Segera mereka mengambil tempat duduk, Adnan mengambil inisiatif memesan bakso.
"Mas bakso komplit 5 ya.. kosongan satu saja! minum apa ini kawa?
Ta kamu yang traktir kamu pesen duluan."
"Aku es teh manis aja" jawab Tirta.
"Bay, Din, Tia, Na , kalian apa minumnya?" tanya Adnan lagi.
"Sama semua aja ya!" teriak Nani..
"Ok dah semua sama!" Adnan menegaskan kembali pesanannya.
Akhirnya mereka sepakat, segera bakso dan minuman pesanan keluar. Mereka asyik ngomong ngalor ngidul gak karuan, intinya membicarakan orientasi yang dah kelar.
"Syukur Alhamdulillah kita sudah melalui orientasi ya" ucap Adnan.
"Iya Ad semoga aja kita tetap menjadi best friend untuk kedepannya" ucap Dinda.
"Iya semoga persahabatan kita langgeng ya terus sampai tua" balas Tia.
"Jangan sampai persahabatan ini pecah atau berantakan kedepannya, ayo kita toast ", seru Adnan.
Mereka bersenda gurau merayakan awal persahabatan mereka, persahabatan yang murni yang dilandasi dari hati yang tulus tanpa kepentingan apapun yang membawa kebaikan dan kebersamaan kedepannya.
"Ayolah kita bubar dulu, besok malam kita masih ada malam inagurasi " ucap Adnan.
"Ayo Ta tugasmu ke kasir sono."
"Iya Tia" dengan ragu ragu Tirta melangkah menuju kasir.
Dia tau kemungkinan besar uangnya kurang sebab dikantong nya uang tinggal 100 rb . Kemaren dah minta tambahan uang saku sama bapak gak di kasih, minta Ibu ... kasihan .. buat kebutuhan sehari hari aja susah.
Bapak hanya punya usaha kecil- kecilan aja sedang Ibu hanya staf kantor dengan gaji yang minim , masih ada juga 2 orang adik Tirta yang sekolah di SMA dan SMP. Dan bersyukurnya Kedua adiknya sekolah di sekolah negeri membutuhkan biaya yang relatif ringan.
Semalam Tirta dah minjem sama sobatnya sewaktu SMP, Dwiki namanya, sahabat satu satunya yang dia miliki yang sering mendengar keluh kesahnya dan curhatnya. Tapi Dwiki hanya punya uang 50 ribu aja.. dan sisa uangnya 50 ribu, jadi total 100 ribu.
Didepan kasir Tirta diam saja, bingung dia.
"Mas mas kok diem aja? meja berapa mas?" tegur mbak -mbak kasir, ketika dilihatnya pemuda di depannya terbengong diam.
"Iya mbak meja 7, enam orang mbak"
"Nih mas jadi totalnya 175 rb" struk diterimanya dengan gugup..
"Eh ini .. maaf tadi berapa habisnya mbak" Tirta nyoba menanyakan lagi, siapa tau mbak kasirnya salah hitung.
"Seratus tujuh puluh lima ribu rupiah mas ganteung!"... kepala Tirta mendadak pusing..
"waduh gimana nih..". dia meraba raba saku celana saku baju, tas, mungkin nemu uang keselip, walau tau itu mustahil, tapi gimana lagi ya.... keringat dingin sudah membasahi lehernya.
Ketika sedang panik paniknya tiba-tiba,
"Ta.. ".. ada bisikan lirih dibelakangnya, terkejut,, .
"Dddin din.. dinda.." ups Tirta makin kelimpungan , malu mukanya. Memerah kayak kepiting rebus..
"Dah ini pake uangku aja, aku tau kok kalo Tirta gak ada uang."
"Trim.. terimakasih Dinda!" Tirta gugup menerima 2 lembar seratus ribuan dari Dinda.
"Iya gak papa , sono cepetan bayar ke kasir".
Setelah membayar ke kasir Tirta mendekati dinda."
"Terimakasih Din besok kalo dah ada aku ganti deh, tapi kalo dalam jangka deket ini aku belum ada."
"Jangan dipikir ta , aku ikhlas bantu kamu kok."
Setelah membayar ke kasir, mbaknya penjaga kasir nyeletuk,
"Ganteng-ganteng gak modal ya mas!".
Tirta segera ngacir sambil menarik lengan Dinda dan berjalan beriringan menghampiri Bayu , Adnan, Tia dan Nani. Setelah berbasa basi sebentar mereka bersalaman sebelum berpisah.
Tirta pulang kearah Ungaran. Adnan kembali ke kost nya di daerah sampangan. Dinda pulang ke daerah Bukit Sari, tempat orang-orang kaya Semarang, sedang Tia dan Nani bersama kost di daerah Menoreh, dekat kampus. Bayu rumahnya Demak, sementara orientasi ikut kakaknya di daerah Tembalang.
Hari sudah senja ketika Tirta melewati daerah Gunungpati. Dia seneng melewati daerah situ. Agak sepi memang, tapi pemandangannya bagus dan sejuk kayak di rumah nya.
Tirta memacu motor bututnya dengan kecepatan sedang, sambil melamun mengingat orientasi hari ini.
Ya .. pengalaman yang akan selalu di ingatnya untuk selama nya, dan ..wajah cantik imut Faiza dengan mata berbinarnya .. sungguh cantik.
Aldi yang membuatnya ketakutan, juga sahabat-sahabat barunya yang tulus..
Tanpa terasa sudah sampai di daerah desa Plalangan, terdengar suara Adzan Magrib sayup-sayup.
Tengok kanan dan kiri mencari Mushola apa Masjid yang enak buat parkir sekalian nongkrong selepas Sholat Maghrib.
Ya Tirta adalah anak yang taat dan sholeh, dididik dengan ilmu agama yang kuat pula.
Bapaknya seorang pekerja keras dan kuat keyakinannya kepada sang Khalik didukung didikan seorang Ibu yang juga mengerti ilmu agama Menjadikan Tirta Jayakusuma tumbuh menjadi pemuda yang taat tekun dan patuh pada ibu bapaknya.
Nama Tirta lengkapnya adalah Tirta Jayakusuma..., entahlah kenapa Ayahnya memberi nama yang terkesan njawani dan kuat karakternya jawanya tersebut.
***
"Assalamualaikum,,.. Wa'alaikumsalam" terdengar balasan dari dalam rumah ketika Tirta sampai di muka pintu.
"Bagaimana orientasi mu mas Tirta baik baik aja kan! ?" Ibu langsung menanyakan keadaan putra kesayangannya dengan penuh kasih pada putra sulungnya.
"Baik aja kok Bu, Tirta ketemu temen-temen baru, baik-baik semua,"
" Cantik-cantik mas ?" tiba-tiba bapak bersuara.
"Ah biasa aja pak.. cantikan Ibu,,nih ibu awet muda." ya Ibunya Tirta masih tetap awet muda, kulitnya putih wajahnya masih seperti wanita usia 30 an, padahal usia sebenarnya 43 tahun..
"Iya Ta.. Ibumu awet muda loh,, bapak pinter kan nyari istri ,, jadi kamu boleh bangga punya Ibu yang cantik jadi bisa nurun ke kamu !! kamu jadi ganteng kayak bapak!??.. ha ha haa ".
Bapak nyerocos mbanggain Ibu Tirta
"Iih .. rugi Ibu Ta dapat bapakmu jelek, pendekar deh".
"Ha.. ha. .. ha bapak pinter ya Ta.. pinter bohongi Ibu kamu!???"
"Ih sebel" Ibu langsung mencubit pinggang bapak sambil berlalu menuju dapur.
Yaa,, begitulah keluarga Tirta, walau keluarganya bukan keluarga kaya tapi keluarga ini sangatlah harmonis. Bapak, Ibu Tirta , Irman dan si bungsu Levi saling melindungi dan menyayangi, walau hidup dalam kesederhanaan.
****
"Tirtaaaa " begitu sampai di parkiran kampus dah ada yang berteriak-teriak dengan kerasnya.. ya siapa lagi kalo bukan raksasa bulet si Bayu yang berteriak-teriak dengan kerasnya di parkiran, sampai-sampai yang sudah ada di lapangan depan kampus nengok semua..
" Bay ... jangan teriak dong aku dah denger!!"
Ya hari ini dah selesai orientasinya jadi semua mahasiswa baru dah merasa lega gak ada lagi hukuman gak ada lagi ketakutan gak ada lagi hukuman.. jadi Bayu keluar watak aslinya.. ceria apa adanya dan rame..
"Ayo Ta, anak-anak dah nunggu kamu..tuh kak Faiza dah nunggu kau tuh..!" Bayu nunjuk ke tengah lapangan kampus .
Disana sudah berkumpul para senior.. mereka semua masih melotot melihat Bayu yang dengan cueknya teriak- teriak memanggil Tirta, Faiza senyum senyum saja melihat si Bayu dan Tirta, sedang Aldi sebal ngeliatnya dan langsung membuang muka.
Bayu langsung menyeret Tirta ke tengah lapangan mendekati sekumpulan senior.
"Nih kak Faiza pangeran ceking yang kau tunggu-tunggu dah dateng!! mau kak Faiza hukum lagi? pasti tuh Tirta suka kalo kak Faiza yg menghukum dia"..
"Ah ngarang kamu Bay.. aku tuh nunggu kalian semua, ada pengumuman yang harus kami sampaikan pada kalian tau!!"
Tirta yang diseret Bayu hanya diam saja tidak menanggapi bayu, wajahnya menunduk tapi sudut matanya mencuri pandang pada gadis cantik didepannya , sambil membatin "sungguh kakak senior yang cantik dan imut". cantik semua dah, tinggi semampai, kulit putih ramping suaranya merdu, rambut hitam lurus sebahu..
"Tirta hanya bisa menikmati kecantikan makhluk ciptaan tuhan di depannya dengan diam-diam.
"sudah-sudah ayo kita kumpul sama mahasiswa baru " ajak Tirta pada Bayu.
Beberapa saat kemudian .
"Hari ini orientasi kita tutup, siang ini bebas, kalian bebas berkeliling kampus, nanti sore kita kumpul disini jam 6 untuk acara inaugurasi dan ramah tamah.. sekian pengumuman nya ya" Aldi sebagai ketua panitia orientasi menutup pidatonya pada siang itu.
Siang itu sebagian besar mahasiswa baru tidak pulang ke rumah masing-masing. Mereka lebih senang ngobrol ngobrol dengan teman-teman baru mereka, ada yang di kantin, di taman atau di manapun yang bisa dibuat nongkrong. Mereka dengan semangat menunggu hari gelap untuk ikut malam inaugurasi.
Tirta, Adnan, Bayu, Dinda, Tia dan Nani dah nongkrong di kantin sebelah kampus. kantin nya cukup ramai hari itu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Oto-san create
masih belum dapet
2024-11-29
1
Arif Hermansyah
lanjut
2024-09-22
1
𝑨𝒔𝒘𝒊𝒏
dkxkxxk
2023-08-09
4