkannya karena tidak menghormatinya dan menghinanya, dan kata-kata Anna dengan jelas menunjukkan kepada Ryan bahwa dia tidak ingin Ezra menjadi seperti Anna. Ryan tidak punya kata-kata untuk menjawab perkataan Anna dan dia hanya berdiri di sana sambil melihat Anna pergi.
"Wanita ini... Tidak seperti kata nenek. Dia tidak peduli tentang uang dan semua yang dia inginkan adalah anaknya" Pikiran Ryan tiba-tiba teringat bagaimana Anna bertindak hari itu dan memintanya untuk mengembalikan anaknya dan pada saat yang sama Ryan ingat hari terakhir Ryan melihat Anna empat tahun yang lalu. Anna berjalan seperti kehilangan dunia. Tiba-tiba sesuatu terlintas di benak Ryan. "Apakah... apakah dia datang untuk membawa Ezra bersamanya hari itu.Persetan... Akan kutemukan apa yang sebenarnya terjadi" Ucap Ryan sambil melangkah pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
Ryan Ryan knp ga menyelidiki kebenaran Anna?, biar ga sll nganggap Anna pelacur dan murahan...nenek mu tuh yg mulutnya jahat
2022-01-21
2
sun flower
yaelah dari dlu bilang akan menemukan apa yg terjadi tapi diem bae..gak gerak.gerak...
2021-11-20
1