"Apa yang kamu pikirkan benar Ryan. Dia ibumu" Ucap ayah tanpa menoleh.
"Ayah... Bisakah dia membaca pikiranku. Bagaimana ayah tahu. Dia ibuku. Sangat cantik. Tapi di mana dia? " Batin Ryan.
"Dia cantik" Ryan tersenyum dan duduk di sebelah ayahnya. Ryan menatap ayah dan terlihat mata ayah merah.
"Apakah Ayah menangis? " Tanya Ryan. Tapi ayah tersenyum ketika dia mendengar apa yang Ryan katakan.
"Ya, dia wanita paling cantik" Kata ayah sambil menyembunyikan kesedihannya.
"Di mana dia yah? " Tanya Ryan, saat itu juga ayah menatap Ryan. Ryan merasa sedih dan sekaligus takut. Beberapa hal yang tidak diketahui Ryan. Ryan ingin mendengar jawaban untuk pertanyaannya. Karena Ryan belum pernah melihat ibunya selama 24 tahun dalam hidupnya.
"Hilang" Ayah hanya berkata dan menutup matanya.
"Hilang... Di mana? "Mata Ryan menjadi merah. "Dia sudah meninggal... Atau...?b" Ryan berkata dalam hati.
"Ayah..." Ryan berbicara tetapi ayah memotong ucapan Ryan dengan kata-kata.
"Pergilah sekarang. Kamu akan terlambat" Ucap ayah seperti tak ingin melanjutkan percakapan ini. Ryan mengangguk dan bangkit untuk pergi, tetapi ayah berbicara lagi.
"Jangan seperti ayah Ryan... Kamu akan menderita" Ucap ayah lalu diam.
"Apa... Mengapa seperti itu? " Batin Ryan. Ryan berhenti dan menatap ayahnya karena dia ingin penjelasan untuk ini semua.
"Apa maksud ayah? " Ryan bertanya lagi karena dia tidak mengerti apa yang dikatakan ayahnya. "Kamu akan tahu" Setelah berkata itu ayah berdiri dan pergi ke kamar mandi. Ryan menunggu beberapa menit di sana dan akhirnya pergi.
Ryan pergi ke kantor dan saat sudah tiba, dia melihat Chris sudah ada di sana sambil bermain game di ponselnya.
"Apa yang kau lakukan di kantorku, sialan? " Ryan berteriak pada Chris dan saat itu Chris tersentak dan berdiri.
"Dasar... Kau membuatku kaget" Ryan mengabaikan Chris dan melepas jasnya lalu melemparkannya ke wajah Chris, lalu Ryan berjalan dan duduk di kursi kebesarannya.
"Apa-apaan sih Ryan? " Chris berteriak dan melemparkan jas Ryan ke sofa.
"Ngapain kamu di sini? " Ryan bertanya kepada Chris karena ingin tahu apa yang diinginkan Chris kali ini.
"Kudengar kamu akan punya bayi dengan ibu bayaran" Chris berkata dengan nada serius dan mendekat ke arah Ryan.
"Hmm" jawab Ryan padanya.
"Kenapa kamu setuju? " Tanya Chris, Ryan tahu Chris mengkhawatirkannya.
"Aku tidak punya pilihan dan itu semua keinginan nenek" Ryan menghela nafas dan menatap Chris.
"Kau tahu tentang wanita itu? " Ryan bertanya kepada Ryan dan sekali lagi hati Ryan mulai sakit. Mengapa Chris bisa mempengaruhi Ryan seperti ini. Ryan hanya melihatnya dua kali. "Nenek memberitahuku beberapa informasi tentang dia" kata Ryan padanya sambil menggelengkan kepalanya.
"Ryan. Kenapa kamu selalu mendengarkan nenek. Dia nenekku juga, tapi kamu tahu bahwa aku tidak begitu menyukainya" Ryan tahu Chris tidak begitu menyukai nenek karena Chris tahu sesuatu tapi dia tidak pernah memberi tahu Ryan.
"Aku tidak tahu" Ryan hanya berkata dan mulai bersiap-siap untuk meeting.
"Percayalah, kamu akan kehilangan begitu banyak hal berharga karena dia" Ryan menatap Chris dan melihat keseriusan wajahnya. Dia memperingatkan Ryan. Dia ingin berbicara tetapi Chris berbalik badan dan pergi.
"Apa yang maksud dia. Begitu banyak hal berharga. Urgh... Lupakan saja apa yang dikatakan idiot itu" Gumam Ryan. Iya menuju ruang meeting.
Waktu berlalu dan sudah dua bulan. Ryan ingin bertemu dengan Anna tetapi nenek tidak mengizinkan Ryan setiap kali dia meminta izin. Nenek tidak tahu tapi dia tidak membiarkan Ryan melihatnya. Terkadang Ryan penasaran dengan perilaku nenek. Ryan meminta nenek untuk membayar sejumlah uang setelah hari Ryan tidur dengannya dan nenek setuju untuk itu. Ryan egois dan tidak ingin melihat Anna dengan pacarnya, tapi Ryan tidak tega melakukan itu. Pacar Anna menderita kanker dan Ryan tahu bagaimana mereka menderita jadi Ryan memutuskan untuk menyerah padanya dan membiarkan Anna hidup bahagia dengan pacarnya karena Anna sangat mencintainya dan bahkan menjual tubuhnya kepada seorang pria yang tidak pernah dia kenal. Tapi selalu ada perasaan aneh dengan Ryan. Jadi Ryan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, tetapi Ryan tidak dapat menemukannya. Ryan bahkan bertanya kepada dokter.
"Apakah Nenek berbohong? " Pikir Ryan. Dengan pemikiran seperti itu Ryan berjalan melewati area pasien kanker rumah sakit dan mencarinya lagi. Ketika Ryan sedang mencari pacar Anna, Ryan melihat seorang anak laki-laki dan dia memiliki semua kemiripan seperti Anna. Mata abu-abu dan rambut coklat muda. Dia sangat lucu dan Ryan benar-benar merasakan tertarik kepadanya. Ryan melihat anak itu bermain dengan teman-temannya sambil tersenyum, tetapi Ryan merasa sedih karena dia juga seorang pasien kanker. Tiba-tiba, anak itu berhenti bermain dan menatap Ryan. Oh tidak, mata itu. Sangat mirip dengan Anna. Tiba-tiba Ryan merasa hatinya sakit hanya melihat anak kecil ini. Dia menatap Ryan dan memberi Ryan makna tentang pacar Anna dan kankernya. Hati Ryan luluh saat melihat senyum anak itu. Ryan pun tersenyum padanya. Ryan tidak pernah tersenyum pada seseorang yang tidak pernah dikenal tetapi secara tidak sengaja Ryan tersenyum pada anak laki-laki itu. Ingin rasanya berbicara dengan anak kecil itu. Jadi Ryan perlahan berjalan ke arah anak itu dan anak itupun berjalan ke arah Ryan sambil mengambil bola. Tiba-tiba telepon Ryan berdering dan dia menjawab panggilan itu.
"Dia hamil. Pulanglah sekarang" Suara nenek Ryan. Jantung Ryan mulai berdetak sangat cepat dan dia merasakan kebahagiaan di dalam dirinya.
"Aku akan menjadi seorang ayah" Gumamnya. "Aku akan datang menemuimu lagi" Ryan berbicara dengan keras. Anak laki-laki itu berhenti dan tersenyum pada Ryan lalu mengangguk.
"Saya akan menunggu Anda tuan, tapi mengapa Anda begitu bahagia? " Ucap anak kecil itu. Dia bahkan bisa mengatakan bahwa Ryan bahagia. Ryan tersenyum padanya dan berbicara lagi. "Aku akan menjadi seorang ayah" Ryan melihat senyum di wajahnya dan itu sangat indah.
"Selamat tuan" Ucapnya sambil melambaikan tangan. Ryan tersenyum dan mengangguk karena anak laki-laki itu orang pertama yang memberi selamat padanya.
"Siapa namamu? " Tanya Ryan padanya.
"Erza" Ryan tersenyum padanya dan mengangguk.
"Tunggu aku Erza" kataku sambil berbalik untuk pergi.
"Aku akan menunggu" Ryan mendengar Erza berkata dan pada saat yang sama Ryan merasakan kesedihan. Ryan berbalik dan melihat anak itu masih melihat ke menatapnya sambil tersenyum. Ryan melambaikan tangan dan tersenyum saat anak itu berbalik dan mulai bermain dengan teman-temannya lagi.
"Anak laki-laki yang lucu" Batin Ryan sambil melangkah pergi.
Ryan pulang dan melihat semua orang ada di sana. Dia berjalan dan duduk di samping nenek.
"Kenapa kamu pergi ke rumah sakit Ryan? " Ryan mendengar suara marah neneknya saat dia berbicara. Ryan terkejut. Bagaimana nenek bisa tahu.
"Aku... Aku pergi..." Ryan ingin mengatakannya tetapi suara nenek yang tinggi mengejutkannya.
"Aku tahu kenapa kamu pergi ke sana. Kenapa kamu tidak mendengarkan kata-kata nenek. Kenapa kamu mencari pacar wanita itu? " Ucap nenek dengan nada tinggi.
"Kenapa nenek marah? " Tanya Ryan karena bingung.
"Kamu tidak perlu khawatir tentang apa pun. Aku sudah memberitahumu sebelumnya. Aku telah membayar semua uangnya dan dia akan mengurus pacarnya. Dengarkan saja kata-kata nenek dan jangan membantah" Ucap nenek. nenek berbeda hari ini. Nenek tidak pernah berbicara seperti ini sebelumnya. Ryan menatap wajah nenek, terlihat ekspresi marah dan kebencian.
"Baiklah lupakan saja sekarang... Kau tahu dia sudah hamil dua bulan" Nenek menghela nafas dan berbicara dengan suara yang rendah tetapi Ryan tidak tahu. Ryan merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"Bolehkah aku melihatnya? " Ryan bertanya lagi karena dia ingin tahu jawabannya. Nenek menatap Ryan untuk beberapa waktu dan menggelengkan kepalanya.
"Dengarkan aku Ryan. Bukankah aku sudah menjelaskan wanita seperti apa dia? " Jawab nenek. Ryan mengangguk pada nenek dan memutuskan untuk mendengarkannya.
"Kamu akan menjadi seorang ayah. Selamat cucuku" Nenek berkata Dengan tersenyum dan memeluk Ryan, tetapi Ryan tidak merasa bahagia seperti yang dia rasakan sebelumnya, yaitu ketika Erza mengatakan kepadanya. Ryan menggelengkan kepalanya dan melepaskan pikiran itu sambil memeluk nenek kembali.
Dua bulan berlalu dan calon anak Ryan tumbuh di dalam rahim Anna. Ryan ingin melihatnya dan mendengarkan detak jantungnya. Ryan ingin mendengarkan suara-suara yang dia buat di dalam perut ibunya. Ryan ingin merasakan saat anaknya bergerak, tetapi nenek tidak mengizinkan Ryan, dan Ryan memiliki banyak pekerjaan di kantor. Ryan harus berurusan dengan perusahaan pada waktu yang sama dan bahkan tidak punya waktu untuk tidur. Ryan bahkan tidak bisa pergi dan melihat anak kecil itu.
"Sial... Persetan dengan keberhasilan ini" Umpat Ryan. Kemudian dia menerima telepon dari ayahnya.
"Halo Ayah" Ryan berbicara dengan cepat.
"Ryan kita harus pergi ke Korea selama 4 bulan. Ini darurat. Sesuatu telah terjadi" Tiba-tiba ayah berbicara. Untuk apa selama empat bulan pikir Ryan.
"Ayah, tidak bisakah kita mengirim siapa begitu. Karena kurasa aku tidak bisa pergi" Kat Ryan dan kepalanya terasa sakit karena hal-hal buruk ini.
"Tidak... Kamu harus pergi. Kamu pasti harus pergi ke sana dan bersiap-siap. Kita akan pergi malam ini" Ucap Ayah. Ada saja yang mengganggu dan bahkan tidak bisa melakukan apa-apa dengan benar.
"Bukankah kita sudah mengirim salah satu tim terbaik kita ke sana... ****" Ryan menahan emosi di dirinya yang mulai melonjak. Dia menutup telepon dan meninggalkan kantor dan meminta Chris untuk mengurus semuanya saat Ryan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
etihajar
ank SM BPK ko ya begi ya takut dan nenek2 duh amit
2023-06-13
0
Megabaiq
kurang seru trllu byk teka teki
2023-06-09
0
perjuangan ✅
aku mau berkata takut dosa, kan riyan sudah besar knp, selalu minta izin mau apa² hheedeehh maaak..
2023-03-25
0