"Ahhh" Ryan kehilangan akal sehatnya dan melemparkan wanita itu ke tempat tidur. Lalu Ryan naik ke atas wanita itu.
"Sial... dia benar-benar mirip dengan wanita itu, bahkan suaranyapun sama" Gumam Ryan. Tanpa memikirkan apa-apa lagi, Ryan menciumnya dan dia juga melingkarkan tangannya di tubuh Ryan sambil membalas ciuman Ryan. Ryan merasa menjadi gila karena wanita ini. Ryan melepas semua pakaian yang tersisa ditubuh wanita itu dan juga melepas handuk mandi yang dia kenakan.
"Persetan dengan tubuhnya... Sangat mirip dengannya" Fikir Ryan sambil mencium dua bukit kembar di depannya. Kemudian perlahan memasukkan benda diantara ke dua kakinya.
"Ahhh..." Ryan mendengarkan erangan menggoda dari wanita dibawahnya saat iya mulai bergerak.
Ryan tidak bisa melihatnya dengan jelas tetapi dia bisa merasakan bahwa wanita dibawahnya itu sangat hebat dan terlihat sangat cantik. Ryan heran pada dirinya sendiri karena tidak merasa jijik terhadap wanita itu. Tiba-tiba, wanita itu mulai menggerakkan tangannya ke dada dan tubuh Ryan. Ryan menarik nafas dan membiarkan wanitanya melakukan apa yang ingin dia lakukan karena tubuhnya membuat Ryan merasa sangat nyaman.
"Sial... Dia merayuku" Ucap Ryan.
"Ahhh..." Erangan wanita dibawahnya semakin keras saat dia memeluk dan membenamkan wajahnya di leher Ryan. Ryan mulai bergerak secepat yang dia bisa dan suara menggoda yang di dengarnya tidak berhenti. Ryan bercinta dengan wanita itu sampai tubuhnya mati rasa. Ketika telah selesai, Ryan melihat wanita itu sudah tidur. Ryan juga berbaring dan menutup matanya di samping wanita itu.
"Urghhh" Ryan bangun di pagi hari dan saat itu dia merasakan seseorang memeluknya. Ryan kembali pada kesadarannya, dia ingat tadi malam.
"Astaga... Sial" Ryan menatap wanita yang memeluk dan menyandarkan kepalanya di dada Ryan. Tiba-tiba Ryan diam membeku. Rambut coklat muda yang sangat dikenalnya. Ryan tidak bisa melihat wajahnya karena wajahnya tertutup rambut.
"Apakah itu dia? " Tanya Ryan dalam hati. Jantungnya mulai berdetak sangat cepat saat perlahan-lahan dia menjauhkan rambutnya dari wajah wanita itu. Detak jantung Ryan seakan berhenti saat dia melihat wajahnya.
"****... Ini dia... Bagaimana bisa. Setelah tiga tahun. Tidak heran aku tidak merasa jijik padanya semalam dan tidak heran mengapa aku merasa sangat mengenalnya" Ryan menyentuh wajahnya yang halus dan menjauhkan kepalanya dari dada lalu meletakkan wanita itu di atas bantal. Ryan duduk dan menatapnya, tubuhnya penuh tanda merah. Setengah dari tubuhnya ditutupi dengan selimut.
"Sial... Sosoknya sangat mengagumkan" Ucap Ryan. Tiba-tiba Ryan merasa bahwa sesuatu di bawah sana mengeras lagi. Ryan segera pergi ke kamar mandi dan menutup pintu. Ryan mengguyur tubuhnya dibawah pancuran air dingin.
"Sial, aku tidak bisa menghilangkannya dari pikiranku" Ucap Ryan emosi. Tiba-tiba Ryan teringat sesuatu yang membuat hatinya membeku.
"Apakah dia seorang pelacur. Bagaimana Chris menemukannya. Dan dia... Apakah dia menjual tubuhnya demi uang. Apakah nenek benar? " Berbagai fikiran menghampiri benak Ryan. Lalu Ryan ingat apa yang wanita itu lakukan tiga tahun lalu.
"Ha ha ha" Ryan tertawa dingin. Benar-benar seorang yang mencari kentungan dari tubuhnya.
"Aku akan melayanimu dengan benar" Gumam Ryan.
Setelah mandi Ryan keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian. Ryan menatap wanita itu ternyata masih tidur, dia sangat cantik. Pipinya yang sama dengan Ezra.
"Wanita ini membuat segalanya sulit bagiku" Gumam Ryan. Ryan duduk di sofa dan menunggu Anna bangun. Kebencian, cinta, dan perhatian semuanya bercampur dalam pikirannya. Ryan jadi kacau karena wanita ini. "Aku mencarinya selama tiga tahun dan sekarang dia di sini. Di depan mataku. Mungkin Ezra melihatnya dalam mimpinya karena dia kembali" Batin Ryan.
Anna terbangun dengan rasa sakit di tubuhnya. Penglihatannya kabur dan dia ingat tadi malam. Hati Anna hancur berkeping-keping ketika ingat bahwa dia di jebak.
"Apakah... Apakah aku tidur dengan lelaki tua dan gendut itu. Tidak, itu tidak mungkin" Gumam Anna. Dia segera bangkit dan duduk di tepi kasur sambil melihat ke bawah.
"Tidak... aku telanjang" Anna tak percaya. Tiba-tiba ketakutan menguasainya saat melihat ke arah pria yang sedang duduk di sofa sambil menatapnya dengan tatapan dingin. Anna segera menutupi tubuhnya dengan selimut dan menatap pria itu. Mata biru dengan rambut campuran coklat tua dan hitam. Rahang yang tajam, bibir seksi yang tipis dan alis hitam yang panjang.
"Apakah dia seorang model atau apa. Tampan" Batin Anna. Pria itu menatap lurus ke arah Anna dan jantungnya mulai berdetak sangat cepat tapi kenapa dia terlihat seperti... Marah. Tiba-tiba Anna merasa pernah melihatnya di suatu tempat.
"TUNGGU.... Bukankah ini Ryan Sanskara William. Ya, itu dia. Apa... Apa yang dia lakukan di sini? " Ucap Anna dalam Hati. Anna mulai ketakutan, ketika dia melihat pria di depannya. Kekuasan yang Ryan miliki di negara ini dan betapa tidak berperasaannya dia. Anna pernah melihatnya di TV dan di majalah. Seorang pebisnis teratas di negara ini serta miliarder termuda. Dia bahkan memiliki seorang putra yang lucu. Hati Anna merasa tertarik saat dia mengingat hari pertama melihat Ryan di TV.
"Tapi pria ini... Tuhan tolong aku" Batin Anna, matanya terlihat basah saat Ryan berdiri dan berjalan ke arah Anna. Ryan begitu tinggi, mungkin sekitar 180cm dan tubuhnya begitu menarik.
"Kenapa aku memikirkan hal-hal seperti ini? Lagipula dia akan membunuhku" Batin Anna sambil menunduk saat Ryan mendekatinya. Hati Anna seperti berlomba dan dia tidak tahu mengapa merasakan hal seperti ini tiba-tiba. "Pergi dan mandi. Aku beri waktu tiga menit" Dia berbicara sambil melemparkan jasnya ke pangkuan Anna.
"Tunggu... Ini aroma jasnya sangat familiar... Aku tahu aroma ini dan aku tidak akan pernah bisa melupakannya... Tidak... Tidak mungkin" Gumam Anna tanpa di dengar Ryan. Anna memaksakan diri untuk percaya bahwa pria itu bukan dia. Anna tidak ingin membuat masalah dengan pria ini, jadi dia bangun dari tempat tidur untuk segera pergi.
"AHHH..." Anna segera menutup mulutnya. Terasa sakit di antara kedua kakinya. Anna mendengar tawa sarkastik Ryan, tetapi sebelum Anna bisa melakukan apa pun, Ryan menyeretnya ke kamar mandi.
"Lepaskan aku" Anna mencoba menepis tangan Ryan tapi gagal. Dia mendorong Anna ke kamar mandi dan menutup pintu.
"Binatang yang tidak punya hati" Anna menggerutu dan mulai mandi.
Setelah selesai, Anna memakai pakaiannya dan keluar. Saat dia keluar, selembar kertas dilempar mengenai wajahnya. Anna menatap pria yang melemparkan kertas itu ke wajahnya dan mendapati matanya menatap dengan tajam, terlalu bahaya untuk menatapnya kembali.
"Ambil! " Ryan menyuruh lalu Anna membungkuk dan mengambil kertas itu.
"Kamu dapat menulis berapa pun jumlah uang yang kamu butuhkan" Ucap Ryan dingin.
"Apa? " Ucap Anna, Dia melihat cek yang Ryan berikan padanya. Hatknya terasa sakit.
"Apa dia pikir aku pelacur? " Batin Anna.
"Tidak cukup? Kalau begitu ambil ini juga" Ryan melemparkan kartu berwarna hitam ke wajah Anna lagi.
"Mengapa. Aku bukan wanita seperti itu yang tidur dengan pria demi uang" Ucap Anna.
"Ya, aku adalah wanita seperti itu tiga tahun yanglalu, tetapi itu untuk adikku" Ucap Anna dengan air mata memenuhi matanya, tetapi Anna tidak ingin membiarkannya jatuh, jadi dia segera mengusapnya.
"Sebagai pelacur, aku tidak berpikir hargamu setinggi ini. Apakah aku benar? " Ucap Ryan. Tiba-tiba kemarahan menguasai Anna saat dia mendengar kata-kata Ryan yang menjijikkan. Anna menatap Ryan dan melangkah ke arahnya, Anna mengangkat tangannya untuk menampar Ryan. Anna menampar wajah Ryan dengan keras dan melihat wajahnya yang terkejut. Anna benar-benar merasa senang melihat wajah Ryan seperti itu.
"Apakah saya yang pertama menampar Anda, Tuan William? " Anna menyeringai pada Ryan sambil merobek cek yang Ryan berikan padanya. Anna juga mematahkan kartunya juga. Ryan menatap Anna dengan wajah terkejut.
"Kamu pikir uang kotormu bisa melakukan segalanya? " Anna bertanya kepada Ryan. Ryan menatap Anna tanpa berbicara.
"Aku beritahu pada anda... Aku bukan pelacur" Setelah itu Anna berbalik untuk pergi, tetapi tiba-tiba Ryan menarik pergelangan tangan Anna dan membawanya ke dinding.
"Ahh..." desis Anna kesakitan. Ryan menempelkan tubuhnya ke tubuh Anna.
"Kamu gila? " Anna berteriak pada Ryan saat dia menyeringai pada Anna. Aromanya memenuhi hidung Anna dan dia yakin ini adalah bau yang sama yang dimiliki pria itu tiga tahun lalu. "Ryan Sanskara William sangat kaya dan mungkin dia juga menggunakan parfum yang sama" Pikir Anna. Ryan meraih dagu Anna dan memaksa Anna untuk menatap matanya yang menakutkan namun indah.
"Bukankah kamu menjual tubuhmu untuk uang tiga tahun lalu... Hmm? " Detak jantung Anna berhenti. Anna menatapnya dengan ngeri saat itu juga seluruh tubuhnya mulai gemetaran.
"Bagaimana... Bagaimana dia tahu? Mungkinkah dia... ? " Ucap Anna dalam hati dengan terbata-bata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Qorie Izraini
akan kah cerita sesungguh ny akan terungkap...???
apa y yg pantas ganjaran buat wanita tya yg tak punya hati itu...???
2022-09-08
0
Cicih Sophiana
bilang dong Ana klo kamu wanita itu...
2022-01-21
0