Damar

"Maafkan aku Iza, untuk sekarang-sekarang ini aku belum bisa mengajakmu , mungkin setelah Diksar aku bisa mengajakmu, tapi bukan ke rumah kakek, tapi kerumahku aja, gimana?" Tirta memberi solusi yang laen. Dia tidaklah mungkin mengajak Iza ke rumah Mbah Hardjo, entah nanti.

Iza tersenyum mendengar ajakan Tirta..

"Janji ya Ta, aku pengin kenal sama adik dan ibumu" iza menyetujui usul Tirta. Iza sungguh gembira Tirta mau mengajaknya ke rumah nya setelah Diksar.

Tanpa terasa hari sudah menjelang Magrib.. basecamp sudah kosong ditinggal kan mahasiswa, Tirta segera melangkah bersama Iza menuju masjid di area kampus.. untuk melaksanakan Sholat Magrib..

***

"Ibu, Tirta seperti biasa pulang malem ya Bu" Tirta berbicara dengan sang Ibu lewat hape..

"Iya Nang, hati hati di jalan" jawab sang Ibu memberikan restunya pada putra sulungnya.

Tirta segera memacu motor bututnya, Iza sudah pulang begitu selesai sholat magrib.

Beberapa saat kemudian Tirta sudah sampai di mushola daerah Plalangan Gunungpati tempat biasanya dia bertemu Mbah Hardjo. Segera saja dia berwudhu dan melaksanakan sholat Isya, sholat berjamaah sudah usai jadi dia sholat sendirian.

Seperti kemaren kemaren, kedatangan Mbah Hardjo kali ini pun tanpa Tirta ketahui, tiba tiba saja muncul di belakang nya.

"Sudah selesai sholat Ngger,?" sapa Mbah Hardjo.

"Iya mbah barusan selasai jawab Tirta dengan terkejut.

"Ayo Ngger , Mbah Hardjo segera mengajak Tirta menuju padepokan yang mendadak saja muncul di depan sana. Mereka berjalan menyusuri gang kecil yang menghubungkan Mushola dan padepokan. jaraknya juga tidak begitu jauh.. sekitar seratusan meter.

"Mari Ngger silahkan masuk!"

Mbah Harjo mendahului masuk dan diikuti Tirta.. ketika sudah sampai si dalam, ternyata didalam sudah ada seseorang yang duduk di kursi tamu..

"Kenalkan Ngger ini anak Mbah,,, Damar namanya.! " Mbah Hardjo mengenalkan seseorang tersebut yang ternyata adalah Damar yang pernah diceritakan oleh mbah Hardjo kemaren.

Tirta segera mengulurkan tangannya dan disambut uluran tangan pula oleh Damar. kemudian mereka segera duduk..

"Ngger Tirta, Damar akan ikut membantu Angger dalam latihan latihan nanti, sedikit banyak Damar punya kemampuan olah kanuragan yang bisa mempercepat peningkatan kemampuan Angger."

Mbah Hardjo membuka pembicaraan diantara mereka.. ,

"Iya anakmas , kedepannya panggil saja nama saya Damar". Damar melanjutkan.

"Sebaiknya saya panggil kakang saja, saya masih muda kang, sedangkan kang Damar sudah seusia bapak saya, dan seharusnya pun saya memanggil Bapak, tapi kalo saya memanggil bapak kesannya kurang akrab ya".. jawab Tirta.

Damar tersenyum mendapat jawaban seperti itu dari Tirta. Ternyata Tirta seorang pemuda ramah yang menghargai orang lain.

"Terserah anakmas Tirta saja, mau memanggil saya apa" jawab Damar. Sebenarnyalah usia Damar memang sepantaran dengan orang tua Tirta.

"Begitu juga baik Ngger, Damar memang usianya jauh melampaui dirimu.. juga dia secara tidak langsung adalah kakak seperguruanmu jadi sepantasnya Angger memanggilnya kakang. "Tapi jangan panggil aku guru Ngger, Mbah tidak berani,! karena ilmu yang dititipkan ke Mbah sendiri dan Damar hanya sekedar nya dari warisan leluhur Angger" "Kelak kalo sudah tiba saatnya Angger akan menerima sepenuhnya ilmu itu dari sumbernya langsung.".

"Mbah disini hanya mempersiapkan dirimu Ngger".

Mbah Hardjo terdiam sejenak sambil menarik nafas dalam-dalam dan segera melanjutkan perkataannya.

"Tugas Mbah disini secara turun temurun mengawal ilmu ilmu warisan keluarga Angger untuk dapat terus mencari penerus penerus dari tiap generasi,"

"padepokan ini serta kebun kebun ini adalah juga warisan dari sang " Kanjeng Adipati". kebun ini dikelola oleh Mbah dan selanjutnya pengelolaan diteruskan oleh Damar,

karena tenaga Mbah yang sudah jauh berkurang.."

"Jika Angger kedepannya mengalami kesulitan ajaklah Damar, dia bisa membantu angger dalam menghadapi kesulitan"

"Iya anakmas, Jika ada kesulitan apapun, anakmas bisa langsung menghubungi kakangmu ini, kapanpun dan dimanapun pasti kakang akan sekuat tenaga membantumu" Damar menambahkan kata-kata mbah Hardjo.

"Jika Angger kesini pada siang hari , pasti angger tidak menemukan padepokan ini kan Ngger" ?

"Iya mbah , beberapa kali Tirta lewat tidak tahu kalo ada padepokan ini, kemaren saya penasaran dan ingin menanyakan hal ini pada Mbah Hardjo!" jawab Tirta.

"Sebenarnya padepokan ini memang dilindungi oleh semacam kekuatan yang menyebabkan padepokan tidak terlihat oleh orang awam, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat keberadaan padepokan ini Ngger. kalo orang biasa, padepokan ini hanya terlihat seperti rumah biasa pada umumnya yang terletak di tengah tengah kebun."...Mbah Hardjo kembali menarik napas dan menyeruput kopi yang memang sudah disediakan Damar sebelumnya, kemudian segera melanjutkan penjelasannya.

"Angger nanti akan Mbah bantu untuk membuka simpul syaraf lanjutan dari yang kemarin, selain memperlancar sirkulasi darah juga menambah kekuatan Angger beberapa kali lipat lagi, dan dengan begitu juga Angger bisa dengan mudah menemukan padepokan ini pada siang hari".

"Mungkin ada penjelasan yang kurang jelas bagi Angger? Tanya Mbah Hardjo.

"Njih Mbah, itu yang dimaksud Kanjeng Adipati itu siapa ya Mbah?"

"Beliau adalah leluhurmu Ngger, itu dulu yang bisa Mbah kasih tau. Nantinya Angger akan tau sendiri!" jawab Mbah Hardjo.

"Iya Mbah" jawab Tirta.

"Ayo Ngger Mbah akan membantumu membuka memperlancar aliran darah, juga membuka simpul-simpul saraf yang belum terbuka".

Mbah Hardjo segera mengambil tikar dan di gelar di lantai yang cukup luas..

"Duduklah bersila Ngger, Mbah akan membuka simpul Angger".

Tirta segera duduk bersila.

"Lepaskan baju atasmu Ngger, agar aliran tenaga mbah lebih mudah masuk dalam tubuh Angger".

"Iya mbah" Tirta segera melepaskan kausnya.

Mbah Hardjo segera duduk bersila di belakang punggung Tirta, dengan kedua telapak tangan menempel di punggung Tirta.

"Pusatkan Akal pikiranmu Ngger dan Nenuwun pada Gusti Allah, "

Segera Tirta merasakan kekuatan yang luar biasa kuat masuk melalui kedua telapak tangan Mbah Hardjo , masuk ke aliran darahnya menyusuri seluruh tubuhnya dan berputar-putar di pusarnya.

"Ngger, pusatkan kekuatan yang masuk ke tubuh Angger, pusatkan di pusar." Mbah Hardjo memberi petunjuknya.

Tirta segera merasakan tenaga yang masuk dan memusatkan dalam pusarnya. Tenaga yang masuk seperti gombang lautan,, terus menerus memasuki aliran darah , menerjang hambatan-hambatan yang ada di depannya,.

Beberapa saat kemudian,, Mbah Hardjo mulai kecapekan nafasnya mulai tersengal-sengal, tampaknya tenaganya sudah terkuras.

"Sudah cukup Ngger" Mbah Hardjo segera melepaskan kedua telapak tangan dari punggung Tirta.

Mbah Harjo segera memejamkan mata dan mengatur pernafasan untuk memulihkan tenaganya.

Tirta juga duduk bersila berusaha mengendalikan tenaganya yang bergolak golak seperti kuda yang melonjak-lonjak dalam tubuhnya.

Beberapa saat kemudian , .

Mbah Hardjo sudah mulai teratur pernafasan nya dan segera membuka mata.

"Damar!" panggil Mbah Hardjo.

"Njih Bopo."

"Ajaklah Angger Tirta berlatih bersamamu, susurilah sungai di belakang, juga di lereng-lereng gunung, Aku agak letih Damar", kata Mbah Hardjo lirih.

"Njih Bopo, akan Damar lanjutkan pelatihan buat anakmas Tirta". Damar segera menyanggupi permintaan Mbah hardjo.

"Marilah anakmas Tirta". Ajak Damar segera.

"Sebaiknya kakang jangan panggil aku anakmas, kakang sudah aku anggap kakang sendiri , bagaimana kalo panggil aku Tirta saja. nanti kalo terdengar orang kelihatan aneh, jaman gini ada yang manggil" anakmas".

"Boleh juga, tapi kalo memanggil Langsung anakmas dengan Tirta saja saya juga kurang sreg, aku panggil aja Adi ya." jawab Damar.

***

Mereka berdua segera terlihat akrabnya, mereka berlari-lari dengan cepatnya melompat dari satu batu ke batu laen, walauupun batu-batu terlihat licin karena permukaannya ditumbuhi lumut.

kemampuan Tirta sudah maju dengan pesatnya. jarak batu yang jauh dengan mudahnya di lompati..

Satu jam kemudian latihan di sungai sudah dirasakan Cukup. tak ada tantangan lagi disana. Damar segera mengajak menyusuri lereng lereng terjal dengan berlari lari. Mendaki, memanjat dinding terjal dengan kemiringan sampai 90 derajat. melompati ngarai juga bergelantungan diantara pohon pohon di lereng Gunung Ungaran.

"Gimana Adi, letihkah?" Tanya Damar..

"Belum sama sekali Kakang, gak tau tenaga ku sepertinya gak ada habisnya", seru Tirta.

"Iya Adi, itulah manfaat di bukanya simpul simpul darah oleh Bopo, juga karena pada dasarnya Adi adalah pemuda yang kuat dan tahan banting, kalo di gembleng seperti ini, pastilah kemampuan olah kanuragan Adi bisa cepat maju.

"Adi kita cari tempat yang agak lapang. akan Kakang tunjukkan beberapa olah kanuragan kas Keluarga Adi, biar nanti bisa mempertahankan diri juga bisa menolong orang yang membutuhkan"

"Disana Kakang, ada tempat yang agak lapang, kita kesana saja, ." mereka segera berlari menuju tempat yang di tunjukkan Tirta.

Tempat itu ada di pinggiran hutan dan ada gubug disitu.. .mungkin di gunakan oleh para pemburu untuk beristirahat atau mungkin juga para petani yang punya lahan dilereng yang agak tinggi.

Damar segera menunjukkan beberapa gerakan pukulan, elakan dan tendangan khas warisan keluarganya.

"Ayo Adi ikuti gerakan ku. salur kan tenaga sesuai kebutuhan ke tangan dan kaki Adi"!.

Tirta mengikuti arahan-arahan Damar, karena usia Damar yang sudah tengah baya, kekuatannya pun luar biasa kuat dan cepat dengan membawa angin pukulan dan tendangan yang menderu . Damar membimbing Tirta dengan sungguh-sungguh. Sifatnya tegas dan agak sedikit keras dibanding Mbah Hardjo, jadi Tirta juga harus mengikuti arus. Berlatih keras dan sungguh-sungguh.

Ketika hari sudah tengah malam mereka berganti cara berlatih. Terlihat sebuah pertarungan yang cukup mendebarkan jika di lihat oleh orang awam.. pukulan pukulan dan tendangan Tirta mengandung pengerahan tenaga yang cukup kuat dan cepat , terlihat debu beterbangan, mengitari pertarungan mereka. Damar hanya mengikuti saja arah pergerakan tirta, Dia hanya mengerahkan sedikit tenaga untuk mengimbangi

"Luar biasa kekuatan ini Kakang, tapi kekuatan kakang jauh lebih luar biasa lagi! inikah kekuatan olah kanuragan warisan keluarga ini kakang?. Tirta bertanya sambil terus menerus menyerang Damar. Dia bersemangat sekali dalam latihan kali ini, karena sebelumnya belum pernah merasakan kekuatan seperti ini.

"Ini belum ada apa-apanya Adi, jika Adi berlatih lebih keras lagi maka adi akan mendapatkan kekuatan yang jauh lebih kuat lagi!" seru Damar.

"Tapi kekuatan seperti ini harus adi gunakan dengan bijak dan jangan digunakan untuk Adigang Adigung dan Adiguna!. tambah Damar..

Terpopuler

Comments

Alan Bumi

Alan Bumi

tengah baya = paruh baya

2023-10-22

1

🐊вαⷦнͣαᷟиͧ gαͨвͧυᷟтͣ

🐊вαⷦнͣαᷟиͧ gαͨвͧυᷟтͣ

thor artinya adigang, adigung&adiguna itu apa???

2023-09-12

0

rajes salam lubis

rajes salam lubis

mantap bener bener

2023-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 krisis percaya diri
2 Awal persahabatan
3 malam syahdu dan awal permusuhan
4 perundungan
5 Pertemuan dengan Abdi dalem
6 Asal usul Mbah Hardjoikoro"
7 Mulai berlatih
8 Dinda yang cantik
9 bergabung dengan kelompok pecinta alam
10 WanaHardi
11 Tantangan terbuka
12 Damar
13 Delima
14 Kedekatan
15 Kehangatan keluarga
16 Iza
17 pendakian 1
18 Latihan Keras di Puncak Gunung Ungaran
19 Diksar
20 Sabotase
21 sang penyelamat
22 kecurigaan
23 kunjungan ke camp
24 bentrok
25 kekuatan Tirta
26 Kebenaran
27 Tirta yang culun
28 Keluarga Dinda
29 Terkenal
30 Ke rumah
31 Kemampuan Tirta
32 Wasis Joyokusumo
33 Aji Lembu Sekilan
34 Latihan kanuragan bagi Bayu dan Adnan
35 Tameng Waja, Tapak Geni
36 Panen Rambutan
37 Pandu
38 Perubahan Bayu
39 Vs Master Karate
40 Kekalahan sang Master
41 undangan Dinda
42 Pak Fajrul
43 Preman suruhan
44 penyesalan
45 motor sebagai penebus dosa
46 antara dua pemuda
47 resah gelisah menunggu
48 habis gelap terbitlah cinta
49 perpisahan
50 Ikatan Iza
51 juragan cantik
52 tamu tak diundang
53 hancurnya tamu tak di undang
54 markas kelompok Hendra
55 Hans
56 jatuhnya markas kelompok Hendra
57 hati juragan cantik
58 kota Tegal
59 pembunuh bayaran
60 Leo sang pembunuh bayaran
61 godaan si resepsionis
62 rayuan maut
63 pertarungan di pinggir pantai
64 tentang Leo
65 hari yang santai
66 menuju Ibukota
67 Nadine
68 kegilaan seorang Bayu
69 persembunyian Hendra
70 ki Suromenggolo
71 kesadaran Ludiro
72 menuju Vila
73 godaan wanita sexy
74 lagi! godaan wanita sexy
75 godaan berlanjut
76 Ancaman pembunuhan
77 ketegangan
78 penyerbuan orang-orang tak di kenal
79 pertarungan hidup dan mati
80 akhir pertarungan hidup dan mati
81 Mr Budiman
82 pulang
83 kembali ke padepokan dan kembali ke Jakarta
84 pasukan pembunuh
85 si kaki kilat
86 Reno, kepala pasukan pembunuh
87 tandang Damar dan Leo
88 air mata pria perkasa
89 Hari Baru suasana baru 21+
90 Denis lagi
91 sahabat Nadine
92 Mama, Rani dan Randi
93 hampir
94 pulang
95 Tirta yang romantis ?
96 kembali berlatih di puncak ungaran
97 menuju Tengger Bromo
98 Dukuh rahasia
99 ki ranu
100 keluar hutan
101 menuju puncak Bromo
102 Penanjakan 1
103 Bayangan Nastiti
104 pulang tanpa Tirta, Bayu dan Adnan
105 kembali ke padukuhan Srengseng
106 aji Suryo Dahono
107 Bayu Bajra
108 pengawal padukuhan
109 kedatangan Aryo Seto
110 perang tanding
111 perang tanding
112 Akhir dari perang tanding
113 tentang permintaan ki Ranu
114 lengsernya ki Ranu
115 pemilihan Jagabaya
116 adu kanuragan
117 bersiap pulang
118 mulai kuliah lagi
119 rencana pembalasan Mr Budiman
120 kembali berlatih bersama di Gunung Ungaran
121 latih tanding dengan eyang Pandu dan mbah Hardjo.
122 gerakan Mr Budiman
123 pertandingan beladiri di pulau terpencil
124 kepulauan Anambas
125 pertarungan seru
126 pertarungan sengit
127 akhir dari pertandingan
128 bakat Irman
129 pergerakan pasukan Mr Budiman
130 penculikan
131 pertarungan di halaman rumah pak Michael
132 Mahardika
133 jejak penculik
134 pertemuan Tirta Jayakusuma dan Aryo Seto
135 pak Joyo
136 penyelamatan Iza.
137 penyelamatan Dinda
138 rencana pak Fajrul
139 pertemuan pak Fajrul dan pak Joyo
140 suasana padepokan
141 keadaan Dinda
142 rasa bersalah
143 lamaran
144 penculik
145 penyelamatan calon istri
146 mendadak nikah
147 tugas dari eyang
148 road to Ijen
149 Surabaya
150 Gunung Ijen
151 perguruan silat
152 perkumpulan perguruan silat
153 pertemuan dengan Ludiro
154 para sesepuh perguruan silat
155 rasa penasaran
156 es mosi Intan
157 cerita masa lalu
158 ganteng ganteng jorok
159 ujian sebelum turun gelanggang
160 turun gelanggang
161 Jadug
162 Mawar
163 akhir ritual
164 pemuda ringkih yang mengejutkan
165 babak ketiga
166 Mawar yang berduri
167 pertarungan yang melelahkan
168 Mahardika vs Roy
169 pertarungan terakhir
170 pertarungan terakhir
171 akhir dari pertarungan
172 perpisahan
173 kembali lagi ke Srengseng
174 pagi di dukuh Srengseng
175 persiapan menghadapi orang-orang Wuni
176 perubahan di padukuhan Wuni
177 Rencana orang orang Srengseng
178 kakek tua dan cucunya
179 Ki Wigati
180 berita dari Telik sandi
181 orang orang luar
182 kedatangan Mahardhika dan kawan-kawan
183 aksi Mawar
184 kemunculan musuh lama
185 penyerangan
186 pertarungan di mulai
187 masa lalu Ki Ranu dan Ki Pradigdo
188 jatuhnya korban
189 Sampyuh
190 permainan kyai Wonokerti
191 Akhirnya...
192 Akhir hidup Wulungan
193 Sepasang pedang Iblis
194 Selamat jalan Aryo Seto
195 pertemuan ayah dan anak
196 perpisahan
197 kota Batu
198 kembali ke padepokan
199 Kebersamaan
200 berkunjung ke rumah ibu dosen
201 Devania
202 Bos Diky
203 kemunculan cakar besi
204 mencari petunjuk
205 lokalisasi
206 bergerak
207 pertarungan seru melawan kelompok Cakar Iblis
208 penguasa Jakarta
209 Gandok baru
210 kedatangan Patrik dan Ujang
211 penculikan
212 persiapan menghadapi cakar iblis
213 perintah leluhur
214 Vs Patrik
215 tinju Maut
216 Patrik
217 pertarungan
218 Leo vs Ujang
219 persiapan menyambut kedatangan Mahardika dan kawan-kawan
220 keakraban di padepokan
221 kebersamaan di padepokan
222 ngrogo Sukmo
223 Ikhwal persahabatan dengan si kumbang
224 si Kumbang
225 Irman dan si Kumbang
226 hukuman
227 tetua Cakar Iblis
228 Sangga Buana
229 keberangkatan Dika dan Ludiro
230 kedatangan Tirta Jayakusuma
231 Di rumah pak Michael
232 kantor pak Michael
233 rapat
234 Stefan ternyata....
235 pemerasan oleh Cakar Iblis
236 awal bentrokan
237 Cakar Emas yang licin
238 usaha Stefan
239 kedatangan Kapten Waringin Jati
240 kedatangan Irman yang mengejutkan
241 pagi di rumah pak Michael
242 rencana
243 penjajagan
244 Scratch Goblin
245 rencana penyerangan
246 Nadine dan Nastiti
247 putri cantik sang Ketua
248 semua bergerak
249 pertarungan dua gadis
250 pertarungan seru dimulai
251 Jatuhnya markas Cakar iblis Jakarta Utara.
252 Tirta vs Tetua Sangga Buana
253 kemarahan pemimpin besar Cakar Iblis!
254 jatuhnya markas-markas cabang Cakar Iblis
255 markas Depok
256 keberhasilan
257 kakak katrina
258 kekuatan Windu
259 Tirta vs Windu
260 pertaruhan
261 Pecahnya aji Reco Pitu
262 jati diri ketua Cakar Iblis
263 rencana penyerangan lagi
264 menuju Alas Purwo Banyuwangi
265 Ki Lodaya
266 padepokan di tengah Alas Purwo
267 mulai penyerbuan markas Cakar Iblis
268 gugurnya tetua Sangga Bumi
269 adu jiwa
270 Brazilian Jiu Jitsu dan Capoeira
271 Badak, ketua cabang Cakar Iblis
272 markas Bogor
273 gugur
274 akhir dari markas cabang Cakar Iblis
275 rencana besar sang big Bos
276 puncak kekuatan Tirta Jayakusuma
277 Akhir
278 rencana kepulangan
279 kembali
280 Keputusan Tirta Jayakusuma
281 harapan
282 kembali ke kampus
283 Paksaan Dinda
284 usaha memisahkan Iza
285 penabrak adalah orang yang sial
286 pengakuan Jody
287 keputusan pak Fajrul
288 walimatul urs
289 malam pertama
290 menghadiri undangan bang Leo dan Mawar
291 keinginan Nadine
292 Mall dan Resto
293 bulan madu yang tertunda
294 bujukan dari tetua dukuh Srengseng
295 calon cucu
296 cucu kembar- Tamat
297 pengumuman
Episodes

Updated 297 Episodes

1
krisis percaya diri
2
Awal persahabatan
3
malam syahdu dan awal permusuhan
4
perundungan
5
Pertemuan dengan Abdi dalem
6
Asal usul Mbah Hardjoikoro"
7
Mulai berlatih
8
Dinda yang cantik
9
bergabung dengan kelompok pecinta alam
10
WanaHardi
11
Tantangan terbuka
12
Damar
13
Delima
14
Kedekatan
15
Kehangatan keluarga
16
Iza
17
pendakian 1
18
Latihan Keras di Puncak Gunung Ungaran
19
Diksar
20
Sabotase
21
sang penyelamat
22
kecurigaan
23
kunjungan ke camp
24
bentrok
25
kekuatan Tirta
26
Kebenaran
27
Tirta yang culun
28
Keluarga Dinda
29
Terkenal
30
Ke rumah
31
Kemampuan Tirta
32
Wasis Joyokusumo
33
Aji Lembu Sekilan
34
Latihan kanuragan bagi Bayu dan Adnan
35
Tameng Waja, Tapak Geni
36
Panen Rambutan
37
Pandu
38
Perubahan Bayu
39
Vs Master Karate
40
Kekalahan sang Master
41
undangan Dinda
42
Pak Fajrul
43
Preman suruhan
44
penyesalan
45
motor sebagai penebus dosa
46
antara dua pemuda
47
resah gelisah menunggu
48
habis gelap terbitlah cinta
49
perpisahan
50
Ikatan Iza
51
juragan cantik
52
tamu tak diundang
53
hancurnya tamu tak di undang
54
markas kelompok Hendra
55
Hans
56
jatuhnya markas kelompok Hendra
57
hati juragan cantik
58
kota Tegal
59
pembunuh bayaran
60
Leo sang pembunuh bayaran
61
godaan si resepsionis
62
rayuan maut
63
pertarungan di pinggir pantai
64
tentang Leo
65
hari yang santai
66
menuju Ibukota
67
Nadine
68
kegilaan seorang Bayu
69
persembunyian Hendra
70
ki Suromenggolo
71
kesadaran Ludiro
72
menuju Vila
73
godaan wanita sexy
74
lagi! godaan wanita sexy
75
godaan berlanjut
76
Ancaman pembunuhan
77
ketegangan
78
penyerbuan orang-orang tak di kenal
79
pertarungan hidup dan mati
80
akhir pertarungan hidup dan mati
81
Mr Budiman
82
pulang
83
kembali ke padepokan dan kembali ke Jakarta
84
pasukan pembunuh
85
si kaki kilat
86
Reno, kepala pasukan pembunuh
87
tandang Damar dan Leo
88
air mata pria perkasa
89
Hari Baru suasana baru 21+
90
Denis lagi
91
sahabat Nadine
92
Mama, Rani dan Randi
93
hampir
94
pulang
95
Tirta yang romantis ?
96
kembali berlatih di puncak ungaran
97
menuju Tengger Bromo
98
Dukuh rahasia
99
ki ranu
100
keluar hutan
101
menuju puncak Bromo
102
Penanjakan 1
103
Bayangan Nastiti
104
pulang tanpa Tirta, Bayu dan Adnan
105
kembali ke padukuhan Srengseng
106
aji Suryo Dahono
107
Bayu Bajra
108
pengawal padukuhan
109
kedatangan Aryo Seto
110
perang tanding
111
perang tanding
112
Akhir dari perang tanding
113
tentang permintaan ki Ranu
114
lengsernya ki Ranu
115
pemilihan Jagabaya
116
adu kanuragan
117
bersiap pulang
118
mulai kuliah lagi
119
rencana pembalasan Mr Budiman
120
kembali berlatih bersama di Gunung Ungaran
121
latih tanding dengan eyang Pandu dan mbah Hardjo.
122
gerakan Mr Budiman
123
pertandingan beladiri di pulau terpencil
124
kepulauan Anambas
125
pertarungan seru
126
pertarungan sengit
127
akhir dari pertandingan
128
bakat Irman
129
pergerakan pasukan Mr Budiman
130
penculikan
131
pertarungan di halaman rumah pak Michael
132
Mahardika
133
jejak penculik
134
pertemuan Tirta Jayakusuma dan Aryo Seto
135
pak Joyo
136
penyelamatan Iza.
137
penyelamatan Dinda
138
rencana pak Fajrul
139
pertemuan pak Fajrul dan pak Joyo
140
suasana padepokan
141
keadaan Dinda
142
rasa bersalah
143
lamaran
144
penculik
145
penyelamatan calon istri
146
mendadak nikah
147
tugas dari eyang
148
road to Ijen
149
Surabaya
150
Gunung Ijen
151
perguruan silat
152
perkumpulan perguruan silat
153
pertemuan dengan Ludiro
154
para sesepuh perguruan silat
155
rasa penasaran
156
es mosi Intan
157
cerita masa lalu
158
ganteng ganteng jorok
159
ujian sebelum turun gelanggang
160
turun gelanggang
161
Jadug
162
Mawar
163
akhir ritual
164
pemuda ringkih yang mengejutkan
165
babak ketiga
166
Mawar yang berduri
167
pertarungan yang melelahkan
168
Mahardika vs Roy
169
pertarungan terakhir
170
pertarungan terakhir
171
akhir dari pertarungan
172
perpisahan
173
kembali lagi ke Srengseng
174
pagi di dukuh Srengseng
175
persiapan menghadapi orang-orang Wuni
176
perubahan di padukuhan Wuni
177
Rencana orang orang Srengseng
178
kakek tua dan cucunya
179
Ki Wigati
180
berita dari Telik sandi
181
orang orang luar
182
kedatangan Mahardhika dan kawan-kawan
183
aksi Mawar
184
kemunculan musuh lama
185
penyerangan
186
pertarungan di mulai
187
masa lalu Ki Ranu dan Ki Pradigdo
188
jatuhnya korban
189
Sampyuh
190
permainan kyai Wonokerti
191
Akhirnya...
192
Akhir hidup Wulungan
193
Sepasang pedang Iblis
194
Selamat jalan Aryo Seto
195
pertemuan ayah dan anak
196
perpisahan
197
kota Batu
198
kembali ke padepokan
199
Kebersamaan
200
berkunjung ke rumah ibu dosen
201
Devania
202
Bos Diky
203
kemunculan cakar besi
204
mencari petunjuk
205
lokalisasi
206
bergerak
207
pertarungan seru melawan kelompok Cakar Iblis
208
penguasa Jakarta
209
Gandok baru
210
kedatangan Patrik dan Ujang
211
penculikan
212
persiapan menghadapi cakar iblis
213
perintah leluhur
214
Vs Patrik
215
tinju Maut
216
Patrik
217
pertarungan
218
Leo vs Ujang
219
persiapan menyambut kedatangan Mahardika dan kawan-kawan
220
keakraban di padepokan
221
kebersamaan di padepokan
222
ngrogo Sukmo
223
Ikhwal persahabatan dengan si kumbang
224
si Kumbang
225
Irman dan si Kumbang
226
hukuman
227
tetua Cakar Iblis
228
Sangga Buana
229
keberangkatan Dika dan Ludiro
230
kedatangan Tirta Jayakusuma
231
Di rumah pak Michael
232
kantor pak Michael
233
rapat
234
Stefan ternyata....
235
pemerasan oleh Cakar Iblis
236
awal bentrokan
237
Cakar Emas yang licin
238
usaha Stefan
239
kedatangan Kapten Waringin Jati
240
kedatangan Irman yang mengejutkan
241
pagi di rumah pak Michael
242
rencana
243
penjajagan
244
Scratch Goblin
245
rencana penyerangan
246
Nadine dan Nastiti
247
putri cantik sang Ketua
248
semua bergerak
249
pertarungan dua gadis
250
pertarungan seru dimulai
251
Jatuhnya markas Cakar iblis Jakarta Utara.
252
Tirta vs Tetua Sangga Buana
253
kemarahan pemimpin besar Cakar Iblis!
254
jatuhnya markas-markas cabang Cakar Iblis
255
markas Depok
256
keberhasilan
257
kakak katrina
258
kekuatan Windu
259
Tirta vs Windu
260
pertaruhan
261
Pecahnya aji Reco Pitu
262
jati diri ketua Cakar Iblis
263
rencana penyerangan lagi
264
menuju Alas Purwo Banyuwangi
265
Ki Lodaya
266
padepokan di tengah Alas Purwo
267
mulai penyerbuan markas Cakar Iblis
268
gugurnya tetua Sangga Bumi
269
adu jiwa
270
Brazilian Jiu Jitsu dan Capoeira
271
Badak, ketua cabang Cakar Iblis
272
markas Bogor
273
gugur
274
akhir dari markas cabang Cakar Iblis
275
rencana besar sang big Bos
276
puncak kekuatan Tirta Jayakusuma
277
Akhir
278
rencana kepulangan
279
kembali
280
Keputusan Tirta Jayakusuma
281
harapan
282
kembali ke kampus
283
Paksaan Dinda
284
usaha memisahkan Iza
285
penabrak adalah orang yang sial
286
pengakuan Jody
287
keputusan pak Fajrul
288
walimatul urs
289
malam pertama
290
menghadiri undangan bang Leo dan Mawar
291
keinginan Nadine
292
Mall dan Resto
293
bulan madu yang tertunda
294
bujukan dari tetua dukuh Srengseng
295
calon cucu
296
cucu kembar- Tamat
297
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!