"Aku akan membunuhmu bajingan" Ucap Ryan tersulut emosi. Dengan itu Ryan mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke kepala pria itu.
"Tidak... Berhenti" Teriak Anna dan segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan mendekati Ryan.
"Jangan... Jangan bunuh dia! " Anna meraih tangan Ryan yang memegang pistol karena takut.
"Apakah dia akan mengakhiri hidup seseorang tanpa berpikir. Tidak... Dia tidak bisa melakukan ini" Batin Anna dengan gemetar. "Aku akan membunuhnya karena dia berani menyentuh milikku" Ryan menatap Anna dan menyeringai sebelum menembak pria itu. Anna melihat tubuh yang tak bernyawa saat peluru menembus dahi pria yang akan memperkosanya. Anna terkejut.
"Bagaimana mungkin dia membunuh seorang pria tanpa berpikir dua kali" Anna menatap Ryan yang menyeringai pada tubuh yang tak bernyawa dan kemudian dalam sedetik matanya menatap ke mata Anna. Anna ingin lari dari pria ini karena Ryan benar-benar iblis, tapi hati Anna mengkhianatinya dan membuat Anna ingin tetap lebih dekat dengan Ryan.
"Kau berdarah" Ryan meletakkan ibu jarinya di dahi Anna dan mulai membelai. Tangannya berlumuran darah. Anna sangat terkejut dan tidak memiliki keberanian untuk berbicara. Anna menatap mata biru gelapnya dan itu benar-benar berbahaya tetapi untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, Anna tidak takut karena dia tahu Ryan tidak akan menyakiti atau membunuhnya.
"Ayo pergi" Ryan meraih tangan Anna dan pergi ke pintu tapi Anna berhenti.
"Apa? " Ryan menoleh ke arah Anna dan bertanya.
"Kau... Kau membunuhnya" akhirnya Anna berhasil berbicara. Ryan menghela napas dalam-dalam dan menarik Anna ke pinggangnya.
"Dengar... Ini bukan pertama kalinya aku melakukan ini, oke. Jangan takut aku tidak akan menyakitimu" Kata Ryan sambil membelai rambut Anna.
"Ayo pergi! " Ryan melepas jasnya dan menutupi Anna, setelah itu Ryan maraih lengan Anna dan berjalan untuk pergi.
"Ke mana? " Anna bertanya pada Ryan karena dia terlalu lemah untuk berdebat dengannya. Anna hanya lelah dan ingin tidur.
"Ke rumah" Ryan membawa Anna keluar dari apartemennya.
"Rumah... Bahkan aku cuma punya satu rumah" Mata Anna menjadi basah saat mendengar kata itu karena dia kehilangan rumahnya tiga tahun lalu.
"Masuk" Ryan membuka pintu mobilnya dan berkata. Tanpa berbicara dengan Ryan, Anna masuk ke mobil dan melihat seorang pria duduk di kursi kemudi, dia bahkan tidak melihat ke arah Anna. Kemudian Ryan masuk ke dalam mobil.
"Ke apartemenku" Pria itu mengangguk dan menyalakan mobil. Anna hanya melihat ke luar jendela mobil sepanjang perjalanan. Anna merasa terkejut dan dia tidak percaya bahwa pria yang duduk di sebelahnya membunuh seorang pria. Ryan bahkan mengatakan itu bukan pertama kalinya. Setelah beberapa menit mobil berhenti di depan sebuah gedung mewah.
"Ayo" Ryan turun dari mobil dan berkata, dia mendekat ke sisi Anna dan membuka pintu. Anna mengangguk perlahan dan keluar dari mobil. Ryan membawa Anna ke lift. Setelah beberapa detik pintu lift terbuka dan Anna melihat rumah mewah di depannya.
"Apakah dia memiliki lift sendiri untuk datang ke rumahnya... Urghh.. Dia Ryan William... Dia memiliki semua yang dia inginkan" Batin Anna.
"Daddy, Kamu kembali" Detak jantung Anna meningkat saat mendengar suara itu. "Sayangku... Mommy juga ada di sini" Jawab Ryan. Anna menatap anaknya yang sedang tersenyum padanya dengan pipinya yang memerah. Tak terasa air mata memenuhi mata Anna.
"Akhirnya... Dia memanggilku mommy" Anna melihat pria yang berdiri di sampingnya sambil tersenyum pada putranya.
"Jadi dia benar-benar memberikan apa yang aku minta" Anna tersenyum bahagia.
"Kenapa kamu bangun. Bukankah daddy menyuruhmu tidur... Hmm? " Anna melihat putranya yang menggemaskan saat dia memalingkan muka dari pandangan daddynya.
"Aku tidak bisa tidur. Aku menunggu mommy" Anak itu cemberut sambil menggigit bibir bawahnya. Hati Anna dipenuhi dengan cinta untuk anaknya. Benar-benar lucu.
"Baiklah, biarkan mommy mandi dan kembali ke sini lagi" Ryan meraih tangan Anna dan pergi.
"Baik daddy" Anna mendengar anaknya berteriak.
"Kenapa anak ini berteriak? " Anna berkata dalam hati.
"Masuklah dan mandi, setelah itu kemarilah, aku akan mengobati lukamu! " Ryan berkata. setelah itu, dia keluar dari kamar.
"Ya Tuhan aku benar-benar lupa dengan luka di dahiku. Baguslah" Batin Anna. Dia menyeka darah yang keluar dari lukanya saat dia duduk di mobil tadi. Anna mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Anna segera mengganti pakaiannya lalu keluar karena dia ingin melihat anaknya.
"Duduk di sini" Anna mendengar suara Ryan dan menatapnya.
"Kapan dia mandi. Rambut basah dan ganti baju. Bukankah aku masuk sebelum dia? " Batin Anna.
"Kamu butuh dua puluh menit untuk mandi" Ryan berkata sambil melihat tubuh Anna.
"Dasar mesum. Tapi bagaimana dia tahu apa yang aku pikirkan? " gumam Anna lirih. Lalu dia berjalan dan duduk di sebelah Ryan, dan Ryanpun mulai mengobati luka Anna. Setelah Ryan selesai, Anna berdiri karena dia ingin melihat anak laki-lakinya.
"Mengapa kamu terburu-buru? " Ryan menangkap tangan Anna dan menarik ke arahnya. Dia menyuruh Anna duduk di pangkuannya. Anna menatap Ryan dan dia sudah menyeringai pada Anna.
"Aku ingin melihatnya" Kata Anna sambil mengalihkan pandangan dari mata Ryan.
"Aku melakukan apa yang kamu katakan jadi sudah waktunya kamu untuk menjadi wanitaku" Setelah berkata seperti itu, Ryan mulai mencium leher Anna.
"Belum. Bagaimana hak asuhnya? " Anna mendorong Ryan menjauh lalu berdiri.
"Kau tahu. Kau tidak akan pernah bisa membuangku dari hidupnya" Dengan seringai iblisnya Ryan menarik Anna lebih dekat padanya dan menempelkan bibirnya di bibir Anna.
"Dia benar, aku tidak akan bisa menjauhkan Ryan dari kehidupan putraku karena mereka benar-benar memiliki hubungan.
“Daddy...” Anna mendengar teriakan anaknya dan dia segera mendorong Ryan menjauh dan menatap anaknya yang sedang cemberut pada daddynya.
"Apa yang kamu lakukan daddy? " Anak Anna datang sambil menatap daddynya.
"Apakah kamu tidak melihat... Aku menciumnya" Jawab Ryan dengan enteng.
"Apa-apaan ini... Dasar Orang gila" Batin Anna.
"Sayang ayo. Biarkan mommy menggendongmu" Anna mengangkat anaknya dan meninggalkan kamar karena Anna tidak ingin si idiot itu berbicara lebih banyak.
"Mommy kamu sangat cantik. Seperti peri" Ezra berkata dengan nada polosnya. Anna tersenyum padanya karena apa yang Ezra katakan. Ucapan yang sangat manis didengar.
"Anakku lebih cantik dariku" Anna mencium kening dan pipinya. Pipinya benar-benar mengingatkanku pada Erza. Rasa sakit yang luar biasa menusuk dada Anna ketika dia mengingat Erza.
"Anak ini ada di sini hari ini karena Erza kan? " Batin Anna sambil memandangi putranya.
"Tidak bu. Kami tidak cantik. Kami laki-laki itu tampan" Anna tertawa ketika anak laki-lakinya menyelesaikan kata-katanya.
"Ya tampan" Anna mengangguk dan mencium keningnya lagi.
"Sudah larut sayang. Tidurlah sekarang. mommy akan membuat pancake coklat, oke" Anna tersenyum pada Ezra sambil tertawa senang.
"Oke mom. Aku suka makan pancake coklat tapi daddy tidak bisa membuatnya" Bisik Ezra di telinga Anna sambil mencium pipinya. Anna bahagia setelah hampir empat tahun tak melihat putranya.
"Mom, tidurlah denganku. Maukah? " Ezra bertanya kepada Anna dengan matanya yang besar dan cerah, Anna mengangguk dan membawanya ke kamarnya saat Ezra menunjukkan jalan kepada Anna.
"Selamat malam sayang" Anna membaringkan Ezra di tempat tidur dan mencium keningnya lalu iapun berbaring di samping Ezra.
"Selamat malam mom. I love you" ucap Ezra sambil mencium pipi Anna. Mata Anna berkaca-kaca karena kehilangan dia selama hampir empat tahun.
"Mommy sangat mencintaimu" Anna tersenyum dan mencium pipi Ezra, memeluknya agar segera tidur. Akhirnya Anna bisa memeluk putranya setelah hampir 4 tahun tak bisa melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
perjuangan ✅
semoga aja terbongkar kebisukan nya nenek lampir itu dan ayahnya riyan bersatu sm istrinya.
2023-03-26
0
Moms Iwan N Icky
uhhh akhirnya..sekrang nnk sialan itu yg jd ancaman.tp ryan keknya tau deh ap yg hrs dia lkukn
2022-02-16
1
Cicih Sophiana
semoga mereka tetap bersama dan bahagia, dan jg semoga nenek tua itu tdk menemukan mereka
🥰🥰🥰🥰🥰😍semangat buat othor💪💪😍
2022-01-21
0