Mushola itu sederhana tapi bersih, parkirannya lumayan luas, dan ditanami pohon buah-buahan. Kelengkeng, Rambutan ada juga Durian, tapi pada waktu ini pohon-pohon buah masih belum masak. Masih beberapa bulan lagi baru masak buahnya.
Letak Mushola ini ada di desa Plalangan kecamatan Gunungpati, masih termasuk wilayah kota Semarang.
Walaupun agak terpencil. Kecamatan Gunungpati sendiri terletak di lereng Gunung Ungaran sebelah utara, menjadikan Gunungpati berhawa sejuk dan lumayan dingin khas daerah yang terletak di lereng
pegunungan.
Tirta segera memutar balik motor butut nya mengarah mushola di kanan jalan, memasuki halaman mushola dan memarkir motor di bawah sebuah pohon kelengkeng yang berdaun lebat. Dengan tertatih tatih dan agak menyeret kaki dia menuju tempat wudhu dan segera berwudhu
"Ahh segar sekali air ini batinnya". Segera saja dia menuju teras mushola, ruang utama ternyata juga telah tertutup. Jadi Tirta sholat di teras Mushola. Setelah Sholat Isya dan berdoa kepada yang Maha Kuasa, Tirta yang kecapekan dan tubuh yang lebam lebam hasil perbuatan Aldi dan gengnya, kemudian merebahkan tubuhnya di lantai Mushola. Terasa begitu penat dan letihnya dia hari ini.
Terbayang kejadian-kejadian yang telah menghampirinya.. bertemu dengan Iza yang cantik dan lembut hingga diajak menyanyi di depan banyak mahasiswa hingga dia dipukuli Aldi hingga babak belur, terekam jelas dalam benaknya.
Dia tidak ingin punya musuh, dia tidak ingin memusuhi dan dimusuhi. Dia hanya ingin punya sahabat saja, tidak berlebihan keinginannya.
Karena tiduran di lantai Mushola dan membayangkan hal-hal tadi, lama kelamaan kantuk menyerangnya, kepalanya jadi terasa berat karena mata sudah susah diajak kompromi.
Ketika dalam keadaan sadar dan tidak , terdengar suara pelan menyapanya,
"Ngger.. apa kamu lelah sekali sehingga ketiduran disini?" antara sadar dan tidak Tirta melihat seorang kakek-kakek dengan tubuh agak bongkok dan kurus mendekatinya, Tirta berusaha untuk segera duduk buat menyambut sang kakek tua, tapi seluruh tubuhnya terasa tidak bisa bergerak. Dia berusaha agak kuat, tapi tubuh tetap tidak mampu untuk di gerakkan, seperti ketindihan dalam mimpi ( ketindihan adalah mimpi yang seakan akan kita sadar tapi kita tidak mampu menggerakkan badan)
"Iya kek aku lelah sekali kek jadi setelah solat aku ketiduran disini". jawab Tirta. Walau badan tak bisa digerakkan tapi Tirta masih bisa berbicara dengan baik..
"Sudah tiduran saja Ngger,, tidak apa apa, mungkin tubuh Angger ingin beristirahat saja".
Tirta terdiam mendengar nya.
"Angger bernama Tirta kan? Tirta Jayakusuma?" tanya sang kakek.
" Iya kek, kakek kok tau nama saya?" jawab Tirta terkejut.
"Ada yang memberi tau kakek namamu Ngger, nanti kedepannya Angger juga akan tau".
Sambil berbicara sang kakek duduk disebelah tirta yang sedang berbaring. Tangan sang kakek yang kurus, hanya terlihat tulang dan kulit yang keriput dengan perlahan memijit mijit tangan Tirta, terasa aliran hangat yang menyebar kedalam tubuhnya ketika tangan tangan kering sang kakek menyentuh tubuhnya. sambil memijit pelan tubuh Tirta yang terbaring lemah, sang kakek berbicara,
"Kenapa tubuh kamu Ngger, keliatannya kamu habis di pukuli orang ya? " tanya kakek.
"Iya kek aku dipukuli seniorku di Kampus".
Tirta mulai menceritakan kejadian tadi sewaktu dipukuli Aldi dan kawan kawanya. Sang kakek mendengarkan dengan seksama sambil tangannya terus memijit.. tangan, jari, lengan , kaki, kepala dan badan tirta.
"Kenapa kamu tidak melawannya Ngger!?.
"Aku tidak mampu melawan mereka kek, mereka berjumlah banyak , aku sendirian." jawab tirta.
"Besok lain kali Angger harus melawannya, kalo bisa di hindari hindarilah,! kalo tidak bisa, Angger harus melawannya" nasehat kakek dengan suara yang lembut.
"Iya kek terimakasih atas nasihatnya", jawab tirta.
"Oh ya Ngger nama kakek adalah, Hardjo,,,Hardjoikoro lengkapnya,. panggil saja mbah Hardjo ngger.."
"Mbah Hardjo ",, sebut Tirta pelan mengulang nama mbah Hardjo.
"Besok diusahakan mampirlah ketempat mbah ngger, mbah tinggal disana" Mbah Hardjo menunjukkan arah dengan jari telunjuk kearah samping mushola yang berjarak kira kira seratus meteran .
Terlihat ada bangunan Joglo ber arsitektur kuno.. tidak terlalu besar.. tapi cukup gagah dan terlihat berwibawa seperti penampakan penampakan keraton jaman dulu.
Tirta mengikuti arah yang ditunjukkan Mbah Hardjo.
Seingat Tirta disitu tidak ada bangunan seperti itu , tapi entahlah Tirta gak mau pusing memikirkannya.
"Besok mampirlah Ngger, setelah Isya, jangan sore hari," kata Mbah Hardjo dengan penekanan.
Tirta mengangguk pelan.
"ya sudah ngger lanjutkan istirahatmu besok ketika bangun tubuhmu akan menjadi segar lagi " kata Mbah Hardjo sambil bangkit meninggalkan Tirta yang termangu-mangu memandang punggung Mbah Hardjo yang meninggalkan dirinya.
Setelah Mbah Hardjo pergi tanpa terasa matanya begitu berat dan dia jatuh tertidur dengan pulasnya.
Tanpa terasa hari sudah mendekati subuh, sudah ada beberapa warga mulai berdatangan untuk melaksanakan sholat Subuh.
Terdengar suara Adzan yang merdu mengalun.. Mendengar suara adzan, Tirta segera bangun dari tidurnya.
"Ahh sepertinya aku bermimpi.. tapi seperti nyata saja" batinnya..
Ketika dia bangkit terasa begitu ringannya tubuhnya.Dia memeriksa tangan kaki, mukanya,, nyeri dan sakit hilang semua, cuma bekas luka berdarah di alisnya masih membekas luka robek..dia bergegas mengambil air wudlu.. ketika membasuh muka masih terasa perih di luka karena terkena air. tapi secara keseluruhan tubuhnya terasa ringan dan penuh tenaga.. lebih bugar dari biasanya malah.
Ketika selesai Sholat Subuh Tirta segera mengingat lagi bahwa tadi malem dia sempat di pijat mbah Hardjo..
"Kelihatannya aku sedang tidak bermimpi,, nyata sekali" tapi ketika dia menengok arah rumah Joglo yang di tunjukkan Mbah Hardjo rumah tersebut tidak ada lagi..
"Mungkin rumahnya bukan si situ ya, atau hanya halusinasiku saja" .. Ahh entahlah.. coba besok malam aku kesini lagi sesuai permintaan kakek kakek tadi" demikian Tirta memutuskan dalam hatinya untuk datang lagi nanti malam .
Segera Tirta memacu motor bututnya menuju rumah.
***
Dirumah, Ibu nya sudah khawatir anak laki lakinya nggak pulang, khawatir terjadi apa apa dengan tirta, soalnya akhir akhir ini banyak kejadian pembegalan yang disertai kekerasan dan pembunuhan.
"Tapi Tirta motornya butut jelek lagi, gak mungkin begal mau ngarah motor tirta" hibur ibu pada diri sendiri.. "
Sudah dari semalam Ibu menghubungi tirta lewat WA.. tapi gak kesambung terus, udah nyuruh nyuruh Bapak juga adik-adiknya Tirta tetep aja gak ter konek..
"Bapak ini gimana anak gak pulang santai aja Ayo sana cari,, ke kampus dia! seru ibunya Tirta." Tunggulah sebentar Ibu nanti jam 8 kalo Tirta gak pulang, Bapak nanti yang nyari ke kampusnya.."
"Bapak ini gimana anak kita dah dari tadi malem gak pulang bapaaaak..". ibu mulai mengomeli Bapak.. seorang Ibu pasti akan khawatir ketika anak-anaknya gak ada kabar beritanya..
Ketika lagi seru-serunya ibu ngomel,, mendadak di depan ada suara motor berhenti dan segera terdengar salam
"Assalamualaikum" begitu suara terdengar langsung aja tirta nyelonong masuk..
"Tirtaaaa kenapa kau pulang pagi!! gak ngasih kabar,, ibu kawatir kamu kenapa napa!! ibu langsung datang dan memeluk Tirta erat-erat,, air mata meleleh di kedua pipi Ibu yang bersih dan putih walau sudah usia pertengahan Ibu tetaplah cantik..
"Iya Ibu.. maafin Tirta,, Tirta lupa ngasih kabar, soalnya acaranya tuh full banget!! maafin Tirta ya bu" tirta merajuk dengan wajah melas. sehingga ibu berhenti ngomelnya.
"Sudah sana cepetan mandi."
"Iya Bu Tirta mandi dulu " jawab Tirta.
"Iya sana segera mandi Ta" nanti habis mandi istirahat aja, pasti kamu kecapekan kan" Bapak menimpali.
"Iya Pak.. siap '! seru Tirta yang segera menaruh tas dan juga melepas baju untuk segera mandi.
Usai mandi Tirta tiduran di kamarnya sambil buka- buka WA.. banyak sekali panggilan dari Ibu Bapak juga dua adiknya. Pasti tadi malem keluarganya bingung setengah mati.
Tirta bersyukur punya keluarga yang perhatian.. sambil melihat lihat WA yang masuk sempat terpikikir juga olehnya , siapa Mbah Hardjo itu? , kakek itu juga tau namanya, siapa dia sebenarnya?, juga terasa setelah dipijit kakek itu tubuhnya jadi ringan dan penuh tenaga..
Karena penasaran dengan kondisi fisiknya yang tiba tiba berubah Tirta mencoba melakukan push up.
Alangkah kagetnya dia ..
"Wah ringan sekali ini.. tenagaku benar benar meningkat pesat". ketika hitungan sudah menginjak 200 tapi masih terasa ringan.. biasanya dia push up 100 kali walau kuat tapi juga sudah mulai berat..
"Ah aku coba pake jari telunjuk aja" batinnya. ketika dia mulai push up dengan jari telunjuknya tetap saja mudah melakukannya..
"Leviii...!
teriak Tirta memanggil adeknya..
"Iya ada apa mas" jawab Levi yang buru buru masuk kamar kakaknya.. "
"Sini, coba kamu duduk di punggung kakak. kakak mau nyoba pushup dengan kamu duduk di punggung kakak!
"Iya jawab Levi.. Segera levi duduk di punggung kakaknya..
"Hitung ya Vi ! perintah sang kakak, segera terdengar hitungan Levi
"1,.2,.3...... 100.." teriak Levi.
"Gila kakak kuat sekali" Levi terkejut setengah mati melihat kemampuan kakaknya yang menjadi luar biasa kuatnya, padahal Levi termasuk agak gemuk, beratnya 55 kilo!
"Kakak habis minum narkoba ya " teriak Levi!"
"Hush ndaklah,, masak kakak minum narkoba.. dapat duit dari mana..!!. buat beli bensin aja pas pasan", balas Tirta..
"lha ini buktinya, kakak jadi kuat sekali".. sergah Levi..
" Iya nanti kakak kasih tau ceritanya..tapi jangan cerita sama bapak ama ibu lho!!..
"Iya iya kak, akan levi jaga rahasianya kakak asal kakak ngajarin juga Levi ya!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Achmad Satar
ceritanya bagus thor..tapi sayangnya audionya berhenti terus gak full..tolong diperbaiki lagi
2025-03-23
0
Erni Sasa
duuh thor maaf nih maaf banget ya tolong dong di benerin lagi paragraf,y tanda kutip,y juga biar enak kita"yg baca🙏🙏
ceritanya mah bagus thor🥰
2024-06-06
0
Muji Yanto
oke ,,lanjutkan dan selipin banyolan2yg lucu biar tbah. gres
2024-05-21
0