pendakian 1

"Mas Tirta temen satu kampus dengan Iza? tanya Mama.

"Iya Ma, kami satu kampus, jawab Tirta.

"Iza gak pernah lho Mas ngajak temennya cowok main kesini dan ngenalin ke Mama, baru kali ini Mas."

"Mama !.. Jangan buka rahasia Iza dong, malu-maluin Iza aja" protes Iza.

"Bener Ma? tanya Tirta,,sedikit bangga.

"Bener Mas, kalo temen sesama cewek sih banyak banget yang sering main kesini, kalo cowok sih keliatannya gak pernah, ya Iza?" Mama melemparkan pertanyaannya pada Iza. Iza hanya tersenyum malu saja.

"Tuh Mas bener kan! Iza sampe malu kaya gitu.".

Ini sifat Mama sama anak hampir mirip,, terbuka dan apa adanya batin Tirta

"Ma ini Sebenarnya Tirta masih ada acara lagi, mau pamit dulu, lain kali Saja Tirta kesini lagi".

"Apa nggak nanti dulu saja Mas , biar bisa ketemu Papanya Iza, bentar lagi juga pulang kok!" tawar Mama.

"Lan kali deh Ma, soalnya ini sudah larut , hujan diluar juga kelihatannya sudah reda" jawab Tirta.

"Iya sudah mas kalo memang Mas Tirta buru-buru..lain kali sering-seringlah main kesini Mas, pasti Iza juga seneng". Mama mengakhiri pembicaraan.

Iza mengantar Tirta sampai ke depan pintu gerbang, berat rasanya setelah seharian bersama dan bermotor ria. Perasaannya jadi tambah mellow melihat kepergian Tirta kali ini. Tanpa terasa setitik air mata keluar dari sudut mata Iza yang indah.

Mamah masih menunggu di ruang tamu ketika Iza susah kembali keruang tamu. Dilihat nya putrinya melangkah masuk dengan wajah sedih dan segera mendekat dan memeluk Mamanya.

"Anak Mama sudah dewasa yaa... sambil mengelus rambut sang putri..

"Tirta memang sangat mirip kakakmu, .Mama juga seperti melihat Farhan di diri Tirta", bisik Mama di telinga putrinya.

"Sopan, dan menghargai orang tua,

Mama gak keberatan kalo memang putri Mama jatuh cinta pada pemuda seperti Tirta". Tambah sang Mama.

"Ih Mama... , Iza kan masih temenan sama Tirta Ma, Iza protes sama sang Mama, tapi hatinya gembira karena sang Mama setuju jika kelak dirinya menjalin hubungan dengan Tirta.

***

Tirta memacu motornya menembus kegelapan malam. Suasana hatinya hari ini sungguh menggembirakan. bisa bersama Iza seharian, juga kenal sama Mamanya Iza, apalagi penerimaan mamanya Iza juga terbuka.

Tanpa terasa motor yang dikendarai Tirta sudah memasuki halaman mushola di Plalangan.

Ternyata Damar sudah menunggu disana.

"Maaf kang Damar ada sedikit urusan tadi,, aku sholat dulu ya".

Tirta segera berwudhu dan Sholat Isya di Mushalla.

Setelah sholat , mereka berjalan menuju padepokan.

"Tadi nganter temen dulu kang Damar".. maaf yaa..

"Tidak apa-apa Adi",, itu sudah di tunggu Bopo".

Mereka segera memasuki padepokan.

Mbah Hardjo ternyata sudah menunggu sambil duduk di lantai pendopo beralaskan tikar pandan yang sudah langka di jaman seperti ini.

"Sini Ngger , silakan duduk," sapa Mbah Hardjoikoro.

Tirta segera duduk bersila di depan Mbah Hardjoikoro, dan Damar ke belakang entahlah apa yang dikerjakan nya.

"Ayo Ngger lepas bajumu, Mbah akan mengalir kan tenaga, memperbaiki syaraf syaraf Angger lagi, biar semakin cepat kemajuan Kanuragan Angger".

Tirta segera memindahkan tubuhnya di depan Mbah Hardjoikoro yang segera menempelkan dua telapak tangan ke punggung Tirta.

Segera Tirta memusatkan akal budinya mengawal tenaga lembut yang memasuki tubuhnya lewat telapak tangan Mbah Hardjo.. Tidak seperti kemaren , kali ini Mbah Hardjo tetap tenang dan tidak terlihat capek,

"Sudah cukup Ngger untuk kali ini, .. syaraf dan aliran darah mu sudah cukup bagus dan lancar alirannya."

"Iya Mbah terimakasih", ucap Tirta.

Ketika Tirta membuka mata terlihat disampingnya sudah ada Delima dan Kang Damar, juga teko dan poci yang masih mengebul pertanda teh masih panas

"Ayo silakan di minum dulu Ngger" Mbah Hardjo segera menawarkan teh di barengi tangan tua Mbah Hardjo yang menuangkan teh dari teko.

Mereka segera minum teh bersama sama.

Mbah Hardjo segera mengeluarkan rokok buatannya sendiri yang terbuat dari klobot kali ini , klobot adalah kulit jagung seperti kertas, fungsinya sebagai pembungkus tembakau.

"Ayo Ngger dicoba udud Mbah ini, asli tanpa bahan kimia Ngger"

Seperti kemaren, Tirta mengiyakan saja tanpa berani menolaknya .

"Mbah ini gimana , Mas Tirta kan anak modern, masak disuruh ngerokok kaya gituan" seru Delima.

"Ndak papa Delima, Mas Tirta dah pernah nyoba rokok nya Mbah kok" Jawab Tirta.

"Lumayan enak loh Del". Tirta memuji rokok nya Mbah Hardjo. Padahal sebenarnya rasanya agak aneh, tapi demi menyenangkan hati Mbah Hardjo Tirta memujinya.

"Nih cobalah Del," goda Tirta. "Biar kamu tau nikmatnya merokok" Tirta menawarkannya pada Delima. Kontan Delima menolak dengan keras.

"Ih sorry ya mas, cewek tu gak boleh ngerokok tau!"jawab Delima cemberut .mereka asyik berbincang .

Beberapa saat kemudian Damar mengajak Tirta untuk mulai berlatih lagi,

"Adi ayo kita berangkat," sudah larut.

"Iya Kang" jawab Tirta.

Damar dan Tirta segera Bangkit, Mbah hardjo juga bangkit, dia memang ingin melihat perkembangan latihan Tirta.

"Ayah,... Delima ikutan ya"! pinta Delima pada Ayahnya,

"Jangan Delima, ini sudah larut tidak baik bagi anak gadis keluar malem malem".

"Kan ada Ayah, Mas Tirta juga Eyang Yah?!.

"Sudahlah lain kali aja ya, Ayah akan ajak kamu".. Damar tetap menolak nya.

Delima memasang wajah cemberut dan menggerutu,

"Ayah pelit ah",, segera dia berlalu ke belakang dengan sebalnya.

"Maaf Adi, Delima memang anak manja, biasanya semua keinginannya Kakang penuhi" ! Damar mengeluhkan putri semata wayangnya itu pada Tirta

***

Di lereng Gunung Ungaran yang curam dan terjal terlihat tiga bayangan manusia yang berlari mendaki dengan cepat, seperti hantu saja.

"Kita akan naik sampe puncak gunung Adi, tapi kita tidak mendaki di jalur yang biasa didaki para pendaki gunung, kita akan menghindari mereka! seru Damar .

"Iya Kakang", jawab Tirta keras, karena hujan yang rintik yang menerpa juga tiupan angin di lereng pegunungan yang membawa angin dingin dan suara yang keras karena menyapu rimbunan daun-daun perdu dan juga pohon-pohon pinus di lereng Gunung Ungaran membuat suara tidak mudah didengar dengan jelas.

Kecepatan mendaki mereka luar biasa cepatnya. seperti berlari di dataran saja.

Ketika sudah berlari mendaki hampir satu jam , puncak gunung sudah terlihat jelas, Damar mengurangi kecepatan mendakinya, dan berkata

"Adi, kamu masih kuat kan?"

Alhamdulillah Kakang, masih kuat, Latihan dari Kakang dan Mbah Hardjo sangat terasa sekarang ini Kang" jawab tirta .

Mbah Hardjo tersenyum mendengarnya dan menjawab.

"Pembukaan syaraf dan aliran darah Angger menjadikan kekuatan dan kecepatan serta daya tahan Angger meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya".

Iya Mbah, terimakasih atas petunjuk Mbah dan kang Damar".

Mereka segera meneruskan mendaki Gunung yang sudah tampak puncaknya tersebut.

Ketika tepat tengah malam, mereka sudah mencapai puncak Gunung,.

Terpopuler

Comments

Elfrida Darti

Elfrida Darti

author ini apakah orang semarang?

2024-05-08

1

Alan Bumi

Alan Bumi

lan kali = lain kali

2023-10-22

1

Djo M

Djo M

Tirta gimana sih delima mosok ditawarin rokok.?

2023-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 krisis percaya diri
2 Awal persahabatan
3 malam syahdu dan awal permusuhan
4 perundungan
5 Pertemuan dengan Abdi dalem
6 Asal usul Mbah Hardjoikoro"
7 Mulai berlatih
8 Dinda yang cantik
9 bergabung dengan kelompok pecinta alam
10 WanaHardi
11 Tantangan terbuka
12 Damar
13 Delima
14 Kedekatan
15 Kehangatan keluarga
16 Iza
17 pendakian 1
18 Latihan Keras di Puncak Gunung Ungaran
19 Diksar
20 Sabotase
21 sang penyelamat
22 kecurigaan
23 kunjungan ke camp
24 bentrok
25 kekuatan Tirta
26 Kebenaran
27 Tirta yang culun
28 Keluarga Dinda
29 Terkenal
30 Ke rumah
31 Kemampuan Tirta
32 Wasis Joyokusumo
33 Aji Lembu Sekilan
34 Latihan kanuragan bagi Bayu dan Adnan
35 Tameng Waja, Tapak Geni
36 Panen Rambutan
37 Pandu
38 Perubahan Bayu
39 Vs Master Karate
40 Kekalahan sang Master
41 undangan Dinda
42 Pak Fajrul
43 Preman suruhan
44 penyesalan
45 motor sebagai penebus dosa
46 antara dua pemuda
47 resah gelisah menunggu
48 habis gelap terbitlah cinta
49 perpisahan
50 Ikatan Iza
51 juragan cantik
52 tamu tak diundang
53 hancurnya tamu tak di undang
54 markas kelompok Hendra
55 Hans
56 jatuhnya markas kelompok Hendra
57 hati juragan cantik
58 kota Tegal
59 pembunuh bayaran
60 Leo sang pembunuh bayaran
61 godaan si resepsionis
62 rayuan maut
63 pertarungan di pinggir pantai
64 tentang Leo
65 hari yang santai
66 menuju Ibukota
67 Nadine
68 kegilaan seorang Bayu
69 persembunyian Hendra
70 ki Suromenggolo
71 kesadaran Ludiro
72 menuju Vila
73 godaan wanita sexy
74 lagi! godaan wanita sexy
75 godaan berlanjut
76 Ancaman pembunuhan
77 ketegangan
78 penyerbuan orang-orang tak di kenal
79 pertarungan hidup dan mati
80 akhir pertarungan hidup dan mati
81 Mr Budiman
82 pulang
83 kembali ke padepokan dan kembali ke Jakarta
84 pasukan pembunuh
85 si kaki kilat
86 Reno, kepala pasukan pembunuh
87 tandang Damar dan Leo
88 air mata pria perkasa
89 Hari Baru suasana baru 21+
90 Denis lagi
91 sahabat Nadine
92 Mama, Rani dan Randi
93 hampir
94 pulang
95 Tirta yang romantis ?
96 kembali berlatih di puncak ungaran
97 menuju Tengger Bromo
98 Dukuh rahasia
99 ki ranu
100 keluar hutan
101 menuju puncak Bromo
102 Penanjakan 1
103 Bayangan Nastiti
104 pulang tanpa Tirta, Bayu dan Adnan
105 kembali ke padukuhan Srengseng
106 aji Suryo Dahono
107 Bayu Bajra
108 pengawal padukuhan
109 kedatangan Aryo Seto
110 perang tanding
111 perang tanding
112 Akhir dari perang tanding
113 tentang permintaan ki Ranu
114 lengsernya ki Ranu
115 pemilihan Jagabaya
116 adu kanuragan
117 bersiap pulang
118 mulai kuliah lagi
119 rencana pembalasan Mr Budiman
120 kembali berlatih bersama di Gunung Ungaran
121 latih tanding dengan eyang Pandu dan mbah Hardjo.
122 gerakan Mr Budiman
123 pertandingan beladiri di pulau terpencil
124 kepulauan Anambas
125 pertarungan seru
126 pertarungan sengit
127 akhir dari pertandingan
128 bakat Irman
129 pergerakan pasukan Mr Budiman
130 penculikan
131 pertarungan di halaman rumah pak Michael
132 Mahardika
133 jejak penculik
134 pertemuan Tirta Jayakusuma dan Aryo Seto
135 pak Joyo
136 penyelamatan Iza.
137 penyelamatan Dinda
138 rencana pak Fajrul
139 pertemuan pak Fajrul dan pak Joyo
140 suasana padepokan
141 keadaan Dinda
142 rasa bersalah
143 lamaran
144 penculik
145 penyelamatan calon istri
146 mendadak nikah
147 tugas dari eyang
148 road to Ijen
149 Surabaya
150 Gunung Ijen
151 perguruan silat
152 perkumpulan perguruan silat
153 pertemuan dengan Ludiro
154 para sesepuh perguruan silat
155 rasa penasaran
156 es mosi Intan
157 cerita masa lalu
158 ganteng ganteng jorok
159 ujian sebelum turun gelanggang
160 turun gelanggang
161 Jadug
162 Mawar
163 akhir ritual
164 pemuda ringkih yang mengejutkan
165 babak ketiga
166 Mawar yang berduri
167 pertarungan yang melelahkan
168 Mahardika vs Roy
169 pertarungan terakhir
170 pertarungan terakhir
171 akhir dari pertarungan
172 perpisahan
173 kembali lagi ke Srengseng
174 pagi di dukuh Srengseng
175 persiapan menghadapi orang-orang Wuni
176 perubahan di padukuhan Wuni
177 Rencana orang orang Srengseng
178 kakek tua dan cucunya
179 Ki Wigati
180 berita dari Telik sandi
181 orang orang luar
182 kedatangan Mahardhika dan kawan-kawan
183 aksi Mawar
184 kemunculan musuh lama
185 penyerangan
186 pertarungan di mulai
187 masa lalu Ki Ranu dan Ki Pradigdo
188 jatuhnya korban
189 Sampyuh
190 permainan kyai Wonokerti
191 Akhirnya...
192 Akhir hidup Wulungan
193 Sepasang pedang Iblis
194 Selamat jalan Aryo Seto
195 pertemuan ayah dan anak
196 perpisahan
197 kota Batu
198 kembali ke padepokan
199 Kebersamaan
200 berkunjung ke rumah ibu dosen
201 Devania
202 Bos Diky
203 kemunculan cakar besi
204 mencari petunjuk
205 lokalisasi
206 bergerak
207 pertarungan seru melawan kelompok Cakar Iblis
208 penguasa Jakarta
209 Gandok baru
210 kedatangan Patrik dan Ujang
211 penculikan
212 persiapan menghadapi cakar iblis
213 perintah leluhur
214 Vs Patrik
215 tinju Maut
216 Patrik
217 pertarungan
218 Leo vs Ujang
219 persiapan menyambut kedatangan Mahardika dan kawan-kawan
220 keakraban di padepokan
221 kebersamaan di padepokan
222 ngrogo Sukmo
223 Ikhwal persahabatan dengan si kumbang
224 si Kumbang
225 Irman dan si Kumbang
226 hukuman
227 tetua Cakar Iblis
228 Sangga Buana
229 keberangkatan Dika dan Ludiro
230 kedatangan Tirta Jayakusuma
231 Di rumah pak Michael
232 kantor pak Michael
233 rapat
234 Stefan ternyata....
235 pemerasan oleh Cakar Iblis
236 awal bentrokan
237 Cakar Emas yang licin
238 usaha Stefan
239 kedatangan Kapten Waringin Jati
240 kedatangan Irman yang mengejutkan
241 pagi di rumah pak Michael
242 rencana
243 penjajagan
244 Scratch Goblin
245 rencana penyerangan
246 Nadine dan Nastiti
247 putri cantik sang Ketua
248 semua bergerak
249 pertarungan dua gadis
250 pertarungan seru dimulai
251 Jatuhnya markas Cakar iblis Jakarta Utara.
252 Tirta vs Tetua Sangga Buana
253 kemarahan pemimpin besar Cakar Iblis!
254 jatuhnya markas-markas cabang Cakar Iblis
255 markas Depok
256 keberhasilan
257 kakak katrina
258 kekuatan Windu
259 Tirta vs Windu
260 pertaruhan
261 Pecahnya aji Reco Pitu
262 jati diri ketua Cakar Iblis
263 rencana penyerangan lagi
264 menuju Alas Purwo Banyuwangi
265 Ki Lodaya
266 padepokan di tengah Alas Purwo
267 mulai penyerbuan markas Cakar Iblis
268 gugurnya tetua Sangga Bumi
269 adu jiwa
270 Brazilian Jiu Jitsu dan Capoeira
271 Badak, ketua cabang Cakar Iblis
272 markas Bogor
273 gugur
274 akhir dari markas cabang Cakar Iblis
275 rencana besar sang big Bos
276 puncak kekuatan Tirta Jayakusuma
277 Akhir
278 rencana kepulangan
279 kembali
280 Keputusan Tirta Jayakusuma
281 harapan
282 kembali ke kampus
283 Paksaan Dinda
284 usaha memisahkan Iza
285 penabrak adalah orang yang sial
286 pengakuan Jody
287 keputusan pak Fajrul
288 walimatul urs
289 malam pertama
290 menghadiri undangan bang Leo dan Mawar
291 keinginan Nadine
292 Mall dan Resto
293 bulan madu yang tertunda
294 bujukan dari tetua dukuh Srengseng
295 calon cucu
296 cucu kembar- Tamat
297 pengumuman
Episodes

Updated 297 Episodes

1
krisis percaya diri
2
Awal persahabatan
3
malam syahdu dan awal permusuhan
4
perundungan
5
Pertemuan dengan Abdi dalem
6
Asal usul Mbah Hardjoikoro"
7
Mulai berlatih
8
Dinda yang cantik
9
bergabung dengan kelompok pecinta alam
10
WanaHardi
11
Tantangan terbuka
12
Damar
13
Delima
14
Kedekatan
15
Kehangatan keluarga
16
Iza
17
pendakian 1
18
Latihan Keras di Puncak Gunung Ungaran
19
Diksar
20
Sabotase
21
sang penyelamat
22
kecurigaan
23
kunjungan ke camp
24
bentrok
25
kekuatan Tirta
26
Kebenaran
27
Tirta yang culun
28
Keluarga Dinda
29
Terkenal
30
Ke rumah
31
Kemampuan Tirta
32
Wasis Joyokusumo
33
Aji Lembu Sekilan
34
Latihan kanuragan bagi Bayu dan Adnan
35
Tameng Waja, Tapak Geni
36
Panen Rambutan
37
Pandu
38
Perubahan Bayu
39
Vs Master Karate
40
Kekalahan sang Master
41
undangan Dinda
42
Pak Fajrul
43
Preman suruhan
44
penyesalan
45
motor sebagai penebus dosa
46
antara dua pemuda
47
resah gelisah menunggu
48
habis gelap terbitlah cinta
49
perpisahan
50
Ikatan Iza
51
juragan cantik
52
tamu tak diundang
53
hancurnya tamu tak di undang
54
markas kelompok Hendra
55
Hans
56
jatuhnya markas kelompok Hendra
57
hati juragan cantik
58
kota Tegal
59
pembunuh bayaran
60
Leo sang pembunuh bayaran
61
godaan si resepsionis
62
rayuan maut
63
pertarungan di pinggir pantai
64
tentang Leo
65
hari yang santai
66
menuju Ibukota
67
Nadine
68
kegilaan seorang Bayu
69
persembunyian Hendra
70
ki Suromenggolo
71
kesadaran Ludiro
72
menuju Vila
73
godaan wanita sexy
74
lagi! godaan wanita sexy
75
godaan berlanjut
76
Ancaman pembunuhan
77
ketegangan
78
penyerbuan orang-orang tak di kenal
79
pertarungan hidup dan mati
80
akhir pertarungan hidup dan mati
81
Mr Budiman
82
pulang
83
kembali ke padepokan dan kembali ke Jakarta
84
pasukan pembunuh
85
si kaki kilat
86
Reno, kepala pasukan pembunuh
87
tandang Damar dan Leo
88
air mata pria perkasa
89
Hari Baru suasana baru 21+
90
Denis lagi
91
sahabat Nadine
92
Mama, Rani dan Randi
93
hampir
94
pulang
95
Tirta yang romantis ?
96
kembali berlatih di puncak ungaran
97
menuju Tengger Bromo
98
Dukuh rahasia
99
ki ranu
100
keluar hutan
101
menuju puncak Bromo
102
Penanjakan 1
103
Bayangan Nastiti
104
pulang tanpa Tirta, Bayu dan Adnan
105
kembali ke padukuhan Srengseng
106
aji Suryo Dahono
107
Bayu Bajra
108
pengawal padukuhan
109
kedatangan Aryo Seto
110
perang tanding
111
perang tanding
112
Akhir dari perang tanding
113
tentang permintaan ki Ranu
114
lengsernya ki Ranu
115
pemilihan Jagabaya
116
adu kanuragan
117
bersiap pulang
118
mulai kuliah lagi
119
rencana pembalasan Mr Budiman
120
kembali berlatih bersama di Gunung Ungaran
121
latih tanding dengan eyang Pandu dan mbah Hardjo.
122
gerakan Mr Budiman
123
pertandingan beladiri di pulau terpencil
124
kepulauan Anambas
125
pertarungan seru
126
pertarungan sengit
127
akhir dari pertandingan
128
bakat Irman
129
pergerakan pasukan Mr Budiman
130
penculikan
131
pertarungan di halaman rumah pak Michael
132
Mahardika
133
jejak penculik
134
pertemuan Tirta Jayakusuma dan Aryo Seto
135
pak Joyo
136
penyelamatan Iza.
137
penyelamatan Dinda
138
rencana pak Fajrul
139
pertemuan pak Fajrul dan pak Joyo
140
suasana padepokan
141
keadaan Dinda
142
rasa bersalah
143
lamaran
144
penculik
145
penyelamatan calon istri
146
mendadak nikah
147
tugas dari eyang
148
road to Ijen
149
Surabaya
150
Gunung Ijen
151
perguruan silat
152
perkumpulan perguruan silat
153
pertemuan dengan Ludiro
154
para sesepuh perguruan silat
155
rasa penasaran
156
es mosi Intan
157
cerita masa lalu
158
ganteng ganteng jorok
159
ujian sebelum turun gelanggang
160
turun gelanggang
161
Jadug
162
Mawar
163
akhir ritual
164
pemuda ringkih yang mengejutkan
165
babak ketiga
166
Mawar yang berduri
167
pertarungan yang melelahkan
168
Mahardika vs Roy
169
pertarungan terakhir
170
pertarungan terakhir
171
akhir dari pertarungan
172
perpisahan
173
kembali lagi ke Srengseng
174
pagi di dukuh Srengseng
175
persiapan menghadapi orang-orang Wuni
176
perubahan di padukuhan Wuni
177
Rencana orang orang Srengseng
178
kakek tua dan cucunya
179
Ki Wigati
180
berita dari Telik sandi
181
orang orang luar
182
kedatangan Mahardhika dan kawan-kawan
183
aksi Mawar
184
kemunculan musuh lama
185
penyerangan
186
pertarungan di mulai
187
masa lalu Ki Ranu dan Ki Pradigdo
188
jatuhnya korban
189
Sampyuh
190
permainan kyai Wonokerti
191
Akhirnya...
192
Akhir hidup Wulungan
193
Sepasang pedang Iblis
194
Selamat jalan Aryo Seto
195
pertemuan ayah dan anak
196
perpisahan
197
kota Batu
198
kembali ke padepokan
199
Kebersamaan
200
berkunjung ke rumah ibu dosen
201
Devania
202
Bos Diky
203
kemunculan cakar besi
204
mencari petunjuk
205
lokalisasi
206
bergerak
207
pertarungan seru melawan kelompok Cakar Iblis
208
penguasa Jakarta
209
Gandok baru
210
kedatangan Patrik dan Ujang
211
penculikan
212
persiapan menghadapi cakar iblis
213
perintah leluhur
214
Vs Patrik
215
tinju Maut
216
Patrik
217
pertarungan
218
Leo vs Ujang
219
persiapan menyambut kedatangan Mahardika dan kawan-kawan
220
keakraban di padepokan
221
kebersamaan di padepokan
222
ngrogo Sukmo
223
Ikhwal persahabatan dengan si kumbang
224
si Kumbang
225
Irman dan si Kumbang
226
hukuman
227
tetua Cakar Iblis
228
Sangga Buana
229
keberangkatan Dika dan Ludiro
230
kedatangan Tirta Jayakusuma
231
Di rumah pak Michael
232
kantor pak Michael
233
rapat
234
Stefan ternyata....
235
pemerasan oleh Cakar Iblis
236
awal bentrokan
237
Cakar Emas yang licin
238
usaha Stefan
239
kedatangan Kapten Waringin Jati
240
kedatangan Irman yang mengejutkan
241
pagi di rumah pak Michael
242
rencana
243
penjajagan
244
Scratch Goblin
245
rencana penyerangan
246
Nadine dan Nastiti
247
putri cantik sang Ketua
248
semua bergerak
249
pertarungan dua gadis
250
pertarungan seru dimulai
251
Jatuhnya markas Cakar iblis Jakarta Utara.
252
Tirta vs Tetua Sangga Buana
253
kemarahan pemimpin besar Cakar Iblis!
254
jatuhnya markas-markas cabang Cakar Iblis
255
markas Depok
256
keberhasilan
257
kakak katrina
258
kekuatan Windu
259
Tirta vs Windu
260
pertaruhan
261
Pecahnya aji Reco Pitu
262
jati diri ketua Cakar Iblis
263
rencana penyerangan lagi
264
menuju Alas Purwo Banyuwangi
265
Ki Lodaya
266
padepokan di tengah Alas Purwo
267
mulai penyerbuan markas Cakar Iblis
268
gugurnya tetua Sangga Bumi
269
adu jiwa
270
Brazilian Jiu Jitsu dan Capoeira
271
Badak, ketua cabang Cakar Iblis
272
markas Bogor
273
gugur
274
akhir dari markas cabang Cakar Iblis
275
rencana besar sang big Bos
276
puncak kekuatan Tirta Jayakusuma
277
Akhir
278
rencana kepulangan
279
kembali
280
Keputusan Tirta Jayakusuma
281
harapan
282
kembali ke kampus
283
Paksaan Dinda
284
usaha memisahkan Iza
285
penabrak adalah orang yang sial
286
pengakuan Jody
287
keputusan pak Fajrul
288
walimatul urs
289
malam pertama
290
menghadiri undangan bang Leo dan Mawar
291
keinginan Nadine
292
Mall dan Resto
293
bulan madu yang tertunda
294
bujukan dari tetua dukuh Srengseng
295
calon cucu
296
cucu kembar- Tamat
297
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!