“Apa ada permintaan lain yang lebih berharga? Laksmi tidak sebanding dengan keuntungan yang akan Astapura peroleh” ujar Siddarth mengabaikan tatapan tajam istrinya.
“Aku bukan negosiator yang handal, saat aku menginginkan sesuatu, maka itu harus tercapai” ujar Gayatri.
“Kau belum memiliki keturunan, dan hanya boleh memiliki dua pelayan”ujar Siddarth kembali pada aturan kerajaan.
“Gantikan Gunjana dengan Laksmi” ujar Gayatri tak mau kalah.
“Aku akan gantikan Rupika dengan Laksmi” ujar Siddarth membantah permintaan Gayatri.
Gayatri diam sejenak sambil meneliti wajah Siddarth. Urat dahi dan lehernya semakin
menonjol. Gayatri dapat mendengar gemeretuk gigi yang saling beradu.
“Kau akan menyesal jika Laksmi tidak menjadi pelayanku” ancam Gayatri.
“Apa yang akan kau lakukan” tanya Siddarth was-was.
Gayatri menarik selimut menutupi tubuh telanjangnya dan beranjak dari tempat tidur.
“Aku akan menulis surat untuk ayahku, dan kau akan dapat apa yang kau inginkan” ujar
Gayatri, berlalu meninggalkan Siddarth sendirian di ranjang.
Gayatri melepas selimut yang menutupi badannya dan masuk ke dalam pemandian air hangat yang telah disiapkan para pelayannya. Gayatri mencelupkan dirinya hingga kepalanya hilang dari permukaan air, beberapa detik kemudian Gayatri menampakan kepalanya di atas permukaan air.
“Tuan sudah pergi” lapor Rupika pada Gayatri yang sedang bersandar pada diding pemandian dengan mata tertutup.
“Sepertinya ke Odissa” lanjut Rupika dengan suara yang sengaja dikecilkan.
“Rupika, maukah kau berjanji satu hal padaku?” tanya Gayatri.
“Tentu saja tuan puteri, katakan janji apa yang anda ingin saya lakukan”
Gayatri tersenyum, masih dengan mata tertutup.
“Berjanjilah bahwa kau akan terus di pihakku apapun keadaanya. Begitu pun sebaliknya aku akan selalu dipihakmu dan membantumu” ujar Gayatri.
Rupika terkejut sekaligus senang, dia membuat ikatan dengan tuannya.
“Apa hukuman yang pantas bagi pihak yang melanggar janji?” tanya Gayatri.
Rupika kembali terkejut, Gayatri perlahan-lahan membuka matanya dan menatap Rupika intens. Menunggu
jawaban dari pelayan yang telah berjanji ada di pihaknya.
“Penggal. Penggal kepalanya” Rupika mengecilkan pupil matanya saat Gayatri mendekat kearahnya.
“Kemarilah” pinta Gayatri meminta Rupika mendekat ke pembatas pemandian.
“Jangan takut, tidak ada seorang pun yang akan melukaimu selama kau memegang janjimu” ujar Gayatri sambil menyentuh pipi Rupika yang basah oleh air pemandian.
“Rishi di mana kau” ujar Siddarth berjalan masuk ke Odissa.
“Ya tuan. Ada apa gerangan, anda mencari hamba?” tanya Rishi genit.
“Di mana Laksmi” tanya Siddarth.
“Ada di kamarnya, mau saya panggilkan?” tanya Rishi lagi.
“Tidak perlu! Jangan biarkan siapa pun datang menemui Laksmi, termasuk Gayatri” perintah Siddarth.
“Baik tuan” ujar Rishi patuh.
Siddarth meninggalkan Odissa, lalu menuju tempat peristirahatan para prajurit.
“Bansheer” panggil Siddarth pada penasihat perangnya.
Bansheer mendekat, belum pernah dia melihat Siddarth semarah ini selain pada saat berperang.
“Siapkan peralatanmu, malam ini kita akan berburu di hutan Cakyamuni” perintah Siddarth.
Bansheer mempersiapkan peralatan dan bekal untuk berburu.
Hari sudah sangat sore, Siddarth dan Bansheer memacu kuda berburu mereka meninggalkan istana.
Dari benteng bangsal wanita, Gayatri menatap kepergian Siddarth.
Gunjana telah memberitahunya atas perintah Siddarth, tidak seorang pun diizinkan mengunjungi Laksmi.
Menarik, Laksmi jauh lebih berharga dari ibu kandungnya. Ada apa gerangan Siddarth begitu melindungi Laksmi, apa ada rahasia tentang Siddarth yang hanya diketahui oleh Laksmi? Gayatri menarik sudut bibirnya sebelum meninggalkan benteng bangsal wanita.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments