"Sudah hampir subuh Ta, sebaiknya kita sudahi dulu latihan kita, besok malam kita lanjutkan kembali". kata Damar.
"Baiklah Kakang, mari kita kembali ke padepokan.
Segera terlihat dua bayangan berlari lari menuruni lereng lereng curam di kaki Gunung Ungaran.
Setibanya mereka di padepokan, terlihat Mbah Hardjo masih bersila di lantai pendopo dan terlihat pernapasannya yang halus.. pertanda Mbah Hardjo sedang beristirahat.
Damar dan Tirta segera kebelakang untuk membersihkan diri si belakang. Ternyata dibelakang ada sebuah sumur tua yang terlihat masih sering digunakan . Damar dan Tirta segera membersihkan diri dan berganti pakaian..
Dari pengalaman kemarin, Tirta sudah menyiapkan baju pengganti. Setelah selesai mereka segera kembali kedepan, Mbah Hardjo ternyata juga sudah terbangun.
"Mari Ngger silahkan duduk" Mbah Hardjo segera menyapa dan mempersilakan mereka duduk.
" Bagaimana latihannya Ngger" Tanya Mbah Hardjo.
"Baik Mbah, tadi Kang Damar sudah mengajarkan Tirta cara penyaluran tenaga dan juga rahasia rahasia olah kanuragan berdasar ilmu warisan keluarga Mbah". jawab Tirta.
Mbah Hardjo mengangguk anggukkan kepala.
"Besok Angger akan diajar lagi oleh Damar, Mbah besok juga akan mengawasi kalian dalam berlatih, mungkin ada sedikit-sedikit kekurangan yang mungkin dilewatkan Damar, Ngger.
"Oh ya hari sudah mendekati Subuh, sebaiknya angger beristirahat sejenak disini, atau di ruang dalam kamar kalo angger mau, jangan pulang dulu Ngger.."
"Iya mbah Tirta akan beristirahat sejenak di sini saja, "
Tirta segera merebahkan dirinya di tikar yang memang sudah ada sejak semula.. segera saja dia tertidur dengan pulas nya. Sudah seharian dan hampir semalaman ini dia belum beristirahat. begitu juga dengan Damar, diapun tidur disebelah Tirta yang sudah terdengar tarikan nafas halus pertanda dia sudah memasuki alam mimpi.
***
Pagi ini setelah Sholat Subuh Tirta langsung membuka hape nya yang sejak sore hari tidak dibukanya.. untung lah baterai masih kuat jadi masih bisa dibuka untuk melihat chat yang masuk.. Ada panggilan dari Ibu dari Iza dan dari Dinda juga temannya yang laen.. juga ada chat dari Ibu yang khawatir karena tidak bisa terhubung..
Segera Tirta membalas chat ibu
"Tirta baik baik aja bu, Tirta kemaleman jadi menginap di rumah teman, Maaf ya bu", balas Tirta melalui chat. Nanti Tirta akan langsung ke kampus, soalnya hari ini ada kuliah pagi Bu. Tirta melanjutkan chat nya.. keliatannya Ibu baru sibuk jadi belum terbaca.
Tirta segera membuka chat yang lain dari Iza.
"Jangan hiraukan Aldi ya Tirta, apapun yang terjadi aku akan selalu mendukungmu, hati hati dijalan." . ada terbersit perasaan hangat di hati Tirta akan perhatian Iza. Tirta segera mengetik chat jawaban buat Iza.
"Maaf baru ngebales chat nya, soalnya semalem aku ada urusan dengan kakek, nanti kita ketemu di kampus, aku ada kuliah jam 8. Selesai jam 9.30", balas Tirta. Selanjutnya dia membalas chat chat dari teman teman lainnya.
Ketika sedang membalas chat, Tirta terlihat senyum senyum sendirian kayak orang gila aja.
Memang anak-anak sekarang kalo sudah pegang hape bisa lupa segalanya bahkan ada sesosok tubuh ramping dengan rambut panjang yang berdiri disampingnya pun tidak dirasakannya.
Dia jadi terkejut ketika ada suara gadis
"Mas? ! Masnya seperti orang barusan gila aja,, pake senyum senyum sendiri.!"
Alangkah terkejutnya Tirta, mendengar ada suara gadis disamping telinga nya.dia segera mendongakkan kepala, " Waduh" hampir saja hape jatuh dari tangannya karena terkejut, melihat ada gadis muda sudah berdiri di depannya dengan senyum nakal sedang menggodanya..
"Pacar ya mas,, kok keliatan bahagia banget" serunya.
"Ah ndak kok hanya temen aja!" jawab Tirta sekenanya.
"Temen apa temen mas?!.. sampe segitunya kok temen" balas sang gadis . Nih mas tadi aku disuruh ayah ngasih kan ubi dan singkong rebus buat mas, juga teh hangat, biar mas Tirta gak kelaparan.
"Katanya mas sudah dari kemaren kurang makan, ,masak orang kelaparan sempat sempatnya main hape, Ayah asal ngomong aja ya Mas.. asal mtas tau aja ya, tuh ayahku memang suka nya nyuruh nyuruh aku, ngapa nggak di kerjakan sendiri".. si gadis gak ngasih kesempatan buat Tirta ngomong,, dia nyerocos terus gak ada matinya.
Tirta membatin ini pasti putrinya kang Damar, pasti! kan gak mungkin putrinya Mbah Hardjo..
"Eh mas kok diem aja,, ngomong dong namanya siapa darimana?mau kemana? kok mau maunya tinggal di sini yang gak ada apa-apanya.. aku aja kalo gak terpaksa karena dipaksa ayah juga gak akan mau kesini..!" Sang gadis terus saja ngomel-ngomel tanpa bisa disela..
"Mas!.. Mas, namanya siapa Mas?". akhirnya berhenti juga si gadis ngomongnya
Tirta diam saja , sehingga si gadis tambah ngomel dengan jengkel sambil mengentak hentakkan kaki di lantai persis anak kecil yang menginginkan sesuatu tapi gak kesampaian..
"Uhh Mas nya bisu apa pura-pura bisu sih."
Tirta akhirnya tersenyum melihat si gadis yang jengkel sepeda..
"Kamu ini nyerocos terus dimana aku mau menjawabnya!" sungut Tirta.
"Namaku Tirta Jayakusuma , aku ini murid baru Mbah Hardjo dan Ayahmu Kang Damar, sudah cukup ya". Jawab Tirta.
"Ihh.. kok pelit bener jawabnya,, sariawan apa Mas!..
"Dah ini Mas, di makan dulu,.. ohya, Mas namaku Delima! Mas,, putri satu-satunya ayah Damar"
"Nggak nanya" jawab Tirta..
"Ih mas kok gitu",
"maaf hanya bercanda" jawab Tirta sambil tersenyum.. Gadis ini yang lincah lucu dan bersemangat , seusia si Irman adiknya, pasti akan seru kalo ketemuan sama Irman batinnya.
"Ada tambahan nya Mirah ndak" Tirta bertanya sambil meneguk teh hangat yang si suguhkan Delima
"kok tau mas,, mas dikasih tau ayah ya,!,"
"Yah,,,!!! ayah!! ,, ayaaahh"! teriak Delima memanggil Ayahnya..
Ada apa Nduk, Jawab Damar terdengar dari arah belakang dan segera keluar dari belakang.
"Ini Yah, mas Tirta kok tau nama Delima ada tambahan Mirahnya ya Yah.. yang tau kan hanya ayah dan kakek saja, ?"
"Tidak Delima, Ayah gak nyeritain apa apa pada Mas mu ini.". "mungkin Masmu asal tebak saja".. jawab sang Ayah.
"Iya Mirah aku asal tebal aja, biasanya tuh, nama Delima pasti kan ada Mirahnya di depan , iya kan Kang Damar?
"Maaf Adi , anakku memang manja dan agak cerewet,,maklum anak tunggal jadi suka dimanja sama kakek dan Ibunya" jawab Damar.
"Tidak apa Kang, bisa membuat hidup suasana rumah"
Damar tersenyum simpul, sedang Delima memasang wajah cemberut saja.
Selanjutnya mereka bertiga mengobrol dengan hangatnya dengan Delima yang pasang omong ini dan itu.. ada saja yang bisa membuat suasana hangat . Tanpa terasa hari beranjak siang, Tirta segera minta diri untuk pergi kuliah dan berjanji untuk datang nanti malem..
***
Pagi itu di parkiran kampus.
Begitu Tirta Sampai parkiran motor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Alan Bumi
dimana = gimana
2023-10-22
1
Alan Bumi
si belakang= di belakang
2023-10-22
0
rajes salam lubis
lanjutkan mantap bener bener
2023-04-10
0