Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 memakan waktu relatif lebih lama walaupun jarak nya lebih pendek. Akan tetapi jalanan makin terjal, berbatu dan licin dengan melintasi pinggir jurang yang cukup dalam.
Pada lokasi yang melintasi pinggir jurang yang dalam, disana sudah diberikan tambang pengaman. Tambang berfungsi jika pelintas merasa kurang aman dan merasa agak takut untuk melintas, jadi bisa bepegangan pada tambang tersebut. Di lokasi tersebut juga di tempatkan dua orang senior yang berjaga jaga, supaya tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.
Regu Satu, sudah melintasi dengan aman, regu dua segera melintas dengan aman pula, Regu satu dan dua terdiri dari anak anak cowok yang relatif punya pengalaman hiking, jadi mereka tidak perlu bantuan tambang tersebut.
Tibalah giliran Regu nya Dinda.
Dinda dan Selvi beriringan memasuki Area jalan di pinggir jurang tersebut. jalan yang berada di pinggir jurang tersebut tidak terlalu panjang. Hanya kurang lebih 5 meter saja, tapi jika kurang berhati hati dan takut akan ketinggian pasti keder juga.
Agak jauh dari rerimbunan semak belukar, terlihat dua pasang mata mengawasi dengan seksama area jalan tersebut.
"Tadi kamu dah bener , memotong sedikit tambang tersebut?" tanya seseorang bertanya pada kawannya di sebelahnya,,
"Sudah bos, aku potong beberapa serat aku tinggalkan sedikit, biar tambang kelihatan masih kencang, tapi begitu kepegang dengan kuat pasti langsung putus dech itu tambang" jawab seseorang tersebut.
"Siip, tinggal tunggu permainan lanjutannya" jawab seseorang yang dipanggil sang Bos tersebut.
Di lokasi jalanan pinggir jurang, jalan setapak yang sudah ada tambang pengaman dan di jaga senior di kedua ujungnya.
Dinda dengan pelan dan hati hati melangkahkan kakinya ke jalan setapak, dia merembet dengan posisi punggung menempel dinding batu di sisi sebelah kanan. Ya posisi jalan tersebut memang adalah tebing batu dan jurang dibawah.
Dengan pelan karena takut dia menggeser kan kaki setapak demi setapak sit ikuti Selvi , Tia dan Nani serta Niko di belakangnya mengawasi mereka.
Setelah melewati hampir setengah jalan, mendadak kaki Dinda menginjak batu yang terasa licin, spontan kedua tangannya segera meraih Tambang yang ada si depannya yang memang dipersiapkan jika terjadi keadaan darurat seperti ini
***
Regu lima yang di ketuai oleh Tirta juga sudah berjalan hampir bersamaan dengan regu 4 dan sudah hampir mendekati lokasi jalan di pinggir jurang tersebut.
Di kejauhan tampak bergerombol Regu nya Dinda,
"Tuh ngapain regunya Dinda melambat ya Ta" tunjuk Adnan.
"Entah lah, mungkin ada hambatan tampaknya"! Jawab Tirta sambil ikut mengawasi regu Dinda.
Jarak antara regu 3 dan 4 serta 5 sudah tinggal kurang lebih 50 an meter, tapi karena pekatnya malam dengan sedikit rintik hujan dan kabut yang mulai turun, menjadikan jarak pandang semakin pendek saja
Mendadak !!!
Terdengar jeritan dari regu nya Dinda. Dinda yang memegangi tambang di depannya tiba tiba saja merasa tubuhnya terayun kedepan karena tambang tersebut mendadak putus karena tidak mampu menahan beban tubuhnya,
Dinda yang terkejut segera berteriak minta tolong,
"Toloooong" teriaknya spontan.
Selvi yang ada di sebelahnya secara reflek segera mengulurkan tangannya menyambar Lengan Dinda,
Akan tetapi,, Ternyata Selvi pun tidak bisa mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Mereka terperosok dan jatuh kebawah dengan berteriak minta tolong, Kejadian begitu cepatnya, hanya beberapa detik .
Para senior yang berjaga pun tidak bisa berbuat apa apa.. Tia dan Nani berteriak dan menangis histeris
Ketika tubuh kedua orang gadis tersebut jatuh.
Ternyata tubuh mereka tidak langsung jatuh ke dasar jurang, mereka ter perosok di pinggiran jurang bagian atas yang terdapat sulur sulur tumbuhan dan juga akar akaran , tangan tangan mereka berusaha menggapai sulur sulur tersebut, tapi tangan mereka tetap tidak mampu memegang dengan erat sulur sulur itu. Tapi itu jauh lebih baik daripada tubuh mereka langsung terbanting di dasar jurang.
Ketika keputus asaan menjalari hati Dinda dan Selvi, tubuh keduanya yang melorot semakin cepat ke bawah. mereka hanya bisa pasrah kepada yang maha Kuasa.
Dalam keputus asaan, mendadak
Mereka merasakan pinggang mereka seperti ada yang menggamit, menahan mereka.
mereka merasakan tubuh mereka tetap melayang tapi tidak merasakan benturan benturan dengan sulur dan akar akaran lagi.
Tubuh mereka seperti di bawa terbang melayang.
"Ahh apakah ini yang namanya mati, ? Mam, Pah. Dinda tidak bisa membalas budi kalian yang sudah membesarkan Dinda, Maafkan dinda". batin Dinda, Air mengalir di kedua pipinya.
Ketika perasaan melayang layang sudah berhenti, Segera mereka merasa didudukkan di atas batu yang agak basah. Mereka segera membuka matanya,
Didepan mereka berdiri sesosok pemuda yang segera tersenyum pada mereka,
"Tir tirta?" seru Dinda,,
Tapi sang pemuda hanya tersenyum, dalam kegelapan malam,
wajah pemuda tersebut tidak terlalu jelas.
Ketika Dinda dan Selvi masih shock, segera pemuda tersebut melompat dengan cepat ke arah atas tebing..
Ketika Dinda sadar dia segera berteriak memanggil "Tirta !" tapi bayangan sang pemuda sudah hilang ditelan rerimbunan pohon.
"Dinda .... Selviii.." terdengar teriakan orang orang dari atas.
Nani, Tia, berteriak teriak histeris. para senior segera menghubungi rekan rekan nya untuk meminta bantuan,
"Dindaaaa.".. teriak Tia dan Nani berulang ulang..
Beberapa saat kemudian.
"Nanii Tiaaa.. kami disini!!!. Teriak dinda dari bawah..
Tia dan Nani yang mendengar suara sayup sayup dari bawah , segera berteriak teriak terharu.
"Dinda... Selviii .. kalian selamat??
Syukurlah kalian selamat!" teriak Adnan Bayu Tirta dan lain lain..
"Iya kami selamat!" teriak Selvi.
"Bantuan akan segera datang". teriak senior,
Tadi begitu terjadi jatuhnya Dinda dan Selvi, segera kakak senior penjaga di jalan ini segera memberitahu segenap panitia untuk segera mencari pertolongan. Sebentar kemudian tim senior segera meluncur ke lokasi kejadian dengan peralatan yang lengkap.
Tali temali penyelamat segera di turunkan dengan di ikuti Senior yang memang berpengalaman dalam misi misi penyelamatan.
Beberapa kali WanaHardi memang terlibat dalam penyelamatan dalam kecelakaan dalam pendakian di gunung.
Sesaat kemudian Dinda dan Selvi berhasil di evakuasi, mereka berdua segera mendapatkan pertolongan pertama. Ternyata mereka hanya lecet lecet di kedua tangan dan sikunya. Juga sedikit terkilir di kaki kiri Dinda.
****
Guntur yang sudah datang ke lokasi segera menanyakan kronologis kejadian pada senior yang menjaga tempat ini.
"Hmm padahal, tadi sore sudah aku periksa sekali lagi" batinnya sambil termenung.. Dia segera mengarahkan senter ke ujung tambang yang putus, diamatinya ujung tambang tersebut.
terlihat ada dua model ujung bekas putusnya tambang,. sebagian berserabut seperti tambang yang putus pada umumnya.. dan sebagian besar terputus dengan rajin , seperti terpotong,
"Jon, kesinilah" Guntur menggapai kearah senior yang tadi menjaga jalanan ini
"Lihatlah ujung tambang yang putus ini"!
Si Jon segera ikut mengamati ujung tambang yang terputus itu.
"Kayaknya ada yang menyabotase kita ketua" Si Jon mengambil kesimpulan. Ya kesimpulan dia sama dengan yang di pikirkan Guntur.
"Ta kesini lah" panggil Guntur pada Tirta. Tirta segera mendekat.
"Lihatlah ini!". Guntur menunjukkan ujung tambang yang terputus pada Tirta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Alan Bumi
sit = di
2023-10-22
2
Alan Bumi
katanya regu 2 balik ke perkemahan? kok ini masih ikut pendakian?
2023-10-22
0
Djo M
Aldi biangnya ya...bukan dia aja yg nyungsep di jurang
2023-09-16
0