Anna tidak mampu melihat apa yang ditinggalkan Erza. Iya, dia belum siap untuk membaca buku catatan Erza. Anna merasa, dia tidak ada untuk Erza, tidak ada di sana disaat terakhir adiknya, hanya untuk sekedar berbagi rasa sakit. Anna tidak ada di sana untuk mendengarkan kata-kata terakhirnya.
"Kakak macam apa aku ini? " Anna membenci dirinya sendiri karena tidak melindungi Erza. "Sekarang bagaimana Aku bisa hidup tanpa dia. Erza adalah hidupku" Ucap Anna terisak. Anna melakukan segalanya untuk Erza, tapi Erza sudah pergi.
"Aku merasa tidak mampu melewati semua rasa sakit ini lagi" Anna bicara Dalam hati sambil memeluk guling Erza. Anna kehilangan orang tuanya, Erza dan juga bayinya.
"Kenapa aku sangat tidak berguna. Kenapa aku tidak mati saja. Aku tidak bisa hidup dengan semua kenangan ini. Erza menunggu selama sembilan bulan, tetapi dia kehilangan semua harapannya. Aku belum rela untuk melepaskan kepergian Erza. Aku tidak percaya dengan semua ini. Dia satu-satunya saudara laki-lakiku dan satu-satunya keluarga yang kumiliki... Sakit dan aku tidak percaya. Dia pergi... Dia menungguku tapi aku... tidak ada untuknya" Gumam Anna pelan dengan penyesalan. Rasa bersalah membunuh Anna. Ingin rasanya Anna mati saja. Setelah puas menangis dan meratapi kepergian Erza, juga dengan kenangan dan pikiran yang menyakitkan itu, akhirnya Anna tertidur.
Anna bangun setelah beberapa jam tidur, dan waktu sudah malam. Dia pergi untuk mandi dan berganti pakaian hitam (Tanda berduka). Kemudian Anna pergi ke rumah sakit. Anna melihat adik laki-lakinya terbaring di peti mati tanpa nyawa. Tidak ada kata-kata yang mampu untuk menjabarkan rasa sakit di hati Anna.
"Aku hanyalah saudara perempuan yang tidak berguna baginya" Batin Anna sambil melihat anak-anak kecil yang biasanya bermain bersama Erza menangis, dan hal itu semakin menghancurkan hati Anna.
Setelah pemakaman selesai, Anna menatap ke langit, begitu gelap mungkin akan turun hujan. Kematian mendadak saudara laki-laki Anna adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa Anna lupakan. Anna ingin mati saja karena merasa sudah tak punya siapa-siapa. Perlahan dia berjalan menuju laut. Anna ingin bunuh diri dan bisa bersama dengan Erza, tetapi ketika Anna akan melompat, iya teringat sesuatu.
"Anakku" Ucapnya. "Aku akan mengembalikan uang mereka dan membawa anakku kembali" Setelah berfikir seperti itu Anna pulang dan mengambil uang yang mereka bayarkan kepadanya lalu meninggalkan rumah. Anna langsung pergi ke mansion tempat dia tinggal selama sembilan bulan. Ketika Anna masuk melalui gerbang, dia melihat sebuah mobil terparkir dihalaman dan semua pintu terbuka. Anna langsung masuk ke dalam rumah dan melihat seorang wanita tua menggendong bayinya. Tiba-tiba, nenek itu menatapnya dan terlihat tidak suka.
"Apa yang kamu lakukan di sini? " Nenek itu bertanya dengan suara marah.
"Aku ingin bayiku kembali. Ini uang kotormu" Anna melemparkan uang pada nenek tersebut, karena semuanya terjadi karena wanita ini. Jika dia memberi Anna uang saat itu, Erza akan bertahan hidup.
"Ya Tuhan Rulianna. Kenapa kamu datang ke sini? " Bibi Zeni datang ke arah mereka dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Nyonya besar apakah anda baik-baik saja? " Bibi Zeni bertanya. Anna tahu tebakannya benar. Dia wanita itu. seseorang yang tak berperasaan.
"Saya datang ke sini untuk mengambil bayi yang baru saya lahirkan" Kata Anna dingin lagi. Anna bisa melihat kebencian di mata wanita tua itu, tapi apakah Anna harus peduli? Tidak. Anna tidak peduli. Karena wanita tua itu Anna kehilangan saudaranya.
"Rulianna, kematian saudaramu bukan urusanku" Ucap nenek tersebut.
"Apa... Bagaimana anda tahu? " Ucapan Anna terdiam beberapa saat.
"Kamu tahu, Tapi kamu menolak memberikan uang hari itu. Bagaimana kamu bisa begitu tidak berperasaan? " Anna berteriak pada nenek itu karena merasa sakit hati.
"Orang sepertimu dan saudaramu harus mati... Orang miskin hanya memperburuk keadaan di negara ini" Sahut nenek itu tak mau mengalah.
"Apa? " gumam Anna. "Kembalikan bayiku sebelum aku menghancurkan semua yang ada di sini" Anna tidak ingin berbicara dengan wanita tua itu. Dia sangat membencinya. Yang Anna inginkan hanyalah bayinya kembali. "Bagaimana aku bisa meninggalkan anakku dengan orang-orang seperti ini. Mereka gila" Batin Anna.
"Kau tahu, kau mengingatkanku pada seseorang yang kukenal. Dia juga sepertimu. Sangat cantik, sangat cerdas. Tinggal di rumah ini dan juga bertingkah seperti kamu, dia juga berumur 20 tahun. Benar-benar mirip denganmu" Wanita tua ini terus saja berbicara.
"Tapi biarkan aku memberitahumu sebuah rahasia Rulianna. Namanya Tariana dan dia kehilangan nyawanya karena cinta dan karena dia gagal melepaskan seseorang yang bukan miliknya, dan terutama dia tidak mendengarkan kata-kataku" Ucap nenek tua itu.
"Apakah dia mengancamku? " Batin Anna. "Kamu mengancamku?" Anna merasa tak percaya. Wanita macam apa dia, Hatinya dipenuhi dengan kebencian.
"Mungkin" wanita tua itu menyeringai pada Anna.
"Aku tidak peduli. Kembalikan bayiku" Anna melihat bayinya yang sedang tidur nyenyak dalam gendongan wanita tua itu. Anna berfikir jika nenek itu akan menyakiti bayi Anna juga.
"Zeni panggil pengawal dan usir dia" Perintah nenek tersebut kepada bibi Zeni.
"Apa... Bagaimana dia bisa? " Anna perfikir.
"AKU BILANG BERIKAN BAYIKU KEMBALI" Anna berteriak pada nenek itu saat itu nenek itu menatapnya dengan wajah terkejut. Dia menatap wajah Anna sebentar dan perlahan menggelengkan kepalanya.
"Ayo tinggalkan dia" Setelah itu nenek tersebut masuk ke rumah dengan bayi Anna. Anna ingin berlari mengejarnya, tapi sebelum sempat melakukan itu, sebuah lengan yang kuat menarik Anna dan menyeretnya keluar rumah. Anna terus meronta tapi tidak bisa. Anna melihat bibi Zeni menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Mengapa dia menangis?" pikir Anna lagi.
"Dia akan membayar atas apa yang dia lakukan" Ucap Anna pada bibi Zeni sambil menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam rumah. Anna diusir dari mansion tersebut. Perlahan Anna berdiri dan menatap rumah itu. Anna tidak bisa menahan tangis karena kehilangan bayi dan saudara laki-lakinya. Anna membencinya. Aku juga membenci bajingan itu. Dia mungkin ayah dari bayiku, tapi dia bajingan. Itu semua karena dia tidak datang. Anna berbalik dan berjalan melalui jalan setapak. Hujan sudah sangat deras dan Anna tidak merasa takut karena hatinya diselimuti rasa sakit. Anna hanya menangis, menangis karena dia baru saja kehilangan hal-hal yang sangat penting untuknya. Dan mengapa hidupnya sangat menyedihkan.
Anna berjalan perlahan melalui jalan setapak dengan baju basah kuyup. Dan setelah beberapa waktu, Anna melihat sebuah mobil mewah datang melewatinya lalu melaju pergi. Anna tidak bisa melihat orang-orang di dalamnya karena jendelanya yang gelap, tetapi mengapa Anna merasa ada seseorang yang penting baginya di dalam mobil itu. Anna berbalik dan melihat mobil itu menghilang dari pandangannya. Anna menghela nafas dan pergi. Anna pulang ke rumah, setelah sampai, iya merasa kesepian tanpa Erza. Anna pergi ke kamarnya dan mengambil salah satu hoodie Erza dan menarik napas dalam-dalam. Aromanya adalah sesuatu yang selalu Anna sukai.
"Aku menyayangimu" Gumam Anna dan menciumnya. Lalu Anna masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Anna keluar setelah selesai dan berganti pakaian. Anna kembali masuk ke kamar Erza dan berbaring di tempat tidurnya. Memejamkan mata dan ketika akan tertidur tiba-tiba dia mendengar suara. Datang dari ruang tamu, Anna segera bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju ruang tamu dan Anna berteriak ketika saya melihat dua pria bertopeng di kamarnya. Mereka melihat Anna dan mendekat ke arah Anna. Anna berbalik untuk lari tapi mereka menangkap Anna.
"Jangan berteriak" Kata mereka sambil menodongkan pistol ke arah Anna. Anna tidak takut karena Anna tidak akan rugi apa-apa. Dia merasa sudah kehilangan segalanya.
"Tinggalkan tempat ini. Kami memberimu waktu dua hari. Pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi" Mereka mengancam Anna.
"Mengapa? " Anna bertanya perlahan karena Anna ingin tahu dan Anna tahu orang-orang ini ada di sini tidak untuk menyakitinya.
"Ini perintah tuan muda" Jawab pria bertopeng itu.
"Tuan Muda? " Anna menertawakan ucapan orang tersebut. Bagaimana Anna bisa melupakan bajingan itu. Dia juga harus seperti wanita itu.
"Katakan pada tuan mudamu aku tidak akan pergi dan aku tidak takut padanya" Anna menyeringai pada mereka, seseorang lagi mengarahkan pistol lain ke arah Anna.
"Ha... Benarkah... Adikmu punya teman kecil kan. Kami sudah mengirim orang-orang kami untuk mengawasi mereka. Bagaimanapun juga mereka akan mati, jadi kami akan membantu mereka dan akan segera melakukannya" ucap seseorang diantara mereka.
"Apa, Bagaimana mereka bisa memikirkan hal semacam itu? " Batin Anna.
"Bagaimana bisa... Mereka adalah anak-anak kecil" Air mata Anna keluar saat iya berbicara.
"Mereka akan tetap aman jika kamu pergi dari sini. Jika tidak, anggap mereka sudah mati" Setelah berbicara seperti itu, mereka meninggalkan rumah Anna.
"Apa aku tidur dengan manusia atau monster. Bagaimana dia bisa begitu tidak berperasaan. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada bayiku... Aku hanya benci... Benci semua orang. Bajingan tak punya hati. Aku tidak punya pilihan, aku tidak bisa membiarkan anak-anak itu mati karenaku. Jadi aku harus pergi, tapi ke mana? " Gumam Anna. Anna tidur dengan binatang yang tidak berperasaan dan memberikan keperawanannya kepada binatang itu. Anna juga melahirkan kehidupan yang tidak bersalah untuknya.
"Anakku yang malang. Kumohon Tuhan... kumohon jangan jadikan dia seperti ayahnya" Hanya Itu yang bisa Anna doakan. Dengan semua pemikiran itu, Anna pergi ke kamar dan mengemasi semuanya, lalu pergi ke kamar Erza. Anna mengambil pakaian dan barang-barang favoritnya dan mengemas semuanya. Setelah semua selesai. Anna mengambil dua koper dan menulis surat kepada Bibi Lisa.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Cek Iana
author knp cerita ny GK masuk akal?
mf y sy berhenti baca ny🙏
2024-06-23
0
Megabaiq
ak gk trrlu alur crtanya,trllu di buat2
2023-06-09
0
Yus marni
terdengar sangat kejam
2022-08-20
0