Tirta segera mengarahkan motornya kearah daerah Ngaliyan, menyusuri jalan jalan kota semarang.
Bsb terletak di pinggiran kota semarang, kira kira dua puluh kilometer dari pusat kota,
Rumah Iza terletak di cluster tersendiri , Graha Taman Bunga.
Tirta segera memasuki komplek tersebut. kesannya sunyi senyab, karena jarak antar rumah yang berjauhan.
Begitu masuk pintu gerbang utama cluster, ada beberapa satpam yang segera menghadang dan menanyakan tujuannya.
Untunglah Iza segera menyebutkan dirinya sehingga bisa dengan lancar memasuki komplek.
"Terus aja ta nanti ada perempatan belok kiri ya..
"Yak stop sini aja". Iza meminta Tirta berhenti di depan pintu gerbang dari kayu besar, yang tingginya sekitar tiga meter dengan lebar mungkin sepuluh meteran.
Iza segera turun dan memencet tombol yang ada si sebelah kanan pintu gerbang, segera ada suara dari speaker kecil yang terpasang disitu,
menanyakan identitas tamu
" Siapa ya ?" tanya suara tersebut.
" Ini aku Iza pak Dul!" jawab Iza
Oh, mbak iza,, iya mbak.
Segera pintu yang besar tersebut bergeser dengan mengeluarkan suara yang gemuruh.
Tirta segera mengarahkan motornya memasuki halaman rumah. Jarak dari pintu gerbang sampai rumah utama sekitar seratusan meter. Dengan dua arah jalan untuk masuk dan keluar, dengan di tengah tengahnya ada tamannya.
Tirta memandang dengan takjub. Rumah yang megah dengan halaman yang tampak asri dengan taman taman dan gazebo di kanan dan kirinya.
segera mereka sampai rumah utama yang di cat warna putih, menambah kesan megah dan cantik seperti istana negara juga seperti gedung putih, dengan pilar yang besar dan kokoh di kedua sisinya.
"Ayo Ta masuk," Iza segera mendorong pintu begitu saja.
Tirta segera duduk di teras hendak mencopot sepatunya..
"Eh gak usah di copot sepatunya, pake aja gak papa, bukan masjid lho!" seru Iza..
Tirta melihat marmer yang mengkilap dan terlihat sangat mewahnya jadi tadi dia merasa lebih baik melepas Sepatu aja.
"Nggak papa kale Iza, aku dah terbiasa nyeker kalo di lantai seperti ini" jawab Tirta sambil menerus kan melepas sepatunya.
"Ya udah, ayo masuk" ajak Iza.
Tirta segera melangkah masuk memasuki rumah megah nan mewah milik keluarga Iza.
Tirta takjub seketika ketika dia melihat ruangan tamu rumah ini.
"Ruang tamunya aja segede ini" batinnya. ruang tamu doang luasnya pasti 10 atau duapuluh luas rumah tempat tinggalnya.. ada lampu gantung kristal besar si tengah tengah ruangan juga ada hiasan hiasan guci besar yang menghiasi sudut sudut ruangan.
"Ayo silakan duduk dulu Ta,,"
"Mbak mbak Marni" Iza berseru memanggil, asisten rumah tangganya. Segera tergopoh gopoh seorang wanita muda keluar dari arah belakang.
Iya non Iza.. jawabnya.
"Tolong buatkan Minuman jahe hangat ya"
"Iya Non." si asisten segera mengiyakan
"Mamah Papah sudah pulang belum Mbak.tanya Iza. Tadi sih Ibu dan Bapak sudah pulang Non, tapi bapak pergi lagi, kalo ibu di kamar non, mungkin tidur" jawab mbak Marni.
"Ya sudah sana buatkan minuman buat temen Iza..cepetan sana!"
sang asisten segera berlalu
"Sebentar ya Tirta aku ganti baju duluan,, Iza segera menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
Beberapa saat kemudian Marni sudah keluar sambil membawa minuman jahe hangat dan segera di letakkannya di meja di depan Tirta.
"Ini mas minumannya, segera diminum ya mas, mumpung masih anget,"
Iya Mbak jawab Tirta..
"Eh mas nya namanya siapa mas, temennya beneran Non Iza? tanyanya yang segera duduk di seberang sofa yang diduduki Tirta.. Iya, memang kenapa mbak? tanya Tirta .
"Non Iza gak pernah ngajak temennya Cowok kerumah ini mas, paling paling juga temen sesama cewek".. marni berhenti sejenak dan segera melanjutkan.
"Pernah ada beberapa kali cowok yang maen kesini tapi baru di pintu gerbang depan sudah di tolak Non Iza.. ada juga sih sewaktu ramai ramai ada temen cowoknya , tapi itupun bareng bareng cowok cewek"..
Tirta mendengarkan penjelasan Marni.
"Lha ini masnya sendirian di ajak Non Iza,, pasti deh masnya something wrong.. hi hi hi.
"Ah temen biasa aja ko mbak" Jawab Tirta..
"Tadi mas nya belum jawab nama mas?"
Tiba tiba
"Marniiii... jangan kepo yaaa.. awas nanti aku kempesin kamu..seru Iza dari lantai atas sambil melongokkan kepala kebawah.
"Tidak,, tidak non!. Marni tidak kepo, hany nanya masnya namanya..
Marni memang subur tubuhnya tapi sebenarnya kulitnya putih bersih dan pipinya chubby seperti Bayu tapi versi cewek!
Iza segera turun dari lantai atas.
"Ta bajumu kan basah semua ganti baju gih".
"Gak papa Iza, nanti juga kering sendiri kok"
"Bajunya almarhum kakak aku tuh banyak banget masih bagus bagus.. Jadi gak papa kalo kamu pake, daripada gak kepake, . Lagian baju kamu kan basah.."
Iza berusaha membujuk Tirta buat mengganti bajunya yang basah.
Akhirnya dengan sedikit paksaan dan rajukan Iza berhasil membuat Tirta menuruti kemauannya.
Iza segera membawa Tirta ke kamar Almarhum Farhan, kakak Iza. Kamar almarhum Farhan kakanya ternyata berada di lantai dua juga, berdekatan dengan kamar Iza dan hanya terpisah oleh lorong yang menghubungkan balkon depan dengan balkon belakang.
Ternyata iza tadi sempat menyiapkan baju yang sekiranya cocok dipake Tirta.
"Ayo masuk aja, ini kamar kak Farhan." Tirta segera masuk ke kamar Farhan, dilihatnya tumpukan baju di kasur, Iza mengambil baju tersebut dan menyerahkan pada Tirta
"Cobalah Ta, kalo gak cocok itu ambil aja di dalam almari itu" Iza menunjuk almari disudut kamar.
Tirta segera di melepaskan baju basahnya dan berganti dengan baju kering yang disediakan Iza.
Iza memandangi Tirta dengan takjub
"Ih kayak kak Farhan hidup kembali" batinnya. "Cocok, sangat cocok Ta, baju kak Farhan ternyata cocok buat kamu."
"Celana kamu kan juga basah semua, sana gih ganti di kamar mandi"
"Tirta segera menuju ke kamar mandi dan berganti celana disana.
Baju kamu yang basah tinggal aja dikamar mandi Ta, biar nanti Marni yang mencucinya, kalo kamu kesini bisa kamu bawa kembali" kata Iza .
Tirta segera berganti celana di kamar mandi dan segera keluar dengan pakaian Farhan..
Ternyata pakaian Farhan memang cocok di kenakan Tirta, Tubuh Tirta yang cukup tinggi walaupun tidak terlalu tinggi dan agak kerempeng seperti pak Jokowi presiden RI, tersalut baju bagus dan mahal milik Farhan, membuat tampilannya semakin keren dan gagah, khas anak muda jaman now ..
"Iza , tidak perlu baju yang bagus seperti ini, nanti juga akan kena air lagi juga akan berkeringat lagi.."
Gak papa lah Ta, itu juga baju biasa kok" jawab Iza.
Sudah ayo kita turun, gak enak nanti kalo dilihat Marni apalagi Mama kamu"!.
Mereka segera turun ke bawah lagi, keruang tamu.
Tirta segera menghabiskan jahe hangat yang mulai dingin.
Mendadak dari arah belakang terdengar suara.
"Eh anak Mama dah pulang, Nggak ngasih tau kalo pulang, ngajak temen cowok lagi!"
Terlihat seorang wanita tengah baya keluar dari belakang. Tubuh nya agak sedikit berisi khas wanita tengah baya, wajahnya masih terlihat cantik dan tersungging senyum tulus, menambah kesan ramah.
Begitu sudah dekat, pandangan wanita tersebut terarah pada Tirta, dia terkejut sampe melongo..
"Far,, Farhan !!???" alangkah kagetnya dia ,, dia seperti melihat Farhan putranya hidup kembali,, segera diuceknya kedua matanya..
"Mam kenalin nih Tirta" Suara Iza yang mengenalkan Tirta pada Ibunya membuatnya terkejut.
"Iza ,, I... iini". Ibunya tergagap.
"Iya Mam, seperti kak Farhan ya mam, tapi ini Tirta temen Iza".
"Sekilas memang mirip mam, tapi beda kok", terang Iza.
"Kenalin Bu saya Tirta, Tirta Jayakusuma,, temennya Iza" Tirta memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya pada Mamanya Iza.
"Iya nak, saya Mamanya Iza , panggil aja seperti Iza manggil, Mama".
Tirta mengagguk mengiyakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Fuad Sutanto
bukannya sdah waktunya latihan kanuragan sama damar?, kok mlah nyasar di rumah cewek
2025-01-18
1
Qim
si Tirta punya kerutan bersusun di jidatnya gak..??
2024-09-05
0
El Diablo
Jangan, nanti jd suka ngibul...
2024-07-21
1